.. 1/.
..
STANDAR OPRASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan
PROSEDUR Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
B. Penatalaksanaan
1. Partus pervaginam hingga pembukaan > 4 cm,
KPFD, PJT bila tidak beri tokolisis
2. Pemberian antibiotik profilaksis sebanyak 2 gram
bila ketuban pecah > 12 jam sebelum bayi lahir.
3. Steroid bila usia gestasi kurang 34 minggu
dengan pemberian injeksi dexamethason 2 ampul/
12 jam sebanyak 2 kali
4. Kolaborasi Sectio saesaria bila janin lintang
5. Persiapan dokter anak/resusitasi
6. Persiapan perawatan BBLR
Unit Kerja Ruangan bayi, Ruangan VK Bersalin
1/.
.. ..
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
.. 1/.
..
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
.. .. 1/.
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung Amuntai
B. Penatalaksanaan
1. Asuhan sayang ibu
2. Membersihkan daerah perineum ibu dan minta
ibu untuk mengosongkan kandung kepan ncing
3. Periksa Tanda Pelepasan Plasenta (uterus
membundar, tali pusat lahir memenjang ,
semburan darah mendadak dan singkat)
4. pemberian suntikan oksitosin 10 IU IM pada
1/3 paha atas
5. Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm
didepan vulva
6. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut
bawah ibu (di atas simpisis) untuk mendeteksi
kontraksi. tangan lain memegang klem untuk
meregangkan tali pusat
7. setelah uterus berkontraksi tegangkan tali
pusat kearah bawah sabil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas (
dorso kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversion uteri). jika plasenta belum
lahir setelah 30-40 detik hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu kontraksi berikutnya dan
ulangi lagi prosedur diatas.
8. Bila pada penekanan bagian bawah dinding
depan uterus kea rah dorsol ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat kea rah distal
maka lanjutkan dorongan kearah cranial
sehingga plasenta dapat dilahirkan.
9. Saat plasenta muncul di introitus vagina,
lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang
disediakan.
10. Lakukan masese uterus letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi ( fundus teraba keras).
11. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
12. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
ulangi pemberian oksitosin uteri tindakan yang
diperlukan
Unit Kerja Ruangan VK Bersalin
.. 1/.
..
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
F. Penatalaksanaan
15. Membersihkan daerah perineum ibu dan minta ibu
untuk mengosongkan kandung kencing
16. Periksa Tanda Pelepasan Plasenta (uterus
membundar, tali pusat lahir memenjang ,
semburan darah mendadak dan singkat)
17. Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm
didepan vulva tegangkan tali pusat sejajar lantai.
18. secara obstetric masukkan satu tangan
(punggung tangan kebawah) kedalam vagina
dengan menelusuri tali pusat bagian bawah.
19. setelah tangan mencapai pembukaan serviks,
tangan lain menahan fundus uteri.
20. sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan
kedalam kavum uteri sehingga mencapai tempat
implantasi plasenta
21. buka tangan obstetric menjadi seperti memberi
salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telenjuk)
22. tentukan tepi plasenta yang paling bawah,
lepaskan plasenta dari tempat implantasinya
dengan jalan menyelipkan ujung jari diantara
plasenta dan dinding uterus.
23. kemudian gerakkan tangan ke kiri dan kanan
sambil bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan plasenta maternal dapat dilepaskan
24. lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak
ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
25. pindahkan tangan luar ke supra simpisis untuk
menahan uterus saat plasenta dikeluarkan
26. tangan di dalam menarik plasenta keluar
27. letakkan plasenta dalam yang telah di sediakan
lakukan sedikit pendorongan uterus
kedorsokranial setelah plasenta lahir, perhatikan
kontraksi uterus
28. periksa tanda vital, segera lakukan tindakan yang
sesuai apabila di perlukan
29. catat kondisi pasien, laporan tindakan pengobatan
lanjut
30. observasi perdarahan dan tanda vital selama 2
jam
31. Lakukan masese uterus letakkan telapak tangan
di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi ( fundus teraba keras)
Unit Kerja Ruangan VK Bersalin
1/.
.. ..
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
2. persiapan pasien:
informed consent
posisi litotomi
B. Penatalaksanaan
2. membersihkan daerah vulva dengan cairan
antiseptic
3. kosongkan kandung kencing pasien
4. melahirkan bokong dan kaki:
a. jika bokong telah mencapai vagina dan
pembukaan lengkap, suruh ibu
meneran bersamaan dengan his
b. jika perineum tampak kaku lakukan
episiotomi
c. biarkan bokong sampai scapula lahir
dan kelihatan di vagina
d. pegang bokong dengan hati-hati jangan
lakukan penarikan
e. jika kaki tidak lahir lahir spontan ,
lahirkan satu kaki terlebih dahulu: tekan
belakan lutut,genggam tumit dan
lahirkan kaki, ulangi pada kaki satunya
f. pegang pada bagian pinggul bayi
5. melahirkan tangan:
a. jika tangan menempel pada dada
biarkan lahir spontan, jika lengan
pertama lahir angkat bokong kearah
perut ibu agar lengan kedua lahir
spontan. jika tangan tidak lahir spontan,
tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan
tekan agar tangan turun melewati muka
bayi
b. jika tangan lurus keatas kepala atau
terjungkit kebelakang kepala (nuchel
arm) gunakan perasat lovset): setelah
bokong dan kaki bayi lahir, pegang
pinggul bayi dengan kedua tangan,
putar bayi 1800 sambil tarik kebawah
dengan lengan bayi yang terjungkit
kearah penunjuk jari tangan yang
menjungkit, sehingga lengan posterior
berada dibawah simpisis
bantu melahirkan lengan dengan
tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan
tekan agar tangan turun melewati muka
bayi. untuk melahirkan lengan kedua
putar lagi 1800 kearah yang
berlawanan tarik secara perlahan
sehingga lengan belakang menjadi
lengan depan dan lahir di depan.
