Anda di halaman 1dari 9

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit

Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang dikembangkan di Indonesia.
Dewasa ini, perkebunan kelapa sawit semakin meluas. Hal ini dikarenakan kelapa sawit dapat
meningkatkan devisa negara secara signifikan dengan mengekspor minyak kelapa sawit.
Menurut Departemen Pertanian, pada tahun 2010 luas kebun kelapa sawit mencapai 8.385.394
Hektar, sedangkan pada tahun 2011 luas kebun kelapa sawit bertambah hingga angka 8.992.824
Hektar. Jumlah ini semakin bertambah setiap tahun. Meningkatnya luas kebun kelapa sawit juga
berimbas pada produksi minyak kelapa sawit yang semakin bertambah. Berikut adalah tabel
produksi minyak kelapa sawit di Indonesia selama 5 tahun terakhir.

Tabel I.1 Jumlah produksi minyak kelapa sawit (CPO)


Tahun Produksi (juta ton)

2009 22

2010 23,6

2011 25,4

2012 26,5

2013* 27
(diolah dari berbagai sumber)

Sebagian besar minyak kelapa sawit diekspor dalam bentuk mentah (CPO) karena
keterbatasan industri pengolahan minyak kelapa sawit di dalam negeri. Padahal jika minyak
mentah dapat diolah sendiri kemudian diekspor keuntungan yang didapat akan berkali lipat.
Salah satu industri pengolahan minyak kelapa sawit yang mempunyai prospek cerah adalah
industri oleochemical. Industri ini menghasilkan turunan-turunan minyak kelapa sawit seperti
gliserol, asam stearat dan asam lemak lain.

1
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

Asam stearat adalah asam lemak jenuh terkandung dalam minyak kelapa sawit (CPO).
Kandungan asam stearat dalam kelapa sawit sebesar 1-3%. Asam stearat ini biasa dimanfaatkan
sebagai bahan pembuatan lilin, bahan tambahan dalam sabun yang berguna untuk memberi efek
halus pada kulit, bahan kosmetik, serta pengemulsi makanan. Mengingat kegunaannya yang
sangat beragam, potensi pengembangan industri oleochemical dengan produk asam stearat
sangat besar. Data dari BPS selama 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa kebutuhan asam stearat
dalam negeri meningkat secara signifikan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel I.2 Data Konsumsi Asam Stearat di Indonesia
Tahun Konsumsi (ton)
2008 4.905
2009 6.824
2010 7.479
2011 7.784
(Badan Pusat Statistik, 2013)
Sedangkan, data produksi asam stearat dalam 4 tahun terakhir dapat terlihat dalam tabel
berikut :
Tabel I.3 Data Produksi Asam Stearat Indonesia
Tahun Produksi (ton)
2008 1.124
2009 1.449
2010 3.701
2011 4.018
(sumber : Badan Pusat Statistik, 2013)

2
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa produksi asam stearat dalam negeri
cenderung meningkat, namun masih belum dapat mencukupi konsumsi dalam negeri. Hal ini
dibuktikan dengan masih berlangsungnya impor asam stearat untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, seperti data yang dilansir BPS berikut :
Tabel I.4 Jumlah Kebutuhan Impor Asam Stearat Indonesia
Tahun Impor (ton)

2008 3.470

2009 3.217

2010 3.362

2011 2.926
(sumber : Badan Pusat Statistik, 2013)

Dari segi ekonomi, pengolahan minyak kelapa sawit menjadi asam stearat akan
meningkatkan nilai jualnya. Harga minyak kelapa sawit per November 2013 adalah $950/ton
atau Rp 10.450/kg sedangkan harga jual asam stearat adalah Rp 14.400/kg. Selain produk utama
asam stearat, dari pabrik ini dapat diperoleh gliserol dan asam lemak sebagai hasil samping.
Harga jual gliserol adalah $900/ton atau Rp 10.800/kg dan asam lemak berupa asam palmitat dan
asam miristat seharga $1.1/kg atau Rp 13.200/kg.

Lokasi pabrik yang dipilih untuk pendirian pabrik asam stearat dari crude palm oil ini adalah
daerah Kalimantan Tepatnya di daerah Balikpapan, Kalimantan Timur. Alasan pemilihan lokasi
ini karena Kalimantan terutama daerah Balikpapan merupakan kawasan industri yang berlokasi
tidak jauh dari pelabuhan. Hal ini memudahkan transportasi dan juga pemasaran produk.

Asam Stearat merupakan senyawa organik rantai panjang yang memiliki jumlah atom C
sebanyak 18 buah. Asam stearat ini termasuk dalam golongan asam lemak yang dapat dihasilkan
oleh minyak dari tumbuhan maupun lemak hewan.

