Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT

Untuk memenuhi mata kuliah Dasar Koversi Energi Listrik


yang dibimbing oleh Bapak Ahmad Fahmi, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Nurul Jadid
Ufri Dwi Nur Azizah
Vatin Furoida
Vedy Dyan Dwi S.
Windhi Dwi Laksono P.

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada kita melalui ilmu-Nya Yang Maha Luas dan Tak Terkira
sehingga penyusun menerapkan sedikit ilmu-Nya dalam makalah ini. Kami
bersyukur bahwa makalah tentang Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang laut ini
telah kami selesaikan tepat waktu.Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada orang
tua dan teman-teman kami yang selalu memberikan semangat dan dukungan
selama ini. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat memberikan dampak
positif yang tidak ada hentinya. Tak henti untuk dikoreksi, tak henti melahirkan
inovasi dan memotivasi orang lain untuk memberikan manfaat dari penyusun.
Amin.

Malang, Agustus 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha memanfaatkan


sumber daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi
penggunaan tersebut haruslah mempunyai tujuan yang positif yang nantinya tidak
akan membahayakan manusia itu sendiri.

Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra yang belum
banyak diketahui masyarakat umum adalah potensi energi laut dan samudra untuk
menghasilkan listrik. Negara yang melakukan penelitian dan pengembangan
potensi energi samudra untuk menghasilkan listrik adalah Inggris, Francis dan
Jepang.

Secara umum, potensi energi samudra yang dapat menghasilkan listrik


dapat dibagi kedalam 3 jenis potensi energi yaitu energi pasang surut (tidal
power), energi gelombang laut (wave energy) dan energi panas laut (ocean
thermal energy). Energi pasang surut adalah energi yang dihasilkan dari
pergerakan air laut akibat perbedaan pasang surut. Energi gelombang laut adalah
energi yang dihasilkan dari pergerakan gelombang laut menuju daratan dan
sebaliknya. Sedangkan energi panas laut memanfaatkan perbedaan temperatur air
laut di permukaan dan di kedalaman. Meskipun pemanfaatan energi jenis ini di
Indonesia masih memerlukan berbagai penelitian mendalam, tetapi secara
sederhana dapat dilihat bahwa probabilitas menemukan dan memanfaatkan
potensi energi gelombang laut dan energi panas laut lebih besar dari energi pasang
surut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu PLT Gelombang Laut?
2. Bagaimana prisip kerja PLT Gelombang Laut?
3. Apa keuntungan dan kendala dalam menggunakan PLT Gelombang
Laut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang PLT Gelombang Laut lebih lanjut
2. Mengetahui Prinsip kerja dan bagaimana cara PLT Gelombang Laut
bekerja
3. Mengetahui keuntungan dan kendala yang dihadapi dalam menggunakan
PLT Gelombang Laut

BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah PLT Gelombang Laut

Pada tahun 1799 di Paris, tercatat atas nama Girad yg bersama putranya
mengembangkan tenaga gelombang menjadi listrik . Setelah itu ada Yosihio
Masuda pada tahun 1940an yang mengembangkan berbagai eksperimen di lautan
untuk merubah energi gelombang. Saat terjadi krisis minyak tahun 1974 ,
sejumlah peneliti mulai mengembangkan lagi potensi gelombang laut ini
diantaranya Profesor Stephen Salter dari University of Edinburgh, Skotlandia,
yang mengembangkan Salters Duck, sebuah perangkat sederhana yg mampu
merubah energi gelombang menjadi listrik . Setelah harga minyak kembali stabil,
peneliti banyak yang menghentikan penelitian nya terhadap gelombang laut, tapi
sekarang dengan isu perubahan iklim yg beredar, disertai dengan mulai
menipisnya sumber-sumber energi dari sektor migas, mulai banyak yang bergerak
di bidang ini.

Di Indonesia sendiri sudah mulai banyak para peneliti maupun mahasiswa


yang mengembangkan device pengubah gelombang menjadi listrik ini, baik dalam
skala alat yang besar maupun yang sederhana.

