Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama
disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme
koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung
koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun
negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini
tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung
koroner.
Di Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit
kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia adalah
sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai
sebab.Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris.
Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang
timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina pektoris
dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan keadaan ini bisa
berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau
yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa menyebabkan
kematian. (American Heart Association (AHA)
Mengingat tingginya angka kematian akibat PJK, maka kami sebagai mahasiswa/i
pembuat makalah ini akan menjelaskan lebih banyak lagi mengenai Angina Pektoris ini.

B. Rumusan Masalah

Mengetahui bagaimana cara penangana dan asuhan keperawatan pada pasien angina
pectoris.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi
Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau
perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan
suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen
jantung meningkat (Smeltzer & Bare, 2002).
Angina pektoris adalah suatu sindrom kronis dimana klien mendapat serangan sakit
dada yang khas yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu pasien melakukan suatu
aktivitas dan segera hilang bila pasien menghentikan aktivitasnya (Noer, Sjaifoellah, dkk.
IPD, 1999).
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas,
yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar lengan kiri. Sakit
dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera hilang bila
pasien beristirahat.

2. Etiologi
1. Ateriosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi

3. Manifestasi Klinis
a. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-
kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
b. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
c. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
d. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi, dizzines.

2
e. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
f. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

4. Patoflow

3
5. Komplikasi
1. IMA (Infark Miokard Akute)
2. Ketidak stabilan listrik (konduksi) atau aritmia (irama).
3. Gangguan mekanis jantung atau kegagalan memompa
- Gagal jantung kiri.
- Gagal ventrikel kanan
- Renjatan kardiogenik.
- Emboli atrei sistemik.
- Sumbatan pembuluh darah otak
- Ruptur jantung.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Enzim atau isoenzim jantung,biasanya DBM : meningkat,menunjukkan kerusakan
miokard.EKG : biasanya normal bila pasien istirahat tetapi datar atau depresi pada
segmen ST gelombang T menunjukkan iskemia.
b. Foto Dada : biasanya normal, namun infiltrat mungkin ada menunjukkan
dekompensasi jantung atau komplikasi paru.
c. PCO2 kalium dan laktatmiokard: mungkin meningkat selama serangan angina.
d. Kolestrol / trigliserida serum : mungkin meningkat.
e. Kateterisasi jantung dengan angiografi: diindikasikan pada pasien dengan iskemia
yang diketahui dengan angina atau nyeri dada tanpa kerja, pada pasien dengan
kolesterolemia dan penyakit jantung keluarga yang mengalami nyeri dada dan pasien
dengan EKG istirahat abnormal.

7. Penatalaksanaan
a. Mencari faktor resiko dan mengobatinya, perubahan cara hidup, cara makan, berhenti
merokok.
b. Perhatikan dan menghendari faktor presipitasi.
c. Mencari dan menghendari / mengobati faktor yang memperberat.
d. Pengobatan.
1. Menghilangkan sakit dada.
2. Memperbaiki kwalitas hidup.
3. Memperpanjang umur

4
e. Pengobatan saat serangan dengan menggunakan obat-obatan vasodilatasi perifer dan
koroner, kalau perlu terapi O2.
f. Mencegah timbulnya serangan.
1. Lorg Acting Nitrate.
2. Obat penghambat beta adrenergik.
3. Antagonis kalsium
4. Obat-obat lain (penenang, digitalis, diuretik).
g. Pada kasus yang berat dapat dilakukan pemebedahan jantung koroner.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas/ istirahat
1. Gejala : Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan
Terbangun bila nyeri dada
2. Tanda : Dispnea saat kerja

b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit jantung, hipertensi, kegemukan
Tanda : Takikardia, disritmia
Kulit/ membran mukosa lembab, dingin, adanya vasokonstriksi

c. Makanan/ cairan

Gejala : Mual, nyeri ulu hati/ epigastrium saat makan

Diet tinggi kolesterol/lemak, kafein, minuman keras

Tanda : Distensi gaster

d. Integritas ego

Gejala : Stresor kerja, keluarga

5
Tanda : Ketakutan, mudah marah

e. Nyeri/Kenyamanan

Gejala : Nyeri dada substernal, anterior yang menyebar ke rahang, leher, bahu dan
ekstremitas atas kiri.

Kualitas ringan sampai sedang, tekanan berat, tertekan, terjepit, terbakar.

