Kas Dan Piutang
Kas Dan Piutang
Disusun Oleh :
REGULER
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2017
1. Mengindentifikasi kas
2. Menunjukkan cara melaporkan kas dan item terkait.
3. Mendefnisikan piutang dan mengidentifikasi jenis-jenis piutang.
4. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan piutang.
5. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang berkaitan dengan penilaian piutang.
6. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan wesel tagih
7. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang berkaitan dengan penilaian wesel tagih
8. Memahami informasi khusus yang berkaitan dengan piutang.
9. Menjelaskan bagamaina melaporkan dan menganalisis piutang.
KAS
Apa itu kas ?
Kas adala aset keuangan tentunya juga merupakan instrumen keuangan. Instrumen
keuangan suaatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas keuangan. Kas, yaitu
aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta
akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya kas di klasifikasikan sebagai aktiva
lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas , dan dana yang tersedia pada deposito di
bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel (money order), cek yang
disahkan (certified check), cek kasir, cek pribadi, dan wesel bank juga dipandang sebagai kas.
PELAPORAN KAS
1. Ekuivalen Kas
Merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat dikonversi menjadi
sejumlah kas yang diketahui dan dekat dengan waktu jatuh temponya sehingga resiko
perubahan suku bunga tidak signifikan. Contoh dari ekuivalen kas adalah treasury
bill, kertas komersial , dan dana pasar uang
2. Kas yang dibatasi atau restriktif
Jika jumlah saldonya material maka kas yang dibatasi dipisahkan dari kas reguler, di
kelompokkan dalam aset lancar atau aset tidak lancar tergantung pada tanggal
ketersediaan atau pengeluaran . contoh dibatasi untuk perluasan pabrik, pelunasan
hutang jangka panjang, dan saldo kompensasi.
3. Overdraft bank
Ketika perusahaan menulis cek dalam jumlah yang lebih tinggi dari rekening kas
(bank), umumnya dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan biasanya
ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai hutang, di offset terhadap
akun kas apabila kas tersedia pada akun lainnya di bank yang sama dimana overdraft
tersebut terjadi.
PIUTANG
Piutanga adalah klaim uang, barang atau jasa pada pelanggan atau pihak-pihak
lainnya. Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikan sebagai lancar dan tidak
lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu tahun
siklus operasi berjalan, piutang tidak lancar siklus operasinya lebih dari satu tahun. Piutang
dagang adalah jumlah terutang oleh pelanggan untuk barang atau jasa yang telah diberikan
sebagai bagian dari opersi bisnis normal. Piutang dagang dapat diklasifikasin menjadi
piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk
membayar barang atau jasa yang di jual, piutang usaha biasanya ditagih dalam waktu 30 hari
sampai 60 hari. Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu di
masa depan. Wesel tagih berasal dari penjualan, pembiayaan atau transaksi lainnya.
Piutang non dagang berasal dari berbagai transaksi, contohnya: uang muka kepada
karyawan dan staf, uang muka kepada anak perusahaan, deposito untuk menutup
kemungkinan kerugian dan kerusakan, deposito sebagai jaminan penyedia jasa atau
pembayaran, piutang deviden dan bunga, klaim terhadap perusahaan asuransi dan lainnya.
Karena sifatnya yang unik piutang non dagang umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan
sebagai kas terpisah dineraca.
Piutang adalah arus kas masuk prospektif, dan kemungkinan penagihannya harus
dipertimbangkan dalam menilai inflow ini. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar berikut :
1. Pendekatan Persentase-Penjualan
Pendekatan ini menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal tersebut
mengaiktkan beban pada periode dimana penjualan dicatat. Penyisihan pada piutang
tak tertagih merupakan akun penilaian dan dikurangi dari nilai piutang dagang pada
neraca. Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang berkaitan dengan akun
penyisihan tidak dipengaruhi oleh saldo yang tersedia dalam akun penyisihan saat ini.
Karena estimasi beban piutang tak tertagih berkaitan dengan akun nominal, dan
apabila setiap saldo pada akun penyisihan diabaikan, maka metode ini seringkali
disebut sebagai pendekatan laporan laba-rugi. Sehingga penandingan biaya terhadap
pendapatan secara tepat akan tercapai.
2. Pendekatan Persentase-Piutang
Tujuan dari pendekatan ini yaitu untuk melaporkan nilai realisasi bersih piutang pada
neraca. Pendekatan ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan satu tarif gabungan
yang merefleksikan estimasi piutang tak tertagih. Pendekatan lainnya uaitu dengan
menerapkan persentase yang berbeda pada berbagai kategori umur berdasarkan
pengalaman masa lalun dan menetapkan skedul umur piutang. Skedul ini
mengindikasikan bahwa akun mana yang memerlukan perhatian khusus dengan
menunjukkan umur piutang usaha tersebut. Sehingga dapat dikatakan metode ini
menghasilkan penilaian piutang yang lebih akurat di neraca
Penagihan Piutang Usaha yang Telah Dihapus Apabila piutang usaha tertentu
dipastikan tidak akan tertagih di masa depan, maka saldonya harus dipindahkan dari
pembukuan dengan mendebit penyisihan untuk piutang tak tertagih dan piutang usaha di sisi
kredit. Apabila penagihan terhadap piutang usaha yang sebelumnya telah dihapus dilakukan,
maka perusahaan harus memunculkan kembali piutang usaha tersebut terlebih dahulu dengan
cara mendebit piutang usaha dan mengkredit penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Kemudian, perusahaan juga harus membuat ayat jurnal untuk mendebit kas dan mengkredit
akun pelanggan sebesar jumlah yang diterima. Namun apabila yang dipakai metode
penghapusan langsung, maka jumlah yang ditagih didebit ke kas dan dikredit ke akun jumlah
tak tertagih yang dipulihkan, dengan penjelasan atau catatan terkait pada akun pelanggan.
WESEL TAGIH
Wesel tagih didasari pada perjanjian tertulis untuk mebayar sejumlah uang tertentu
pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih juga dapat diperjual-belikan kepada pihak
lain sesuai kesepakatan. Wesel diklasifikasikan menjadi wesel berbungan dan tanpa bunga.
Wesel berbunga memiliki suku bunga yang telah ditetapkan, sementara itu wesel tanpa bunga
memasukkan faktor bunga sebagai bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara
eksplisit. Wesel tagih adalah aktiva yang likuid, meskipun bersifat jangka panjang, karena
dapat dikonversikan menjadi kas.
Wesel jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal yang dikurangi dengan
penyisihannya, karena bunga implisit pada nilai jatuh tempo bersifat tidak material. Secara
umum, wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas dalam jangka waktu 3 bulan
atau kurang, bukan merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto. Sedangkan wesel
jangka panjang dicatat pada nilai sekarang kas yang diestimasi akan tertagih di masa depan.
Apabila suku bunga yang ditetapkan atas wesel berbunga sama dengan suku bunga pasar,
maka wesel tersebut dijual pada nilai pokoknya. Apabila suku bunga yang ditetapkan berbeda
dengan suku bunga pasar, maka nilai nominal dari wesel berbeda dengan kas yang
dipertukarkan.