KELAS I
MIN 1 BATAM
Oleh:
KOP
LEMBAR PERSETUJUAN
Nomor :
Nama :
NIP :
Pangkat/Gol/Ruang :
Jabatan :
NIP : 199309102023212042
Pangkat/Gol/Ruang : Golongan IX
………………..
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Nama :
NIP :
Pangkat/ Gol. Ruang :
Jabatan :
Unit Kerja :
Demikian Surat Pernyataan dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang,
Yang menyatakan
NIP.
SURAT KETERANGAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIP :
Pangkat/Gol/Ruang :
Jabatan : Kepala Perputakaan
Menyatakan bahwa Diktat Mata Pelajaran…………….Kelas
…………..Semester…………Tahun Pelajaran ………………. benar-benar telah
disimpan perputakaan dengan nomot katalog……………..
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
TUJUAN PENULISAN DIKTAT
B. Tujuan Khusus
a. Memudahkan Peserta didik untuk mempelajari materi tajwid dan tanda
bacanya di kls 1 semester 2 khususnya.
b. Memudahkan Peserta didik untuk mempelajari materi tajwid dan tanda
bacanya keseluruhan pada umumnya.
BAB I
B. Tujuan Pembelajaran:
Memahami huruf hijaiah dan tanda bacanya (fathah, kasrah, dammah)
D. Penjelasan Teori
Al-qur’an sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, di
zamannya tidak terlalu banyak masalah yang terjadi, bai dari sudut pembacaan
maupun pemahaman isi kandungannya. Jika seorang sahabat tidak
mengertimasalah-masalah Alqur’an maka dapat berkonsultasi pada nabi
Muhammad saw, secara langsung isi kandungan alqur’an di jelaskan oleh nabi
saw, melalui sunahnya, sedang cara pelafalan di tentukan berdasarkan
“ Tauqifi” yakni bacaan sebagaimana yang diajarkan rasullullah saw.
Sekalipun pada zaman rasullullah dan Khulafaur Rasyidin Alquran
belum bertitik dan bersyakal, namun para shabat Nabi belum mendapatkan
kesulitan membacanya, tetapi setelah wilayah islam meluas dan pengikutnya
semakin banyak menjadikan timbul beberapa kasus terutama bagi orang-orang
araby (orang pedalaman).
Pada zaman khalifah Abu Bakar Alqur’an sudah terhimpun dalam satu
mushaf walaupun antara mushaf satu dengan yang lain berbeda, tapi setelah
masa Usman bin Affan sudah mulai dirintis sestematika Alquran secara
terpadu sehinga semua mushaf yang ada berurutan sama. Jika pada zaman ini
terjadi perselisihan maka yang dijadikan standar bacaan adalah dialek suku
Quraisy, sebab Alquran diturunkan menurut dialek mereka.
Pelopor utama perbaikan teknis tulisan alqur’an dilakukan oleh Abu
Aswad Ad-Dauli atas nasehat Ali bin Abi Thalib, karena jasa beliau Alqur’an
sekarang ini sudah bertitik dan berharakat. Tanda baca alqur’an yang dibuat
menggunakan tinta yang berlainan warnanya, titik diatas untuk fathah, titik
dibawa untuk kasrah, titik disebelah kiri atas untuk dhommah dan dua titik
untuk tanwin.
Saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, tanda baca yang
digunakan Abu Aswad Ad-Dauli tersebut disempurnakan oleh Nashir bin
Ashim dan Yahya bin Aa’mar dengan menambah tanda-tanda untuk huruf-
huruf yang bertitik dengan tinta sama dengan tulisan Alqur’an. Hal ini berlaku
dimasa Bani Umayah dan awal Bani Abbasiyah.
Kemudian Al-khalil mengambil inisiatif membuat tanda-tanda baca baru,
yaitu huruf wau kecil ( ) di atas untuk Dhommah, huruf alif kecil ( )
di atas untuk Fathah, huruf ya’ kecil ( ) di bawah untuk Kasroh, kepala
huruf sin ( ) untuk tanda Tasydid, dan kepala ha’ ( ) di atas
untuk Sukun dan kepala ‘ain ( ) untuk Hamzah. Tanda-tanda tersebut
disederhanakan sehingga menjadi seperti tanda-tanda baca yang ada sekarang.
E. Sajian Contoh
Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-
huruf hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu :
1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ )
Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan
jika diatas berupa wawu disebut dhommah.
2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin.
Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu
dengan dirangkap dua.
3. Tanda baca mati ( —ْ )
Tanda baca ini disebut sukun.
4. Tanda baca ganda ( —ّ )
Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”.
‘Ain dan
2. Fathah Mim َع ِلَم ‘Alima
Ha’ dan
2. Sukun Wawu َيْح َم ُد ْو َن Yahmaduuna
( ).
Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau
satu alif. Sedangkan panjang pendek ketukan disesuaikan panjang
pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda baca panjang yang
dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan
(dua setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini
disimbolkan dengan ( ~ )
kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam
bacaan mad (bacaan yang dipanjangkan)
Contoh :
Fathah
1. tegak Sin dan Mim َس ـٰم ٰو ِت Samãwãti
Fathah
2. tegak Ya’ ِقــٰي َم ْة Qiyãmah
Fathah
3. tegak Sin dan Lam ِبِر ٰس ٰل ِتى Birisãlãtî
Kasrah
4. tegak Ha’ ِبَنـْص ِر ٖه Binashrihî
Kasrah
5. tegak Ha’ ِبــــــٖه Bihî
Kasrah
6. tegak Ha’ َع َلْيــٖه ‘Alaihî
Dhommah
7. terbalik Ha’ ِاَّنــــٗه Innahû
Dhommah
8. terbalik Ha’ َاْم ُر ٗه Amruhû
Tanda
10. Panjang Ya’ َاْغ نِـــَيآُء Aghniyaã’
Tanda
11. Panjang Lam ُاوۤل ِئــــَك Ulaãika
Kaãfhãyã
F. Soal Latihan
DAFTAR PUSTAKA
DATA DIRI PENULIS