Anda di halaman 1dari 17

DIKTAT AL-QUR’AN HADITS

KELAS I
MIN 1 BATAM

Oleh:

Aulia Ardotillah, S.Pd.I

KEMENTERIAN AGAMA KOTA


BATAM
Jalan Gloden Prawn Bengkong Laut Batam 2024

KOP
LEMBAR PERSETUJUAN
Nomor :

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP :

Pangkat/Gol/Ruang :

Jabatan :

Menyatakan bahwa telah menyetujui Buku Diktat Mata Pelajaran Al-Qur’an


Hadits Kelas 1 Semester Ganjil Tahun Pelajaran2023/2024 benar-benar disusun
oleh guru yang Bernama:

Nama : Aulia Ardotillah, S.Pd.I

NIP : 199309102023212042

Pangkat/Gol/Ruang : Golongan IX

Jabatan : Guru Al-Qur’an Hadits

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya dengan


penuh tanggung jawab

Batam, 27 Maret 2024


Kepala Madrasah,

………………..
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIP :
Pangkat/ Gol. Ruang :
Jabatan :
Unit Kerja :
Dengan ini menyatakan bahwa Diktat Mata Pelajaran Kelas ……………MTs
adalah benar benar asli karya dari:

Nama :
NIP :
Pangkat/ Gol. Ruang :
Jabatan :
Unit Kerja :
Demikian Surat Pernyataan dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Semarang,
Yang menyatakan

Drs. Ahmad Fauzi

NIP.

SURAT KETERANGAN
Nomor :
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
NIP :
Pangkat/Gol/Ruang :
Jabatan : Kepala Perputakaan
Menyatakan bahwa Diktat Mata Pelajaran…………….Kelas
…………..Semester…………Tahun Pelajaran ………………. benar-benar telah
disimpan perputakaan dengan nomot katalog……………..

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya dengan


penuh tanggung jawab

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
TUJUAN PENULISAN DIKTAT

Tujuan disusunnya diktat pelajaran Al-Qur’an Hadits ini adalah :


A. Tujuan Umum
1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan lingkungan kehidupan peserta didik.
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan dipahami
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran

B. Tujuan Khusus
a. Memudahkan Peserta didik untuk mempelajari materi tajwid dan tanda
bacanya di kls 1 semester 2 khususnya.
b. Memudahkan Peserta didik untuk mempelajari materi tajwid dan tanda
bacanya keseluruhan pada umumnya.
BAB I

A. Kompetensi dasar (Capaian Kompetensi)


1. Mampu mengenal huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung beserta tanda
bacanya, bacaan Ghunnah, AI-Qamariyah, dan Al-Syamsiyah.
2. Mampu melafalkan dan mempraktikkan hukum bacaan tajwid dengan baik dan
benar, sebagai prasyarat membaca Al-Qur’an secara fasih untuk menjalankan
kewajiban menghayati dan mengamalkannya dalam konteks beragama,
berbangsa dan bernegara.

B. Tujuan Pembelajaran:
Memahami huruf hijaiah dan tanda bacanya (fathah, kasrah, dammah)

C. Uraian Isi Pelajaran


Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam. Al-Qur’an ditulis dengan huruf
hujaiyyah. Al-Qur’an tersusun dari huruf hijaiyyah.
Tanda baca huru-huruf hijaiyah yang sering digunakan disebut
sebagai harakat ( ‫ ) َحَر َك ٌة‬atau syakal ( ٌ ‫) َش ْك ل‬. Tanda baca itu digunakan untuk
membunyikan huruf-huruf hijaiyah. Semua huruf hijaiyah tidak dapat
berbunyi tanpa melibatkan tanda baca ini. Huruf-huruf hijaiyah dalam bahasa
indonesia di kenal dengan konsonan, sedangkan tanda bacanya dikenal dengan
vokal, semua konsonan tanpa vokal tidak akan berbunyi.

Jadi, yang dimaksud tanda baca disini adalah tanda-tanda yang


digunakan dalam huruf-huruf hijaiyah yang berguna untuk membunyikan
huruf-huruf tersebut.