c. Jika badan bayi tidak dapat diputar
lahirkan lengan belakang terlebih
dahulu: pegang pergelangan kaki dan
angkat keatas, lahirkan bahu belakang,
lengan dan tangan bayi kemudian
pengan kaki dan tarik kebawah lahirkan
bahu dan lengan depan
6. Melahirkan kepala: melahirkan kepala
dengan cara mauriceau: masukkan tangan
kiri penolong kedalam vagina, letakkan
badan bayi diatas tangan kiri penolong
(badan bayi seolah-olah seperti
menunggang kuda), letakkan jari telunjuk
dan jari manis pada maxila bayi dan jari
tengah didalam mulut bayi. tangan kanan
mencengkram tengkuk dan bahu bayi dan
jari tengah mendorong oksipital sehingga
menjadi fleksi. dengan koordinasi kedua
tangan secara hati-hati tariklah kepala
dengan gerakan memutar mengikuti jalan
lahir, minta asisten menekan diatas tulang
pubis ibu sewaktu melahirkan kepala.
angkat badan bayi keatas untuk melahirkan
mulut, hidung dan seluruh mulut.
7. bila perlu setelah melahirkan bayi periksa
apakah ada perlukaan jalan lahir
8. jahit luka episiotomy jika sebelumnya
dilakukan episiotomy
9. bersihkan ibu dan daerah perineum
10. rendam instrument kedalam larutan klorin
0,5 % dan lepas sarung tangan kemudian
masukan dalam larutan klorin rendam
selama 10 menit untuk dekontaminasi.
11. cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk bersih.
12. observasi kala IV
13. lakukan dokumentasi
.. /.
..
STANDAR PROSEDUR KERJA Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD P.Batung
Amuntai
2. persiapan pasien:
informed consent
D. Penatalaksanaan
1. bekerja secara tim
2. Pasang infus cairan RL/Nacl dengan jarum
besar (16/18)
3. cek darah lengkap dan nilai waktu pembekuan
darah (dugaan solusio)
4. Pastikan ketersediaan darah Golongan darah
dan cross-match
5. Pasang monitor NST/ EKG nilai dan pertahankan
kondisi ibu dan bayi.,
6. Resusitasi hemodinamik
a. resusitasi secara agresif untuk memelihara
perfusi organ bayi dan ibu mencegah DIC
b. stabilisasi tanda vital
c. infus cairan kristaloid atau plasma expanders
d. perbaiki kadar Hb
e. beri oksigen
f. lateroposisi untuk meningkatkan cardiac
output hingga 30%
7. tentukan usia kehamilan untuk menilai maturitas
paru bila usia kehamilan 28-34 minggu berikan
injeksi dexamethason 2 ampul/12 jam
8. Observasi DJJ dan tanda vital ibu setiap 30 menit
9. observasi jumlah perdarahan yang keluar, bila
perdarahan terjadi pascatrauma, observasi
selama 4 jam untuk melihat kemungkinan
terjadinya gawat janin, solusio plasenta atau
kondisi gawatdarurat lainnya
10. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan lanjut
D. Penatalaksanaan
1. Pasang infuse RL/Nacl dengan jarum besar
(16/18)
2. Membersihkan daerah perineum ibu dan
kosongkan kandung kencing
3. Periksa kelengkapan plasenta, perlukaan jalan
lahir dan kontaksi uterus
4. jika plasenta lahir tidak lengkap lakukan tindakan
yang sesuai, dan jika ada perlukaan jalan lahir
lakukan penjahitan
5. bila terjadi atonia uteri/ kontraksi lembek
berikan infus oksitosin 20 ui dalam 500 cc RL
berikan 40 tpm, injeksi metergin 1 ampul (IM)
pada paha ibu dan gastrol 800 mg perrektal, jika
kontraksi belum membaik lakukan kompresi
bimanual internal:
a. penolong berdiri di depan vulva. oleskan
larutan antiseptic pada sarung tangan kanan
masukkan secara obstetric kedalam introitus
vagina
b. kepalkan tangan kanan dan letakkan pada
fornik anterior, dorong uterus ke kranio-
anterior
c. tangan kiri menekan bagian belakang korpus
uteri
d. lakukan kompresi dengan jalan mendekatkan
telapak tangan kiri dengan kepalan tangan
kanan pada forniks anterior
e. perhatikan perdarahan yang terjadi, bila
perdarahan berhenti pertahankan posisi
demikian hingga kontraksi uterus membaik
bila perdarahan belum berhenti lanjutkan
ketindakan berikutnya pemasangan lakukan
KBE oleh asesten dan siapkan pemasangan
Kondom kateter
f. keluarkan tangan kanan , bersihkan dan
rendam dalam larutan klorin 0,5 %
g. cuci tangan dan lengan, keringkan dengan
handuk bersih
Unit Kerja