Anda di halaman 1dari 27

Kata Pengantar

Puji Syukur Kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
judulSISTEM INDRA.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai organ-organ dan fungsi organ tersebut. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian
penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen pembimbing yaitu Ibu Amy Tenzer dan
Ibu Sri Rahayu Lestari yang telah membimbing dan membagi pengalamannya kepada
kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan,
seperti pepatah tak ada gading yang tak retak,penulis akan sangat berlapang dada dan besar
hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun,bermanfaat bagi kelanjutan
pembuatan makalah selanjutnya.

Malang, 26 April 2016

Penulis

SISTEM INDRA Page 1


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan
lingkungan (Yatim,1990) . Agar dapat terjadi suatu pengindraan, harus dipenuhi empat syarat
mutlak,yaitu : (1) adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu untuk
membangkitkan respons sistem syaraf, (2) reseptor atau organ indra harus dapat menerima
stimulus dan mengubahnya menjadi impuls saraf, (3) impuls saraf harus dihantarkan
sepanjang lintasan saraf dari reseptor atau organ indra ke otak, dan (4) pusat indra yang
bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls saraf yang yang diterimanya menjadi
sebuah kesan (pengindraan). Setiap indra menerima stimulus khusus untuk pengindraan yang
sesuai. Impuls sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indra diotak, akan menimbulkan
pengindraan yang disadari. Jika impuls dari organ indra dihantarkan ke medulla spinalis atau
ke batangotak,maka terjadi juga aktivitas motoris,tetapi pengindraan yang dihasilkan bersifat
tidak disadari.

Wujud indra beragam,mulai dari ujung saraf yang sederhana dan berukuran
mikroskopis (misalnya indra peraba),sampai organ yang berukuran besar dan kompleks
(misalnya mata sebagai indra pelihat). Indra pada vertebrata dapat diklasifikasikan menurut
beberapa kategori. Menurut distribusinya,indra dapat dibedakan menjadi : (1) indra umum,
tersebar luas diseluruh tubuh (misalnya indra peraba), dan (2) indra khusus,berlokasi pada
tempat tertentu (misalnya fotoreseptor pada retina mata). Selain itu indra dapat
diklasifikasikan berdasarkan macam rangsangan yang menstimulasinya,juga menurut letak
lingkungan fisik yang mempengaruhinya.

Semua organisme memiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Reseptor diberi
nama berdasarkan jenis ransangan yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima ransang
zat kimia), fotoreseptor (penerima ransang cahaya), audioreseptor (penerima ransang suara)
dan mekanoreseptor (penerima ransang fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran). Selain
itu dikenal pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar yang
dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan kelompok reseptor yang berfungsi untuk
mengenali letak lingkungan fisik yang mempengaruhinya indra digolongkan menjadi : (1)
ekteroreseptor dan (2) interoreseptor . Ekteroreseptor menerima stimulus dari luar
tubuh,terletak dibagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan luar.

SISTEM INDRA Page 2


Introreseptor menerima stimulus dari dalam tubuh,terletak didalam otot,sendi,tendon,dan
organ-organ visera. Tiap otot rangka,tendon dan persendian memiliki proprioreseptor, yang
peka terhadap perubahan tegangan atau regangan otot. Impuls dari proprioreseptor sangat
penting untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa otot yang terlibat dalam suatu
gerakan,dan untu mempertahankan keseimbangan posisi tubuh. Eksoreseptor yang kita kenal
ada lima macam, yaitu indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra pembau
(hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).

Pada hewan vertebrata mereka memiliki sistem koodinasi atau alat indera yang
sempurna. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang berfungsi
sebagai indra pencium, kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra
pendengar. Begitu juga pada manusia. Kita memiliki hidung, mata kulit atau tangan dan
telinga untuk menjalankan fungsinya masing- masing sesuai dengan kegunaannya.

Rumusan Masalah

Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut :


1) Bagaimana susunan dan anatomi organ-organ indra pada manusia?
2) Bagaimana struktur anatomi organ-organ indra vertebrata?
3) Apa saja kelainan atau penyakit pada organ-organ indra?

Tujuan
Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini sebagai berikut:
1) Mengetahui susunan dan anatomi organ-organ indra pada manusia?
2) Mengetahui struktur anatomi organ-organ indra vertebrata?
3) Mengetahui kelainan atau penyakit pada organ-organ indra?