Durasi : biasanya kurang dari 15 menit, kadang-kadang lebih dari 30 menit (rata-rata
3 menit)

Tanda : Wajah berkerut, gelisah. Respons otomatis, contoh takikardi, perubahan


tekanan darah.

f. Pernapasan

Gejala : Dispnea saat kerja, riwayat merokok

Tanda : Meningkat pada frekuensi / irama dan gangguan kedalaman.

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke

Penggunaan/ kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi atau obat yang dijual
bebas.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokardium.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dgn perubahan inotropik (iskemia miokard
transien/memanjang)
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan serangan iskemia otot jantung, berkurangnya
curah jantung.

6
4. Ansietas berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman terhadap status
kesehatan.
5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Nyeri akut berhubungan Tujuan (SMART): 1. Anjurkan pasien untuk
dengan iskemik Setelah dilakukan memberitahu perawat dengan
miokardium. tindakan keperawatan cepat bila terjadi nyeri dada.
dalam waktu 3 x 24 2. Identifikasi terjadinya faktor
jam masalah pencetus, bila ada: frekuensi,
keperawatan teratasi durasi, intensitas dan lokasi
dengan kriteria hasil : nyeri.
1. Nyeri hilang, 3. Evaluasi laporan nyeri pada
pasien rahang, leher, bahu, tangan
melaporkan atau lengan (khusunya pada
episode angina sisi kiri.
menurun dalam 4. Letakkan pasien pada
frekuensi durasi istirahat total selama episode
dan beratnya. angina.
5. Tinggikan kepala tempat
tidur bila pasien napas
pendek
6. Pantau kecepatan atau irama
jantung
7. Panatau tanda vital tiap 5
menit selama serangan
angina
8. Pertahankan tenang ,
lingkungan nyaman, batasi
pengunjung bila perlu
9. Berikan makanan lembut.

7
Biarkan pasien istirahat
selama 1 jam setelah makan
10. Kolaborasi dengan tim
medis:
Berikan antiangina sesuai
indikasi: nitrogliserin:
sublingual
2. Penurunan curah jantung Tujuan (SMART): 1. Pantau tanda vital, contoh
berhubungan dgn Setelah dilakukan frekuensi jantung, tekanan
perubahan inotropik tindakan keperawatan darah.
(iskemia miokard dalam waktu 3 x 24 2. Evaluasi status mental, catat
transien/memanjang) jam masalah terjadinya bingung,
keperawatan teratasi disorientasi.
dengan kriteria hasil : 3. Catat warna kulit dan adanya
1. Penurunan episode kualitas nadi
dipsnea, angina 4. Mempertahankan tirah baring
dan disritmia pada posisi nyaman selama
menunjukkan episode akut
peningkatan 5. Berikan periode istirahat
toleransi aktivitas, adekuat. Bantu dalam atau
2. Berpartisipasi melakukan aktivitas
pada perilaku atau perawatan diri, sesuai
aktivitas yang indikasi
menurunkan kerja 6. Pantau dan catat efek atau
jantung. kerugian respon obat, catat
TD, frekuaensi jantung dan
irama (khususnya bila
memberikan kombinasi
antagonis kalsium,
betabloker, dan nitras)
7. Kaji tanda-tanda dan gejala-
gejala GJK
8. Kolaborasi dengan tim

8
medis:
Berikan obat sesuai indikasi :
penyekat saluran kalsium,
contoh ditiazem (cardizem);
nifedipin (procardia);
verapamil(calan).
3. Intoleransi aktifitas Tujuan (SMART): 1. Kaji respons klien terhadap
berhubungan dengan Setelah dilakukan aktivitas, perhatikan
serangan iskemia otot tindakan keperawatan frekuensi nadi lebih dari 20
jantung, berkurangnya dalam waktu 3 x 24 kali per menit di atas
curah jantung. jam masalah frekuensi istirahat;
keperawatan teratasi peningkatan TD yang nyata
dengan kriteria hasil : selama/sesudah aktivitas;
1. Peningkatan dalam dispnea atau nyeri dada;
toleransi aktivitas keletihan dan kelemahan
yang dapat diukur yang berlebihan; diaphoresis;
2. Menunjukan pusing atau pingsan.
penurunan dalam 2. Instruksikan pasien tentang
tanda-tanda teknik penghematan energi.
intoleransi 3. Berikan dorongan untuk
fisiologis. melakukan
aktivitas/perawatan diri
bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan
sesuai kebutuhan.
4. Ansietas berhubungan Tujuan (SMART): 1. Jelaskan tujuan tes dan
dengan respon Setelah dilakukan prosedur, contoh tes stress.
patofisiologis dan tindakan keperawatan 2. Tingkatkan ekspresi perasaan
ancaman terhadap status dalam waktu 3 x 24 dan takut,contoh menolak,
kesehatan. jam masalah depresi, dan marah.
keperawatan teratasi 3. Dorong keluarga dan teman
dengan kriteria hasil : untuk menganggap pasien
sebelumnya.

