Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian tanda baca


Tanda baca huru-huruf hijaiyah yang sering digunakan disebut sebagai harakat ( ‫َح َركَة‬
) atau syakal ( ‫ش ْكل‬
َ ). Tanda baca itu digunakan untuk membunyikan huruf-huruf hijaiyah.
Semua huruf hijaiyah tidak dapat berbunyi tanpa melibatkan tanda baca ini. Huruf-huruf
hijaiyah dalam bahasa indonesia di kenal dengan konsonan, sedangkan tanda bacanya dikenal
dengan vokal, semua konsonan tanpa vokal tidak akan berbunyi.
Jadi, yang dimaksud tanda baca disini adalah tanda-tanda yang digunakan dalam huruf-huruf
hijaiyah yang berguna untuk membunyikan huruf-huruf tersebut.

B. Sejarah munculnya tanda baca

Al-qur’an sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, di zamannya
tidak terlalu banyak masalah yang terjadi, bai dari sudut pembacaan maupun pemahaman isi
kandungannya. Jika seorang sahabat tidak mengertimasalah-masalah Alqur’an maka dapat
berkonsultasi pada nabi Muhammad saw, secara langsung isi kandungan alqur’an di jelaskan
oleh nabi saw, melalui sunahnya, sedang cara pelafalan di tentukan berdasarkan “ Tauqifi”
yakni bacaan sebagaimana yang diajarkan rasullullah saw.
Sekalipun pada zaman rasullullah dan Khulafaur Rasyidin Alquran belum bertitik dan
bersyakal, namun para shabat Nabi belum mendapatkan kesulitan membacanya, tetapi setelah
wilayah islam meluas dan pengikutnya semakin banyak menjadikan timbul beberapa kasus
terutama bagi orang-orang araby (orang pedalaman).

Pada zaman khalifah Abu Bakar Alqur’an sudah terhimpun dalam satu mushaf walaupun
antara mushaf satu dengan yang lain berbeda, tapi setelah masa Usman bin Affan sudah
mulai dirintis sestematika Alquran secara terpadu sehinga semua mushaf yang ada berurutan
sama. Jika pada zaman ini terjadi perselisihan maka yang dijadikan standar bacaan adalah
dialek suku Quraisy, sebab Alquran diturunkan menurut dialek mereka.

Pelopor utama perbaikan teknis tulisan alqur’an dilakukan oleh Abu Aswad Ad-Dauli atas
nasehat Ali bin Abi Thalib, karena jasa beliau Alqur’an sekarang ini sudah bertitik dan
berharakat. Tanda baca alqur’an yang dibuat menggunakan tinta yang berlainan warnanya,
titik diatas untuk fathah, titik dibawa untuk kasrah, titik disebelah kiri atas untuk dhommah
dan dua titik untuk tanwin.

Saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, tanda baca yang digunakan Abu Aswad Ad-
Dauli tersebut disempurnakan oleh Nashir bin Ashim dan Yahya bin Aa’mar dengan
menambah tanda-tanda untuk huruf-huruf yang bertitik dengan tinta sama dengan tulisan
Alqur’an. Hal ini berlaku dimasa Bani Umayah dan awal Bani Abbasiyah.

Kemudian Al-khalil mengambil inisiatif membuat tanda-tanda baca baru, yaitu huruf wau
kecil ( ) di atas untuk Dhommah, huruf alif kecil ( ) di atas untuk Fathah, huruf ya’
kecil ( ) di bawah untuk Kasroh, kepala huruf sin ( ) untuk tanda Tasydid, dan
kepala ha’ ( ) di atas untuk Sukun dan kepala ‘ain ( ) untuk Hamzah. Tanda-tanda
tersebut disederhanakan sehingga menjadi seperti tanda-tanda baca yang ada sekarang.
C. Bentuk-bentuk tanda baca
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-huruf
hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu :

1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ )


Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan jika
diatas berupa wawu disebut dhommah.

2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin.


Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu
dengan dirangkap dua.

3. Tanda baca mati ( —ْ )


Tanda baca ini disebut sukun.

4. Tanda baca ganda ( —ّ )


Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”.

5. Tanda baca panjang ( )


Tanda baca ini digunakan untuk bacaan mad, cara membacanya dipanjangkan.
Kelima tanda baca tersebut telah digunakan untuk penulisan semua Mushaf Utsmani, karena
mushaf yang digunaklan dewasa ini adalah Mushaf Utsmani. Untuk lebih jelasnya dapat
melihat contoh-contoh berikut ini:
 Tanda baca Baris satu atas ( fathah )
Tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “a”
Contoh :
Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

Wawu dan

1. Fathah Lam ‫َولَدًا‬ Waladan

‘Ain dan

2. Fathah Mim ‫َع ِل َم‬ ‘Alima

3. Fathah Kaf dan Ba’ َ ‫َكذ‬


‫ِب‬ Kadziba
Tanda baca baca baris satu bawah (kasrah)
tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “i”.
Contoh :

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Kasrah Alif dan Ba’ ‫اِبِل‬ Ibilun

2. Kasrah Ra’ ‫ب‬


َ ‫ش َِر‬ Syariba

3. Kasrah Dhad ‫ب‬


َ ‫َض‬
ِ ‫غ‬ Ghodiba

Tanda baca Baris depan satu (Dhommah)


Tanda baca ini dalam bahsa Indonesia diganti dengan vokal “u”
Contoh :

