Anda di halaman 1dari 4

Nama : AURENT SAVILA YOSTI PUTRI

No. Absen : 05

Kelas : IX-G

KEBERSAMAAN IX-G
Karya : Aurent Savila Yosti Putri

Alarm handphone mulai berdering ,aku bangun dengan mata masih terpejam. Kucari asal alarm
itu, saat kulihat. Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi. Setelah kumatikan, aku memejamkan
mataku lagi. Saat akan memejamkan mata, terdengar suara berteriak

Aurent, ayo bangun!! Sudah pagi. Suara itu adalah suara ibuku. Aku berpura-pura tidak
mendengar suara itu, tapi suara itu terus saja terdengar.

Ya ampun, Ma. Ini kan hari minggu. Nanti aja bangunnya.kataku kesal.

Terus kalau hari Minggu, kamu gak solat subuh?oceh mama

Iya iya, mamaku yang paling cantik. Aku pasti solat kok.dengan nada yang agak kesal.

Setengah tertidur aku berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Setelah selesai
menunaikan solat subuh, aku kembali lagi ke kamarku. Kurebahkan lagi tubuhku, kutarik selimut
kesayanganku lalu aku kembali tertidur.

...

Sinar mentari menembus jendela kamarku, menandakan hari mulai siang. Aku terbangun,
langsung kucari handphone kesayanganku. Kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Aku
keluar kamar, di rumah sangat sepi tidak ada orang. Kuraih remote televisi, dan kurebahkan lagi
tubuhku di kasur. Saat sedang asyik menonton televisi, handphoneku terus saja berdering. Kulihat
ada sebuah pesan dari Arum, teman sekelasku.

Eh, rent ayo bantuin teman-teman yang lain buat mading.

HAH? Buat mading. Hadeh males banget deh. Enakan di rumah nonton doraemon, kartun
kesukaanku.

Gak ah, aku males ke sekolah.. Mendingan tidur aja di rumah. Jawabku lewat pesan singkat.

Ayolah rent ikut bantuin temen-temen. Aku sama Siska udah di sekolah sekarang. rayu Arum.
Aku mulai berpikir sejenak, daripada aku di rumah sendirian. Mendingan aku kesana aja, disana pasti
banyak temennya. Jadi aku gak kesepian deh.

Ya udah deh, aku kesana.jawabku pada Arum. Aku pun segera mandi dan bergegas menuju ke
sekolah.

...

Saat sudah sampai di sekolah, ternyata disana hanya ada 8 anak. Yaitu Arum, Siska, Sinta, Verta,
Nanda, Affan, dan, Daniel. Daniel menyuruh Arum dan Siska untuk membeli amplas. Sinta dan Verta
juga sudah pergi untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mading. Jadi yang
tertinggal di kelas hanya aku, Nanda, Daniel, dan, Affan.
Terus kita ngapain sekarang? tanyaku pada Daniel.

Ngapain ya... kamu sapu aja seluruh kelasnya terus beres-beresin itu semua yang berantakan.
jawab Daniel.

Hah? Semuanya? kataku kaget. Karna kondisi kelas saat itu sangat berantakan.

Udahlah, kerjain aja. Daripada dia ngamuk, kamu tau sendiri kan kalau dia ngamuk-ngamuk
kayak gimana.bisik Nanda padaku.

Iya deh iya.kataku kesal saat di depan Daniel. Lalu aku masuk ke kelas untuk membersihkan
seluruh kelas.

Kenapa sih, dia itu emosian banget. Padahal ketua kelas juga nggak, sok ngatur-ngatur jadi
orang.kataku pada Nanda.

Sudahlah, dia emang gitu orangnya. Harap dimaklumi.kata Nanda menenangkanku.

Tapi tetep aja tau, dia itu ngeselin banget orangnya.melanjutkan kekesalanku.

Udah-udah, mendingan kita dengerin lagu aja deh. Gak baik ngomongin orang. Usul Nanda
untuk meredakan emosiku yang semakin memuncak.

Iya deh.kataku. Emosiku mulai mereda, kukeluarkan handphoneku dan kuhubungkan dengan
speaker yang ada kelas. Lalu aku menyetel musik dengan volume yang keras. Aku dan Nanda
spontan bernyanyi , karna tidak ada yang melihat. Jadi aku pede untuk bernyanyi dengan keras.

Tak lama kemudian, Arum dan Siska datang.

Teman-teman kita wifian ke Maksi, yuk usul Arum.

Ayo jawab kami bersamaan.

...

Setelah lama wifian di warung Maksi, Sinta mengirimiku pesan singkat.

Cepetan kesini, bantuin temen yang lain. Kalian main terus kerjaannya.

Aku langsung memberitahukan pesan ini ke teman-temanku. Kami langsung buru-buru kembali
ke sekolah. Tetapi Nanda harus pulang karna dia dicari oleh ibunya.