9
4. Kolaborasi : berikan sedative,
tranquilizer sesuai indikasi
5. Kurang pengetahuan Tujuan (SMART): 1. Kaji ulang patofisiologi
(kebutuhan belajar) Setelah dilakukan kondisi. Tekankan perlunya
mengenai kodisi, tindakan keperawatan mencegah serangan angina.
kebutuhan pengobatan dalam waktu 3 x 24 2. Dorong untuk menghindari
berhubungan dengan jam masalah faktor/situasi yang sebagai
kurangnya informasi. keperawatan teratasi pencetus episode angina,
dengan kriteria hasil : contoh: stress emosional,
1. Kesadaran kerja fisik, makan terlalu
perasaan ansietas banyak/berat, terpajan pada
dan cara sehat suhu lingkungan yang
sesuai, pasien ekstrem
menunjukkan 3. Kaji pentingnya control berat
strategi koping badan, menghentikan
efektif/keterampila merokok, perubahan diet dan
n pemecahan olahraga.
masalah. 4. Tunjukan/dorong pasien
2. Ansietas menurun untuk memantau nadi sendiri
sampai tingkat selama aktivitas,
yang dapat diatasi. jadwal/aktivitas sederhana,
hindari regangan.
5. Diskusikan langkah yang
diambil bila terjadi serangan
angina, contoh menghentikan
aktivitas, pemberian obat bila
perlu, penggunaan teknik
relaksasi.
6. Kaji ulang obat yang
diresepkan untuk
mengontrol/mencegah
serangan angina.
7. Tekankan pentingnya

10
mengecek dengan dokter
kapan menggunakan obat-
obat yang dijual bebas.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS ANGINA PECTORIS

PENGKAJIAN

I. BIODATA

a. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 53 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sarjana (S1)
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Banjar / Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jl. Vanili Rt 06 / 03 Mekatani. Guntung Payung
Tgl masuk RS : 20 Oktober 2017
Tgl pengkajian : 20 Oktober 2017

b. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Tn. A
Umur : 56 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sarjana (S1)
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Islam
Alamat : Jl. Vanili Rt 06 / 03. Mekatani. Guntung Payung

11
A. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama
Nyeri dada kiri dan menjalar ketangan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri dirasakan pada saat px bangun tidur jam 05.00. Nyeri seperti di tekan dan
ditusuk dirasakan selama 1-2 menit, hilang setelah istirahat dan dirasakan lagi apabila
mulai beraktifitas. Nyeri menjalar keseluruh regio dada.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Sebelumnya pasien hanya mempunyai riwayat HT dan gastritis. Belum pernah
menderita nyeri dada seperti ini.

B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
TD =140 / 90 mmhg Temp = 37,5 C
N = 92 x / mnt RR = 24 x / mnt

b. Kulit
- Kulit pucat& lembab berkeringat.
- Lesi (-), tanda peradangan (-).
- Turgor kulit lambat kembali, setelah ditekan ( 4 5 detik) terutama
pada ekstremitas bawah.

c. Kepala
- Bentuk kepala mesosepal.
- Warna rambut hitam pekat, tampak adanya uban pada sebagian rambut.
- Distribusi rambut merata.
- Tidak terdapat adanya benjolan.

d. Penglihatan
- Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
- Tidak terdapat adanya oedema palpebra.
- Sklera mata keruh, tidak ikterik.

12
- Reaksi pupil terhadap cahaya (+).

e. Penciuman & Hidung


- Bentuk hidung simetris.
- Pernafasan cuping hidung (+).
- Tidak terdapat kotoran pada lubang hidung.

f. Pendengaran & Telinga.


