Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Farkhan Khoir

NPM : 1506727015
Magmatise adalah proses dari magma terbentuk hingga keluar ke permukaan.proses
keluarnya magma keluar dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa factor,salah satunya
adalah karena pengaruh lingkungan tektonik dimana magma tersebut dibentuk. Magma terbentuk
karena litosfer mempunyai lapisan/strata yang memiliki sifat yang berbeda,dari bisa jadi makin
ke atas kemampuan melelehkannya semakin berubah karena kandungan litosfer di tiap daerah
berbeda

Dalam suatu volcano,terdapat magma chamber yang ada di bawah permukaan


bumi.Magma Chamber sendiri adalah tempat penampungan magma sementara, magma chamber
memanfaatkan celah-celah kerak karena pembentukan magma chamber dikelilingi oleh struktur
ventilasi,Magma dapat membuat cembung tidak besar/kecil sebab magma cepat membeku dan
magma memiliki viskositas tinggi . .,karena.semakin besar magma chamber maka semakin besar
erupsi serta semakin lama umur gunung api. Semakin banyak celah maka gunugn tersebut
bersifat non-eksplosif juga celah yang dibuat akan semakin sempit karena magma sudah
membeku.magma yang keluar lewat celah terbesar akan menjadi erupsi gung berapi .Magma
Chamber berbeda dengan dapur magma karena magma chamber bukan tempat magma terbentuk
. Magma terbentuk di astenosfer/di mantle dan tidak semua tempat punya magma.setelah magma
terbentuk magma akan cenderung akan mengikuti alur sungai,sehingga pada keaadaan bencana
dapat diprediksi dimana magma akan mengalir dan dapat dibuat jalur evakuasi
Erupsi dapat mengeluarkan materi:
abu/ashes/sold material/
gas
liquid material

4 stages lead the Volcanic Eruption:


1).the formation of magma di mantel
2).The movement of magma leaving its
kitchen(migrasi/diaptrik aksen)
3). Magma storage at depth (magma
Chamber/penampampungan)
4). Eruption process

Sumber :
Quora
Magma cooking : proses produksi magma berasal dari batuan yang meleleh yang menjadi
cairan silica pijar

Mekanisme pelelehan batuan


batuan pada umumnya terdiri dari beberapa variaasi mineral dengan denagn bermacam-macam
karakteristik.sebutan untuk suhu pertama ketika batu meleleh karena mineral tertentu disebut
solidus,sedaangkan ketika semua batu meleleh disebutnya liquidus
Proses utama dari pelelehan batuan dibawah tanah adalah
1.Pemanasan contohnya adalah island arc volcano (penambahan temperature dan tekanan
2. Pengurangan tekanan dengan cara kehilangan tekanan secara tiba conytohnya adalah
MOR,Oceanic Intra plate setting ada batuan disamping suhu yang tetap
3.Perubahan komposisi karena penambahan air
MAGMA MIGRATION

Pergerakan magma ini terjadi akibat arus konveksi yang terjadi dalam mantle,
berlangsung dengan pelan, dalam volume yang cukup besar, dan bergerak melalui rekahan-
rekahan batuan yang cukup besar. Bentuk-bentuk pergerakan magma dapat berupa diapire dan
dike. Densitas dan suhu struktur kerak dan mantel mengontrol lokasi dimana diapire dan dike
memberi kemungkinan paling besar untuk mendominasi gerakan magma. Parameter densitas
juga menentukan kisaran kedalaman dimana magma terakumulasi dalam suatu reservoir sebelum
akhirnya keluar ke permukaan atau membentuk intrusi dangkal.sedangkan suhu mengatur
banyaknya magma yg keluar melalui rekahan-rekahan.