Prinsip Kerja PLT Gelombang Laut


Secara umum, sistem kerja pembangkit listrik tenaga gelombang laut
sangat sederhana. Sebuah tabung beton dipasang pada ketinggian tertentu di
pantai dan ujungnya dipasang di bawah permukaan air laut. Ketika ada ombak
yang datang ke pantai, air dalam tabung beton tersebut mendorong udara di bagian
tabung yang terletak di darat. Gerakan yang sebaliknya terjadi saat ombat surut.
Gerakan udara yang berbolak-balik inilah yang dimanfaatkan untuk memutar
turbin yang dihubungkan dengan sebuah pembangkit listrik. Terdapat alat khusus
yang dipasang pada turbin sehingga turbin berputar hanya pada satu arah
walaupun arus udara dalam tabung beton bergerak dalam 2 arah.

Ada dua cara mengkonversikan energi gelombang laut menjadi energi


listrik, yaitu dengan sistem off-Shore ( lepas pantai) dan On-shore (Pantai)
1. Off-Shore (Lepas Pantai)
Sistem off-shore dirancang pada kedalaman 40 meter dengan
mekanisme kumparan yang memanfaatkan pergerakan gelombang untuk
memompa energi. Listrik dihasilkan dari gerakan relatif antara
pembungkus luar (external hull) dan bandul dalam (internal pendulum).
Naik-turunnya pipa pengapung di permukaan yang mengikuti gerakan
gelombang berpengaruh pada pipa penghubung yang selanjutnya
menggerakkan rotasi turbin bawah laut. Cara lain untuk menangkap energi
gelombang laut dengan sistem off-shore adalah dengan membangun sistem
tabung dan memanfaatkan gerak gelombang yang masuk ke dalam ruang
bawah pelampung sehingga timbul perpindahan udara ke bagian atas
pelampung. Gerakan perpindahan udara inilah yang menggerakkan turbin.

2. On-Shore (Pantai)
Sedangkan pada sistem on-shore, ada 3 metode yang dapat
digunakan, yaitu channel system, float system, dan oscillating water
column system. Secara umum, pada prinsipnya, energi mekanik yang
tercipta dari sistem-sistem ini mengaktifkan generator secara langsung
dengan mentransfer gelombang fluida (air atau udara penggerak) yang
kemudian mengaktifkan turbin generator.

a) Float System
Alat ini akan membangkitkan listrik dari hasil gerakan vertikal dan
rotasional pelampung dan dapat ditambatkan pada untaian rakit
yang mengambang atau alat yang tertambat di dasar laut dan
dihubungkan dengan engsel Cockerell. Gerakan pelampung ini
menimbulkan tekanan hidrolik yang kemudian diubah menjadi
listrik. Menurut penelitian, deretan rakit sepanjang 1000 km akan
mampu membangkitkan energi listrik yang setara dengan 25000
MW.
b) Oscillating Water Column System
Alat ini membangkitkan listrik dari naik turunnya air akibat
gelombang dalam sebuah pipa silindris yang berlubang. Naik
turunnya kolom air ini akan mengakibatkan keluar masuknya udara
di lubang bagian atas pipa dan menggerakkan turbin.
Sederhananya, OWC merupakan salah satu sistem dan peralatan
yang dapat mengubah energi gelombang laut menjadi energi listrik
dengan menggunakan kolom osilasi. Alat OWC ini akan
menangkap energi gelombang yang mengenai lubang pintu OWC,
sehingga terjadi fluktuasi atau osilasi gerakan air dalam ruang
OWC, kemudian tekanan udara ini akan menggerakkan baling-
baling turbin yang dihubungkan dengan generator listrik sehingga
menghasilkan listrik.
c) Channel System (Wave Surge atau Focusing Devices)
Peralatan ini biasa juga disebut sebagai tapered channel atau kanal
meruncing atau sistem tapchan, dipasang pada sebuah struktur
kanal yang dibangun di pantai untuk mengkonsentrasikan
gelombang dan menyalurkannya melalui saluran ke dalam
bangunan penjebak seperti kolam buatan (lagoon) yang
ditinggikan. Air yang mengalir keluar dari kolam penampung ini
yang digunakan untuk membangkitkan listrik dengan
menggunakan teknologi standar hydropower.