- Bentuk telinga simetris kiri dan kanan.
- Lubang telinga bersih, tidak terdapat adanya sekret.
- Pendengaran berfungsi baik.

g. Mulut
- Bentuk bibir simetris atas dan bawah.
- Mukosa bibir kering dan tampak pucat.
- Warna lidah merah muda.
- Jumlah gigi lengkap, tidak terdapat adanya lubang & caries gigi.

h. Leher
- Bentuk leher dextra dan sinistra simetris.
- Terdapat peningkatan jugularis vena preassure.
- Tidak terdapat peningkatan kelenjar thyroid.
- Tidak ada batasan gerak leher.

i. Dada / Pernafasan / Sirkulasi.


- Bentuk simetris, retraksi dinding dada (+).
- Pasien mengatakan nyeri dada seperti ditusuk dan ditekan, nyeri menjalar
keseluruh regio dada.
- Nafas sesak dan batuk.
- Bj 1 & Bj 2 kurang jelas, terdengar Bj 3.

j. Abdomen
- Bentuk simetris, ascites (-).
- Tidak teraba pembesaran hati dan limfe.

13
- Bunyi tympani (+), ascites (-).
- Terdengar suara bising usus.

k. Sistem Reproduksi
- Jenis kelamin perempuan.
- Menurut pasien ia sudah Aminorrhoe pada usia 50 th.
- Mempunyai anak 3 orang.
l. Ekstremitas Atas & Bawah
- Akral hangat. Ada pembatasan gerak tangan kanan karena terpasang
infus.
- Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, pertumbuhan kuku normal.
- Pada ekstremitas bawah terdapat oedema pitting pada kedua tungkai
bawah
- Tonus otot lemah, tidak dapat berdiri sendiri.

C. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGIS, SOSIAL & SPIRITUAL.


a. Aktivitas & Istirahat
- Di Rumah : Aktifitas sehari-hari dirumah saja sebagai ibu rumah
tangga. Pola istirahat siang antara 1 2 jam sehari. Istirahat malam 6 jam.
- Di RS : pola istirahat siang 1 jam saja. Dan istirahat malam 6
jam.pasien sering terbangun tengah malam.

b. Personal hygiene
- Pola mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 3 4 x seminggu.
- Ganti baju 2 x sehari.
- Sanitasi air bersih dari sumur.
- Sejak masuk RS pasien tidak dapat mandi, hanya diseka saja.

c. Nutrisi
- Makan 3 x sehari, dengan porsi 1 - 1 piring + sayur dan lauk.
- Pasien suka minum air putih saja, kurang suka minum air the dan kopi.
- Sejak masuk RS diet bubur rendah garam
- Porsi makan sedikit, hanya porsi saja yang dapat dihabiskan.

14
d. Eliminasi
- Pola BAB 1 x sehari, biasanya pada pagi hari.
- Pola BAK 4 6 x sehari.
- Tidak pernah mengalami gangguan dalam eliminasi.
- Sejak masuk RS sampai dengan sekarang ( pengkajian ) pasien belum ada
BAB.

e. Sexualitas
- Lamanya menikah 30 tahun.
- Suami pasien 1 orang, berusia 56 tahun.

f. Psikososial
Pasien tampak ramah dan komunikatif terhadap perawat.

g. Spiritual
- Pasien beragama Islam.
- Menurut pasien ia selalu menjalankan ibadah salat meskipun dalam keadaan
nyeri seperti ini.

D. PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENGOBATAN


a. Laboratorium

N HARI & JENIS KATEGORI HASIL


O TANGGA PEMERIKSAAN NORMAL PEMERIKSAAN
L

1 Selasa GDS 70 115 100 mg / dl

22 Oktober
HB 12 14 gr % 10 gr %
2017
Leokosit. 5000 10,000 / 7000 / mm3
mm3
LED 35 mm / jam
0 10 mm / jam

1. Rontgen

15
Hasil : Tidak ada gambaran pembesaran jantung.
2. EKG
Hasil : Ischemia Miokard.
3. Pengobatan :
- Ivfd RL D 5 % 1 : 1 16 tts / mt.
- Isoh tab 3 x 1 tab.
- Diltiazin 3 x 1 tab.
- Aspilet 3 x 1 tab.
- Strokain 3 x 1 tab.
- Ulsikur inj 3 x 1 amp / IV.

