Anda di halaman 1dari 9

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Burnout

pada Perawat Kesehatan Jiwa

Iwan M. Ramdan, Oktavian Nursan Fadly


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman
Email : i_oneramdan@yahoo.co.id

Abstrak

Perawat merupakan kelompok tenaga kesehatan yang berisiko mengalami burnout. Faktor-fakor yang
memengaruhi kejadian burnout pada perawat masih perlu diteliti lebih lanjut karena karakteristik perawat dan
lingkungan kerjanya di setiap negara tidak sama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan umur, jenis
kelamin, status kepegawaian, beban kerja, dukungan keluarga dan kepemimpian dengan burnout perawat, dan
menganalisis variabel yang paling berpengaruh. Penelitian Cross Sectional dilakukan terhadap 125 orang perawat
di Rumah Sakit Atma Husada (RS AH) Samarinda. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data
menggunakan uji statistik chi square dan analisis regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan 56%
perawat di RS AH Samarinda mengalami burnout, variabel jenis kelamin (p=0.000), status kepegawaian (p=0.034),
beban kerja, (p=0.022), dukungan keluarga (p=0.000), dan kepemimpinan (p=0.000) berhubungan dengan
burnout, sedangkan umur tidak berhubungan dengan burnout (p=0.426). Dukungan keluarga mempunyai pengaruh
yang paling besar terhadap burnout perawat (nilai OR 17.87), disusul dengan variabel kepemimpinan (nilai OR
14.92) dan beban kerja (nilai OR 2.36). Rumah sakit disarankan untuk melakukan perbaikan sistem kerja untuk
mengurangi beban kerja, meningkatkan dukungan sosial keluarga, dan memperbaiki efektivitas kepemimpinan.

Kata kunci : Burnout perawat, dukungan keluarga, kepemimpinan, status kepegawaian.

Analysis Factors that are Related to Burnout in Mental Health Nurses

Abstract

Nurses are a group of health professionals who are at risk to experience burnout. Factors that are influenced
the incident of burnout to nurses need to be investigated further because nurses characteristics and work
environment are different in every country. This study aimed to analyze relationship of age, gender, employee
status, work load, family support, and leadership with burnout among nurses, as well as to analyze the most
influencing variable. Cross Sectional study were conducted among 125 nurses in Atma Husada Hospital
(RS AH) Samarinda. Questionnaires were used for data collection. The data were analyzed using Chi-square
test and multiple logistic regression. The results showed that 56% nurses at RS AH Samarinda experienced
burnout, variables gender (p=0.000), employee status (p=0.034), work load (p=0.022), family support
(p=0.000), and leaderships (p=0.000) are related to burnout, while ages is not related to burnout (p=0.426).
Family support has the biggest influence towards the nurses burnout (OR=17.87), followed by leaderships
variable (OR= 14.92) and work load (OR= 2.36). Hospitals are suggested to improve the working system in
order to reduce work load, increased family social support, and improve the effectiveness of leadership.

Keywords: Burnout of nurses, employee status, family support, and leaderships.

