Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Sirkulasi

Gambar 1. Sirkulasi
(http://www.ilmudasar.com/2016/08/Sistem-
Peredaran-Darah-Sirkulasi-Manusia-Adalah.html)

Setiap organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun


multiseluler. Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk
itu diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan
lancar. Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan
dihantarkan ke setiap sel melalui system sirkulasi.
Sistem sirkulasi adalah sistem yang bertugas mengedarkan oksigen dan sari
makanan keseluruh tubuh hewan. Mekanisme sirkulasi berbeda antar tingkatan
taksa seperti yang akan dipaparkan berikut ini. Sistem sirkulasi pada hewan
dibedakan menjadi 3, yaitu :
Gambar 2. Sistem terbuka dan Tertutup
(http://1.bp.blogspot.com/-
jWBCuZqAzXM/s400/Sistem%2Bjantung.png)

1. Sistem difusi
Terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba
maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan
umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
2. Sistem peredaran darah terbuka
Sistem sirkulasi darah terbuka artinya dalam peredarannya, darah
dan cairan lainnya tidak selamanya beredar atau berada di dalam
pembuluh darah. Darah menuju jaringan tanpa melalui pembuluh. Pada
saat tertentu darah meniggalkan pembuluh darah dan langsung beredar
dalam rongga-rongga tubuh dan akhirnya kembali lagi ke dalam
tubuh. Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan
volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan
mengalir dengan lambat yang mengakibatkan sari makanan yang
dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolisme
terbatas. Contohnya: Moluska dan Artropoda.
Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka tidak dilengkapi
dengan pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan,
darah akan keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara
sel jaringan. Pada tahap selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan

4
secara perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia (katup) yang
banyak terdapat di bagian tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya
pembuluh kapiler, sistem sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah.
Dengan demikian, pada setiap kontraksi jantung, volume darah yang dapat
dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain itu, tekanan
yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah
sehingga darah mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari
makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas
metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi
terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke
berbagai organ yang berbeda.
3. Sistem peredaran darah tertutup
Sistem sirkulasi darah yang terjadi dimana darah mengalir hanya
melalui pembuluh darah, tanpa pernah langsung menembus sel-sel atau
jaringan tubuh. Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus
menerus, dan tekanannya dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah
yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan
cepat. Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung
ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung. Contohnya : Annelida,
Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata.
Sistem sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila
dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah
tertutup, darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong
oleh kekuatan dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung
bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus
sehingga tekanan dalam pembuluh dapat dipertahankan tetap tinggi.
Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk kembali ke
jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem
sirkulasi ini, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke
setiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan
oksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat

5
terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme
(misalnya saat melakukan latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan
jumlah pasokan darah ke organ yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi
penyebaran darah ke daerah yang kurang/ tidak aktif (misalnya organ
gasroinointestinal).
Secara garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen,
serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh.
3. Menyebarkan tekanan atau kekuatan.

B. Organ yang Berperan dalam Sistem Sirkulasi


Sistem sirkulasi tersusun atas tiga komponen utama yaitu jantung,
pembuluh, dan cairan tubuh.
1. Jantung
Jantung merupakan komponen penyusun sistem sirkulasi yang
berfungsi sebagai pompa penggerak cairan tubuh/darah di sepanjang
pembuluh. Aliran darah dalam pembuluh merupakan proses dinamis.
Dinamikanya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti viskositas
darah, tekanan hidrostatik, energi, tekanan darah, dan tahanan pada
dinding pembuluh darah.
Jantung pada hewan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
jantung tubuler/vaskuler dan jantung berongga. Jantung pada vertebrata
termasuk jenis jantung berongga. Jantung jenis ini juga ditemukan pada
invertebrata (Moluska) yang mempunyai 1 atau 2 aurikel/serambi dan 1
ventrikel/bilik.