SISTEM INDRA Page 3


PEMBAHASAN
A. Sistem Indra Pada Manusia
Indera Peraba (Kulit)
Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor
sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu,
kulit sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika
kulit di rangsang, maka berbagai rangsangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan
macam rangsangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang
terdapat pada ujung-ujung saraf.

Gambar 1. penampang kulit


Pada umumnya, terdapat dua macam bentuk ujung saraf pada reseptor kulit yaitu
reseptor berujung saraf bebas dan reseptor dengan ujung saraf berselubung kapsul/selaput.
Reseptor berujung saraf bebas terdapat di seluruh jaringan tubuh dan berfungsi untuk
mendeteksi rasa sakit. Reseptor dengan ujung saraf berselubung atau berselaput dapat berupa
Korpuskel Meissner dan Diskus Merkel, berfungsi mendeteksi rangsangan sentuhan lunak,
Korpuskel Pacini mendeteksi rangsangan tekanan, Korpuskel Ruffini mendeteksi rangsangan
panas danKorpuskel Krause mendeteksi rangsangan dingin.

SISTEM INDRA Page 4


Gambar 1.2 Reseptor peraba pada kulit mamalia (sumber : Ville,1984)
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit
tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu
rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka
dibandingkan punggung tangan.

Indra Pengecap (lidah)


Indera pengecap pada manusia terutama terdapat pada lidah. Selain itu indera
pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis. Indera pengecap
merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan dan
minuman.
Indera pengecap dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste
buds). Pada lidah terdapat lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukaan
atas dan sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel lidah dan
bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila.

SISTEM INDRA Page 5


Gambar 2.1 Bagian-Bagian lidah

Kuncup pengecap tersusun dari sel pendukung (penunjang) dan sel pengecap yang
bentuknya memanjang dan memiliki mikrovili. Pada mikrovili terdapat reseptor molekul
protein yang menyebabkan otak dapat mengenali lima pengecap dasar yaitu manis, asam,
pahit dan asin.

Gambar 2.2 bagian perasa lidah

Indra Pembau (hidung)


Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang sangat
peka. Indra pembau berfungsi untuk menerima bau suatu zat yang terlarut dakam udara atau
air sebagai mediumnya. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel
reseptor olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat pada tunika mukosa
rongga hidung bagian atas. Sel ini berbentuk silindris dan mempunyai filament filament
seperti rambut pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius berjalan menuju ke bulbus

SISTEM INDRA Page 6


olfaktorius pada system saraf pusat. Sel sel olfaktorius didampingi oleh sel sel penunjang
yang berupa sebaris sel epitel silindris berlapis banyak semu.

Pada tunika mukosa rongga hidung terdapat kelenjar mucus yang menggetahkan
lender untuk melarutkan partikel partikel yang masuk bersama udara pernafasan, dan untuk
membasahi sel epitel olfaktorius agar dapat melakukan fungsinya dengan baik.

Reseptor olfaktori memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam pada lapisan


mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang
lainnya merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori
(otak). Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.

Gambar 3.1 Bagian-Bagian Hidung


Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak langsung naik ke bulbus
olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan mukus dan berikatan dengan reseptor pada
dendrit. Selanjutnya sel-sel reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan impuls-impuls
saraf yang kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak). Di otak
informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi bau.
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung dengan
pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita akan ingat
pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.

SISTEM INDRA Page 7


Gambar 3.2 Reseptor pada indra pembau

Gambar 3.3 Irisan membujur kuncup pengecap (Sumber : Hildebrand, 1988)

Indra Pelihat (mata)


Indera penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat mengenal dan melihat suatu
benda yang kita lihat karena adanya kerjasama antara mata dan otak. Ransangan yang terjadi
dibagian mata akan diteruskan ke otak. Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi
yang diterima sehingga menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.

SISTEM INDRA Page 8


Mata manusia berbentuk bulat lonjong, berdiameter 2,5cm. Bagian depan dari mata
dilindungi oleh membran tipis dan transparan yang disebut konjungtiva. Membran ini
berfungsi untuk melindungi kornea mata. Pada konjungtiva mengalir air mata yang dihasilkan
oleh kelenjar air mata. Cairan air mata berguna untuk menjaga kelembapan mata. Pada cairan
air mata terdapat enzim yang disebut lisozim, yang dapat membunuh bakteri. Selain itu cairan
air mata berguna untuk membersihkan mata saat berkedip. Kelopak mata, alis mata, dan bulu
mata berguna untuk mencegah masuknya kotoran (debu) dari udara atau keringat dari kepala
(dahi).