170 Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

Pendahuluan tingkat prestasi pribadi pada perawat


berhubungan dengan burnout. Sementara
Burnout masih merupakan masalah kesehatan itu De La Fuente (2015) menyimpulkan
kerja dan produktivitas kerja dengan prevalensi burnout di kalangan profesional
prevalensi kejadian yang terus meningkat keperawatan sangat tinggi, sindroma ini
sehingga memerlukan perhatian serius dihubungkan dengan jenis kelamin, usia,
dari para pemangku kepentingan. Maslach status perkawinan, tingkat kesehatan, shift
dan Jackson (dalam Guilermo et al, 2015) kerja dan area layanan kesehatan. Neurotisme,
menyebutkan burnout perawat adalah kondisi agreeability, extraversion dan kesadaran diri
yang menggambarkan respon terhadap stres adalah ciri-ciri kepribadian yang memprediksi
kronis, berhubungan dengan pekerjaan, setidaknya dua dimensi sindrom burnout pada
terdiri dari tiga komponen atau dimensi perawat.
yaitu: kelelahan emosional, depersonalisasi, Beberapa variabel pekerjaan tertentu,
dan prestasi pribadi. Kelelahan emosional seperti jenis giliran kerja (De la Fuente et
mengacu pada beban kerja berlebihan secara al., 2013, Stimpfel et al., 2012), senioritas
fisik dan emosional yang dihasilkan dari pekerjaan, pengalaman kerja dan kepuasan
interaksi dengan rekan kerja dan pengguna kerja (Vargas, et al., 2014), atau pekerjaan
layanan kesehatan. Depersonalisasi adalah yang berhubungan dengan tuntutan emosional
pengembangan tanggapan dan sikap sinis (Bartram et al. 2012), telah memengaruhi
terhadap sesama pekerja dan penerima kejadian burnout pada perawat. Perawat di
manfaat pelayanan. Pengurangan prestasi unit perawatan intensif dengan waktu istirahat
pribadi mengacu pada kecenderungan perawat yang lebih sempit memberikan kontribusi
untuk mengadopsi konsep diri negatif sebagai yang signifikan untuk terjadinya kelelahan
konsekuensi dari situasi tidak menguntungkan. emosional dan burnout (Drach-Zahavy dan
Individu yang mengalami burnout biasanya Marzuq, 2013), dan kurangnya waktu untuk
memiliki gejala psikosomatik (kelemahan menyelesaikan tugas-tugas keperawatan telah
dan insomnia), masalah emosional (cemas menghasilkan kelelahan emosional tingkat
dan depresi), masalah sikap (permusuhan, tinggi dan depersonalisasi (Naruse et al,
apatis dan tidak percaya) dan masalah 2012).
perilaku (agresivitas, lekas marah dan Beberapa penelitian terdahulu khusus pada
isolasi), (Adriaenssens et al. 2012, Jansson- perawat telah mengidentifikasi hubungan
Frojmark and Lindblom, 2011, Leape et al., antara stres kerja dan kepuasan kerja (Lu H,
2012). Selain itu, burnout telah memengaruhi et al, 2012), stres kerja, kepuasan kerja dan
kinerja perawat baik di Rumah Sakit negeri burnout (Toh et al, 2012), serta lingkungan
maupun swasta (peningkatan angka cuti kerja dan burnout (OMahony, 2011). Namun
sakit, efektivitas kerja berkurang, dan lain- demikian, apakah faktor personal, faktor
lain). Para pengguna layanan kesehatan juga organisasi dan faktor dukungan keluarga
mengeluhkan penurunan kualitas pelayanan berpengaruh secara bersama-sama terhadap
kesehatan yang diberikan perawat (Clausen et burnout perawat, dan variabel mana yang
al., 2012, Schmidt dan Diestel, 2012) paling berpengaruh masih perlu diteliti
Karena sifat alamiah dari pekerjaannya, lebih lanjut sehingga hasil penelitian ini
perawat merupakan kelompok tenaga bermanfaat bagi para stakeholder di Rumah
kesehatan yang berisiko untuk mengalami Sakit Atma Husada (RS AH) Samarinda
burnout dibanding tenaga kesehatan dalam pencegahan dan pengelolaan burnout.
lainnya (Lorenz et al., 2010). Studi terbaru Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
menyimpulkan burnout pada perawat hubungan umur, jenis kelamin, status
berhubungan dengan kelelahan emosional kepegawaian, beban kerja, dukungan keluarga
dan peningkatan morbiditas terkait dengan dan faktor kepemimpinan dengan burnout
gangguan kejiwaan (Renzi et al., 2012). pada perawat kesehatan jiwa dan menganalisis
Selanjutnya Al Turki (2010) melaporkan variabel yang paling memengaruhi burnout
tingkat prevalensi kelelahan emosional tinggi pada perawat di RS AH Samarinda.
dan depersonalisasi disertai dengan rendahnya

Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016 171


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

Metode Penelitian selama jam kerja berlangsung. Kepemimpinan


diukur menggunakan indikator sikap,
Penelitian ini merupakan survei analitik komitmen yang diberikan pada organisasi,
dengan pendekatan cross sectional yaitu motivasi terhadap pekerjaan, kinerja dan hasil
penelitian yang dilakukan untuk mempelajari yang dicapai oleh organisasi atau produktivitas
korelasi antara faktor risiko dengan efek kelompok. Sementara itu, variabel dukungan
yang dilakukan dengan cara observasi atau keluarga meliputi, dukungan emosional
pengumpulan data sekaligus pada satu saat mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
atau secara bersamaan. Variabel bebas terdiriperhatian terhadap orang yang bersangkutan,
dari jenis kelamin, umur, status kepegawaian,dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan
beban kerja, dukungan keluarga dan faktor hormat atau penghargaan positif orang itu,
kepemimpinan, sementara variabel terikat dukungan instrumental meliputi bantuan
adalah burnout . Hipotesis penelitian terdirilangsung sesuai dengan yang dibutuhkan
dari : umur, jenis kelamin, status kepegawaian,
oleh individu tersebut, dukungan informatif
beban kerja, dukungan keluarga dan faktor mencakup pemberian saran, nasihat, petunjuk,
kepemimpinan secara parsial berhubungan dan umpan balik.
dengan burnout perawat dan secara bersama- Variabel kepemimpinan dan dukungan
sama memengaruhi burnout pada perawat keluarga diukur menggunakan skala peringkat
kesehatan jiwa. Penelitian dilakukan pada berdasarkan pilihan jawaban responden
bulan Februari 2015 di Rumah Sakit AHM terhadap setiap butir kuesioner yang diajukan.
Samarinda dengan jumlah responden sebanyak Jawaban (A) sangat sering, mendapatkan
125 orang perawat, dimana seluruh anggota skor 5; (B) sering, mendapatkan skor 4; (C)
populasi dijadikan sampel penelitian (total kadang-kadang, mendapatkan skor 3; (D)
sampling). jarang, mendapatkan skor 2; (E) tidak pernah,
Alat yang digunakan untuk mengukur mendapatkan skor 1. Sebelum instrumen
burnout perawat digunakan kuesioner digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji
Maslach Burnout Inventory yang terdiri validitas dan perhitungan koefisien reliabilitas.
dari tiga dimensi yaitu kelelahan fisik dan Validitas butir diuji dengan perhitungan
emosional, depersonalisasi, dan penurunan koefisien korelasi product moment person
personal accomplishment. Dimensi
antara skor butir dengan skor total (rhitung).
kelelahan emosional menggambarkan Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan
perasaan kelelahan, terkurasnya energinya, terhadap 32 responden, dari 20 butir kuesioner
dan perasaan kosong yang berkepanjangan. kepemimpinan dan 20 butir kuesioner
Dimensi depersonalisasi berhubungan dengan dukungan keluarga yang diuji cobakan
sikap sinis dan menarik diri terhadap orang terdapat masing-masing 15 butir yang valid
lain dalam bekerja. Sedangkan, dimensi dan 5 butir yang tidak valid (drop).
penurunan personal accomplishment Berdasarkan hasil perhitungan rumus Alpha
menggambarkan perasaan tidak berdaya dan Cronbach, diperoleh koefisien reliabilitas
tidak kompeten pada pekerjaannya. MBI- 0,798 (kepemimpinan) dan 0,816 (dukungan
HSS terdiri atas 22 butir pernyataan dimana keluarga). Untuk membuktikan hipotesis
tiap butir mengandung lima pilihan jawaban penelitian variabel umur, jenis kelamin dan
yaitu 1 (tidak pernah), 2 (jarang), 3 (kadang-
status kepegawaian digunakan uji chi square
kadang), 4 (sering), dan 5 (selalu). Kuesioner
(karena skala data bersifat nominal), dan untuk
yang dibagikan berisi butirbutir pernyataan variabel dukungan keluarga, kepemimpinan
positif dan negatif dan beban kerja digunakan analisis regresi
Pengukuran beban kerja perawat
logistik berganda dengan batas kemaknaan
menggunakan teknik work sampling yang =0,05.
diadaptasi dari penelitian Tamilselvi dan
Regunath (2013), yakni mengukur aktivitas
perawat dengan menghitung waktu yang Hasil Penelitian
digunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan dan waktu yang tidak digunakan Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa umur
untuk melaksanakan asuhan keperawatan perawat sebagian besar berada pada kisaran

172 Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

Tabel 1 Karakteristik Responden


Karakteristik Kategori Frekuensi Presentasi (%)
Umur (Tahun) 20 30 62 49.6
31 40 29 23.2
> 40 34 27.2
Jenis kelamin Laki-laki 59 47.2
Perempuan 66 53.1
Status kepegawaian PNS 66 52.8
Tenaga kontrak 59 47.2

