PNEUMOPERITONEUM
Disusun Oleh :
Diajukan Kepada :
PRESENTASI KASUS
PNEUMOPERITONEUM
Disusun Oleh :
Dokter Penguji :
2
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN COVER...........................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
BAB II KASUS....................................................................................................................5
BAB IV KESIMPULAN....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pneumoperitoneum adalah istilah yang menggambarkan adanya udara bebas/free air pada
intraperitoneal. Pneumoperitoneum ini bisa merupakan tanda keadaan yang tidak berbahaya,
cepat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa pasien. Pemeriksaan X- foto polos abdomen
maupun thoraks merupakan modalitas imaging pilihan pertama untuk mendiagnosis adanya
pneumoperitoneum. Bila secara klinis terdapat tanda perforasi, dan pada X- foto polos ditemukan
adanya pneumoperitoneum, maka keadaan ini merupakan indikasi bedah emergensi. Penyebab
paling umum pneumoperitoneum adalah perforasi organ berongga abdomen yang dapat
disebabkan oleh karena trauma, perforasi ulkus peptikum, divertikulitis, maupun tumor maligna.
Pemeriksaan X- foto polos konvensional yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
pneumoperitoneum adalah X foto thorax posisi tegak, X- foto polos abdomen 3 posisi tegak
(erek), supine, dan left lateral dekubitus (LLD). Beberapa hal yang penting menyangkut teknik
pemeriksaan dan persiapannya perlu diperhatikan, agar dapat mendeteksi adanya udara
Pneumoperitonem dalam jumlah sedikit dapat dengan mudah terlihat dibawah dome
diafragma pada X- foto polos posisi erek. Namun, seringkali pasien dalamkondisi
emergensi hanya memungkinkan untuk menjalani foto abdomen posisi supine, sehingga
perlu perhatian dalam interpretasi tanda tanda pneumoperitoneum pada posisi abdomen
supine. Pada 56 % kasus dengan pneumoperitoneum, adanya free air dapat dideteksi
4
BAB II
KASUS
A. Identitas Pasien
Alamat : Bantul
Pekerjaan : Petani
B. Anamnesa:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada ulu hati. Nyeri
dirasakan tiba-tiba. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri dada. Mual (-),
3. Vital Sign :
- TD : 140/80 mmHg
- Nadi : 63 x/menit
- Suhu : 36,3 oC
- Respirasi :16 x/menit
4. Kepala : Normocephal
5
5. Mata : Sclera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), reflek cahaya (+/+)
6. Thorax
Paru-paru Jantung
Inspeksi : Simetris Palpasi : Ictus cordis teraba
Palpasi : Vokal fremitus simetris Auskultasi : BJ 1-II reguler
Perkusi : Sonor BJT (-)
Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-)
7. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (+)
8. Ekstremitas : Akral dingin (-), Oedem (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi : Foto Polos abdomen diambil pada saat pasien masuk IGD
Deskripsi : Foto thoraks posisi AP duduk. Deskripsi : Foto polos abdomen posisi
Tampak gambaran lusen berbentuk bulan
lateral dekubitus kiri.
sabit diantara diafragma kanan dan hepar Gambaran radiolusen antara batas lateral
(Semilunar shadow). kanan dari hepar dan permukaan
Kesan : Pneumoperitoneum.
peritoneum. (Decuitus abdominal sign).
Kesan : Pneumoperitoneum.
6
Deskripsi : Foto polos abdomen posisi AP-Supine.
Peritoneal fat line baik
Psoas line baik
kontur hepar normal
Distribusi udara usus normal.
Double wall sign/Riglers sign
Kesan : Sesuai gambaran Pneumoperitoneum.
E. Diagnosis
Diagnosis : Pneumoperitoneum
Diagnosis banding : Syndrom Chilaiditi, Abses suphrenic, Linear atelectasis pada
dasar paru.
F. Terapi
- Rantin 2x1
- Ivorages 3x1.
BAB III
PEMBAHASAN
1. ANATOMI
A. PERITONEUM
dorsal dan ventral usus saling mendekat, sehingga mesoderm tersebut kemudian
menjadi peritonium.
7
Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis (tunika
serosa).
parietalis.
terjadi perlekatan. Akibat perlekatan ini, ada bagian-bagian usus yang tidak
mesenterium;
mesenterium.