TAPCHAN:

TAPCHAN adalah suatu singkatan untuk saluran yang diruncingkan dan telah
dirancang dan diterapkan oleh peneliti orang Norwegia pada tahun 1985 . Lokasi
yang menghadap samudra dan dikelilingi oleh dinding beton tinggi adalah suatu
bentuk setengah bola pada sisi masing-masing ( gambar 3 ). Air masuk kepada
struktur adalah suatu nilai/kelas sedikit [sebagai/ketika] didekati dari pantai
dengan suatu reservoir pada sisi yang jauh. Saluran yang sangat lebar/luas
terdekat ke laut dan meruncingkan bagi suatu lebar lebih kecil ketika mendekati
reservoir.
Ketika reservoir mengisi air yang mendesak ke arah saluran reservoir, yaitu suatu
turbin yang memondokkan. Turbin Pemintalan menghasilkan listrik, yang mana
adalah sangat serupa dengan suatu pembangkit tenaga listrik listrik tenaga air.
Susunan ini memerlukan yang sempurna rata-rata tenaga getaran dalam rangka
mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong kebanyakan dari air ke dalam
reservoir. Lagipula perubahan yang pasang surut dapat tidak ada lagi 1m dari
tinggi ke air surut untuk memastikan bahwa korset reservoir itu penuh.

Turbin baik :

Salah satu permasalahan yang paling besar yang menyertakan generasi tenaga
gelombang adalah fakta keadaan laut yang sederhana adalah suatu unsur yang
sangat bersifat menghancurkan, terutama ketika dalam hubungan dengan bagian
mekanis untuk menentukan jangka waktu. Ini telah dipecahkan di dalam disain
OWC dengan penggunaan udara dipaksa sebagai ganti seawater untuk memutar
generator. Masalah yang berikutnya ditemui yaitu usaha untuk menggunakan
kedua arus udara yang disajikan oleh OWC. Turbin baik telah dirancang oleh
Alan Well pada tahun 1980. Pumpun primernya adalah untuk kembangkan suatu
turbin yang bisa menerima dua jalan/cara searah yang mengalir hanya memutar
satu arah, dengan mengabaikan arah air atau airflow. Seperti ditunjukkan gambar
2-b, perancangan mata pisau diri mereka adalah inovasi turbin baik.
Mata pisau adalah serupa untuk suatu kerjang udara kalau tidak mereka adalah
simetris tentang poros yang horisontal, yang secara khas kerjang udara adalah
berbentuk lonjong dalam keadaan dan tidak simetris. Suatu kerjang udara hanya
menggunakan dan mengangkat kekuatan menyajikan, sedang turbin baik
menggunakan itu untuk mengangkat dan kakas seret untuk memperoleh suatu
yang self-rectifing yang searah perputaran generator. Ketika angkasa pindah ke
hal positif atau hal negatif yang arah mata pisau berputar ke arah yang sama

Kelemahan pada jenis ini adalah kerugian aerodinamika yang terjadi.


Kebanyakan turbin beroperasi pada 85% dan di atas untuk efisiensi tetapi turbin
baik hanya beroperasi pada 80% efisiensi . Lagipula ketika ukuran ombak adalah
yang terlalu kecil turbin benar-benar melepaskan tenaga generator untuk tinggal
pada beroperasi kecepatan. Selama kondisi-kondisi badai ketika angkasa
percepatan menjadi ekstrim dan pergolakan kembangkan di sekitar mata pisau dan
efisiensi secara dramatis berkurang. Pada intinya beroperasi toleransi untuk
kondisi-kondisi gelombang adalah sangat sempit.

Teknik Pengukuran, Instrumentasi dan Kontrol

Prediksi daya yang dapat dibangkitkan melalui tenaga ombak dilakukan


dengan memanfaatkan data angin. Angin yang bertiup di permukaan laut
merupakan faktor utama penyebab timbulnya gelombang laut. Angin yang
berhembus di atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Semakin
lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar gelombang yang
terbentuk. Menurut teori Sverdrup, Munk dan Bretchneider (SMB) kecepatan
angin minimum yang dapat membangkitkan gelombang adalah sekitar 10 knot
atau setara dengan 5 m/det. Untuk mengkonversi tinggi dan perioda gelombang
digunakan persamaan gelombang untuk perairan dangkal (CERC,1984).
Persamaan yang digunakan adalah:

dimana :
F = panjang fetch
UA = faktor stress angin
g = percepatan gravitasi.

Sedangkan daya yang dapat dibangkitkan dari energi gelombang dihitung


dengan menggunakan persamaan daya gelombang, yaitu:

dimana :
P = daya (kW/m panjang gelombang)
H = tinggi gelombang (m)
S = perioda (detik)
Tz = zero crossing period.

Daya yang terkandung dalam ombak juga dirumuskan oleh K. Hulls dalam
bentuk sebagai berikut:
dimana :
P = daya
b = berat jenis air laut
g = percepatan gravitasi
T = periode gelombang
H = tinggi ombak rata-rata.