Gambar 4.1 bagian bagian mata

Mata merupakan organ pelihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya
(fotosensitif). Komponen fungsional utama mata adalah retina. Struktur struktur yang
berkaitan dengan penglihatan antara lain: bola mata, saraf optic, dan pusat pelihat dalam otak.

SISTEM INDRA Page 9


Gambar 4.2. Diagram epitel olfaktorius beserta sel sel penunjangnya
(Sumber : Hildebrand, 1988)

Disamping itu terdapat organ organ asesoris yang penting untuk melindungi dan
mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak mata, bulu mata, alis mata dan kelenjar air mata,
bola mata. Hanya 1/6 bagian bola manusia yang kepermukaan anterior, sisanya terlindung
dalam orbita mata. Secara anatomis, bola mata dapat dibedakan menjadi 3 lapisan, yaitu (dari
luar ke dalam : (1) lapisan fibrosa, terdiri dari sklera dan kornea, (2) lapisan vaskuler, terdiri
dari koroid, badan siliaris dan iris, dan (3) lapisan nerevosa, yaitu retina.

Sklera (selaput putih). Merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi untuk
melindungi bagian bagian dalam mata dan mempertahankan kekakuan bola mata.
Kornea. Merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata. Merupakan
jalan masuk cahaya ke dalam mata dan menempatkan pada retina. Lapisan luar kornea
ditutup oleh lapisan epitel yang bersinambungan dengan epidermis, yang disebut
konjungtiva.
Koroid. Merupakan membrane tipis yang mengandung pigmen, melapisi permukaan
sebelah dalam sklera. Koroid mengandung banyak pembuluh darah yang menyalurkan
makanan ke retina.
Badan siliaris. Terdiri dari siliaris orbicularis (daerah yang berhubungan langsung
dengan bagian anterior koloid, prosesus siliaris dan otot otot siliaris. Badan siliaris

SISTEM INDRA Page 10


menghasilkan humorakueus, suatu cairan encer yang mengisi rongga diantara kornea dan
lensa.
Iris. Merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan lensa. Terdiri atas 2
perangkat serabut otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ditengah tengah iris
terdapat lubang yang disebut pupil. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang
memasuki mata, dengan jalan membesarkan atau mengecilkan pupil. Ketika mata
berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang, otot sirkuler
berkontraksi dan pupil mengecil. Sebaliknya, ketika mata berakomodasi untuk melihat
benda yang jauh ataucahaya yang redup, otot radial berkontrasi dan pupil membesar.
Warna mata tergantung pada jumlah dan sifat pigmen yang terkandung dalam iris.
Lensa. Tepat di belakang iris terdapat lensa bening yang membiaskan cahaya yang masuk
dan memfokuskannya pada retina. Lensa tergantung pada ligament suspensori. Bentuk
lensa dapat berubah ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruangan diantara lensa dan retina
disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor vitreus), yang bersama
dengan humor akusus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
Retina. Adalah bagian peka cahaya pada mata vertebrata, merupakan lapisan terdalam
dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi
impuls saraf, dan menghantarkan impuls ke saraf optik. Retina tersusun atas lapisan
jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual), dan lapisan berpigmen (sebelah
luar merupakan bagian nonvisual). Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung 3
daerah neuron, yaitu neuron fotoreseptor, neuron bipolar, dan neuron ganglion. Diantara
ketiga macam neuron tersebut terdapat neuron amakrin dan neuron horizontal. Neuron
fotoreseptor berfungsi untuk menerima stimulus cahaya, dapat dibedakan menjadi sel
batang dan sel kerucut. Sel batang mengandung pigmen rhodopsin, yang dikhususkan
untuk penglihatan hitam putih dalam cahya redup, serta untuk membedakan gelap dan
terang, tetapi tidak dapat menghasilkan penglihatan yang berwarna. Sel kerucut
mengandung pigmen iodopsin, yang dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan
dapat menghasilkan bayangan yang tajam, dalam cahaya terang. Sel kerucut terpusat pada
fovea sentral, suatu lekukan kecil pada macula lutea. Macula lutea (bitnik kuning)
terdapat pada bagian posterior retina, bersesuaian dengan sumbu visual mata. Bayangan
hanya dapat direspons oleh mat ajika jatuh pada bitnik kuning. Cahaya yang diterima oleh
neuron neuron fotoreseptor diubah menjadi impuls saraf, kemudian dihantarkan ke
neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion. Akson akson neuron neuron

SISTEM INDRA Page 11


ganglion menyusun saraf optic yang meluas ke posterior untuk menghantarkan impuls
saraf ke pusat penglihat di korteks serebrum. Daerah pada retina yang merupakan tempat
pelaluan saraf optic, disebut diskus optic (bitnik buta). Daerah ini tidak mengandung sel
batang dan sel kerucut, sehingga tidak sensitive terhadap cahaya. Cahaya yang jatuh pada
bitnik buta tidak dapat menimbulkan sensasi penglihatan.