Saat telah sampai di sekolah aku, Siska,dan, Arum membantu menggulung-gulungkan kertas
untuk dibuat menjadi figura. Affan dan Daniel membersihkan taman kelas, sedangkan Sinta dan
Verta menghias mading.

Teman-teman, aku tadi diberi sangu banyak sama papakuoceh Sinta memecah keheningan.

Beneran, Sin? Traktir dong.canda Arum.

traktir apa? tanya Sinta meladeni. Aku, Arum,dan, Siska langsung tersenyum kesenangan.

Mie Endes usul Arum.

Setuju aku dan Siska serempak menjawab.

terima kasih, Sin.ucap kami bertiga.


Iya, sama-sama. berarti mie-nya 4. Kamu mau nitip apa, nil? tanya Sinta pada Daniel Dan Affan.

Aku nitip capcin aja jawab Daniel.

Aku juga sahut Affan.

Yaudah, rent. Ayo kita beli. kata Sinta mengajakku. Aku dan Sinta pergi untuk membeli
makanan. Setelah membeli itu semua, aku dan Sinta pun kembali ke sekolah. Kami memakan itu
semua bersama-sama.

Setelah selesai kami langsung melanjutkan pekerjaan masing-masing. Tak lama kemudian, Bu
Endah mengirim pesan singkat kepada Siska

Sis, teman-teman yang lain sudah selesai membuat mading apa?

Belum, bu. Ini teman-teman masih mengerjakan.jawab Siska lewat pesan singkat.

Yaudah. Ibu langsung kesana, ya.kata Bu Endah. Selang waktu 15 menit Bu Endah sudah sampai
di sekolah. Kami semua bersama-sama , saling membantu membenahi seluruh kelas. Tetapi, Sinta
dan Verta memutuskan untuk pulang lebih awal. Akhirnya, pekerjaan itu selesai pada pukul 4 sore.

Allhamdulillah selesai. Terima kasih, ya. Nak. Sudah meluangkan waktunya untuk membantu
membenahi kelas.kata Bu Endah.

Iya, bu. Sama-sama.jawab kami ber-lima.

Yang lainnya kemana , kok cuma ini saja yang datang?tanya Bu Endah.

Enggak tau,bu. Tidak ada yang mau datang.jawab Daniel.

Yang tidak mau datang, kalian suruh urunan saja. Masak kalian terus yang kerja.omel Bu Endah.
Kami hanya diam saja.

Kalian tidak dicari orang tua kalian, pulang jam segini? tanya Bu Endah.

Enggak, bu. Kami semua sudah izin.jawab kami serempak.

Yaudah. Kalo gitu ayo kita makan sama-sama.ajak Bu Endah.

Tidak usah,bu. Kataku menolak.

Ayolah, nak. Kalian udah capek-capek kerja kok. Rayu Bu Endah.

Tidak apa-apa, bu. Kami ikhlas kok. Kataku.

Ayo, nak. Rezeki tidak boleh ditolak. Kita mampir di De Nala yang ada di Jln. Gubernur Suryo.
Kata Bu Endah sambil tersenyum.

Iya bu iya sahut Arum bersemangat.

Kamu itu, Rum. Kalo makanan aja langsung semangat.cetusku sambil tertawa.

hehehe... rejeki nggak boleh ditolak lho. Kami pun tertawa mendengar candaan Arum.

...

Kalian mau pesen apa? tanya Bu Endah.


Terserah ibu aja jawab kami.
Nasi goreng? Atau bakso? tanya Bu Endah.
Terserah ibu ajajawab kami.
Lho kok terserah ibu, kan kalian yang makan. Kata Bu Endah.
Gimana, temen-temen? Kalian mau apa? Nasi goreng apa bakso? tanyaku.
Nasi goreng aja deh. Usul Daniel.
Yaudah, bu. Kita pesen nasi goreng. Ucapku pada wali kelasku itu.
Terus minumnya?tanya Bu Endah lagi.
Es teh.jawab kami serempak.
Yakin es teh? Gak mau es campur? tanya Bu Endah.
Nggak usah, bu.jawab Affan.
Orang Indonesia selalu gitu, ya? Setiap makan minumnya selalu es teh.ucap Bu Endah sambil
tertawa. Kami pun tertawa mendengar candaan Bu Endah.
Tak lama kemudian makanan yang di pesan pun tiba. Kami bersama-sama menikmati makanan
itu, sambil berbagi cerita. Berbagi cerita tentang hal-hal menarik yang kami alami saat di sekolah.
Apalagi saat Affan sedang bercerita, kami pun tertawa lepas. Tetapi sayangnya, karna hari sudah
mulai senja. Kami harus segera pulang ke rumah.
TAMAT

Anda mungkin juga menyukai