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Dhommah Kaf dan Ta’ ‫ُكتُب‬ Kutubun

2. Dhommah Tha’ dan Ra’ ُ


‫ط ُرق‬ Thuruqun

3. Dhommah Zhad ‫ظ ْلم‬


ُ Zhulmun

Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “an”


Tanda baca Baris dua atas (Fathatain)
Contoh :

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Fathatain Ta’ ًً ‫صدَقَة‬


َ Shadaqatan
2. Fathatain Dal ‫اَ َحدًا‬ Ahadan

3. Fathatain Ba’ ‫ذَ ْنبًا‬ Zdamban

Tanda baca Baris dua bawah (Kasratain)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “in”
Contoh :

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Kasratain Lam ‫َج َمل‬ Jamalin

2. Kasratain Ta’ ‫فِنَة‬ Finatin

3. Kasratain Nun ‫ث َ َمن‬ Tsamanin

Tanda baca Baris dua depan (Dhommatain)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “un”
Contoh :

Huruf Cara

No. Tanda Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Dhommatain Kha’ ًً ‫اَخ‬ Akhun

2. Dhommatain Qaf ‫غ ََرك‬ Gharakun

3. Dhommatain ‘Ain ً‫س ْمع‬


َ Sam’un

Tanda baca mati (Sukun)


Selain hamzah, semua huruf hijaiyah menerima tanda baca sukun, dan dengan adanya
sukun menjadi mati huruf tersebut, yang dalam bahasa Indonesia sama dengan konsonan.
Jika hamzah duberi sukun, maka namana alif, sedangkan alif yang diberi tanda baca hidup
menjadi hamzah. Perubahan alif ke hamzah disebut “Alif Yabisah”
Contoh tanda baca mati :
Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Sukun Za’ ُ ‫يَ ْز‬


‫ع ُم‬ Yaz’umu

Ha’ dan

2. Sukun Wawu َ‫َيحْ َمد ُْون‬ Yahmaduuna

3. Sukun Sin ‫س‬


ُ ‫ي َُو ْس ِو‬ Yuwaswisu

Tanda baca ganda (Tasydid)


Jika ada dua huruf yang sama dan bergandengan, yang satu hidup sedang yang lain
mati. Misalnya huruf (‫ ًج‬/‫) َج‬, maka huruf tersebut dapat ditulis dan dibaca dengan tasydid
menjadi (‫)ج‬. Hal itu jika huruf yang hidup tidak dibedakan dengan fathah, kasrah ataukah
dhommah, semuanya sama.
Contoh:

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Tasydid Nun ‫َجنة‬ Jannatun

2. Tasydid ‘Ain ‫فَعال‬ Fa’aalun

3. Tasydid Ba’ ‫ُمت َبر‬ Mutabbarun

Tanda baca panjang


Tanda baca panjang dalam Alquran terbagi menjadi dua rincian yaitu:1. Tanda baca
panjang yang berasal dari tanda baca hidup berbaris satu, baik fathah, kasrah, maupun
dhommah. Jika berasal dari fathah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di atas
( ), jika berasal dari kasrah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di bawah
( ), dan jika berasal dari dhommah maka tanda baca panjangnya dengan dhommah
terbalik diatas ( ).
Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau satu alif. Sedangkan
panjang pendek ketukan disesuaikan panjang pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda
baca panjang yang dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan (dua
setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini disimbolkan dengan ( ~ )
kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam bacaan mad (bacaan yang
dipanjangkan)
Contoh :

Tanda Huruf Cara

No. Baca Ditandai Contoh Membaca

Fathah

1. tegak Sin dan Mim ‫ت‬


ِ ‫سـمٰ ٰو‬
َ Samãwãti

Fathah

2. tegak Ya’ ْ‫ــي َمة‬


ٰ ِ‫ق‬ Qiyãmah

Fathah

3. tegak Sin dan Lam ‫ِب ِرسٰ ٰل ِتى‬ Birisãlãtî

Kasrah

4. tegak Ha’ ‫ص ِره‬


ْ ‫ِبنَـ‬ Binashrihî

Kasrah

5. tegak Ha’ ‫بِــــــه‬ Bihî

Kasrah

6. tegak Ha’ ‫َعلَيْــه‬ ‘Alaihî

Dhommah

7. terbalik Ha’ ‫اِنــــه‬ Innahû

Dhommah

8. terbalik Ha’ ‫ا َ ْم ُره‬ Amruhû


Dhommah

9. terbalik Ha’ ‫يَــ ُؤد ُه‬ Yaûduhû

Tanda

10. panjang Ya’ ‫ا َ ْغنـِــيَآ ُء‬ Aghniyaã’

Tanda

11. panjang Lam ۤ ُ‫ا‬


َ‫ولئِــــك‬ Ulaãika

Tanda Kaf, ‘Ain, Kaãfhãyã

12. panjang Shad ۤ ۤ‫ۤكهٰ ٰيع‬


‫ص‬ ãinshaãd

Sampai disini dulu pembahasan tentang Tanda baca huruf Hijaiyah yang meliputi harakat
tanwin, fathah, kasrah, dhommah, dhommatain, sukun, tasydid, mad/tanda baca panjang, dan
lain-lain yang disertai dengan contohnya. Mudah-mudahan dapat dipelajari dan dimengerti
bagi kita semua, amin.

Anda mungkin juga menyukai