Gambar 4.3. Diagram penampang sagittal bola mata vertebrata, 1 = bitnik buta; 2 =
fovea sentral; 3 = badan siliaris; 4 = ligament suspensori; 5 = lensa; 6 = kelopak
mata. (Sumber : Kent, 1973).

Otot otot mata. Mata mempunyai dua macam otot, yaitu otot ekstrinsik dan instrinsik.
Otot ekstrinsik memegang bola mata disisi luar pada tulang orbital. Otot ini menggerakkan
bola mata secara volunteer (menurut kehendak). Menurut susunannya, otot ekstrinsik dapat
dibedakan menjadi otot rektus (lurus) dan otot obliqus (miring). Otot instrinsik terdapat di
dalam bola mata, terdiri atas otot iris dan otot siliaris yang ke duanya bekerja secara
involunter.

SISTEM INDRA Page 12


Gambar 4.4. Diagram struktur retina secara mikroskopis, 1 = humor vitreus; 2 = diskus
optic (bintik buta); 3 = cahaya; 4 = serabut saraf optic; 5 = lapisan jaringan saraf; 6 =
koroid; 7 = sklera; 8 = saraf optic; 9 = lapisan berpigmen; 10 = sel kerucut; 11 = sel
batang; 12 = sel horizontal; 13 = sel bipolar; 14 = sel amakrin; 15 = sel ganglion
(Sumber : Tortora, 1995)

Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut masuk
ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan.
Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap
oleh fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil.
Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya
diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat
memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan
cara mencembungkan atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek
aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima ransangan cahaya, impuls akan diteruskan
kedalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat
penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai
aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya, pembalikan bayangan

SISTEM INDRA Page 13


pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak sehingga membentuk kesan objek yang
tidak terbalik.

Gambar 4.5 Mekanisme melihat pada mata

Indra pendengar dan keseimbangan


Indra pendengar dan indra keseimbangan terdapat di dalam telinga. Strukur telinga
yang diuraikan di sini adalah telinga mamalia, khususnya manusia. Telinga manusia terdiri
atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gambar 5.1. Struktur telinga manusia, yang terdiri dari bagian luar, tengah dan dalam
(Sumber: Tortora, 1995)

SISTEM INDRA Page 14


Telinga luar terdiri atas daun telinga (pinna, aurikular), liang telinga (meatus
auditorius eksternus), dan selaput gendang (membran tympani). Bagian telinga ini berfungsi
untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga
menyebabkan bergetarnya membran tympani.

Telinga tengah (kavum tympanikus) adalah suatu rongga kecil dalam tulang pelipis
yang berisi 3 keping tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang
landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian.
Tingkai maleus melekat pada permukaan dalan membran timpani, sedangkan bagian
kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes
berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam,yang disebut
fenestra ovalis (tingkap jorong atau fenestra kokhlea, yang tertutup oleh membran yang
disebut membran tympani sekunder.

Telinga tengah berhubungan dengan faring melalui Tuba Eustachius, yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrana tympani. Tuba Eustachius
akan terbuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang
sangat keras (misalnya ledakan bom), membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk
mencegah pecahnya membrana tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba Eustachius
membuka dan udara akan masuk melalui saluran tersebut ke telinga tengah, sehingga
menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luarmembrana
tympani.

Telinga dalam disebut juga labirin. Secara struktural labirin terdiri dari dua bagian,
yaitu labirin tulang di sebelah luar (tepi) dan labirin membran di sebelah dalam (tengah).
Labirin tulang dibatasi oleh periosteum dan mengandung perilimfe, yang serupa dengan
cairan serebrospinal. Labirin membran dibatasi oleh epitel dan mengandung endolimfe, yang
serupa dengan cairan intrasel. Labirin terdiri atas 3 saluran yang kompleks, yaitu vestibula,
kokhlea (rumah siput), dan 3 buah kanalis semisirkularis(saluran setengah lingkaran) .

Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di


depan kanalis simisirkularis. Vestibula berhubugan dengan telinga tengah melalui fenestra
ovalis (fenestra vestibuli). Vestibula bagian membran terdiri dari 2 kantung kecil, yaitu
sakulus dan utrikulus. Pada sakulus dan utrikulus terdapat struktur khusus yang disebut
makula akustika, sebagai organ indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan
gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel rambut, yang didampingi oleh sel-

SISTEM INDRA Page 15


sel penunjang. Bagian atas sel-sel tersebur tertutup oleh membran yang mengandung butir-
butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang
menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan otolit menekan sel-sel rambut tertentu dan
merangsangnya. Selanjutnya sel-sel rambut akan menyampaikan impuls saraf ke cabang
vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang
akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.

Kanalis semisirkularis. Merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas-belakang


vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut mengembung, disebut
ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat krista
akustika, sebagai organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh
dalam melakukan respons terhadap gerakan). Seperti pada vestibula, sel-sel reseptor dalam
krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang di dampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi
disini tidak terapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika
kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh,endolimfe akan mengalir diatas sel-sel
rambut. Sel-sel rambut menerima rangsangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls
saraf. Impuls akan melalui lintasan seperti yang terjadi pada keseimbangan statis. Sebagai
responnya ,otot-otot berkontraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi
yang baru.

Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak didepan vestibula . Berbentuk


seperti rumah siput,berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari dari 2
lilitan ,mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus . Penampang melintang kokhlea
menunjukkan adanya adanya tiga ruangan yang menyusunnya,yaitu: (1) skala vestibuli :
disebelah atas,mengandung perilimfe,berakhir pada tingkap jorong, (2) skala
tympani :disebelah bawah,mengandung perilimfe,berakhir pada tingkat bulat, (3) skala media
(duktus kokhlearis) : terletak diantara skala vestibuli dan skala tympani,mengandung
endolimfe. Skala media dipisahkan dengan skala vestibuli oleh membran vestibularis
(membran Rissner) , dan dipisahkan dengan skala tympani oleh membran basilaris. Pada
membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada
organ ini berupa sel rambut yang didampingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel
rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial
ke VIII),yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/keseimbangan) diotak.

SISTEM INDRA Page 16


Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: getaran
suara memasuki liang telinga menekan membran tympani melintas melalui
tulang-tulang pendengaran menekan tingkap jorong menimbulan gelombang
pada perilimfe menekan membran vestibularis dan skala basilaris merangsang
sel-sel rambut pada organ corti . Disinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.

Gambar 5.2. Struktur secara rinci telinga dalam, dibedakan menjadi labirin tulang
(luar/tepi) dan labirin membrane (dalam/tengah). Terdiri dari vestibula, kokhlea dan
kanalis semisirkulasi. (Sumber : Tortora, 1995)

Gambar 5.3. Struktur macula akustika pada vestibula, sebagai organ indra
keseimbangan statis (Sumber : Tortora, 1995)

SISTEM INDRA Page 17


Gambar 5.4. Diagram penampang melintang kokhlea. (Sumber : Miller, 1997)

B. Sistem Indra pada Hewan Vertebrata


Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Berikut ini
penjelasan indera pada pisces,amphibi,reptile,aves,mamalia.

Sistem Indra pada Pisces


Indra pisces yang berkembang dengan baik adalah indra penglihat, pencium, dan
pendengar. Indra penglihat pisces terletak di kedua sisi kepalanya. Bola mata pisces tidak
dilindungi oleh kelopak, tetapi dilindungi oleh selaput tipis yang tembus cahaya.

Gambar bagian-bagian mata ikan (sumber : Sunarto,2014 )


Ikan dapat melihat dengan jelas di dalam air karena baik air maupun kornea ikan
membiaskan cahaya pada sudut yang sama. Sel-sel saraf penglihat pada ikan terdiri atas
sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel- sel batang menyebabkan ikan dapat melihat

SISTEM INDRA Page 18


dengan jelas di tempat yang kurang menerima cahaya. Ikan juga dapat melihat warna
walaupun hanya sampai tahap tertentu. Ikan mudah melihat warna merah dan kuning,
tetapi lebih sulit membedakan warna hijau, biru, dan hitam.