ANALISA DATA

N DATA SUBYEKTIF &


ETIOLOGI
O OBYEKTIF MASALAH

1 DS: Ischemia miokard Resiko penurunan curah


Pasien mengatakan nyeri jantung
pada dada sebelah kiri,
rasa menusuk dan
menyebar ke lengan kiri
bagian dalam.

DO:
EKG : (+) Iskemia
Miokard.

2 DS: Respon otomatis Nyeri


Pasien mengatakan rasa dari patofisiologi
nyeri berulang. penyakitnya

DO:

16
- Terlihat raut muka
tegang,
- Berkeringat,&gelisah,
- Resp 24 x / mt.
- TD 140 / 90 mmhg

3. DS: Ancaman terhadap Ansietas


Pasien sering bertanya perubahan status
tentang penyakitnya. kesehatan.

DO:
Pertanyaan mengenai
penyakitnya, baik
mengenai keadaan, tindak
lanjut dan resiko yang
bisa muncul.

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Dx resiko penurunan curah jantung b.d iskemik miokard.


Intervensi :
a. Pantau tanda vital, contoh frekuensi jantung, tekanan darah.
b. Evaluasi status mental, catat terjadinya bingung, disorientasi.
c. Catat warna kulit dan adanya kualitas nadi
d. Mempertahankan tirah baring pada posisi nyaman selama episode akut
e. Berikan periode istirahat adekuat. Bantu dalam atau melakukan aktivitas
perawatan diri, sesuai indikasi.
f. Pantau dan catat efek atau kerugian respon obat, catat TD, frekuaensi
jantung dan irama (khususnya bila memberikan kombinasi antagonis
kalsium, betabloker, dan nitras).
g. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi habbatus saaudah (jintan hitam)
h. Anjurkan pasien untuk membaca al-quran.
17
i. Kolaborasi dengan tim medis:
Berikan obat sesuai indikasi : penyekat saluran kalsium, contoh ditiazem
(cardizem); nifedipin (procardia); verapamil(calan).

2. Dx. nyeri b.d respon otomatis dari patofisiologi penyakitnya.


Intervensi :
a. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi
nyeri dada.
b. Identifikasi terjadinya faktor pencetus, bila ada: frekuensi, durasi,
intensitas dan lokasi nyeri.
c. Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan
(khusunya pada sisi kiri)
d. Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
e. Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek
f. Pantau kecepatan atau irama jantung
g. Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina
h. Pertahankan tenang , lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu
i. Berikan makanan lembut. Biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah
makan
j. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi madu dan buah-buahan.
k. Kolaborasi dengan tim medis:
Berikan antiangina sesuai indikasi: nitrogliserin: sublingual.

3. Dx. Ansietas b.d ancaman terhadap perubahan status kesehatan..


Intervensi :
a. Jelaskan tujuan tes dan prosedur, contoh tes stress.
b. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh menolak, depresi, dan
marah.
c. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien sebelumnya.
d. Anjurkan pasien dan keluarga untuk dzikir dan membaca al-quran.
e. Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi

18
CATATAN PERKEMBANGAN

Dx. I
S : Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O : Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja jantung.
A : Tidak terjadi ischemia berulang.
P : teruskan perawatan pasien.
I : Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapy lanjutan.

Dx. II
S : Pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang.
O : TD 120 / 90 mmhg. Pasien tampak tenang.
A : Masalah dapat teratasi.
P : Teruskan perawatan pasien.
I : Kolaborasi dengan medis dalam pemberian therapi.
E : Pasien diperbolehkan rawat jalan.

Dx. No III
S : Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya.
O : Pasien tampak tenang. Pola tidur siang lebih lama 2 jam.
A : Masalah dapat teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angina Pectoris adalah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang khas,
yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar lengan kiri. Sakit
dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas dan segera hilang bila
pasien beristirahat. Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa
Angina Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah
jantung. atau nyeri dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap
miokardium. Angina Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena
penyempitan arteri yang menyalurkan darah ke otot-otot jantung.

B. Saran
Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf. Kritik
dan saran yang membangun akan sangat kami harapkan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Smelzer. C, Suzanne, 2002. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC.

Mansjoer Arif, 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 5. Jakarta: FKUI.

Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Jakarta: EGC.

Marilynn E. Doenges, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran.

Jakarta: EGC.

Sjaifoellah. 1998. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ketiga Jakarta. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

21

Anda mungkin juga menyukai