2. PNEUMOPERITONEUM
A. DEFINISI
Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas dalam ruang peritoneum
yang biasanya terkait dengan perforasi dari usus kecil. Namun, setiap viskus
umum dari pneumoperitoneum adalah perforasi saluran pencernaan yaitu lebih dari
90%. Perforasi dari lambung atau duodenum yang disebabkan oleh ulkus peptikum
biasanya muncul dengan tanda-tanda dan gejala peritonitis, dan temuan radiologis
yang paling umum adalah adanya gambaran lusen diantara diafragma kanan
usia. Pada neonatus, penyebab yang paling mungkin adalah perforasi lambung
sekunder enterocolitis necrotizing atau obstruksi usus. Selain itu, mungkin ada
penyebab iatrogenik, seperti perforasi dari tabung nasogastrik atau dari ventilasi
mekanis. Pada bayi yang lebih tua dan anak-anak, penyebab terbanyak adalah trauma
pencernaan (dari ulkus lambung atau duodenum, ulkus stres, kolitis ulserativa dengan
megakolon toksik, penyakit Crohns, obstruksi usus), pengobatan steroid, infeksi pada
peritoneum dengan organisme gas membentuk atau pecahnya abses, atau mungkin
pneumoperitoneum adalah:
9
1. Ruptur viskus berongga (yaitu perforasi ulkus peptikum, necrotizing enterocolitis,
3. Infeksi rongga peritoneum dengan organisme membentuk gas dan atau pecahnya
4. Pneumatosis intestinalis
C. MANIFESTASI KLINIS
Presentasi klinis pasien pneumoperitoneum bervariasi, tergantung pada
asimtomatik, namun pasien dapat mengalami nyeri abdomen samar akibat perforasi
gejala berbagai penyebab perforasi peritoneum mungkin seperti kaku perut, tidak
ada bising usus, nyeri epigastrium atau bisa sampai mengalami syok.
D. DIAGNOSIS
Temuan gas bebas intraperitoneal biasanya diasosiasikan dengan perforasi
anamnesis menyeluruh dan pemeriksaan fisik tetap yang paling penting dalam
bebas adalah dengan cara foto polos Thorax AP setengah duduk. Udara akan
terlihat tepat di bawah hemidiaphragma, sela antara diafragma kanan dan hati. Jika
foto polos Thorax erect tidak dapat dilakukan, maka pasien ditempatkan di sisi
posisi lateral dekubitus kiri dan udara dapat dilihat sela antara hati dan dinding
perut. Foto polos, jika benar dilakukan, dapat mendiagnosa udara bebas di
10
pneumoperitoneum. CT dianggap sebagai standar kriteria dalam penilaian
11
Pencitraan radiologis Pneumoperitoneum
1. Foto polos
modalitas diagnostik lini pertama. Hal ini dikarenakan kemudahan untuk melakukan
dan mendapatkan akses untuk foto dan harganya yang murah. Setidaknya diambil 2
foto, meliputi foto abdomen posisi supine dan foto Thorax posisi erect atau left
lateral dekubitus. Udara bebas walaupun dalam jumlah yang sedikit dapat terdeteksi
pada foto polos. Pasien tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit
sebelum foto diambil. Pada foto polos abdomen atau foto Thorax posisi erect,
(Semilunar Shadow) diantara diafragma kanan dan hepar atau diafragma kiri dan
lien. Juga bisa tampak area lusen bentuk oval (perihepatik) di anterior hepar. Pada
posisi lateral dekubitus kiri, didapatkan radiolusen antara batas lateral kanan dari
hepar dan permukaan peritoneum. Pada posisi lateral dekubitus kanan, tampak
Triangular Sign seperti segitiga yang kecil-kecil dan berjumlah banyak karena pada
posisi miring udara cenderung bergerak ke atas sehingga udara mengisi ruang-ruang
di antara incisura dan dinding abdomen lateral. Pada proyeksi abdomen supine,
berbagai gambaran radiologi dapat terlihat yang meliputi Falciform Ligament Sign
dan Rigler`S Sign. Proyeksi yang paling baik adalah lateral dekubitus kiri, dimana
udara bebas dapat terlihat antara batas lateral kanan dari hepar dan permukaan
peritoneum. Posisi ini dapat digunakan untuk setiap pasien yang sangat kesakitan.
12
Gambar 4. Radiolusen diantara diafragma Gambar 5. Morrisons Pouch sign.
kanan dengan hepar. (semilunar shadow). Sumber
Sumber www.wikiradiography.net/page/Pneu
www.wikiradiography.net/page/Pneumoper moperitoneum
itoneum
13
Gambar 5. 4. Udara bebas Gambar 7. Pada posisi lateral dekubitus kiri
Gambar 6. Triangle sign.
diantara
pada kantong
diafragma
Morrisons
kanan terlihat Decubitus abdominal sign. Sumber
Sumber
dengan cap
(doges hepar
sign).
(semilunar
Sumber
www.wikiradiography.net/p www.wikiradiography.net/page/Pneumoperitone
shadow).
www.wikiradiography.net/
Sumber
age/Pneumoperitoneum um
www.wikiradiography.net/
page/Pneumoperitoneum
page/Pneumoperitoneum
Gambar 8.10.9.Continuous
Urachus
Double
Diaphragm
bubble
sign. sign. Sumber
sign.