Perkembangan Teknologi

Berbagai macam riset dan teknologi telah diterapkan oleh beberapa lembaga dan
perusahaan untuk mengembangkan madel baru bagi sistem konversi energi tenaga
ombak ini sehingga dapat menghasilkan efisiensi yang lebih tinggi. Beberapa
contoh perusahaan tersebut adalah:

1. Renewable Energy Holdings


Memiliki ide untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak
menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai
sedikit mirip dengan Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun
dari ombak untuk menggerakkan piston yang bergerak naik turun pula di
dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya digunakan
untuk mendorong air laut guna memutar turbin.

2. SRI International
Menggunakan konsep pemakaian sejenis plastik khusus bernama
elastomer dielektrik yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan
melalui elastomer tersebut, elastomer akan meregang dan terkompresi
bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau
diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut
idenya ialah menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang
terikat di dasar laut. Ketika pelampung diombang-ambingkan oleh ombak,
maka regangan maupun tahanan yang dialami elastomer akan
menghasilkan listrik.

3. BioPower System
Mengembangkan inovasi sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput
laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula dari
pemikiran sederhana bahwa sistem yang berfungsi paling baik di laut
tentunya adalah sistem yang telah ada disana selama beribu-ribu tahun
lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari samping
ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut
menjadi gerakan searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik.
Rumput laut mekaniknya pun bekerja dengan cara yang sama, yaitu
dengan menangkap arus ombak di permukaan laut dan menggunakan
generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.

4. Ocean Power Delivery


Perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang sekilas terlihat
seperti ular mengambang di permukaan laut (dengan sebutan Pelamis)
sebagai penghasil listrik. Setiap tabung memiliki panjang sekitar 122
meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui alat
ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal
maupun lateral. Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston
diantara tiap sambungan segmen yang selanjutnya memompa cairan
hidrolik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan generator
listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut
menggunakan jangkar khusus.
Kiri: Pelamis Wave Energy Converters dari Ocean Power Delivery. Tengah:
Rumput laut mekanik yang disebut juga Biowave. Kanan: Sirip ekor ikan hiu
buatan yang disebut Biostream.

Estimasi Biaya

Meskipun biaya operasional pembangkit listrik tenaga ombak sangat


rendah, namun untuk membangun instalasi pembangkit ini diperlukan dana yang
besar. Apalagi instalasi pembangkit ini terletak di tengah laut, sehingga diperlukan
biaya yang lebih besar untuk menjamin safety dan endurability-nya. Berikut
adalah estimasi biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah instalasi
pembangkit listrik dengan memanfaatkan gelombang laut.
Potensi di Dunia
Gelombang laut memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber
energi. Ombak di perairan dalam dapat menghasilkan daya sebesar 1 hingga 10
terrawatt. Lokasi yang sangat potensial untuk menjadi tempat pengembangan
pembangkit listrik tenaga gelombang laut adalah wilayah laut bagian barat Eropa,
pantai utara Inggris, dan sepanjang garis pantai Samudera Pasifik di Afrika
Selatan, Amerika Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Pengembangan instalasi
pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi gelombang dan pasang
surut telah dilakukan hingga mencapai tingkat komersil di beberapa negara,
seperti Skotlandia dan Portugal untuk energi gelombang, dan Perancis dan
Amerika Serikat untuk energi pasang surut.

