Anda di halaman 1dari 2

3.

ALASAN DILAKUKANNYA MERGER

Perusahaan mempunyai beberapa pertimbangan atau alasan mengapa mereka memilih


melakukan merger. Berikut adalah alasan mengapa perusahaan melakukan penggabungan
usaha :

1. Synergy
Dari kegiatan penggabungan usaha ini perusahaan mengharapkan synergy yang baik,
yaitu nilai perusahaan yang meningkat dari nilai perusahaan masing yang sebelumnya
berdiri sendiri. Hal tersebut karena :
a. Operating Economies ( ekonomi operasi ) yaitu biaya rata rata ( average cost )
operasional yang terdiri dari skala keekonomian dalam manajemen, pemasaran,
produksi dan distribusi relatif lebih rendah
b. Financial economies ( ekonomi keuangan ) yaitu dengan penggabungan usaha
biaya transaksi lebih rendah dan cakupan lebih baik dari para analisis sekuritas.
c. Different efficiency ( perbedaan efisiensi ) diartikan dengan kondisi suatu
perusahaan mempunyai manajemn yang lebih efisien dari pada yang lain dan
perusahaan yang lemah mempunyai aktiva, maka perusahaan yang lemah akan
menjadi produktif setelah merger.
d. Increased market price ( peningkatan kekuatan pasar ) yaitu karena meningkatnya
price earning ratio dikarenakan rendahnya biaya operasi rata rata, biaya
transaksi, manajemen dan berkurangnya persaingan.

2. Tax consideration ( Pertimbangan Pajak )


Pertimbangan pajak telah mendorong perusahaan untuk melakukan penggabungan
usaha. Pertama pajak akan berubah menjadi penghematan pajak jika suatu perusahaan
yang mempunyai tarif pajak tinggi mengakuisisi perusahaan yang notabennya
mempunyai akumulasi kerugian pajak dalam jumlah besar. Kedua dengan merger
perusahaan akan meminimalkan pajak ketika perusahaan itu memanfaatkan kelebihan
dana yang dimilikinya. Ketiga ketika suatu perusahaan membeli aset atau saham dari
perusahaan lain maka penjual akan membayar pajak dari hasil keuntungannya untuk
menghindari itu maka perusahaan perlu melakukan penggabungan usaha lalu di
lakukan kembali penyesuaian struktur organisasi kepemilikan.
3. Purchase of assets below their replecement cost ( Pembelian Aset di bawah Biaya
Penggantinya )
Dalam hal ini perusahaan akan mempertimbangkan biaya biaya yang muncul jika
mereka mendirikan perusahaan baru dengan apabila mereka melakukan
penggabungan usaha. Contohnya jika perusahaan baja A lebih memilih membeli
perusahaan baja yang lainnya yang sudah ada dari pada mereka harus mendirikan
pabrik baru.

4. Diversification ( diversifikasi )
Para manajer sering melakukan penggabungan usaha dengan pertimbangan bahwa
dengan diverisfikasi perusahaan dapat menstabilisasikan keuntungan agar tetap eksis
sehingga bisa menguntungkan para pemilik, karyawan, pemasok dan pelanggan.

5. Personal reason ( Inisiatif Pribadi Manajer )


Selain alasan alasan tersebut diatas kita meilhat dari segi emoasional para manajer
sebagai pengambil keputusan untuk melakukan penggabungan atau tidak. Motivasi
pribadi manajer menjadi salah satu alasan dominan dilakukannya merger. Karena
pemimpin pemimpin sangat menyukai kekuasaan yang lebih besar dengan
perusahaan yang besar di bandingan dengan perusahaan yang kecil yang mempunyai
kekuasaan kecil. Namun para eksekutif tidak akan pernah mengakui bahwa semua itu
ego mereka terlibat dalam mengambil keputusan untuk melakukan merger.

Setelah dilihat dari sudut pandang ego para pemimpin, manajer ataupun eksekutif kita
melihat dari sudut pandang gaji yang memiliki korelasi juga terhadap keputusan
penggabungan atau tidak. Semakin besar perusahaan maka akan semakin besar pula
gaji yang diberikan kepada para pemimpin pemimpin. Hal ini juga dapat
memainkan peran dalam program penggabungan usaha.

6. Residual Value ( Nilai Residual )


Para analisis memperkirakan nilai residu sebuah perusahaan merupakan nilai dari
masing masing. Jika nilai ini lebih tinggi dari nilai pasar perusahaan saat ini, maka
seorang spesialis pengambilalihan perusahaan akan dapat membeli perusahaan pada
harga yang sama atau lebih tinggi dari nilai pasaranya sekarang, menjualnya per
UUUUUbagian dan mendapatkan keuntungan substansial.

Anda mungkin juga menyukai