Anda di halaman 1dari 6

IMUNOLOGI

NAMA : I PUTU GEDE WAHYU SASTRAWAN

NIM : 1309005019

FAKULTAS : KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA
2014
SOAL:
1. Jelaskan perbedaan sifat-sifat system imun non spesifik dan spesifik!
2. Jelaskan perbedaan respon imun humoral dan seluler!

JAWAB:

1. Sistem Imun Non Spesifik

Sistem imun non spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara
yang sama kepada semua jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan
responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu disebut non-spesifik. Sistem imun
ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu penyakit.

Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :

Pertahanan Fisik / Mekanis

Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada
saluran nafas, mekanisme batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi
tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan atau luar tubuh kita. Pertahanan ini
merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.

Pertahanan Biokimia

Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan
menangani mikroba yang lolos dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH
asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam lambung yang diproduksi oleh
lambung, air susu, dan saliva.

Pertahanan Humoral

Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut


unutk melawan mikroba. Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di
sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh molekul larut yang bekerja pada
pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem Komplemen.

Pertahanan Selular

Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-sel
tersebut ada yang ditemukan pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan.
Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel sistem imun non-spesifik
yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan pada
jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.
Sistem Imun Spesifik

Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa
disebut harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini
bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda. Karena
membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk
menimbulkan respon. Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau
penyakit, maka perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini
mempunyai memory terhadap pajanan yang didapat. Sistem imun ini dibagi menjadi 2 :

Sistem Imun Spesifik Humoral

Yang paling berperan pada sistem imun spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B.
Sel B ini berasal dari sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu
menghasilkan Antibodi. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh kita dari infeksi
ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya.

Sistem Imun Spesifik Selular

Pada sistem imun ini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga
berasal dari sumsum tulang, namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini
adalah melawan bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T
nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1, Th2), CD8+, dan
Ts (Th3).

Tabel Perbedaan Sistem Imun Non Spesifik dan Spesifik

Sistem Imun Non Spesifik Sistem Imun Spesifik


Resistensi Tidak berubah oleh infeksi Membaik oleh infeksi
berulang (memori)
Spesifitas Umumnya efektif terhadap Spesifik untuk mikroba
semua mikroba yang sudah mensensitasi
sebelumnya
Sel yang penting Fagosit, Sel Nk, Sel mast, Th, Tdth, Tc. Ts, Sel B
Eosinofil.
Molekul yang penting Lisozim, komplemen, APP, Antibodi, Sitokin, mediator,
Interferon, CRP, Kolektin, molekul adhesi
Molekul adhesi.
2. RESPON IMUN HUMORAL

Di dalam imunitas humoral yang berperan adalah limfosit B atau sel B berasal dari stem
sel . Fungsi utamanya adalah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan
melakukan netralisasi toksin. Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang sifatnya
pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di sumsum tulang(Bone
Marrow). Limfosit B menyerang antigen yang ada di cairan antar sel. Terdapat 3 jenis sel
limfosit B yaitu : limfosit B plasma memproduksi antibodi, limfosit B pembelah
menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak secara cepat, limfosit B memori mengingat
antigen yang pernah masuk ke tubuh.
Humor berarti cairan di dalam tubuh. Sel B bila dirangsang oleh benda asing, akan
berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi
yang dilepaskan akan ditemukan di dalam serum. Fungsi utama adalah antibodi ini adalah
pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri serta menetralisir toksinnya.
Sel Th 2 juga mempunyai kontribusi didalam sistim imunitas ini. Th 2 akan memproduksi
Il-4, Il-5, Il-6 yang merangsang sel B untuk menghasilkan immunoglobulin (Ig), menekan
2,8
kerja monosit/makrophag dan respon imun seluler Immunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel
plasma yang berasal dari proliferasi sel B akibat kontak dengan antigen. Antibodi yang
terbentuk secara spesifik ini akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. Bila serum
protein tersebut dipisahkan dengan cara elektroforesis, maka IgG ditemukan terbanyak
dalam fraksi globulin alfa dan beta.

