Anda di halaman 1dari 5

Resume Metode Epidemiologi Deskriptif

Desain Studi Laporan Kasus

Dosen Pengampu : Thresya Febrianti, SKM., M. Epid

Kelompok 5
1. Rani Atika (2015710055)
2. Rizka Amira (2014710011)
3. Fairuz Amalia (2014710072)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
CASE REPORT

L aporan Kasus umumnya merupakan akun dari satu kasus penyakit atau kelainan, biasanya dengan
presentasi, kursus atau hasil yang tidak terduga. Laporan tersebut biasanya menggambarkan
temuan yang tidak biasa, uji klinis, diagnosis, pengobatan dan prognosis kasus ini dan sering
disertai dengan tinjauan kasus serupa yang dilaporkan sebelumnya. Dengan mendokumentasikan dan
mencatat pengamatan ilmiah; laporan kasus berfungsi sebagai alat pendidikan yang berharga dan
sumber penelitian untuk masa depan.

Tujuan :

1. diperoleh informasi tentang distribusi frekwensi penyakit /masalah kesehatan yang diteliti
2. diperoleh informasi tentang kelompok yang berisiko tinggi terhadap penyakit
3. dapat dipakai untuk membangun/memformulasikan hipotesis baru

Keterbatasan :

1. Tidak ada kontrol grup


2. Tidak bisa digunakan untuk uji hubungan
3. Bisa terjadi kebetulan, bukan kejadian desain epidemioloig

Kelebihan penelitian case report :

1. sebagai langkah awal untuk mempelajari suatu penyakit


2. sebagai jembatan antara penelitian klinis dan penelitian epidemilogi
3. dapat digunakan untuk sebagai dasar penelitian lebih lanjut :
dengan melihat kelompok yang berisiko tinggi
dengan membuktikan hipotesis yang dibangun

Kelemahan Penelitian Case Report :

1. Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding.
2. Terdiri dari satu kasus dan tidak ada kelompok pembanding sehingga tidak dapat untuk
mengetes suatu hubungan asosiasi secara statistic
3. Hanya berdasarkan kasus-kasus yang dilaporkan saja

Kegunaan Penelitian Case Report :

1. Dapat sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit.


2. Dapat untuk memformulasikan suatu hipotesa

Kapan harus menulis Laporan Kasus ?

1. Untuk melaporkan kelainan yang tidak biasa, jarang atau tidak diketahui
2. Untuk menggambarkan fitur klinis yang tidak biasa atau membingungkan
3. Untuk menggambarkan etiologi atipikal dari penyajian penyakit kasus atau tidak biasa
4. Untuk menawarkan wawasan baru tentang patogenesis atau mekanisme penyakit
5. Untuk berbagi diagnosis diferensial yang menantang
6. Untuk menggambarkan kesalahan dan kesalahan dalam perawatan kesehatan, asosiasi dan
konsekuensinya
7. Untuk menggambarkan alat diagnostik unik atau prosedur atau metode teknis yang unik atau
lebih baik
8. Untuk mengilustrasikan hipotesis klinis baru atau mendukung atau menolak hipotesis
9. Melaporkan penyalahgunaan obat-obatan, obat-makanan, obat-obatan atau interaksi obat-
nutrisi yang tidak biasa
10. Untuk menggambarkan tanggapan bermanfaat yang tidak diharapkan terhadap pengobatan
11. Melaporkan penggunaan obat yang tidak berlabel atau tidak disetujui
12. Untuk menggambarkan efek obat dalam kehamilan dan menyusui
13. Untuk menggambarkan prinsip farmakokinetik atau phrmacodynamic yang baru
14. Melaporkan tantangan terapeutik, kontroversi atau dilema
15. Mengungkap hambatan terhadap kepatuhan pasien
16. Untuk menggambarkan kejadian intervensi dan perangkat intervensi yang langka, baru atau
kurang dihargai
17. Untuk menyajikan informasi yang tidak dapat diproduksi ulang karena alasan etis
18. Mengajarkan pelajaran humanistik kepada profesional kesehatan

Contoh studi kasus :

Sebuah publikasi melaporkan seorang wanita muda mengkonsumsi kontrasepsi oral dan
menderita embolisme paru
1985 : ditemukan break-dancing neck
Suatu penyakit yang belum jelas sebut penyakit X, 10 orang dengan gejala-gejala yang miripi satu
sama lain:
1. Berdasarkan gejala dan pemeriksaan laboratoris :
Berat badan : 9 orang erat badan antidak turun
Diare : 6 Diare, 4 Tidak diare
Demam : 8 demam dengan pneumonia tidak, 4 tidak demam
Bercak pada kulit : 7 orang mempunyai, 3 tidak ada bercak
Pemeriksaan laboratonis : semua pasien angkat limfosit menuhunin drastif
2. Berdasarkan gambaran demogafinya :
Jenis kelamin : 9 pria, 1 wanita
Umur : 8 dewasa, 2 tua
Pekerjaan : 6 pemusik, 4 pegawal
3. Berdasarkan perilaku berhubungan intim :
Sesame jenis 8 orang, lawan jenis 2 orang
4. Berdasarkan kebiasaan mengonsumsi drugs
Menggunakan jarum suntik 8 orang, 2 orang bukan pengguna.
5. Dari gejala dan pemeriksaan labolatoris penyakit x tersebut adalah :
90% berat badan menutun
60% daira
80% demam dengan pneumonia
70% bercak pada kulit
100% limfosit
6. Dari gambaran demografisnya
90%Pria
80% dewasa pemuda
60%musik
7. Dari kbiasaan mengkonsumsi narkoba
80% pecandu narkoba
8. Dari perilaku seksual]
80% homoseksual

Diperoleh gambaran distribusi, frekuensi penyakit berdasarkan


Gejala dan anda serta pemeriksaan laboratorjs
Gambaran demografik
Kebiasaan mengkonsumsi narkoa
Perilaku seksual
Dari analisis sederhana diatas dapat informasi kelompok orang yang beresiko antara lain :
Pria
Dewasa muda
Pemusik
Pecandu narkoba
Homoseksual
Kemudian dari informasi tadi dapatdibangun hipotesis.
Pria lebih beresiko mendapatkan penyakit X dari wanita
Usia dewasa muda lebih beresiko untuk mendapatkan penyakit X dari pada yang usia tua
Pemusik lebih beresiko untuk mendapatkan penyakit X daripada non pemusik
Pecandu narkoba lebih beresiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan pecandu
Homoseksual lebih beresiko untuk mendapat penyakit X dari pada bukan heteroseksual.

Daftar Pustaka

Bavdekar S. B., Save S. 2015. Writing Case Reports: Contributing to Practice and Research . [Available :
25 Sept, 2017/pukul 7.25 pm], http://japi.org/april_2015/09_aow_writing_case_report_contributing.pdf
Maghfirati, N. L. 2013. Epidemiologi Deskriptif. [Available : 25 Sept, 2017/ pukul 10.00 pm],
https://www.slideshare.net/NurindahLailiMaghfirati1/presentasi-epid-studi-deskriptif

Wahidin, M. 2017. Studi Epidemiologi Deskriptif. [Available : 25 Sept, 2017/pukul 10.40 pm],
http://mugi.weblog.esaunggul.ac.id/.../Pertemuan-7-STUDI-EPIDEMIOLOGI-DESKRIPTIF...

Anda mungkin juga menyukai