Tinjauan Pustaka
Plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut
berbagai macam zat antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2, CO2, dan N2).
Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi.
Selain darah, cairan tubuh yang lain adalah limfe. Cairan limfe terbentuk dari air, glukosa,
lemak, dan garam. Limfe berfungsi sebagai alat pengangkut cairan dan protein, emulsi lemak,
dan penghasil antibodi. Komponen seluler limfe terdiri dari limfosit dan granulosit. 55% dari
jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa
air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan
karbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah merupakan bagian cair yang berwarna kekuningan, terdiri atas:
c. Protein penggumpal darah (fibrinogen dan Berperan dalam proses penggumpalan Darah
protrombin)
Nutrien, seperti glukosa, asam amino, dan Digunakan oleh sel, makanan cadangan, atau
asam lemah diuraikan
1) hampir 90% air yang di dalamnya terlarut berbagai macam zat, sari makanan, garam
mineral, hormon, enzim, protein, dan zat sisa metabolisme;
2) garam-garam mineral, misalnya NaCl, KCl dan garam-garam fosfat. Adanya garam
menyebabkan tekanan darah dalam pembuluh darah kapiler lebih besar daripada tekanan
darah dalam jaringan sehingga darah yang terdapat di dalam pembuluh kapiler dapat masuk
dalam jaringan. Sebaliknya tekanan darah dalam jaringan lebih besar daripada tekanan darah
pada vena sehingga darah dari jaringan dapat masuk ke vena. Hal ini menyebabkan adanya
keseimbangan pada tekanan darah;
3) protein plasma. Protein tidak hanya terdapat pada sel-sel darah, tetapi juga pada plasma
darah yang terdiri atas:
globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi dan protrombin;
fibrinogen berfungsi dalam proses pembelahan
albumin berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah, yaitu dengan adanya
albumindidalam plasma maka tekanan osmotik di dalam sel darah dengan plasma darah kira-
kira sama sehingga cairan plasma tidak dapat ke dalam sel darah
serum plasma darah yang tidak mengandung fibrinogen dan berisi antibody,
antitoksin, berfungsi menetralkan racun,opisimin berfungsi memacu sifat fagosit pada
leukosit.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah
dibubuhi zat anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh
ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat,
plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025
kg/l.
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya.
Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam
proses pembekuan darah. Plasmapheresis adalah jenis terapi medis yang menyuling
(extraction) plasma darah keluar dari kumpulan partikelnya untuk diolah lebih lanjut dan
memasukkan kembali plasma darah tersebut pada akhir terapi.
B. Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal adalah cairan yang berada diotak dan sterna serta ruang
subrachnoid yang mengelilingi otak dan medulla spinalis. Cairan serebrospinal mempunyai
tekanan yang konstan, dan seluruh ruangan berhubungan satu sama lain.
Letak cairan serebrospinal
Secara anatomis, cairan serebrospinal ditemukan dalam ruang-ruang otak (ventrikel
otak), yaitu pada: Ruang subarakhnoid , Ventrikel otak, Kanal sentralis medula spinalis.
Cairan ini dihasilkan oleh pleksus khoroid yang terdapat pada atap ventrikel ketiga dan
ke empat dan pada dinding medial ventrikel lateral. Cairan serebrospinal dihasilkan secara
aktif dan dalam keadaan normal diimbangi oleh absorbsi kembali ke dalam darah.
Aliran cairan serebrospinal
Aliran cairan serebrospinal adalah sebagai berikut: dari ventrikel lateral cairan serebrospinal
mengalir ke ventrikel III dan disini jumlah cairan serebrospinal akan bertambah lebih
banyak.Dari ventrikel III cairan serebrospinal mengalir melalui akuaduktus Sylvii ke dalam
ventrikel IV yang juga menghasilkan cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal kemudian
keluar melaluiforamen Magendie dan Luschka masuk ke dalam ruang subarakhnoid. Di
ruang subarakhnoid serebrospinal mengalir ke dalam sinus venosus kranial melalui vili
arakhnoidyang merupakan berkas pia arakhnoid yang menembus duramater untuk kemudian
terletak dalam sinus venosus kranial dan kebawah di sekitar medula spinalis.
Apabila salah satu foramen ventrikel otak mengalami penyumbatan maka cairan
serebro-spinalnya akan terus bertambah, akibatnya ventrikel otak membesar karena tekanan
cairan serebrospinal. Pembesaran ventrikel otak akan menekan unsur-unsur saraf di sekitar
ventrikel. Akibatnya fungsi otak terganggu. Bila hal ini terjadi pada bayi baru lahir
(neonatus), maka kepala bayi tersebut menjadi sangat besar. Keadaaan patologis ini
disebut hidrosefalus.
Dalam melakukan pemeriksaan kilinik beberapa hal yang perlu diketahui seorang
pasien adalah tujuan melakukan pemeriksaan laboratorium, jenis pemeriksaan laboratorium
apa yang akan dilakukan, jenis sampel yang akan diperiksa (darah, urine, feses atau cairan
tubuh yang lain), persiapan yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel, waktu
pengambilan sampel yang baik (pagi, siang, malam) agar diperoleh hasil laboratorium yang
valid.
Pemeriksaan satu jenis uji laboratorium tidak akan mampu mengetahui semua
jenis penyakit. Justru, satu jenis penyakit bisa memerlukan beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium, misalnya, untuk penyakit hati/liver, pemeriksaan laboratorium yang
dibutuhkan cukup banyak seperti : albumin, SGOT, SGPT, ALP, gamma GT, HBsAg, Anti-
HCV, bilirubin.