Gambar Akomodasi Mata ikan (sumber : Sunarto,2014 )


Mata ikan dapat berakomodasi dengan cara mengubah kedudukan lensa mata ke belakang
(mundur) dan ke depan (maju). Gerakan itu dilakukan oleh otot kecil yang disebut retraktor
lentis. Ketika melihat benda dekat, otot retraktor lentis berelaksasi (mengendur) sehingga
lensa bergerak ke depan. Sebaliknya, ketika melihat benda jauh, retraktor lentis berkontraksi
(mengerut) sehingga lensa tertarik ke belakang. Indra pencium ikan juga berkembang dengan
baik. Indra pencium tersebut terletak di ruang kecil tepat di depan mata. Ikan menggunakan
indra tersebut untuk mencari makanan, menghindari musuh, dan menemukan pasangan untuk
kawin. Indra pendengar ikan mirip dengan telinga dalam manusia dan tidak terlihat dari luar
karena terletak di dalam tengkorak. Telinga ikan membantu mendeteksi bunyi, menjaga
keseimbangan tubuh ikan, serta membantu ikan merasakan perubahan kecepatan dan arah
sewaktu berenang.

Gambar Gurat Sisi pada pisces (sumber : Sunarto,2014 )


Pisces mempunyai indra peraba yang disebut gurat sisi. Fungsi gurat sisi adalah untuk
mengetahui tekanan air. Selain itu, alat ini dapat mendeteksi gangguan sekecil apa pun
dilingkungannya.Gurat sisi secara tepat dapat menentukan arah gangguan itu dan memberi

SISTEM INDRA Page 19


peringatan kalau ikan hampir menabrak karang atau benda lain. Ketika baru dilempar ke
dalam air akan menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan tersebut terdeteksi
oleh gurat sisi ikan yang terdapat disamping kanan dan kiri tubuh ikan. Ikan menganggap
isyarat perubahan itu sebagai tanda bahaya.

Sistem Indra pada Amphibi


Pada amfibi, misalnya katak, indra yang berkembang dengan cukup baik ialah indra penglihat
dan pendengar. Indra penglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan
membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans.Mata katak berbentuk bulat serta
dilindungi oleh kelopak mata atas dan bawah. Bagian sebelah dalam mata terdapat membran
niktitans, yaitu suatu selaput tipis yang tembus cahaya.

Gambar Bagian-Bagian mata katak (sumber : Sunarto,2014 )


Membran niktitans berfungsi untuk menjaga agar komea mata tetap lembap ketika berada
di darat dan menghindari gesekan ketika katak menyelam dalam air. Hal itu merupakan
bentuk penyesuaian sifat katak sebagai hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat
berakomodasi. Oleh karena itu, katak hanya dapat melihat benda dengan jarak tertentu saja.
Indra pendengar katak adalah teliga yang terdiri atas telinga luar dan telinga dalam.
Telinga luar berupa sepasang selaput pendengar di sebelah kanan dan kiri kepala. Selaput
pendengar berbentuk segitiga yang melebar di bagian luarnya. Apabila terkena getaran atau
bunyi, selaput pendengar akan bergetar. Getaran dan selaput pendengar diteruskan oleh
tulang pendengar ketingkap jorong. Selanjutnya, getaran dari tingkap jorong akan diteruskan
oleh cairan limfa ke saraf pendengar. Akhirnya, getaran oleh saraf pendengar diteruskan ke
otak dalam bentuk impuls saraf.

SISTEM INDRA Page 20


Sistem Indra pada Reptil
Indra pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Kadal, komodo,
dan ular memiliki indra pencium yang disebut organ Jacobson. Organ Jacobson ditemukan
pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark yang bernama L.L. Jacobson.
Indra tersebut terletak di langit-langit rongga mulut.

Gambar Indra pada ular (Sumber : Leni,2011)


Kadal, ular, dan komodo sering menjulurkan lidahnya untuk mencium bau mangsa
dengan cara mengambil bau yang telah ditinggalkan mangsanya di udara dan di tanah. Lidah
itu kemudian ditarik dan ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan bau.
Sebagai pemakan bangkai, kornodo memiliki indra pencium yang sangat tajam. Hewan ini
dapat mencium darah segar dari jarak empat kilometer. Namun, indra reptilia yang lain belum
berkembang dengan baik. Beberapa jenis ular, misalnya ular derik, memiliki indra yang peka
terhadap rangsang panas. Indra itu begitu peka sehingga dapat membedakan dua benda
dengan suhu yang hanya berbeda sepersepuluh rib derajat celsius. Dengan indra tersebut,
ular dapat berburu mangsa pada waktu gelap.

Sistem Indra pada Aves


Indra penglihat dan indra keseimbangan burung berkembang dengan baik. Kedua macam
indra tersebut memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau membelok dengan
cepat. Indra keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga dan berhubungan dengan
otak kecil.

