Anda di halaman 1dari 4

MODUL 6 KARAKTERISTIK TRANSISTOR

Aprilia Setyani (K1C015058)


Asisten: Putra Tresna Linge
Tanggal Percobaan: 16/11/2016
PAF15210P-Praktikum Elektronika Dasar 1
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unsoed

Abstrak
2. STUDI PUSTAKA
Telah dilakukan praktikum tentang Karakteristik
Transistor adalah suatu komponen aktif yang
Transistor. Tujuan dari percobaan ini yaitu menentukan
dibuat dari bahan semikonduktor. Ada dua
jenis transistor (PNP atau NPN), kaki-kaki transistor dan
macam transistor, yaitu transistor dwikutub
nilai hfe dari transistor dengan menggunakan multimeter,
(bipolar) dan transistor efek medan (Field Effect
membuat rangkaian common emitter dan memmbuatnya
Transistor-FET). Transistor digunakan di dalam
bekerja, membuat lengkung ciri keluaran transistor. Dalam
rangkaian untuk memperkuat isyarat, artinya
percobaan ini, digunakan komponen utama yaitu transistor
isyarat lemah pada masukan diubah menjadi
yang berfungsi sebagai penguat. Data-data yang
isyarat yang kuat pada keluaran [1].
dikumpulkan meliputi, tegangan Common Emitor (VCE),
kuat arus Collector (IC), dan kuat arus Base (IB). Percobaan Suatu transistor persambungan terdiri dari kristal
ini menggunakan rangkaian penguat lengkap Common silikon (atau germanium) dimana satu lapisan
Emitter. Dan yang diperoleh dari hasil percobaan ini adalah silikon tipe-n diapit di antara dua lapisan silikon
transistor seri C828A merupakan jenis NPN, dengan hfe tipe-p. Kemungkinan lain, transistor terdiri dari
232, dan kaki-kakinya B-C-E. Kemudian dari hasil satu lapisan bahan tipe-p diapit oleh dua lapisan
percobaan yang diperoleh, dapat dibuat grafik lengkung ciri transistor yang pertama disebut transistor p-n-p
keluaran transistor. dan yang terakhir disebut transistor n-p-n. Sistem
lapisan semikonduktor ini sangat kecil dan
Kata kunci: Transistor, penguat, Common Emitter, ditutup rapat-rapat terhadap uap air dalam kotak
janis, NPN. logam atau plastik [2].
Rangkaian penguat menggunakan transisitor pada
1. PENDAHULUAN dasarnya terdiri dari tiga konfigurasi, yaitu
Transistor merupakan komponen yang sangat pennguat common base, penguat common emitte,
penting dalam dunia elektronika modern. dan penguat common collector. Diantara
Transistor adalah alat semikonduktor yang ketiganya, penguat common emitter merupakan
dipakai sebagai penguat sirkuit pemutus dan salah satu bentuk penguat dengan transistor
penyambung (switching), stabilisasi tegangan, bipolar yang paling sering dijumpai karena
modulasi sinyal atau sebagai penguat tegangan. penguat dari common emitter mempunyai
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, hambatan yang besar sementara hambatan
dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan keluaran tidak terlalu besar, sehingga
inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang memungkinkan untuk digandengkan dengan
sangat kuatdari sirkuit sumber listriknya. penguat lain agar penguatan menjadi semakin
besar [3].
Jenis transistor pada umumnya dibagi menjadi
dua yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub
dan transistor efek medan atau juga dikenal
sebagai field effect transistor (FET). Pada transistor
jenis bipolar, dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu
transistor PNP (positif-negatif-positif) dan
transistor NPN (negative-positif-negatif). Fungsi
untuk transistor bipolar adalah regulator arus
listrik. Transisitor inilah yang akan digunakan
didalam praktikum kali ini, agar dapat membuat
lengkung ciri keluaran transistor.

Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPA Unsoed 1


Gambar 2-3 Rangkaian lengkap penguat common
emitter [3].
Bias penguat adalah suatu kondisi tegangnan dan
arus pada rangkaian penguat yang diharapkan Mengambil transistor dan MMD dan
agar transisitor dapat bekerja pada titik operasi memilih bagian hfe pada MMD dengan
yang diinginkan. Untuk menentukan nilai memutar tombol selektor.
parameter h harus dilakukan pengamatan
terhadap lengkung ciri keluaran transistor.
Lengkung ciri keluaran transisitor secara umum Memasang transistor pada konektor yang
seperti terlihat pada Gambar 2-4 [3]. tersedia pada MMD

hfe

Selesai

Gambar 3-1 Diagram menentukan jenis, kaki-kaki dan hfe


transistor

Gambar 2-4 Lengkung ciri keluaran transistor [3]. 2) Menentukan Lengkungan Ciri Keluaran
Transisitor
2.1 JUDUL SUB-BAB
2.1.1 Menentukan jenis, kaki-kaki, dan Mulai
nilai hfe Transistor
2.1.2 Menentukan lengkungan ciri
Alat dan bahan:
keluaran transistor 1. Generator isyarat
2. CRO
3. METODOLOGI 3. MMD
4. Breadboard
A. ALAT DAN BAHAN
5. Resistor
1) Generator isyarat
6. Kapasitor
2) Osiloskop (CRO) 7. Transistor
3) Multimeter digital 8. Catu daya
4) Breadboard
5) Resistor 100K, 12K, 1K, 10K
Membuat rangkaian dengan nilai
6) Kapasitor 10 F/16 V, 100F/16V
komponen RB1 Potensio 100 K RB2 12
7) Transistor
K, RL 1 K C1 & C2 10 F/16 V, RC
8) Baterai 9 V / Catu daya
Potensio 10 K RE Potensio 1 K, CE
100 F/16 V
B. CARA KERJA
1) Menentukan jenis, kaki-kaki dan hfe
transistor Mengatur potensiometer RC agar VCE=
VCC
Mulai