1. Pembentukan Diapire
Diapire berasal dari tubuh batuan yang meleleh menjadi magma dengan volume 2 25%
dari volume total batuan yang meleleh (host rock), kemudian mengalir menuju permukaan
karena adanya gaya buoyancy yang lebih besar dibandingkan gaya buoyancy batuan di
sekitarnya. Pergerakan diapire ini akan menyebabkan deformasi pada batuan yang dilewatinya.
Tingkat deformasi ini berlangsung dari deformasi yang ringan hingga berat yang dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan batuan asal. Jika suhu dan tekanan pada batuan yang meleleh kecil, maka
magma yang dihasilkan memiliki volume yang sedikit dan kekentalannya cukup tinggi sehingga
akan menghasilkan deformasi yang cukup ringan. Berlaku kebalikannya, jika suhu dan tekanan
pada batuan yang meleleh besar, maka magma yang dihasilkan memiliki volume yang banyak
dan kekentalannya cukup rendah sehingga akan menghasilkan deformasi yang cukup besar.
Kecepatan diapire dapat dihitung dengan persamaan :

U = D/F

D = 4RU

F = (4/3)R3g

Sehingga U = (R2g)/(3)

Dimana U = kecepatan diapire (m/s)

R = kedalaman host rock (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

= perbedaan densitas (kg/m3), dimana = T

= viskositas host rock (Ns/m2 atau Pa.s)


2. Perubahan Diapire Menjadi Dike
Di lingkungan benua, diapire berhenti naik ketika mencapai dasar kerak benua. Hal ini
karena gaya buoyant menjadi netral. Kandungan silika yang lebih tinggi pada batuan kerak
menyebabkan densitasnya lebih rendah daripada mantle plume meskipun temperaturenya lebih
tinggi. Dalam kasus seperti ini, dimana densitas tubuh batuan lebih rendah daripada batuan di
bawahnya namun lebih tinggi daripada batuan di atasnya, maka gaya buoyancynya dikatakan
netral atau telah mencapai neutral buoyancy level. Ketika diapire berhenti, panas dapat ditransfer
secara konduksi ke batuan kerak di atasnya dan karena temperatur solidus lebih rendah
dibandingkan dengan material plume, batuan kerak meleleh membentuk riolit, dan riolit yang
meleleh ini dapat naik membentuk diapire menuju kerak yang lebih dangkal

3.Perangkap Dike

1.Perangkap Stress

Pada saat magma pada dike melewati gaya apung netral kemudian gaya apung tersebut
lama kelamaan menjadi negatif, stress pada ujung atas dike akan menurun seiring dengan dike
yang semakin tumbuh ke atas.Berdasarkan persamaan (3.3) tanda berubah menjadi negatif.
Rincian cukup rumit karena, sekarang m yang tidak konstan sepanjang tanggul, eqn 3.3 harus
diganti dalam bentuk persamaan integral yang menambah kontribusi ke stress di ujung dari
setiap segmenvertikal kecil dike menggunakan nilai lokal m. Akhirnya intensitas tegangan
pada ujung menjadi lebih kecil dari fracturetoughness dan pertumbuhan ke atas akan berhenti.

Seiring dengan menigkatnya jarak dari puncak dike maka magnitude akan semakin
membesar dan kemudian gaya apung menjadi negatif yang dapat diilustrasikan dengan
memisalkan suatu nilai untuk m pada persamaan (3.3) yang bernilai negatif yaitu ketika
magma lebih padat daripada host rock dengan menetapkan nilai P sebesar 4.4 Mpa. Mulanya,
seiring pertambahan H, suku pertama dari persamaa (3.3) akan jauh lebih besar dari suku kedua
dan stress intensity pada puncak dike juga meningkat. namun, ketika dike terus tumbuh, suku
kedua dari persamaan tersebut akan meningkat jauh lebih besar dibandingkan suku pertama dan
stress intensity dari maksimum kemudian menurun.
2. Perangkap Densitas

Densitas kerak menurun ketika semakin mendekati permukaan. Di beberapa tempat,


terutama di continental area, kerak terdiri terutama dari batuan sedimen, sedangkan pada
daerah lain, terutama di dasar laut akan terbentuk dari batuan vulkanik. Deposit sedimen oleh
akumulasi material klastik, kemudian terpadatkan menjadi batu oleh berat akumulasi material
di atasnya. Batuan vulkanik yang meletus baik sebagai fragmental piroklastik atau lava yang
mengandung gelembung gas, dan terpadatkan sehingga membentuk batuan vulkanik. Efek
dari proses pemadatan akan menghasilkan profil densitas seperti ditunjukkan pada Gambar.
3.3. Gambar 3.3a profil densitas pada kerak samudera dan Gambar. 3.3b profil densitas pada
kerak benua.

Anda mungkin juga menyukai