6
Gambar 3. Bagian-bagian Jantung
(http://edyutomo.com/wp-content/uploads/2016/10/bagian-
bagian-jantung.jpg)

Jantung tubuler bekerja dengan cara menghasilkan kontraksi


peristaltik sehingga sering disebut sebagai jantung peristaltik. Jantung
peristaltik dapat ditemukan pada kebanyakan invertebrata. Salah satu
contoh jantung peristaltik adalah jantung yang dimiliki hewan tunika,
yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Jantung tubuler pada hewan ini
masi sederhana, tidak mempunyai klep, dan kontraksi peristaltik yang
ditimbulkannya akan mendorong dara ke satu arah tertentu untuk
beberapa detik (pada Thalia democratica proses tersebut berlangsung
sekitar 20 detik, pada suhu 17C. Apabila hal tersebut sudah
terselenggara, selanjutnya akan terjadi peristaltik yang merupakan
kebalikan dari peristaltik pertama sehingga darah akan mengalir ke arah
berlawanan.
Jantung berongga ditemukan pada vertebrata. Jantung ini merupakan
organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.
Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan
bantuan sejumla klep yang melengkapinya. Untuk menjamin kelangsunan
sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Apabila cairan tubuh
berhenti bersirkulasi maka hewan mati.

7
Gerak memompa yang dilakukan jantung merupakan kekuatan utama
yang dapat menjamin kelancaran aliran darah. Otot jantung berkontraksi
terus-menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung mamalia
merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali
kekuatan/rangsangan dari dalam otot jantung itu sendiri, bukan dari saraf.
Meskipun demikian, irama kontraksi jantung dapat dipengaruhi oleh
sistem saraf otonom atau oleh hormon.
Jantung mamalia terletak di daerah dada, dibungkus selaput tipis yang
dinamakan perikardium. Jantung tersebut memiliki empat rongga, terdiri
atas dua ruang serambi yang berdinding lebih tipis dan dua ruang bilik
yang berdinding lebih tebal. Serambi dan bilik berkontraksi secara
bergantian. Pada saat serambi berkontraksi (fase sistol), jalan masuk darah
dari vena ke serambi tertutup oleh kontraksi otot-otot disekitarnya, dan
tekanan di dalamnya meningkat sehingga darah akan terdorong menuju
bilik yang ada pada saat itu sedang berelaksasi. Dalam peristiwa tersebut,
darah akan melewati klep atrioventrikularis, yaitu dua unit klep yang
membatasi rongga serambi dan bilik. Kedua klep tersebut ialah klep
bikuspidalis dan trikuspidalis. Klep bikuspidalis menjadi pembatas antara
rongga serambi dan bilik jantung sebelah kanan, sedangkan trikuspidalis
menjadi pembatas antara rongga serambi dan bilik jantung sebelah kiri.
Pada saat bilik berkontraksi, serambi mengalami relaksasi sehingga jalan
masuk darah dari vena (yang semula tertutup) akan terbuka. Hal ini akan
menyebabkan penurunan tekanan dalam serambi sehingga darah tertarik
masuk ke dalam serambi jantung.
2. Pembuluh
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah. Pembuluh
darah biasa di sebut oleh orang awam dengan sebutan urat. Pembuluh
darah merupakan jaringan elastis membawa darah dari jantung ke seluruh
tubuh, kemudian mengembalikannya lagi kedalam jantung. Pembuluh
darah termasuk kedalam sistem pembuluh darah,yang mana pada
mamalia, sistem ini terdiri jantung, arteri besar, arteriol (arteri kecil),

8
kapiler (pembuluh darah kecil di ujung jaringan dan sel), venula (vena
kecil) dan vena. Fungsi utama sistem ini adalah menyalurkan darah yang
mengandung oksigen ke sel dan jaringan dan mengembalika darah vena
ke paru-paru untuk pertukaran gas oksigen (O2) dengan karbon dioksida
(CO2).