SISTEM INDRA Page 21


Gambar bagian bagian mata burung (Sumber : Leni,2011)

Otak kecil burung berukuran besar karena berkembang dengan baik sebagai pusat
keseimbangan tubuh burung pada saat terbang. Sebagian besar burung memiliki indra
penglihat yang sangat membantu burung untuk mendapatkan makanan, untuk menemukan
musuh, maupun untuk terbang. Mata burung mampu berakomodasi dengan cara mengubah
bentuk lensa matanya. Pada saat burung melihat benda yang jauh, lensa mata burung akan
memipih. Sebaliknya, pada saat burung melihat benda yang dekat, lensa mata burung akan
mencembung.
Pada umumnya mata burung terletak di sisi kiri dan kanan kepalanya agar dapat
melihat keadaan di sekelilingnya tanpa harus memutar kepala. Beberapa jenis burung
pemangsa, misalnya burung hantu, memiliki mata yang menghadap ke depan. Pandangan
binokuler ini memungkinkan burung hantu untuk melihat benda-benda yang dekat dan jauh
sehingga mampu memperkirakan jarak suatu benda. Hal itu penting bagi burung-burung
pemangsa untuk rnengintai dan menangkap mangsa. Aktivitas burung hantu banyak
dilakukan di malam hari. Oleh karena itu, retina matanya lebih banyak mengandung sel-sel
batang dibanding retina mata burung lain. Sel-sel batang tersebut peka atau sensitif terhadap
cahaya redup. Burung yang banyak beraktivitas pada siang hari. memiliki retina mata yang
lebih banyak mengandung sel-sel kerucut. Sel kerucut tersebut peka terhadap cahaya yang
kuat. Pada retina burung juga terdapat pektin yang merupakan kelanjutan dari saraf mata ke
bola mata. membentuk lipatan, dan di dalamnya terkandung banyak pigmen. Fungsi
pektin tersebut belum diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan indra penentu arah.
Pektin pada burung yang biasa terbang tinggi. misalnya merpati, berkembang dengan baik.

SISTEM INDRA Page 22


Pada umumnya burung lebih mengandalkan indra penglihat untuk mencari makan karena
indra pencium tidak berkembang dengan baik. Akan tetapi, burung kiwi merupakan
pengecualian. Indra penglihat burung kiwi kurang berkembang dengan baik, tetapi indra
pencium yang berupa lubang hidung di ujung paruhnya berkembang dengan baik dan
digunakan untuk mencium bau makanan yang terdapat di dalam tanah.

Gambar Burung Kiwi (Sumber : Leni,2011)

Sistem Indra pada Mamalia


Pada umumnya semua jenis indra yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki oleh mamalia.
Mamalia memiliki lima macam alat indra. Masing-masing alat indra tersebut juga
berkembang dan berfungsi dengan baik. Beberapa jenis mamalia, bahkan memiliki alat indra
dengan kepekaan yang sangat kuat terhadap rangsangan tertentu. Misalnya pada
kucing memiliki tiga macam indra istimewa, yaitu indra penglihat, pendengar, dan peraba.
Mata kucing dapat melihat dengan baik meskipun pencahayaan di lingkungan redup atau
agak gelap pada malam hari. Dalam keadaan demikian, sinar matanya berwarna kehijauan.
Warna hijau itu berasal dari pantulan suatu lapisan di bagian belakang matanya. Pendengaran
kucing sangat tajam karena daun telinganya mampu menangkap getaran bunyi sebanyak-
banyaknya. Kucing juga memiliki kumis yang panjang dan kaku sebagai indra peraba yang
sangat peka.

Anjing memiliki indra pencium dan pendengar yang sangat baik. Daya penciumannya
yang tajam membuat anjing mampu mengikuti bau mangsanya sampai beberapa kilometer.
Anjing pelacak dapat menemukan persembunyian seorang penjahat dengan mencium
jejaknya. Telinga anjing juga dapat digerakkan dan ditegakkan sehigga mampu menangkap
getaran bunyi dengan sangat baik.

SISTEM INDRA Page 23


Indra pendengar kelelawar sangat baik, namun indra penglihatnya kurang
berkembang. Ketika terbang di malam hari, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi lebih
tinggi daripada 20.000 getaran tiap detik (ultrasonik) yang tidak dapat didengar oleh
manusia. Gelombang bunyi yang dikeluarkan akan mengenai mangsa atau rintangan di
sekitamya dan dipantulkan kembali kepadanya. Pantulan gelombang bunyi tersebut diterima
telinga kelelawar yang berukuran besar kemudian disampaikan ke pusat pendengaran di otak.
Melalui cara inilah kelelawar mengetahui keberadaan mangsa atau rintangan di sekitarnya.
Prinsip semacam ini juga dipakai oleh manusia dalam membuat radar.

