Anda di halaman 1dari 2

Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia (pandemi), termasuk

diantaranya Indonesia. Hingga November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000
kasus didunia yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Di Indonesia,
jumlah HIV yang dilaporkan 1 Oktober s.d. 31 Desember 2016 adalah 41.250 dan untuk
penderita AIDS sebanyak 7.491.
(Sumber: Departemen Kesehatan)

AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) merupakan suatu kondisi medis yang disebabkan
oleh serangan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang mana virus ini dapat
menurunkan sistem kekebalan tubuh.
(Sumber: Obat-obat penting)

Banyak cara yang diduga menjadi cara penularan virus HIV, namun hingga kini cara penularan
HIV yang diketahui adalah melalui :
1. Berhubungan seksual.
2. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya, seperti alat tindik yang telah terkontaminasi
oleh virus HIV.
3. Transmisi melalui transfusi darah yang mana resiko tertular infeksi HIV lebih dari 90%.
4. Penularan dapat terjadi melalui sang ibu yang positif mengandung HIV kepada anaknya saat
terjadi kehamilan. Selain itu, dapat juga menular melalui susu ASI bayi.
5. Belum ada bukti bahwa HIV dapat ditularkan melalui serangga, makanan dan minuman atau
karena berbagi peralatan makan dan minum; bersin, batuk, keringat, air mata, bertukar
pakaian atau gagang telepon; ataupun penggunaan toilet, urinoir atau kolam renang bersama-
sama.
(Sumber: USU)

Gejala :
1. Pada minggu-minggu awal infeksi, orang dapat memiliki gejala yang mirip dengan
demam pembengkakan kelenjar. Antibodi terhadap virus biasanya baru terbentuk pada
saat ini (3 sampai 12 minggu setelah infeksi terjadi). Tahap ini biasa disebut dengan
Periode Jendela dimana infeksi HIV belum terlihat.
2. Pada tahap kedua, virus HIV sudah mulai berkembang biak dan keberadaan HIV tersebut
telah terdeteksi melalui adanya antibodi didalam darah. Periode ini biasanya berlangsung
dari tiga sampai delapan tahun setelah infeksi awal.
3. Pada tahap ketiga, virus HIV mulai merusak sistem kekebalan tubuh dengan timbulnya
beberapa gejala seperti kehilangan berat badan, demam, diare, dan pembesaran pada
kelenjar limpa.
4. Pada tahap akhir, gejala-gejala yang timbul biasanya berlanjut sampai benar-benar AIDS,
yang berkembang pesat sejalan dengan kerusakan yang parah pada sistem kekebalan
tubuh. Orang tersebut dapat menjadi sakit dengan infeksi, kanker atau mengalami
kerusakan sistem saraf.
(Sumber: WHO Guidelines)

Pencegahan :
1. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari seks bebas (Abstinen)
2. Tetap setia dengan pasangan
3. Selalu menggunakan kondom dalam berhubungan seks.
4. Hindari penggunaan narkoba suntik maupun jarum atau alat penembus kulit lainnya.
5. Lakukan edukasi dengan memberitahukan kepada teman-teman mengenai penyakit
AIDS.
(Sumber:)

Pencegahan tidak dapat dilakukan dengan :

1. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar, seperti berkulit bersih atau muda,
karena belum tentu yang tampak sehat dan bersih terbebas dari penyakit-penyakit
menular.
2. Meminum antibiotik sebelum ataupun sesudah berhubungan seks.
3. Meminum minuman beralkohol.
4. Mendapatkan suntikan secara teratur.
5. Membersihkan atau mencuci alat kelamin bagian dalam dan luar segera setelah
berhubungan seks.
6. Menjauhi penderita HIV/AIDS (ODHA : Orang dengan HIV/AIDS)

(Sumber:)

Terapi :

1.

Anda mungkin juga menyukai