Gambar 4. Pembuluh Darah


(http://2.bp.blogspot.com/-
/STyqHKwPwzk/s1600/Apa-Perbedaan-
Arteri-dan-Vena.jpg)

Secara garis besar, pembuluh darah terbagi menjadi dua, yaitu arteri
dan vena yang dilengkapi dengan kapiler sebagai penghubung antara
arteri dan vena.
a. Jenis-jenis arteri
1) Arteri elastik
Arteri elastik adalah pembuluh terbesar di tubuh, contoh
arteri ini adalah aorta(pembuluh darah terbesar yang menyambut
darah setelah baru dikeluarkan dari ventrikel kiri
jantung), trunkus pulmonalis (pembuluh darah yang menyambut
darah yang keluar dari pompaan ventrikel kanan jantung), dan
juga cabang-cabang utamanya. Dinding pembuluh darah jenis ini
terutama terdiri dari jaringan ikat elastik, memperlihatkan daya

9
tahan dan kelenturan ketika darah mengalir. Dinding pembuluh
ini sangat melebar selama sistol (kontraksi jantung atau pompa
jantung). Sewaktu diastol (relaksasi jantung), dinding kembali
mengerut (recoil) dan mendorong darah maju.
2) Arteri muskular
Dinding mengandung banyak otot polos, juga mengontrol
aliran darah melalui vasokontriksi (menguncup)
dan vasodilatasi (mengembang), mekanisme ini diatur oleh sistem
saraf otonom.
3) Arteriol
Arteri kecil dengan satu sampai lima lapisan otot polos,
arteriol terminal akan mengalirkan darah ke pembuluh darah
paling kecil, yaitu kapiler.
b. Jenis-jenis vena
1) Vena cava
Vena ini adalah pembuluh darah yang menyambut darah
dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 ketika hendak masuk
kedalam jantung, vena ini merupakan vena terbesar, vena cava
ada dua yaitu vena cava superior yang letaknya diatas jantung,
dan vena cava superior yang terletak dibawah vena cava inferior.
2) Vena pulmonalis:
Vena ini membawa darah dari paru atau sirkulasi
pulmoner ke dalam jantung, vena ini mengandung darah yang
berisi O2. Vena pulmonalis juga terbagi dua yaitu vena
pulmonalis dextra yang membawa darah dari paru-paru kanan,
dan vena pulmonalis sinistra yang membawa darah dari paru-paru
kiri.
3) Vena cutanea
Vena cutanea adalah vena yang tampak di bawah kulit,
yang biasa ditusuk saat seseorang di infus.

10
4) Deep vein: adalah vena yang terletak lebih dalam dan berdekatan
dengan arteri, vena ini tidak tampak dari luar kulit.
5) Venula
Venula adalah vena dengan ukuran terkecil, dan
berhubungan langsung dengan kapiler.
c. Jenis-jenis kapiler

Gambar 5. Kapiler
(http://2.bp.blogspot.com/-YarsZyTKoLk/
KQ/s1600/JEnis%2BJenis%2BKapiler.jpg)

1) Vas capillare continuum


Vas capillare continuum adalah jenis yang paling banyak,
endotel membentuk lapisan utuh.
2) Vas capillare fenestratum
Vas capillare fenestratum mengandung fenestra ataupun
pori-pori pada endotelnya. Terdapat di kelenjar endokrin, usus
halus, dan glomerulus ginjal
3) Vas capillare sinusoideum
Vas capillare sinusoideum memperlihatkan diameter lebar
dengan celah di antara sel-sel endotel. Membrana basalisnya tidak
terbentuk sempurna. Kapiler ini terdapat di hati, limpa, dan
sumsum tulang.