Potensi di Indonesia dan Hambatan Pengembangan dan Aplikasi


di Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan yang luas,


sebenarnya memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dibangun sistem
pembangkit listrik tenaga ombak karena laut-laut di Indonesia memiliki arus yang
kuat dan ombak yang cukup besar, terutama di tempat-tempat yang menghadap ke
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Laut Indonesia adalah satu-satunya jalur
yang mempertemukan massa air Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia, dan
tiap detiknya jalur ini dilewati oleh kurang lebih 15 juta meter kubik air laut.
Indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia.
Seorang warga negara Indonesia bernama Zamrisyaf telah menemukan sistem
listrik tenaga gelombang laut dengan metode bandulan dan dan bahkan telah
mematenkannya. Sayangnya, pemerintah Indonesia belum mengkaji potensi ini
lebih dalam dan mengembangkannya secara maksimal. Percobaan pengembangan
instalasi untuk memanfaatkan energi gelombang dengan sistem Oscillating Water
Column pernah dilakukan di pantai Baron, Yogyakarta, namun hingga saat ini
belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pengembangan
pembangkit listrik tenaga gelombang laut di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga
gelombang laut ini akan dihubungkan dengan jaringan bawah laut ke konsumen
sehingga perlu biaya yang mahal untuk perawatan dan biaya instalasi. Air laut
dapat mempercepat terjadinya korosi pada peralatan, dan kekuatan arus yang
besar dan ketidakkontinuan gelombang laut disebabkan terjadinya perputaran atau
biasa disebut juga arus putar pun cenderung merusak peralatan. Outputnya
mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respon pasang surut akibat gerakan
interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan
sangat deras, sedangkan saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-
kira setengah dari pasang purnama.

Teknologi ini tergolong baru dan hanya dikuasai beberapa negara sehingga
diperlukan pendanaan yang besar dalam pengembangannya di Indonesia. Hal ini
terkait kondisi sumber arus Indonesia yang spesifik dan tidak dapat disamakan
dengan negara-negara yang telah berhasil mengembangkan teknologi ini sehingga
diperlukan penelitian yang lebih mendalam baik dalam hal perancangan alat
ataupun penentuan tempat yang efektif untuk dibangunnya teknologi ini dan tentu
saja pendanaan untuk para ahli yang bersangkutan.

Untuk pengembangan energi alternatif yang terbarukan dibutuhkan


regulasi oleh pemerintah. Regulasi yang dibutuhkan berhubungan dengan tata
niaga sumber energi dan perangkat hukum sehingga energi alternatif dapat
diperdagangkan. Ketiadaan subsidi dana untuk riset dan produksi energi alternatif
merupakan kendala serius. Hal ini berdampak terhadap peningkatan kualitas dan
pemanfaatan sumber energi alternatif belum bisa memberikan nilai tambah yang
besar. Selain itu juga kurangnya dukungan kelembagaan, dukungan fiskal dan
moneter serta dukungan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PENUTUP

Kelebihan dan kekurangan

Pembangkit listrik tenaga ombak ini memiliki banyak keunggulan


dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Sumber energi pembangkit listrik, yaitu
gelombang laut, dapat diperoleh secara gratis sehingga biaya operasinya
cenderung lebih rendah daripada pembangkit lainnya. Pembangkit ini tidak
membutuhkan bahan bakar sehingga tidak menghasilkan limbah yang
membahayakan lingkungan. Kapasitas energi yang dihasilkan jauh lebih besar
daripada pembangkit tenaga angin. Energi yang dihasilkan oleh arus air 12 mph
sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh angin dengan kecepatan 110 mph.
Produksi listrik juga relatif lebih stabil dan dapat diprediksi karena intensitas dan
kondisi ombak di laut dapat diperkirakan sejak jauh-jauh hari.
Di samping keunggulannya, sistem ini juga memiliki beberapa kekurangan,
yaitu ketergantungannya pada ombak, sehingga hanya dapat mensuplai energi
selama lebih kurang 10 jam setiap harinya ketika ada pergerakan ombak masuk
ataupun keluar, dan jika ombaknya kecil maka energi yang dihasilkan juga akan
kecil. Namun kekurangannya yang paling utama adalah sangat sulitnya
menemukan lokasi yang tepat untuk dibangun pembangkit listrik, karena untuk
dibangun instalasi pembangkit listrik tenaga gelombang laut, tempat tersebut
harus memiliki ombak yang kuat dan muncul secara konsisten.
Daftar Pustaka

[1] Energi Dapat diperbaharui [adalah] suatu Ikhtisar, Maret 2001


http://www.nrel.gov/docs/fy01osti/27955.pdf

[2] J. Falnes, Ombak Samudra dan Sistem Bergerak kesana kemari, Interaksi
Linier Yang mencakup Wave-Energy [Pengambilan/Penyaringan],
Cambridge Universitas Tekan, 2002.

[3] Tenaga Getaran, 2001 http://www.floatinc.com/Wave%20Energy.html

[4] http://en.wikipedia.org/wiki/Wave_power

[5] http://dokumen.tips/documents/plt-gelombang-laut.html

[6] http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-
terbarukan/energi-laut/tf-2106-konversi-energi-sistem-
pembangkit-listrik-tenaga-laut

Anda mungkin juga menyukai