Tabel 2 Hasil Analisis Univariat Faktor yang Berhubungan dengan Burnout Perawat Kesehatan
Jiwa di RS AH Samarinda
Variabel Frekuensi Presentasi (%)
Burnout Mengalami burnout 70 56
Tidak burnout 55 44
Beban kerja Berat 11 8.8
Ringan 114 91.2
Dukungan keluarga Kurang mendukung 53 42.2
Mendukung 72 57.6
Kepemimpinan Kurang efektif 48 38.4
Efektif 77 61.6
Status kepegawaian PNS 66 52.8
Tenaga kontrak 59 47.2

Tabel 3 Hasil Uji Bivariat Faktor yang Berhubungan dengan Burnout Perawat Kesehatan Jiwa
di RS AH Samarinda
Hubungan variabel P -Value Interpretasi
Umur - Burnout 0.426 Tidak berhubungan
Jenis Kelamin - Burnout 0.000 Berhubungan signifikan
Status kepegawaian - Burnout 0.034 Berhubungan signifikan
Beban kerja Burnout 0.022 Berhubungan signifikan
Dukungan keluarga Burnout 0.000 Berhubungan signifikan
Kepemimpinan - Burnout 0.000 Berhubungan signifikan

Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Analisis Faktor yang berhubungan dengan
Burnout Perawat Kesehatan Jiwa di RS AH Samarinda
Variabel independen Odd Ratio p B Tingkat kepercayaan 95 %
(OR) Batas bawah Batas atas
Dukungan keluarga 17.8 0.000 5.18 14.97 2133
Kepemimpinan 14.9 0.001 2.703 2.95 75.31
Beban kerja 2.36 0.602 0.862 0.93 60.53

Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016 173


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

2030 tahun yaitu sebanyak 62 orang (49,6%). hipotesis dapat dilakukan sebab tidak ada
Jenis kelamin perawat hampir imbang yaitu perbedaan signifikan antara model dengan
perawat laki-laki sebanyak 59 orang (47.2%) nilai observasinya.
dan perawat perempuan sebanyak 66 orang Seleksi kandidat model multivariat
(53.1%), status kepegawaian hampir imbang dilakukan dengan cara melakukan analisis
yaitu pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 66 bivariat terlebih dahulu. Hasil uji bivariat
orang (52.2%) dan tenaga kontrak sebanyak seperti yang dapat dilihat pada tabel 3
59 orang (47.2%). menunjukan untuk 5 variabel mempunyai
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebanyak nilai p <0.25 yang menunjukkan variabel
70 orang (56%) perawat di RS AH Samarinda dapat dimasukan ke dalam kandidat model
mengalami burnout, 91.2% beban kerja multivariat, akan tetapi walaupun terdapat satu
perawat adalah ringan, 72 orang perawat variabel yang mempunyai nilai p >0.25 tetap
(57.6%) menyatakan mendapatkan dukungan dapat dimasukan ke dalam kandidat model
keluarga, sebanyak 77 orang perawat (61.6%) karena secara substantif dan teoritis variabel
menyatakan kepemimpinan di Rumah tersebut penting.
Sakit AH Samarinda efektif, dan Status Setelah dilakukan seleksi kandidat serta