11
3. Cairan Tubuh
Pada hewan multiseluler ada dua cairan tubuh yaitu cairan intrasel dan
cairan ekstrasel. Kira-kira 70% dari seluruh bagian tubuh hewan berupa
air, sekitar 45% diantaranya terdapat didalam sel (intra sel). Pada cairan
ekstrasel dapat ditemukan di berbagai tempat dengan sebutan yang
berbeda yaitu cairan jaringan, darah, limfe, dan homolimfe. Cairan
jaringan mengandung sedikit protein, sejumlah garam dan bahan nutritive
serta zat sisa. Cairan jaringan berfungsi sebagai fagostik dan mampu
bergerak melalui ruang antar jaringan. Pada hewan yang memiliki system
sirkulasi tertutup darah dan jaringan cairan merupakan dua macam cairan
yang terpisah dengan jelas. Darah tersusun atas cairan plasma dan sel
darah. Pembuluh limfe berfungsi mengangkut kelebihan cairan yang
tertimbun dilingkungan ekstra sel dan mengembalikan ke sirkulasi darah.
Pada ikan (selain telostei) dan invertebrate tidak ditemukan adanya
pembuluh limfe. Cairan dalam pembuluh limfe sebenarnya berasal dari
cairan jaringan yang masuk kedalam pembuluh dengan cara difusi
melalui dinding pembuluh atau mengalir langsung ke dalam pembuluh
melalui lubang yang terbuka pada ujungnya. Cairan hemolimfe
merupakan pembatasan antara cairan darah dan caiaran limfe (cairan
jaringan) karena cairan yang mengalir dalam pembuluh dan di ruang
antarsel merupakan cairan yang sama.
Cairan ekstrasel pada semua hewan mengandung sel jenis tertentu
yang mengapung bebas dan mengembara melalui ruang-ruang antar
jaringan. Secara fungsional, sel tersebut berkaitan erat dengan transfor gas
dan pertahanan tubuh hewan dalam melawan mikroorganisme serta
berbagai zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada hewan tertentu, sel
tersebut juga berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Adapun fungsi darah, sebagai berikut:
a. Mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke jaringan-
jaringan.
b. Mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan.

12
c. Membawa dan membuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan ke
organ ekskresi.
d. Mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang
mengatur fungsi sel.
e. Membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi air dalam
berbagai organ tubuh
C. Proses Sirkulasi pada Hewan Invertebrata dan Vertebrata
1. Invertebrata
a. Porifera

Gambar 6. Porifera
(https://biologiklaten.files.wordpress.
com/2012/01/porifera.jpg)

Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua


lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit.
Koanosit berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang
selanjutnya disebarkan keseluruh tubuh oleh amoebosit.

13
b. Hydra

Gambar 7. Hydra
(https://biologiklaten.files.word
press.com/2012/01/hydra.jpg)

Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai


pencerna dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.
c. Mollusca

Gambar 8. Mollusca
(http://1.bp.blogspot.com/
-9jWfc3-/s1600/Sistem-
peredaran-darah-pada-
siput.jpg)

Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini


sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat
pembuluh darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).

14
d. Cacing Tanah

Gambar 9. Cacing Tanah


(http://2.bp.blogspot.com/- _ck/s1600/Sistem-
peredaran-darah-cacing-tanah.jpg)

Cacing tanah telah memiliki sistem sirkulasi. Di dalam tubuh


cacing terdapat selom atau yang disebut dengan rongga berisi cairan
tempat organ tubuh berada. Di dalam selom itulah terdapat alat
peredaran darah, seperti pembuluh darah dan jantung. Pembuluh
darah itu dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuluh darah
pungggung (dorsal) yang berfungsi mengangkut darah masuk ke
dalam jantung. Kedua pembuluh darah perut (ventral) yang berfungsi
mengalirkan darah ke seluruh tubuh dan pembuluh darah kapiler yang
menghubungkan kedua pembuluh darah tadi.
Pada cacing tanah, darah di pompakan oleh jantung dan bergerak
didalam pembuluh darah. Dinding pembuluhnya yang sangat tipis
dengan struktur tersebut membantu proses difusi zat-zat yang ada di
dalam pembuluh darah dengan cairan ekstraseluler. Plasma darag
mengandung hemoglobin didalamnya. Apabila kekurangan oksigen
maka oksigen akan di absorpsi melalui kulit . zat makanan dari usus di

15
transportasikan ke seluruh tubuh secara bersamaan dengan distribusi
darah didalam pembuluh darah. Karena darah selalu beredar dalam
pembuluh darah maka pada cacing tanah disebut dengan sistem
peredaran tertutup.
e. Arthropoda (Serangga)