D. Penjelasan Teori
Al-qur’an sebagai mana yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, di
zamannya tidak terlalu banyak masalah yang terjadi, bai dari sudut pembacaan
maupun pemahaman isi kandungannya. Jika seorang sahabat tidak
mengertimasalah-masalah Alqur’an maka dapat berkonsultasi pada nabi
Muhammad saw, secara langsung isi kandungan alqur’an di jelaskan oleh nabi
saw, melalui sunahnya, sedang cara pelafalan di tentukan berdasarkan
“ Tauqifi” yakni bacaan sebagaimana yang diajarkan rasullullah saw.
Sekalipun pada zaman rasullullah dan Khulafaur Rasyidin Alquran
belum bertitik dan bersyakal, namun para shabat Nabi belum mendapatkan
kesulitan membacanya, tetapi setelah wilayah islam meluas dan pengikutnya
semakin banyak menjadikan timbul beberapa kasus terutama bagi orang-orang
araby (orang pedalaman).
Pada zaman khalifah Abu Bakar Alqur’an sudah terhimpun dalam satu
mushaf walaupun antara mushaf satu dengan yang lain berbeda, tapi setelah
masa Usman bin Affan sudah mulai dirintis sestematika Alquran secara
terpadu sehinga semua mushaf yang ada berurutan sama. Jika pada zaman ini
terjadi perselisihan maka yang dijadikan standar bacaan adalah dialek suku
Quraisy, sebab Alquran diturunkan menurut dialek mereka.
Pelopor utama perbaikan teknis tulisan alqur’an dilakukan oleh Abu
Aswad Ad-Dauli atas nasehat Ali bin Abi Thalib, karena jasa beliau Alqur’an
sekarang ini sudah bertitik dan berharakat. Tanda baca alqur’an yang dibuat
menggunakan tinta yang berlainan warnanya, titik diatas untuk fathah, titik
dibawa untuk kasrah, titik disebelah kiri atas untuk dhommah dan dua titik
untuk tanwin.
Saat Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah, tanda baca yang
digunakan Abu Aswad Ad-Dauli tersebut disempurnakan oleh Nashir bin
Ashim dan Yahya bin Aa’mar dengan menambah tanda-tanda untuk huruf-
huruf yang bertitik dengan tinta sama dengan tulisan Alqur’an. Hal ini berlaku
dimasa Bani Umayah dan awal Bani Abbasiyah.
Kemudian Al-khalil mengambil inisiatif membuat tanda-tanda baca baru,
yaitu huruf wau kecil ( ) di atas untuk Dhommah, huruf alif kecil ( )

di atas untuk Fathah, huruf ya’ kecil ( ) di bawah untuk Kasroh, kepala
huruf sin ( ) untuk tanda Tasydid, dan kepala ha’ ( ) di atas
untuk Sukun dan kepala ‘ain ( ) untuk Hamzah. Tanda-tanda tersebut
disederhanakan sehingga menjadi seperti tanda-tanda baca yang ada sekarang.

E. Sajian Contoh

Sebagaimana yang dijelaskan dalam sejarah tersebut, maka tanda baca huruf-
huruf hijaiyah terdapat 5 macam, yaitu :
1. Tanda baca baris satu ( —ُ—ِ—َ )
Jika diatas berupa alif disebut fathah, jika dibawah berupa alif disebut kasrah, dan
jika diatas berupa wawu disebut dhommah.
2. Tanda baca baris dua ( —ٌ—ٍ—ً ) atau tanwin.
Tanda baca ini disebut “tanwin”, yang kejadiannya sama dengan tanda baca satu
dengan dirangkap dua.
3. Tanda baca mati ( —ْ )
Tanda baca ini disebut sukun.
4. Tanda baca ganda ( —ّ )
Tanda baca ini disebut “tasydid” ada yang mengatakan “ tazh’if”.

5. Tanda baca panjang ( )


Tanda baca ini digunakan untuk bacaan mad, cara membacanya dipanjangkan.
Kelima tanda baca tersebut telah digunakan untuk penulisan semua Mushaf
Utsmani, karena mushaf yang digunaklan dewasa ini adalah Mushaf Utsmani.
Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh-contoh berikut ini:

 Tanda baca Baris satu atas ( fathah )


Tanda baca ini dalam bahasa indonesia diganti dengan vokal “a”
Contoh :

Tanda Huruf Conto Cara


No. Baca Ditandai h Membaca
Wawu dan
1. Fathah Lam ‫َو َلًدا‬ Waladan

‘Ain dan
2. Fathah Mim ‫َع ِلَم‬ ‘Alima

3. Fathah Kaf dan Ba’ ‫َك ِذَب‬ Kadziba

Tanda baca Baris satu bawah (asrah)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan vokal “ i ”
Contoh :

Tanda Huruf Conto Cara


No. Baca Ditandai h Membaca

1. Kasrah Alif dan Ba’ ‫ِاِبٌل‬ Ibilun

2. Kasrah Ra’ ‫َش ِر َب‬ Syariba

3. Kasrah Dhad ‫َغ ِضَب‬ Ghodiba

 Tanda baca Baris depan satu (Dhommah)


Tanda baca ini dalam bahsa Indonesia diganti dengan vokal “u”
Contoh :

Tanda Huruf Cara


No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Dhommah Kaf dan Ta’ ‫ُكُتٌب‬ Kutubun


2. Dhommah Tha’ dan Ra’ ‫ُطُر ٌق‬ Thuruqun

3. Dhommah Zhad ‫ُظْلم‬ Zhulmun

 Tanda baca Baris dua atas (Fathatain)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “an”
Contoh :

Tanda Huruf Cara


No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Fathatain Ta’ ً‫َص َد َقة‬ Shadaqatan

2. Fathatain Dal ‫َاَح ًدا‬ Ahadan

3. Fathatain Ba’ ‫َذْنًبا‬ Zdamban

 Tanda baca Baris dua bawah (Kasratain)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “in”
Contoh :