Di bawah ini adalah tabel perbandingan struktur anatomi organ-organ indra pada vertebrata
No. Sistem indra Pisces Amphibi Reptil Aves Mamalia

1. Indra peraba Gurat


sisi
2. Indra Dindin Lidah, Faring dalam Faring dalam Paling
pengecap g mulut faring jumlah kecil jumlah kecil banyak di
dan dan kulit lidah,
faring paling
sedikit di
dinding
mulut dan
faring
3. Indra Rongga Rongga Rongga hidung Rongga Rongga
pembau hidung hidung yang hidung yang hidung
yang yang berhubungan berhubungan yang
buntu berhubun dengan faring dengan faring berhubung
gan an dengan
dengan faring
faring
4. Indra pelihat
5. Indra
pendengar
dan
keseimbanga

SISTEM INDRA Page 24


n

C. Kelainan Atau Penyakit Pada Organ-Organ Indra


Indra peraba (kulit)
Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah
(Neutrofil mati) yang meradang.
Paru/Kurap (Pitriyasis versikolor) yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur.
Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni
air.
Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang
disebabkan oleh infeksi.
Indra pengecap (Lidah)
Ageusia merupakan berkurangnya atau hilangnya pengecapan penyebabnya adalah
berbagai keadaan yang mempengaruhi lidah, misalnya kondisi mulut yang kering.
Disgeusia merupakan berubahnya pengecapan, penyebabnya bisa berupa luka bakar pada
lidah.
Sariawan. Sariawan adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang dapat
menimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di lidah atau pipi. Sariawan
disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan makanan yang bersifat panas, kekurangan
zat besi, atau karena penurunan daya tahan tubuh.
Kanker Lidah. Kanker lidah merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut,
perbedaannya terletak pada daerahnya. Jika letak sel kanker tersebut berada pada bagian
ujung lidah maka para ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa ujung lidah,
namun jika berada pada sepertiga atau terletak pada bagian belakang lidah mereka
menamakannya dengan sel kanker pangkal lidah. Kanker lidah kebanyakan disebabkan
karena tembakau dan alkohol.
Glosoptosis. Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik
ke belakang.
Glossopyrosis. Glossopyrosis adalah sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa perih
dan terbakar namun tanpa gejala. Penyebabnya adalah penggunaan obat kumur dalam
jangka panjang.

SISTEM INDRA Page 25


Atrophic Glossitis. Atrophic Glossitis adalah suatu penyakit yang menyebabkan lidah
kehilangan rasa. Lidahnya akan tampak licin dan mengkilat. Penyakit ini disebabkan oleh
kekurangan zat besi.

Indra Pembau (Hidung)


Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membau.
Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi kelainan ini jarang terjadi.
Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan penderita merasa membau bau
yang tidak enak.
Indra Pelihat (Mata)
Presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Pada anak-anak, titik dekat mata bisa
sangat pendek, kira-kira 9cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat
makin panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik
dekat mata sampai 50cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk
membaca berupa kaca mata cembung (positif). Hal ini disebabkan oleh elastisitas lensa
berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat
terjadi pada anak-anak yang disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-
bayang jatuh dibelakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut
Hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh didepan retina. Pada
mata dekat ini orang yang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat
melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan
lensa cekung (negatif).
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa
mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama,
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk membantu orang
yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Katarak adalah cacat mata yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal
ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak
pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Imeralopi (rabun senja), yaitu pada senja hari penderita menjadi rabun.
Xeroftami yaitu kornea menjadi kering dan bersisik.

SISTEM INDRA Page 26


Keratomealasi yaitu kornea menjadi putih dan rusak.

PENUTUP
Kesimpulan

Saran
Untuk lebih memahami semua tentang sistem indra pada manusia,dan hewan
vertebrata serta kelainan atau penyakit pada sistem indra, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.

DAFTAR RUJUKAN
Sunarto.2014.Konsep dan Penerapan Sains Biologi. Solo : Tiga Serangkai

Tenzer,A.2014. Struktur Perkembangan Hewan Bagian 2. Malang : IKIP Malang

Leni,Tirtamaya.2011. Sistem Indra pada Vertebrata dan Invertebrata.Surabaya

SISTEM INDRA Page 27

Anda mungkin juga menyukai