3
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

Unit dasar dari minyak dan lemak terdiri atas satu molekul gliserol yang dikombinasikan
dengan tiga molekul asam lemak, atau sering kita sebut sebagai gliserol tri fatty acids,
trigliserida. Dalam trigliserid terdapat 3 buah molekul asam lemak yang mana ketiganya dapat
sama jenisnya dan sering disebut sebagai simpel trigliserida, tetapi bila lebih dari satu jenis asam
lemak dikenal sebagai campuran trigliserida.

Tabel I.5 Komposisi asam lemak penyusun trigliserida


Komponen Kandungan Titik Didih Titik Lebur
Asam Miristat (C13H27COOH) 1.4% 250.5C 54.4C
Asam Palmitat (C15H31COOH) 40.1% 351C 62.9C
Asam Stearat (C17H35COOH) 5.5% 376.1C 69.6C
Asam Oleat (C17H33COOH) 42.7% 360C 13C
Asam Linoleat (C17H31COOH) 10.3% 230C -5C

` Asam lemak merupakan rantai karbon yang dikombinasikan dengan hidrogen dan
tergolong dalam gugus karboksilat. Asam lemak yang tidak mempunyai ikatan rangkap dikenal
sebagai asam lemak jenuh, sedangkan asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap disebut
lemak tak jenuh.

Fat splitting

Fat splitting atau hidrolisis minyak secara umum didefinisikan sebagai proses pemisahan
asam lemak dari trigliserida dengan menggunakan air pada suhu tinggi dan tekanan tinggi atau
dengan reaksi katalitik dimana air berada dalam keadaan suhu yang relatif rendah dengan katalis
asam atau alkalin. Proses hidrolisis atau fat splitting dari minyak dan lemak ini merupakan salah
satu proses komersial yang penting.

Reaktan dalam hidrolisis minyak atau lemak terdiri dari dua fase cairan, sehingga
menjadikan reaksi ini dalam sistem heterogen. Reakasi hidrolisis dapat dinyatakan sebagai
berikut:

4
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

Gambar 1. Mekanisme Reaksi Hidrolisis.

Beberapa proses yang dapat digunakan dalam proses fat splitting diantaranya adalah sebagai
berikut:

Twitchell Splitting

Proses ini adalah hidrolisis dengan asam sebagai katalisnya, dan asam yang digunakan
adalah asam sulfat dengan surface-active agennya seperti petroleum sulfonat atau sulfonatedoleic
dan naphthenic acid (twitchell reagent). Proses splitting ini berlangsung di vessel yang tahan
asam dengan komposisi 60% lemak atau minyak, 40 % air, 0,5% asam sulfat dan 1 % petroleum
sulfonat. Keuntungan Twitchell splitting adalah prosesnya yang sederhana dan peralatannya bisa
dioperasikan dengan metode yang lain. Kerugiannya adalah produk berwarna gelap dan biasanya
mengandung material sulfur, disposal lapisan larutan asam, panas yang tidak efisien dan lamanya
waktu siklus. Sampai sekarang Twitchell Splitting digunakan dalam skala kecil. Proses ini
memerlukan waktu 12-48 jam.

Batch Autoclave Process

Proses ini menggunakan kondisi operasi suhu 450 F dan tekanan 425-450 psig. Konversi
yang dapat dicapai 85-95% dan konsentrasi hasil gliserin 5-15% hampir sama dengan hasil dari

5
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

proses twitchell. Reaksi ini dijalankan secara batch tanpa menggunakan katalis. Proses ini lebih
lambat daripada proses kontinyu tetapi lebih cepat daripada proses twitchell. Proses ini
mempunyai keuntungan yang sama dengan proses twitchell yaitu proses lebih efisien dalam
skala kecil. Kerugian dari proses ini adalah lamanya waktu siklus sehingga tidak efisien untuk
kapasitas besar.

Continuous High Pressure Splitting

Proses ini dikembangkan oleh Colgate-Emery dan Procter & Gamble, dimana minyak
dan air dikontakkan secara counter-current pada suhu dan tekanan yang tinggi dalam kolom
stainless steel tanpa menggunakan katalis. Minyak dimasukkan dari bagian bawah kolom secara
kontinyu. Air dimasukkan dari atas, karena lebih berat dari minyak, maka secara gradual akan
jatuh ke bagian bawah kolom. Saat minyak bergerak naik, berlangsunglah proses hidrolisis dan
gliserol pindah ke fase air. Asam lemak keluar dari bagian atas kolom, dan sweet water ( air yang
mengandung gliserol ) keluar dari bagian bawah menara. Panas disuplai lagi di bagian menara
bisa dengan menggunakan internal steam coil, electric heating, atau dengan direct steam. Proses
ini bisa melakukan 98-98,5% split tanpa dibantu dengan katalis dan konsentrasi gliserin 10-25%.

Tabel I.6 Pemilihan proses serta kelebihan dan kekurangan proses.