Tanda Huruf Cara


No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Kasratain Lam ‫َج َم ٍل‬ Jamalin

2. Kasratain Ta’ ‫ِفَنٍة‬ Finatin

3. Kasratain Nun ‫َثَمٍن‬ Tsamanin

 Tanda baca Baris dua depan (Dhommatain)


Tanda baca ini dalam bahasa Indonesia diganti dengan “un”
Contoh :
Huruf Cara
No. Tanda Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Dhommatain Kha’ ً ‫َاٌخ‬ Akhun

2. Dhommatain Qaf ‫َغ َر ٌك‬ Gharakun

3. Dhommatain ‘Ain ٌ‫َسْم ع‬ Sam’un

 Tanda baca mati (Sukun)


Selain hamzah, semua huruf hijaiyah menerima tanda baca sukun,
dan dengan adanya sukun menjadi mati huruf tersebut, yang dalam
bahasa Indonesia sama dengan konsonan.
Jika hamzah duberi sukun, maka namana alif, sedangkan alif yang
diberi tanda baca hidup menjadi hamzah. Perubahan alif ke hamzah
disebut “Alif Yabisah”
Contoh tanda baca mati :

Tanda Huruf Conto Cara


No. Baca Ditandai h Membaca

1. Sukun Za’ ‫َيْز ُع ُم‬ Yaz’umu

Ha’ dan
2. Sukun Wawu ‫َيْح َم ُد ْو َن‬ Yahmaduuna

3. Sukun Sin ‫ُيَو ْس ِو ُس‬ Yuwaswisu

 Tanda baca ganda (Tasydid)


Jika ada dua huruf yang sama dan bergandengan, yang satu hidup
sedang yang lain mati. Misalnya huruf ( ‫ًج‬/ ‫)َج‬, maka huruf tersebut
dapat ditulis dan dibaca dengan tasydid menjadi ( ‫)َّج‬. Hal itu jika
huruf yang hidup tidak dibedakan dengan fathah, kasrah ataukah
dhommah, semuanya sama.
Contoh:

Tanda Huruf Cara


No. Baca Ditandai Contoh Membaca

1. Tasydid Nun ‫َج َّنٌة‬ Jannatun

2. Tasydid ‘Ain ‫َفَّعاٌل‬ Fa’aalun

3. Tasydid Ba’ ‫ُم َتَّبٌر‬ Mutabbarun

 Tanda baca panjang


Tanda baca panjang dalam Alquran terbagi menjadi dua rincian
yaitu:1. Tanda baca panjang yang berasal dari tanda baca hidup
berbaris satu, baik fathah, kasrah, maupun dhommah. Jika berasal
dari fathah maka tanda baca panjangnya dengan harakat tegak di atas
( ), jika berasal dari kasrah maka tanda baca panjangnya dengan

harakat tegak di bawah ( ), dan jika berasal dari dhommah


maka tanda baca panjangnya dengan dhommah terbalik diatas

( ).
Bagian pertama ini cara mambacanya sepanjang dua ketukan atau
satu alif. Sedangkan panjang pendek ketukan disesuaikan panjang
pendeknya irama bacaan yang dibaca.2. Tanda baca panjang yang
dipanjangkan, ia tidak hanya dibaca dua ketukan tetapi lima ketukan
(dua setengah alif) atau bahkan enam ketukan (3 alif ) tanda baca ini
disimbolkan dengan ( ~ )
kedua tanda baca panjang tersebut sering kali digunakan dalam
bacaan mad (bacaan yang dipanjangkan)
Contoh :

Tanda Huruf Cara


No. Baca Ditandai Contoh Membaca

Fathah
1. tegak Sin dan Mim ‫َس ـٰم ٰو ِت‬ Samãwãti

Fathah
2. tegak Ya’ ‫ِقــٰي َم ْة‬ Qiyãmah

Fathah
3. tegak Sin dan Lam ‫ِبِر ٰس ٰل ِتى‬ Birisãlãtî

Kasrah
4. tegak Ha’ ‫ِبَنـْص ِر ٖه‬ Binashrihî

Kasrah
5. tegak Ha’ ‫ِبــــــٖه‬ Bihî

Kasrah
6. tegak Ha’ ‫َع َلْيــٖه‬ ‘Alaihî

Dhommah
7. terbalik Ha’ ‫ِاَّنــــٗه‬ Innahû

Dhommah
8. terbalik Ha’ ‫َاْم ُر ٗه‬ Amruhû

9. Dhommah Ha’ ‫َيــُؤُد ٗه‬ Yaûduhû


terbalik

Tanda
10. Panjang Ya’ ‫َاْغ نِـــَيآُء‬ Aghniyaã’

Tanda
11. Panjang Lam ‫ُاوۤل ِئــــَك‬ Ulaãika

Kaãfhãyã

Tanda Kaf, ‘Ain, ãinshaãd


12. Panjang Shad ‫ۤك ٰهٰي ۤع ۤص‬

F. Soal Latihan

DAFTAR PUSTAKA
DATA DIRI PENULIS

Anda mungkin juga menyukai