Gambar 10. Serangga


(https://1.bp.blogspot.comcI/7cxBBDXr
9Y8BsqEv_s3bRACLcB/s1600/sistem-
peredaran-darah-serangga.png)

Pada serangga sistem peredarannya adalah sistem peredaran darah


terbuka. Yang artinya bahwa darah yang beredar didalam tubuh
serangga tidak melalui pembuluh darah. Contohnya pada belalang,
jantung belalang berbentuk tabung panjang yang terdiri dari beberapa
gelembung pembuluh darah dan terletak di daerah punggung di atas
saluran pencernaan. Jantung inilah yang disebut sebagai jantung
pembuluh. Bagian depannya adalah aorta. Jantung memompa darah
melalui aorta ke jaringan-jaringan tubuh dan beredar bebas di dalam
homosol (rongga tubuh) tanpa melalui pembuluh. Pada belalang,
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dilakukan dengan sistem
trakea sehingga darah tidak berperan dalam proses ini.

16
2. Vertebrata
Pada hewan Vertebrata memiliki sistem peredaran darah tertutup.
Mekanisme sistem darah tertutup adalah Jantung bekerja dengan
melakukan gerakan memompa secara terus menerus. tekanan
dipertahankan tetap tinggi, mengakibatkan darah yang keluar dari
pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Akibat
selanjutnya darah mengalir secara langsung ke setiap sel tubuh. Pasokan
sari makanan dan oksigen dalam jumlah yang memadai ke tiap sel. Proses
metabolisme dapat terselenggara dengan baik.
a. Pisces

Gambar 12. Ikan


http://2.bp.blogspot.com/- /s1600/Sistem-
sirkulasi-darah-pada-ikan.jpg

Sistem peredaran darah pada pisces atau ikan, merupkana sistem


peredearan darah tunggal. atau dalam satu kali peredarannya, darah
melalui jantung satu kali.
Arah aliran darahnya:
Darah dari jantung keluar melaui aorta ventral menuju insang.
Di insang aorta bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya
menjadi kapiler-kapiler (terjadi pertukaran gas yaitu pelepasan Co2,
dan pengambilan O2). Dari kapiler insang darah mengalir ke aorta
dorsal, kemudian ke kapiler seluruh tubuh untuk memberikan O2 dan

17
sari makanan serta mengikat CO2. Sekanjutnya darah kembali ke
jantung melalui vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.
b. Amphibi

Gambar 12. Amphibi


(https://efineko.files.wordpress.com/2012/12/a
mphibi.jpg)

Jantung pada amphibi, terdiri dari 3 ruang, yaitu 2 atrium


(Serambi kanan, dan kiri), dan 1 ventrikel (bilik). Arah aliran
darahnya berupa aliran ganda atau peredaran darahnya melewati
jantung 2 kali.
Arah aliran darahnya:
Darah yang kaya O2 dari paru-aru dan kulit masuk ke atrium
kiri. Darah yang miskin O2 masuk ke atrium kanan dengan
perantaraan sinus venosus. Dari atrium darah masuk ke ventrikel
sehingga terjadi pencampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin
O2. Dari ventrikel darah yang kaya O2 dipompa ke jarungan tubuh dan
pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru ke kulit untuk
memperoleh O2.

18
c. Reptil

Gambar 13. Reptil


(http://3.bp.blogspot.com/-jfQxeQlq3js/
/KU2UOc9vQz8/s1600/f29.13.jpg)

Pada reptil, sistem peredaran darahnya juga berupa sistem


peredaran darah ganda, dimana dalam peredaran darahnya darah
mlewati jantung 2 kali.
Arah aliran darahnya:
Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju
ke serambi kanan, kemudian bilik kanan. Darah yang berasal dari
paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk ke serambi kiri
kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui
sepasang arkus aortikus, dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan
diri menjadi satu membentuk aorta dorsalis yang menyuplai darah ke
alat-alat dalam, ekor dan adal gerak. Dari seluruh jaringan tubuh,
darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan kembali
ke jantung.