Continuous -
Pembanding Twitchell Autoclave
Countercurrent
Suhu 212-220F 450F 485F
Tekanan 0 psig 425 - 450 psig 600 700 psig
Alkyl aryl sulfonic
Katalis - -
acid
Operasi Batch Batch Kontinyu
Tangki timbel -
Peralatan Auto clave Tower
tembaga
Konversi 85 98% 86 98% 96 99%

6
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

Suhu dan Efisien Konversi tinggi


tekanan rendah pada skala Biaya pekerja
Efisien pada kecil rendah
Keuntungan skala kecil Biaya awal Keseragaman
Biaya awal rendah hasil terjaga
rendah Lebih cepat
daripada
twitchell
Penanganan Lebih lama Suhu dan
katalis daripada tekanan tinggi
Konsumsi proses Tidak cocok
Kerugian steam tinggi kontinyu untuk minyak
Biaya pekerja Biaya yang rusak pada
tinggi pekerja suhu tinggi
tinggi

Hidrogenasi adalah penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap yang ada
di asam lemak tak jenuh, yang mekanismenya adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Mekanisme Reaksi Hidrogenasi

Bailey mempostulatkan beberapa langkah penting untuk hidrogenasi katalitik fase cair,
sebagai berikut:

1. Transfer hidrogen dari gas ke fase cair

2. Adsorpsi hidrogen dan asam lemak tak jenuh ke active spot pada permukaan katalis nikel

3. Reaksi dari hidrogen, nikel dan asam lemak tak jenuh berlangsung secara radikal, dan
membentuk suatu ikatan kompleks yang tidak stabil antara ketiga komponen tersebut

4. Pemutusan ikatan kompleks tersebut menjadi yield nikel dan asam lemak terhidrogenasi
yang diadsorbsinya

7
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

5. Desorpsi dari asam lemak untuk meninggalkan nikel secara bebas untuk mengambil
bagian pada siklus baru

Secara umum, proses hidrogenasi katalitik dari asam lemak menggunakan peralatan yang
tahan korosi berupa vessel dengan pengaduk, dan katalis yang digunakan adalah nikel murni.
Reaktor ini memiliki kekurangan selain materialnya harus tahan korosi juga harus menahan
tekanan tinggi, dan diperlukan pengaduk sehingga konstruksinya rumit dan dan mahal. Reaktor
hidrogenasi terbagi dua jenis, berdasarkan prosesnya yaitu batch reactor dan continuous reactor.
Batch reactor merupakan cylindrical pressure vessel dengan pengaduk, yang konstruksinya
sangat mahal, dan resiko kebocorannya tinggi. Continuous reactor dapat berupa suatu rangkaian
alat yang terdiri dari mixer untuk mencampur reaktan cair dan katalis menjadi slurry, tangki
berpengaduk, dan dilengkapi filter untuk memisahkan katalis dan cairan, sehingga katalis dapat
digunakan kembali. Proses ini rumit dan membutuhkan banyak alat pendukungnya. Bentuk lain
dari continuous reactor adalah reaktor fixed bed, yang tidak memerlukan adanya filter lagi,
namun mahal harganya.

Dari beberapa proses yang telah banyak digunakan, proses yang dipakai dalam
prarancangan pabrik asam stearat dari minyak kelapa sawit ini menggunakan reaktor hidrolisis
berupa spray column yang mengikuti metode continuous high pressure splitting secara counter
current karena konstruksi reaktor murah, dan tidak diperlukan katalis untuk mencapai konversi
98%. Jenis reaktor ini tidak menggunakan katalis asam sehingga lebih mudah penanganannya
daripada jenis reaktor yang menggunakan katalis asam. Kualitas produk yang dihasilkan saat
keluar reaktor hampir sama atau terjaga keseragamannya, air disini disamping digunakan untuk
reaktan tetapi bisa juga difungsikan sebagai pengaduk sehingga reaksi terjadi secara merata. Air
dimasukkan dari atas menara karena densitas air lebih berat daripada minyak sehingga air turun
ke bawah dan reaksi dapat berlangsung. CPO yang dialirkan diatur agar tekanannya tinggi agar
sama dengan tekanan operasi reaktor. Sementara itu untuk reaktor hidrogenasi tidak dipilih jenis
vessel berpengaduk, karena konstruksinya mahal, namun untuk kali ini dipilih kolom tekanan
tinggi, dimana konstruksinya lebih murah karena L/D dari reaktor hidrogenasi jenis yang telah

8
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK
Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit
Kapasitas 25.000 Ton/Tahun

disebutkan di atas, sehingga tidak diperlukan material yang tidak terlalu tebal. Di samping itu
diperlukan pemisahan katalis secara khusus, produk bersama katalis nikel keluar dari bawah
menara kemudian dimasukkan ke dalam separator untuk memisahkan asam lemak dengan katalis
nikel. Nikel bersama dengan sedikit asam lemak kemudian dimasukkan kembali ke dalam
reaktor hidrogenasi.

9
Dik Aksa Wachid Nugroho NIM 36761/TK
Friestisya Blorindayoga Harryandrie NIM 37128/TK
Tito Hilman Fauzan NIM 36279/TK

Anda mungkin juga menyukai