Ada lima jenis IgG yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
IgG merupakan komponen utama didalam Ig serum dengan kadar di dalam darah sekitar
75 % dari semua immunoglobulin. IgG dapat menembus plasenta dan masuk ke fetus dan
berperan dalam imunitas bayi sampai berusia 6-9 bulan. IgG dan komplemen bekerja
saling membantu di dalam sebagai opsonin pada pemusnahan antigen. IgG juga berperan
di dalam imunitas sellular.
IgA ditemukan dalam jumlah yang sedikit didalam darah. IgA di dalam serum dapat
Amengagglutinasi kuman. Mengganggu motilitasnya hingga memudahkan fagositosis
oleh sel PMN.
IgM merupakan antibody dalam respon imun primer terhadap kebanyakan antigen. IgM
dapat mencegah gerakan mikroorganisme patogen, memudahkan fagositosis dan
merupakan aglutinator poten protein.
IgD ditemukan dengan kadar yang sangat rendah didalam sirkulasi. IgD merupakan 1%
dari total immunoglobulin dan ditemuksan banyak pada sel membran sel B bersama IgM
dan berfungsi sebagai reseptor pada aktivasi sel B.
IgE ditemukan dalam serum dengan kadar yang rendah di dalam serum dan meningkat
pada penyakit alergi, infeksi cacing.
Respon imun primer terjadi pada paparan pertama pada antigen. Karakteristiknya
mempunyai lag period ini dibutuhkan sel B spesifik dalam melawan antigen untuk
berproliferasi dan berdifferensiasi menjadi plasma sel. Jika seseorang terpapar untuk kedua
kalinya dengan antigen yang sama respon imun sekunder terjadi. Respon ini lebih cepat lebih
lama, dan lebih efektif karena sistim imun sudah disiapkan melawan antigen tersebut.
Walaupun antibodi tidak dapat menghancurkan antigen secara langsung tetapi dapat
menginaktifkan dan menandainya untuk dihancurkan. Yang terjadi di dalam interaksi
antigen-antibodi adalah suatu formasi kompleks antigen-antibodi.

RESPON IMUN SELULER


Di dalam imunitas seluler yang berperan adalah limfosit T atau sel T yang berasal dari sel
yang sama dengan sel B tetapi proliferasinya di dalam kelenjar timus atas pengaruh berbagai
faktor asal timus.Limfosit T menyerang antigen yang berada di dalam sel. Fungsi utama
sistim imun spesifik seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri, virus , jamur dan
keganasan di intra seluler. Yang berperan disini adalah limfosit T atau sel T. Sel T
bermacam-macam jenisnya, berdasarkan fungsinya secara umum ada tiga golongan utama
dari sel T. Yang merupakan sel efektor dari killing sel Adalah sel sitotoksik (Tc), dua
golongan lagi termasuk di dalam sel regulasi yaitu sel T helper (Th) dikenal juga sebagai
CD4 dan sel T suppressor (Ts) dikenal juga sebagai CD8.T helper(Th) yang disebut juga
dengan CD4 dan sel T suppressor (Ts) yang dikenal juga dengan CD8. Th berbeda fungsi
berdasarkan kemampuan sitokin yang diproduksi, terbagi menjadi Th1 dan Th2. Th1
mempunyai kontribusi di dalam imunitas humoral.
Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak didalam submukosa jalan nafas dan dinding
alveoli. Sebagai tambahan sel T terdapat dalam jumlah sedikit didalam lumen bronkus dapat
melakukan migrasi ke jaringan. Hal ini dapat menjelaskan bahwa limfosit dapat melakukan
resirkulasi dari darah ke jaringan limpoid dan kembali ke darah. Sel B terdapat dalam jumlah
yang sedikit di dalam lamina propria dari saluran nafas. Konsisten dengan observasi,
sejumlah kecil IgA terdapat di dalam sekresi jalan nafas seperti pada sputum maupun pada
BAL. IgG juga didapat dalam lumen bronkus. Pada keadaan penyakit atopik sel B juga
memproduksi IgE yang didapati disekresi saluran nafas.

Fungsi respon imun seluler lanjutan:


Sel CD8 mematikan scr langsung sel sasaran
Sel T menyebabkan reaksi hipersensitifitas tipe lambat
Sel T memiliki kemampuan menghasilkan sel pengingat
Sel T sbg pengendali CD4 dan CD8 memfasilitasi dan menekan respon imun seluler dan
humoral

BERIKUT TABEL PERBEDAAN IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER


IMUNITAS HUMORAL IMUNITAS SELULER
Yang berperan adalah sel B Yang berperan adalah sel T
Berasal dari sumsum tulang Berasal dari sumsum tulang tetapi
dimatangkan di timus
Melindungi dari infeksi ekstraseluler Melindungi dari infeksi Intraseluler

Anda mungkin juga menyukai