kepegawaian lebih banyak pegawai negeri pemodelan diperoleh hasil nilai Exp (B) atau
sipil (PNS) (52,8%) dibanding tenaga kontrak. disebut juga Odds Ratio (OR) dari yang paling
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa besar sebagai berikut : Variabel dukungan
variabel umur tidak berhubungan dengan keluarga memiliki nilai OR 17.87, variabel
kejadian burnout (p-value 0.0426), variabel kepemimpinan mempunyai nilai OR 14.92,
jenis kelamin berhubungan dengan kejadian variabel beban kerja mempunyai nilai OR
burnout (p-value 0.000), variabel status 2.36., dengan demikian dapat disimpulkan
kepegawaian berhubungan dengan kejadian bahwa variabel dukungan keluarga mempunyai
burnout (p-value 0.034), variabel beban kerja pengaruh yang paling besar memengaruhi
berhubungan dengan burnout (p-value 0.022), kejadian burnout pada perawat disusul dengan
variabel dukungan keluarga berhubungan variabel kepemimpinan dan beban kerja. Hasil
dengan burnout (p-value 0.000) dan variabel analisis multivariat dengan menggunakan uji
kepemimpinan berhubungan dengan burnout regresi logistik berganda dapat dilihat pada
(p-value 0.000). tabel 4.
Analisis multivariat dilakukan untuk Dari hasil analisis multivariat secara
mengetahui variabel yang paling dominan keseluruhan maka diperoleh persamaan
memengaruhi kejadian burnout pada perawat regresi sebagai berikut :
kesehatan jiwa di RS AH Samarinda dengan
menggunakan analisis regresi logistik Burnout Perawat = -11.149 + (5.186*Dukungan
berganda dengan model prediksi yaitu Keluarga)+(2.703*Kepemimpinan)+
melalui seleksi variabel independennya. (0.862*Beban Kerja)
Hasil uji ketepatan model didapatkan nilai
X2 111.011 > X2 tabel pada DF 6 (jumlah Dengan model ini dapat diperkirakan
variabel independen 6) dengan signifikansi kejadian burnout dengan variabel dukungan
sebesar 0,000 (< 0,05) yang menunjukkan keluarga, kepemimpinan dan beban kerja.
penambahan variabel independen dapat Kejadian burnout akan berubah menjadi
memberikan pengaruh nyata terhadap model bertambah sebesar 5.186 jika perawat tidak
(model dinyatakan FIT). Nilai Nagelkerke R mendapatkan dukungan keluarga, dan
Square sebesar 0,789 menunjukkan bahwa seterusnya.
kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen adalah
sebesar 0,789 atau 78.9% dan terdapat 100% - Pembahasan
78.9% = 21.1% faktor lain di luar model yang
menjelaskan variabel dependen. Hosmer and Hasil penelitian menunjukkan umur perawat
Lemeshow test menunjukkan nilai signifikansi tidak berhubungan dengan burnout. Hasil ini
sebesar 0.065 (>0.05) hal ini menunjukkan tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
bahwa model dapat diterima dan pengujian dilakukan Maslach (2003) yang menyimpulkan