Menghitung IC dengan mengukur


tegangan pada RC (VRC)
Alat dan bahan:
1. MMD
2. Transistor
IC

Mengukur IB dan VBE

Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPA Unsoed 2


Tabel 4-2 Menentukan Lengkung Ciri Keluaran
Transistor

Kondisi Parameter Nilai

Sesudah ada Frekuensi 1 kHz


IB, VBE
isyarat masukan
tanpa RL Vin 8V
Memasang isyarat masukan sinusoidal
Vout 1V
dengan frek 1 kHz, mengatur
amplitude, kemudian mengukur Vin
Dengan RL Vin 8V
dan Vout dengan CRO
Vout 0.9 V
Vin, Vout

Memasang RL, kemudian mengukur Nilai IB 1


Nilai IC (mA) Nilai VCE (mV)
Vin dan Vout (A)

1.08 0
Vin, Vout

1.25 0.03

1.70 0.05
Mengatur potensiometer RB1 agar IB
minimum, kemudian mencatat nilai
pembacaannya. 1.89 0.07

0.1 2.04 0.1


IB
2.07 0.2

Memvariasikan VCE dengan mengatur 2.08 1


potensio RC, kemudian mencatat
perubahan IC untuk setiap perubahan 2.08 2
VCE.
CV
2.08 3

IC Percobaan karakteristik transistor kali ini


membahas mengenai bagaimana cara menentukan
jenis, kaki-kaki, dan nilai hfe transistor, serta
bagaimana menggunakan rangkaian lengkap
Selesai
penguat Common Emitter agar bekerja dan
memperoleh data agar dapat dibuat lengkungan
Gambar 3-3 Diagram Penentuan Lengkungan Ciri ciri keluaran transmitor. Rangkaian penguat
Keluaran Transisitor common emitter biasa digunakan sebagai penguat
tegangan (driver). Penguat common emitter juga
4. HASIL DAN ANALISIS sering digunakan pada penguat frekuensi remdah
(sinyal audio).
Tabel 4-1 Penentuan jenis, kaki-kaki, dan nilai hfe
Transistor.

Seri Jenis hfe Kaki-kaki

C828A NPN 232 B-C-E

Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPA Unsoed 3


Jika grafik yang dihasilkan dari percobaan dan
referensi dibandingkkan, hasilnya tidak jauh
berbeda. Hanya saja pada grafik hasill percobaan
nilai arus yang dihasilkan pada saat tegangan 0
tidak 0, sedangkan pada referensi yang ada dalam
buku Modul Praktikum Elektronika Dasar 1 ketika
nilai tegangan VC 0 volt, nilai arus IC juga 0 A.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Transistor dengan seri C828A
merupakann jenis NPN, dengan nilai hfe
232 dan kaki-kakinya B-C-E.
Gambar 4-1 Rangkaian penguat Common Emitter
2. Rangkaian common emitter dapat dibuat
Berdasarkan percobaan ketika mengukur Vin dan dengan menghubungkan langsung kaki
Vout menggunakan isyarat masukkan tanpa RL, emitter dengan tanah (ground).
hasil yang diperoleh yaitu Vin 8 volt dan Vout 1 volt.
Sedangkan ketika mengukur kembali nilai 3. Grafik lengkung ciri keluaran transisitor
tegangan keluaran dengan RL, dengnan nilai Vin mengalami kenaikan dari titik awal
yang sama, Vout yang dihasilkan berbeda, yaitu kemudian linier ketika telah mencapai
menjadi 0.9 volt, seperti yang tertulis pada table 4- nilai tegangan 1 dan seterusnya.
2. Dari hal ini dapat diketahui jika nilai RL dapat
membuat nilai tegangan keluaran yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA
lebih kecil dari pada yang tidak menggunakan RL. [1] Sutrisno, Elektronika dan Penerapannya, ITB,
Kemudian, setelah memperoleh nilai tegangan
Bandung, 1986.
keluaran baik yang menggunakan RL maupun [2] Milman dan Halkias, Elektronika Terpadu
tidak, dilanjutkan dengan mencari nilai arus di C (Integrated Electronics) Jilid 1, Erlangga, Jakarta,
dan nilai VCE pada nilai IB 0.1 A. Setelah 1986.
diperoleh hasilnya, kemudian dibuat grafik [3] Hartono, Modul Praktikum Elektronika Dasar 1,
lengkung ciri keluaran transisitor. UNSOED Fakultas MIPA Jurusan Fisika,
Purwokerto, 2016.
Lengkung ciri keluaran Transisitor
IB
3
IB1
2
1
0 VCE
0.1
0.2
0

1
2
3
0.03
0.05
0.07

Gambar 4-2 Lengkung keluaran transistor

Gambar 4-3 Lengkung ciri keluaran transistor (referensi)

Laporan Praktikum Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika FMIPA Unsoed 4

Anda mungkin juga menyukai