Sumber
www.wikiradiography.ne
www.wikiradiography.ne
t/page/Pneumoperitoneu
t/page/Pneumoperitoneu
m
m
14
Gambar 11. Riglers signGambar
atau 12. Falciform
double wall sign. Dindingligament
luar sign. Sumber
dan dalam usus nampak. www.wikiradiography.net/pag
Sumber e/Pneumoperitoneum
www.wikiradiography.net/page/
Pneumoperitoneum
Sumber
www.wikiradiography.net/
page/Pneumoperitoneum
2. Ultrasonography
Pemeriksaan USG juga dapat dilakukan jika ada kontraindikasi pada pemeriksan foto
polos pasien suspek pneumoperitoneum, seperti pada ibu hamil. USG juga lebih
dengung artefak. Koleksi udara bebas yang terlokalisasi karena perforasi usus juga bisa
tampak bila ada abnormalitas lain yang tampak seperti penebalan dinding usus.
15
Pada pencitraan USG, pneumoperitoneum tampak sebagai daerah linier peningkatan
ekogenisitas dengan artifak reverberasi atau distal ring down. Pengumpulan udara terlokalisir
berkaitan dengan perforasi usus dapat dideteksi, terutama jika berdekatan dengan
abnormalitas lainnya, seperti penebalan dinding usus. Dibandingkan dengan foto polos
abdomen, ultrasonografi memiliki keuntungan dalam mendeteksi kelainan lain, seperti cairan
bebas intraabdomen dan massa inflamasi. Tetapi, kekurangan penggunaan USG yaitu
kesulitan membedakan udara bebas intraabdominal dengan udara intraluminal usus. Selain
itu, tanda-tanda sonografik khusus untuk udara bebas intraabdominal juga terbatas .
Gambar 14. Tampak artefak berbentuk komet karena udara bebas di ruang
subphrenic anterior dan menyebabkan muncul bayangan (Tanda panah, gambar
kiri). Tampak dilatasi usus halus dengan adanya sedikit cairan antar usus.
http://www.wikiradiography.net/page/Pneumoperitoneum
3. CT Scan
16
CT Scan merupakan gold standard dalam mendeteksi pneumoperitoneum. Tetapi,
karena harganya yang cukup mahal dan ada foto polos yang sudah bisa menunjang
sehingga udara bebas intra abdomen dapat naik ke bagian anterior dan dapat
dibedakan dengan udara di usus. CT juga dapat mendeteksi udara bebas walaupun
yang disebabkan oleh kondisi benigna atau kondisi lain yang membutuhkan operasi
udara pada usus yang dilatasi. Sebagai tambahan, dengan CT sulit untuk melokalisasi
perforasi, adanya udara bebas pada peritoneum merupakan temuan nonspesifik. Hal
ini dapat disebabkan oleh perforasi usus, paska operasi, atau dialisis peritoneal.
dengan MRI, karena MRI bukan modalitas pencitraan pertama. Adanya peristaltis
Sumber
http://reference.medscape.com/fig
15.html
E. PENATALAKSANAAN
beberapa kasus, pengobatan konservatif adalah yang terbaik, dengan dokter menunggu
dan melihat lebih teliti untuk melihat apakah tubuh pasien mampu menghilangkan gas
19
BAB IV
KESIMPULAN
Ultrasonografi. Foto polos merupakan modalitas diagnosis lini pertama dengan foto
udara dibawah hemidiafragma. Foto polos abdomen juga dapat dilakukan, diharapkan
dapat menemukan udara bebas intraperitoneal. Pada daerah usus, hasil yang
diharapkan adalah menemukan Riglers sign atau double wall sign. Pada
pneumoperitoneum yang masif, dapat ditemukan gambaran Football sign. Pada pasien
(semilunar shadow) di antara diafragma kanan dengan hepar, Riglers sign, dan
decubitus abdominal sign pada foto polos abdomen posisi lateral dekubitus kiri.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC.
2. Breen ME, Dorfman M, Chan SB: Pneumoperitoneum without peritonitis: a case report.
3. Abdominal X-rays made easy. 2nd edition, James D. Begg Churchill Livingstone,
Elsevier, 2006
4. Khan, Ali Nawaz. North Manchester General Hospital Pennine Acute NHS Trust, UK.
5. Mettler, Fred A., Department of Radiology, New Mexico Federal Regional Medical
6. Mansjoer , Arif, dkk. 2000. Bedah Digestif. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Edisi
10. Chen SC, Wang HP, Chen WJ. Selective use of ultrasonography for the detection of
22