174 Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

umur berpengaruh dalam kemampuan tidak aman dalam bekerja atau ancaman
mengatasi masalah yang berpengaruh terhadap akan kehilangan pekerjaan). Sesuai dengan
burnout. Orang yang berusia muda memiliki pendapat Smithson dan Lewis (2000), job
kemungkinan mengalami burnout lebih besar insecurity adalah kondisi psikologis karyawan
daripada orang yang berusia lebih tua. Para yang menunjukan perasaan bingung dan
pekerja pelayanan publik bekerja dengan merasa tidak aman dikarenakan kondisi
harapan yang tidak realistis jika dibanding lingkungan kerja yang berubah-ubah. Kondisi
dengan pekerja yang lebih tua. Seiring dengan ini muncul sebagai akibat jenis pekerjaan yang
pertambahan usia pada umumnya individu tidak permanen (pekerja kontrak). Berbeda
menjadi lebih stabil, lebih matang dan lebih dengan pegawai negeri sipil yang merasa
teguh sehingga memiliki pandangan yang lebih tenang dalam bekerja karena kemungkinan
realistis. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai kehilangan pekerjaan hampir tidak ada.
dengan penelitian Ahola et al., (2008) yang Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
menyimpulkan umur berhubungan signifikan Ismail (2015) yang menyimpulkan job
dengan burnout baik pada pria atau wanita. inscurity berhubungan dengan burnout, dan
Tidak adanya hubungan umur perawat dengan burnout menyebabkan tingginya turnover;
burnout dalam penelitian ini dikarenakan dan penelitian Mosadeghrad (2013) yang
beberapa hal antara lain; komposisi umur menyimpulkan job inscurity dan kurangnya
perawat di setiap ruangan lebih banyak berusia dukungan pihak manajemen Rumah Sakit
kurang dari 40 tahun, dari hasil tabulasi silang berhubungan dengan burnout dan turnover
didapatkan perawat yang mengalami burnout perawat.
sebagian besar berusia kurang dari 40 tahun, Beban kerja berhubungan dengan burnout
hanya 17 orang saja perawat berusia diatas 40 perawat. Hasil penelitian ini sesuai dengan
tahun yang mengalami burnout. penelitian sebelumnya oleh Kiekkas (2010)
Jenis kelamin perawat berhubungan yang menunjukkan hasil bahwa burnout
signifikan dengan burnout. Hasil tabulasi syndrome memiliki hubungan yang signifikan
silang menunjukkan komposisi perawat di dengan beban kerja perawat (p-value=0,005),
RS AHM antara perawat Pria dan Perawat dan beban kerja yang tinggi secara spesifik
Wanita hampir imbang, dan perawat berpengaruh pada salah satu dimensi dari
wanita lebih banyak mengalami burnout. burnout syndrome yaitu physical dan emotional
Tingginya burnout pada perawat perempuan exhaustion. Begitu pula dengan penelitian
kemungkinan besar disebabkan karena Togia (2005) yang menyimpulkan beban kerja
perawat wanita mengalami konflik antara yang tinggi dan tugas rutin yang berulang
mengurus keluarga dan menolong pasien dapat menyebabkan burnout, serta penelitian
secara professional yang sudah menjadi Bogaert et al., (2013) menyimpulkan beban
tanggungjawabnya. Tidak jarang perawat kerja perawat berhubungan dengan burnout.
perempuan harus meninggalkan keluarga yang Dukungan keluarga pada penelitian ini
sedang sakit atau membutuhkan perhatian berhubungan signifikan dengan burnout
lebih dan disisi lain mereka juga harus bersikap pada perawat. Hal ini dapat dipahami sebab
professional mengutamakan menolong dan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang
menghibur pasien. Hasil penelitian ini sesuai menekan, individu membutuhkan dukungan
dengan penelitian Guillermo et al., (2015) sosial. Individu yang memiliki dukungan sosial
yang menyimpulkan bahwa, jenis kelamin, yang tinggi tidak hanya mengalami stres yang
status pernikahan dan kepemilikan anak rendah, tetapi juga dapat mengatasi stres secara
berhubungan signifikan dengan burnout pada lebih berhasil dibanding dengan mereka yang
perawat. kurang memperoleh dukungan sosial. Salah
Status kepegawaian berhubungan satu sumber dukungan sosial adalah keluarga.
signifikan dengan burnout. Hasil ini konsisten Keluarga merupakan tempat bercerita dan
dengan kesimpulan penelitian terdahulu mengeluarkan keluhan-keluhan bila individu
yang menyatakan status tenaga kontrak/ mengalami persoalan. Hasil penelitian ini
honorer sering menjadi penyebab burnout sesuai dengan kesimpulan penelitian Tselebis
dihubungan dengan job insecurity (perasaan et al., (2008) yang menyimpulkan dukungan

Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016 175


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

keluarga berhubungan positif signifikan Simpulan


dengan burnout pada perawat di Yunani.
Dukungan sosial keluarga bekerja sebagai Lebih dari setengahnya (56%) perawat di RS
pelindung untuk melawan perubahan peristiwa AHM Samarinda mengalami burnout. Jenis
kehidupan yang penuh stres. Melalui dukungan kelamin, status kepegawaian, beban kerja,
sosial keluarga, kesejahteraan psikologis dukungan keluarga, dan kepemimpinan
akan meningkat karena adanya perhatian berhubungan dengan burnout, sementara itu
dan pengertian akan menimbulkan perasaan umur tidak berhubungan dengan burnout.
memiliki, meningkatkan harga diri dan Variabel dukungan keluarga mempunyai
kejelasan identitas diri serta memiliki perasaan pengaruh yang paling besar terhadap burnout
positif mengenai diri sendiri. Dukungan sosial pada perawat di RS AH Samarinda, disusul
keluarga dan adanya perhatian orang lain dengan variabel kepemimpinan dan beban
dapat membuat orang tahan terhadap tekanan kerja.
yang menimbulkan burnout, sebagaimana Mencegah terjadinya burnout yang lebih
hasil penelitian Tipadjan dan Sundaram berat disarankan agar Rumah Sakit melakukan
(2012) yang menyimpulkan dukungan sosial upaya perbaikan sistem kerja untuk mengurangi
dari keluarga dan rekan kerja berhubungan beban kerja, dukungan sosial keluarga agar
signifikan dengan burnout pada perawat di dipertahankan atau lebih ditingkatkan, dan
Rumah Sakit Umum Puducherry India . Hasil memperbaiki efektivitas kepemimpinan di
penelitian ini konsisten dengan penelitian ruangan sehingga memberikan kontribusi
sebelumnya yang dilakukan oleh Khalafi et al positif dalam pencegahan burnout pada
(2014) yang menyimpulkan dukungan sosial perawat kesehatan jiwa.
keluarga menjadi variabel mediator terjadinya
stres kerja dan burnout pada perawat.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan Daftar Pustaka
kepemimpinan efektif berhubungan dengan
burnout perawat. Hasil ini sesuai dengan hasil Adriaenssens, J., De Gucht, V., & Maes, S.
penelitian sebelumnya yang menyimpulkan (2012). The impact of traumatic events on
kepemimpinan merupakan faktor penting emergency room nurses: Findings from a
yang berhubungan dengan suatu organisasi questionnaire survey. Int. J. Nurs. Stud., 49,
dan kinerja karyawan di mana dalam 14111422.
kepemimpinan transformasional dianggap
sebagai model yang dapat meningkatkan Ahola, K., Honkonen, T., Virtanen, M.,
kapasitas kinerja karyawan dengan. Arroma, A., & Lonnqvist, J. (2008). Burnout
memberikan pengarahan dan motivasi. Gaya in relation to age in the adult working
kepemimpinan akan memengaruhi motivasi population. J. Occup Health, 50, 362365.
kerja dan kinerja para perawat, otonomi
pekerjaan, tingkat frustrasi, dan tingkat Al-Turki, H.A. (2010). Saudi Arabian nurses
kelelahan kerja perawat pelaksana (Marquis are they prone to burnout syndrome?. Saudi
& Huston, 2010). Gaya kepemimpinan yang Med. J., 31(3), 313316.
tidak efektif dapat menciptakan hasil kerja
yang tidak optimal. Sebagai contoh, aturan Bartram, T., Casimir, G., Djurkovic, N.,
ketat yang ditetapkan oleh pemimpin sering Leggat, S.G., & Stanton, P. (2012). Do
membuat pegawai memiliki batasan dalam perceived high performance work systems
berinovasi, merasa tidak mengerti tentang apa influence the relationship between emotional
yang harus dilakukan, tidak puas dengan hasil labour, burnout and intention to leave? A study
yang mereka dapat, dan menurunkan prestasi of Australian nurses. J. Adv. Nurs., 68(7),
kerja. Akibatnya, pegawai dapat mengalami 15671578.
kelelahan kerja berkelanjutan yang disebut
burnout (Schabracq et al, 2003) Bogaert, P.V., Clarke, S., Wouters, K.,
Franck, E., Willems, R., & Mondelaers, M.

176 Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

(2013). Impacts of unit-level nurse practice the Swedish workforce. Int. J. Behav. Med.,
environment, workload and burnout on nurse- 17, 306313.
reported outcomes in psychiatric hospitals: A
multilevel modelling approach. Int. Journal of Khalafi, A., Yalda, T., & Shima, O. (2014).
Nursing Studies, 50(3), 357365. Relationship between job stress and social
support and burnout in nurses. JNAS Journal,
Cabrera Gutierrez, L.S., Lopez Rojas, P., 3(1), 4852.
Salinas Tovar, S., Ochoa Tirado, J.G., Marn
Coton ieto, I.A., & Haro Garca, L. (2005). Kiekkas, P. (2010). Level and correlates of
Burnout syndrome among Mexican hospital burnout among orthopaedic nurses in Greece.
nursery staff. Rev. Me d. Inst. Mex. Seguro Journal of Orthopaedic Nursing, 29(3), 203
Soc., 43(1), 1115. 209.

Clausen, T., Nielsen, K., Carneiro, I.G., & Leape, L.L., Shore, M.F., Dienstag, J.L.,
Borg, V. (2012). Job demands, job resources Mayer, R.J., Edgman-Levitan, S., & Meyer,
and long-term sickness absence in the Danish G.S. (2012). Perspective: A culture of respect.
eldercare services: A prospective analysis of Part 1: The nature and causes of disrespectful
register-based outcomes. J. Adv. Nurs., 68(1), behavior by physicians. Acad. Med., 87, 845
127136. 852.