19
d. Aves

Gambar 14. Aves


(https://biologiklaten.files.wordpress.com/2012/0
1/avian-circulatory.jpg)

Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu :


- 2 atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister
(serambi kiri)
- 2 ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan 1 ventrikel sinister
(bilik kiri). Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan sempurna
sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan yang
miskin O2 . Peredaran darah aves merupakan peredaran darah ganda.
Arah aliran darahnya:
Darah yang kaya akan karbondioksida, yang berasal dari seluruh
tubuh mengalir ke jantung pada atrium kanan lalu ke ventrikel kanan.
Dari ventrikel kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri
pulmonalis dari paru-paru darah yang kaya oksigen mengalir menuju
atrium kiri dan melaui ventrikel kiri untuk dipompa melaui aorta.
Dari aorta darah yang kaya oksigen akan disebarkan ke seluruh tubuh,
darah yang mengandung karbondioksida dari kapiler jaringan tuuh
akan dialirkan kembali ke atrium kanan jantung.

20
e. Mamalia

Gambar 15. Mamalia


(http://1.bp.blogspot.com/_AAAE0/tlnlF
94Cmu8/s320/104a.jpg)

Umumnya sistem peredaran darah pada mamalia sama dengan


manusia. Peredaran darahnya paling kompleks dan sempurna,
dibandingkan hewan lain. Alat peredaran darahnya terdiri dari jantung
dan pembuluh darah.
Sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah
tertutup. Jantung pada mamalia terbagi menjadi 4 bagian, yaitu atrium
dexter (serambi kanan) yang merupakan tempat bermuaranya vena
cava, atrium sinister (serambi kiri) yang merupakan tempat
bermuaranya vena pulmonalis,ventrikel dexter (bilik kanan)
merupakan tempat keluarnya arteri pulmoalis, Ventrikel sinister (bilik
kiri) yang merupakan tempat keluarnya arteri pulmonalis. Pembuluh
darah pada mamalia terdiri atas pembuluh darah vena dan pembuluh
darah balik.
Proses Sirkulasinya:

21
Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri
pulmoner. Ketika darah mengalir melalui hamparan kapiler paru-paru
kanan dan kiri, darah mengambil oksigen dan melepaskan
karbondioksida. Darah yang kaya oksigen akan kembali dari paru-
paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung. Kemudian, darah
yang kaya oksigen mengalir ke dalam ventrikel kiri, ketika ventrikel
tersebut membuka dan atrium berkontraksi. Selanjutnya, ventrikel kiri
akan memompa darah yang kaya oksigen keluar ke jaringan tubuh
melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui
aorta, yang mengirimkan darah ke arteri yang menuju keseluruh
tubuh. Cabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang
mengirimkan darah ke otot jantung itu sendiri. Kemudian ada juga
cabang-cabang yang menuju ke hamparan kapiler di kepala dan
lengan (atau tungkai depan). Aorta terus memanjang ke arah posterior,
sambil mengalirkan darah yang kaya oksigen ke arteri yang menuju ke
hamparan kapiler di organ abdomen dan kaki (tungkai belakang).

Di dalam masing organ tersebut, arteri akan bercabang menjadi


artriola, yang selanjutnya akan bercabang menjadi kapiler, dimana
darah melepaskan banyak oksigennya dan mengambil karbondioksida
yang dihasilkan oleh respirasi seluler. Kapiler akan menyatu kembali
membentuk venula, yang akan mengirimkan darah ke vena. Darah
yang miskin oksigen dari kepala, leher, tungkai depan disalurkan ke
dalam suatu vena besar yang disebut vena cava anterior (superior).
Vena besar lainnya yang disebut vena cava posterior (inferior)
mengalirkan darah dari bagian tubuh utama dan tungkai belakang.
Kedua cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan,
sebelum kemudian darah yang miskin oksigen itu mengalir ke dalam
ventrikel kanan.

22

Anda mungkin juga menyukai