DI SUSUN
OLEH
“Memandang wajah wanita cantik dan yang hijau-hijau menambah ketajaman penglihatan”.
[HR. Abu Nu’aim dalam Hilyah Al-Auliya’ (3/201-202), dan Ad-Dailamiy dalam Musnad
Al-Firdaus (4/106)]
Maksud hadist
Memiliki pandangan yang tajam dan penglihatan yang jernih merupakan nikmat yang besar
dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala, sehingga terkadang seseorang menempuh berbagai cara
untuk memperoleh penglihatan yang tajam.Dan mungkin juga ada di antara kaum muslimin
yang sering sekali memandang setiap wanita yang cantik dengan tujuan mempertajam
penglihatannya, beramal dengan hadits berikut.
Hadits ini maudhu’ (palsu), karena dalamnya ada rawi yang dhoif dan tidak ditemukan ada
seorang ahli hadits yang menyebutkan biografinya. Rawi itu ialah Ibrahim bin Habib bin
Sallam Al-Makkiy. Karenanya, Adz-Dzahabiy berkata, “Hadits ini batil”. Ibnul Qoyyim
dalam Al-Manar Al-Munif berkata, “Hadits ini dan semisalnya adalah buatan orang-orang
zindiq (munafik)” [Lihat Adh-Dho’ifah (133)].
“Hak seorang anak atas orang tuanya, orang tua memperbaiki nama anaknya, dan akhlakny
[HR. Abu Muhammad As-Siroj Al-Qoriy dalam Al-Fawaid (5/32/1-kumpulan 98) .
maksud hadist
Semestinya orang tua memilihkan nama yang baik untuk anaknya dan mendidik akhlaknya
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Shallallaahu ‘alaih wa sallaam dan para sahaban
Maka hadits ini palsu karena ada dua orang rawi: Muhammad Al-Fadhl, adalah seorang
pendusta, dan Muhammad bin Isa adalah orangnya matruk (ditinggalkan). Karenanya Al -
Albaniy mencantumkan hadits ini dalam Adh-Dho’ifah (199)
dhoif hadist
Kencing di Lubang
سلَّ َم نَهَى أَ ْن يُبَا َل فِ ْي ا ْلجُحْ ِر
َ علَ ْي ِه َو َ أَنَّ النَّ ِب َّي
َ ُصلَّى هللا
“Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallaam melarang kencing di lubang.” [HR. Abu Dawud (29),
dan An-Nasa’iy (34)].
Maksud hadist
Kencing di lubang adalah perkara yang boleh, kecuali jika di dalamnya ada makhluk seperti
semut, maka hendaknya kita jangan kencing di tempat itu demi menyayangi makhluk Allah
yang kecil ini.
Asbabul wurudh
Hadits ini adalah hadits yang lemah karena adanya keterputusan antara Qotadah dan
Abdullah bin Sarjis radhiyallaahu ‘anhu.. Selain itu, Qotadah juga adalah seorang yang
mudallis. Tak heran jika Syaikh Al-Albaniy men-dhoifkan hadits ini dalam Al-Irwa’ (55).
Hadist shahih
Cinta dalam kesempurnaan iman
Maksud hadist
Maksud dari kalimat ini adalah kesempurnaan iman. Artinya, apa yang disebutkan setelah
kalimat ini merupakan syarat kesempurnaan iman seseorang. Jika sifat itu tidak ada pada diri
seseorang, maka imannya tidak sempurna. Bukan berarti ia tidak beriman alias kafir. Kita
perlu berhati-hati dengan hal-hal seperti ini karena kesalahan dalam memahami hakikat
kesempurnaan iman bisa mengakibatkan seseorang terperosok dalam pemikiran takfir
(mengkafirkan orang lain).
Asbabul wurudh
Shahih Bukhari hadits ke-13. Hadits ini masih termasuk dalam Kitab Iman.) كتاب االيمان.)
Kesempurnaan islam
ْعلَ ْينَا َم ْعش ََر ا ْليَ ُهو ِد نَ َزلَتَ آيَة فِى ِكتَا ِب ُك ْم ت َ ْق َر ُءونَهَا لَ ْو، َير ا ْل ُمؤْ ِمنِين َ ب أَنَّ َر ُجالً ِمنَ ا ْليَ ُهو ِد قَا َل لَهُ يَا أ َ ِم
ِ ع َم َر ب ِْن ا ْل َخ َّطا ُ ع َْن
َ ً
قا َل. ) سال َم دِينا َ َ
ِ عل ْي ُك ْم نِ ْع َمتِى َو َر ِضيتُ ل ُك ُم
ْ اإل َ َ َ َ ْ َ ْ َ
َ ُى آيَ ٍة قا َل ( اليَ ْو َم أ ْك َملتُ ل ُك ْم دِين ُك ْم َوأتْ َم ْمت َ
ُّ قا َل أ. َلَتَّ َخ ْذنا ذ ِلكَ اليَ ْو َم ِعيدًا
َ ْ َ َ
َ
َوه َُو َقائِم ِبعَ َرفَة يَ ْو َم ُج ُمعَ ٍة- صلى هللا عليه وسلم- ع َلى النَّ ِب ِى َ ع َم ُر قَ ْد ع ََر ْفنَا ذَ ِلكَ ا ْليَ ْو َم َوا ْل َمكَانَ الَّذِى نَ َزلَتْ فِي ِه
ُ
Dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang Yahudi yang berkata
kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, ada sebuah ayat dalam kitab kalian yang jika
diturunkan kepada kami, maka kami akan menjadikan hari turunnya ayat itu sebagai hari
raya.” Umar pun bertanya, “Ayat manakah yang kau maksud?” Orang itu menjawab, “Pada
hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu
dan Kuridhai Islam sebagai agamamu.” Umar berkata, “Kami tahu hari dan tempat
diturunkan ayat tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu pada saat beliau
berada di Arafa pada hari Jum’at.”
Maksud hadist
Islam telah mencapai kesempurnaan, Islam adalah agama yang sempurna. Allah Ta'ala
menjaminnya melalui surat Al Maidah ayat 3.. Ketika seluruh ajaran Islam diyakini dan
diamalkan, itulah kondisi iman yang sempurna. Sedangkan jika ada hal yang tidak dijalankan,
imannya berkurang sesuai dengan kadar yang ia tinggalkan. Orang Yahudi un mengetahui
bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Ayat tentang kesempurnaan Islam (QS. Al
Maidah : 3) diturunkan Allah pada haji wada' di hari Arafah bertepatan dengan hari Jumat,
Hari Arafah adalah bagian dari hari raya Idul Adha, sedangkan hari Jum'at adalah hari raya
pekanan bagi umat Islam.
Asbabul wurudh
hadits ke-45 dari Shahih Bukhari, masih berada di bawah Kitab Al-Iman ()اإليمان كتاب.
Karena di dalam hadits ke-45 ini disebutkan surat Al Maidah ayat 3 yang menjelaskan
tentang kesempurnaan Islam, maka pembahasan hadits ini diberi judul "Kesempurnaan
Islam"
DAFTAR PUSTAKA
Hadist shahih bukhari
https://www.nahimunkar.org