De la Fuente, E.I., Lozano, L.M., Garca- Lorenz, V.R., Benatti, M.C.C., & Sabino,
Cueto, E., San Luis, C., Vargas, C., & Canadas, M.O. (2010). Burnout and stress in nurses in
G.R. (2013). Development and validation a university hospital of great complexity. Rev.
of the Granada Burnout Questionnaire in Lat. Am. Enferm, 18, 10841091.
Spanish police. Int. J. Clin. Health Psychol.,
13(3), 216225. Lu, H., Barriball, K.L., Zhang, X., & While,
A.E. (2012). Job satisfaction among hospital
De La Fuenta, C.D., Vargas, C., San Luis, C., nurses revisited: A systematic review. Int J
Garca, I., Caadas, G.R., De la Fuente, E.I. Nurs Stud., 49(8), 1017-38.
(2015). Risk factors and prevalence of burnout
syndrome in the nursing profession. Int J Nurs Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2012).
Stud., 52(1), 240-9. Leadership roles and management function
in nursing. New York: Lippincot Williams &
Drach-Zahavy, A., & Marzuq, N. (2013). The Wilkins.
weekend matters: Exploring when and how
nurses best recover from work stress. J. Adv. Maslach, C. (2003). Burnout: The cost of
Nurs., 69(3), 578589. caring. USA: Malor Books, Cambridge, MA.

Guillermo, A., Caadas-De la Fuente, Vargas, Mosadeghrad, A.M. (2013). Occupational


C., Luis, C.S., Garca, I., Caadas, G.R., & stress and turnover intention: implications
De la Fuente, E.I. (2015). Risk factors and for nursing management. Int J Health Policy
prevalence of burnout syndrome in the nursing Manag., 1(2), 169176.
profession. International Journal for Nursing
Studies, 52(1), 240249. Naruse, T., Taguchi, A., Kuwahara, Y.,
Nagata, S., Watai, I., & Murashima, S. (2012).
Ismail, H. (2015). Job insecurity, burnout Relationship between perceived time pressure
and intention to quit. International Journal during visits and burnout among home visiting
of Academic Research in Business and Social nurses in Japan. Jpn. J. Nurs. Sci., 9(2), 185
Sciences, 5(4), ISSN: 2222-6990. 194.

Jansson-Frojmark, M., & Lindblom, K. O Mahony, N. (2011). Nurse burnout and the
(2011). Is there a bidirectional link between working environment. J. Emerg Nurse, 19(5),
insomnia and burnout? A prospective study in 30-7.

Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016 177


Iwan M. Ramdan : Faktor yang Berhubungan dengan Burnout pada Perawat Kesehatan Jiwa

Renzi, C., Di Pietro, C., & Tabolli, S. ISSN 2249-7110.


(2012). Psychiatric morbidity and emotional
exhaustion among hospital physicians and Tipajan, A., & Sundaram, S. (2012). Nurses
nurses: association with perceived job-related burnout: Does personality and social support
factors. Arch. Environ. Occup. Health 67(2), relate?. Journal of Organisation & Human
117123. Behaviour, 1(3).
Schabracq, M.J, Winnubst, J.A.M., & Togia, A. (2005). Measurement of burnout and
Cooper, C.L. (2003). The handbook of work the influence of background characteristics
and health psychology. John Wiley & Sons, in Greek Academic Libraries Library
Ltd. ISBN: 0-471-89276-9. Management. Journal Library, 26, 130139.
Schmidt, K.H., & Diestel, S. (2012). The Toh, S.G., Ang, E., & Devi, M.K. (2012). The
relation of self-control demands to job relationship between the nursing shortage
strain: The moderating role of organisational and job satisfaction, stress and burnout levels
commitment. Appl. Psychol., 61(3), 479497. among nurses in oncology/ haematology
settings. Int J Evid Based Healthc, 10(2), 126-
Smithson, J., & Lewis, S. (2000). Is job 4.
insecurity changing the psychological
contract?. Personnel Review, 29(6), 68002. Tselbis, A., Bratis, D., Karkanias, A.,
Apostolopoulou, E., Moussas, G., Gournas, G.,
Stimpfel, A.W., Sloane, D.M., & Aiken, L.H. & Ilias, I. (2008). Associations on dimensions
(2012). The longer the shifts for hospital of burnout and family support for a sample of
nurses, the higher the levels of burnout and Greek nurses. Psychol Rep., 103(1), 63-6.
patient dissatisfaction. Health Aff. (Millwood),
31(11), 25012509. Vargas, C., Guillermo, A., Caadas,
Aguayo, R., & Fernndez, R. (2014). Which
Tamilselvie, A., & Regunath, R. (2013). Work occupational risk factors are associated with
sampling: A quantitative analysis of nursing burnout in nursing? A meta-analytic study.
activity in a medical ward. Nitte University International Journal of Clinical and Health
Journal of Health Science (NUJHS), 3(3). Psychology, 14(1), 2838.

178 Volume 4 Nomor 2 Agustus 2016

Anda mungkin juga menyukai