Abstrak
Dari sudut anggota secara kelompok, nilai-nilai budaya organisasi akan
memberikan arah (direction) dalam menemukan cara-cara untuk mencapai
tujuan organisasi. Dalam hal ini budaya organisasi dapat memberikan pengaruh
positif atau negatif, tergantung kecocokan (compatible) atau tidaknya budaya
tersebut dengan perkembangan lingkungan internal maupun eksternal. Selain
itu, budaya organisasi yang tersebar merata pada semua anggota organisasi,
akan memberikan citra mengenai lembaga tersebut di mata customer.
Secara individual, nilai-nilai budaya organisasi yang meresap dengan kuat
pada masing-masing anggota, akan menumbuhkan komitmen, sebagaimana
dicontohkan suatu sekte keagamaan dapat mempengaruhi pengikutnya untuk
melakukan bunuh diri secara suka rela. Komitmen di sini diartikan sebagai
suatu kondisi di mana anggota organisasi memberikan kemampuan dan
loyalitas tertingginya kepada organisasi, yang dengan itu mereka mendapatkan
kepuasan. (Hodge and Anthony, 1988:484). Berdasarkan pengaruh nilai
budaya organisasi, baik terhadap individu maupun kelompok, maka dapat
diprediksi bahwa sekolah-sekolah yang berprestasi memiliki nilai-nilai budaya
yang mendukung terhadap prestasi sekolahnya. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Tujuan penggunaan pendekatan ini
adalah ingin memotret nilai-nilai budaya organisasi yang dikembangkan oleh
MAN 3 Cirebon dalam upaya mencapai prestasi sekolah secara baik. Hasil
penelitian menemukan bahwa sekolah berprestasi dikembangkan dengan nilai
perjuangan dimana motivasi para penyelenggara dari mulai kepala sekolah,
guru-guru, staf sampai penjaga sekolah, bekerja tidak semata-mata calculatif
remunerative, sehingga mendorong kinerja yang tinggi. Di samping itu, sekolah
berprestasi menghargai setiap warga sekolah yang berprestasi, yang didukung
oleh semangat kompetisi sehingga semua fihak terdorong untuk menunjukkan
performansi kerja yang tinggi. Kesimpulan hasil penelitian menyatakan bahwa
prestasi yang diraih oleh MAN 3 Cirebon merupakan hasil perpaduan antara
kemampuan profesional dengan pengembangan nilai-nilai budaya organisasi
yang mendorong semangat mengejar prestasi.
A. LATAR BELAKANG
Proses pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses
pemberdayaan yaitu proses mengungkapkan potensi yang ada pada
manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan
sumbangan kepada masyarakat lokal sampai kepada masyarakat
global. Fungsi pendidikan demikian bukan hanya menggali potensi
pendidikan yang ada di dalam diri manusia, tetapi juga manusia itu
dapat mengontrol potensi yang telah dikembangkannya agar dapat
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup manusia sendiri.
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Melalui tujuan pendidikan nasional yang
terdapat dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pemerintah berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung
jawab kepada masyarakat dan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut,
banyak hal yang saling berkaitan selain komponen-komponen yang
memang terdapat dalam sistem pendidikan itu sendiri. Salah satu
komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah
peran kepala sekolah.
Keberhasilan dalam upaya mewujudkan sekolah berprestasi
merupakan tanggungjawab bersama seluruh warga sekolah dengan
dikomandani oleh kepala sekolah. Pengembangan kinerja guru, staf,
sampai penjaga dan pemberian motivasi berprestasi kepada siswa
harus senantiasa ditumbuhkembangkan hingga menjadi budaya
organisasi pada sekolah tersebut. Dengan demikian penciptaan iklim
yang kondusif pada tataran pembelajaran bukan hanya mengedepankan
aspek profesionalisme tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
menanamkan nilai-nilai budaya oeganisasi sekolah yang kondusif
bagi terwujudnya tujuan pendidikan dan sekolah berprestasi.
Kondisi itulah yang tampaknya dikembangakan pada MAN 3 Cirebon
sehingga menarik untuk diteliti. Dengan judul penelitian MODEL
PENGEMBANGAN NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI PADA SEKOLAH
Holistik Vol 13 Nomor 01, Juni 2012/1434 H
Drs Yayat Suryatna, M.A.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka secara
operasional lingkup masalah penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah profil Madrasah Aliyah Negeri 3 Cirebon?
2. Bagaimanakah gambaran keadaan fisik, lingkungan dan fasilitas
sekolah tersebut?
3. Bagaimanakah gambaran perilaku warga sekolah yang
mencerminkan nilai-nilai budaya organisasi sekolah
berprestasi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui Profil MAN 3 Cirebon
2. Mengetahui gambaran keadaan fisik, lingkungan dan fasilitas
sekolah tersebut
3. Mengetahui gambaran perilaku warga sekolah yang mencerminkan
nilai-nilai budaya organisasi sekolah berprestasi
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini dapat bersifat teoritis dan praktis. Secara
teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
yang didukung data empirik tentang peran penting nilai-nilai budaya
organisasi bagi pencapaian prestasi sekolah..
Sedangkan manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat ;
1) memberikan gambaran dan informasi secara faktual tentang prestasi
MAN 3 Cirebon; 2) memberikan gambaran dan informasi secara faktual
tentang model pengembangan nilai-nilai budaya organisasi yang
dikembangkan oleh MAN 3 Cirebon dalam meraih prestasi sekolah.
motivasi, kompetisi,prestasi).
-148-
Pentingnya pendidikan pada domain afektif ini semakin menguat
dan semakin disadari oleh para pakar pendidikan, praktisi pendidikan,
masyarakat dan pemerintah. Salah satu sebab mengapa domain
pendidikan ini penting, karena diduga rendahnya prestasi akademik
yang dicapai peserta didik salah satu penyebabnya adalah rendahnya
budaya kompetisi dan prestasi. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka pengembangan dan penelitian dalam aspek nilai-nilai budaya
organisasi bagi pencapaian prestasi menjadi penting.
H. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian yang Digunakan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif yang sering disebut juga pendekatan penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting) dan data yang terkumpul dianalisis lebih
bersifat kualitatif. Menurut Nasution (1996 : 67) pendekatan kualitatif
naturalistik diarahkan untuk mengamati manusia dan kelompoknya
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi, berusaha untuk memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Oleh karena itu,
peneliti berperan juga sebagai instrumen penelitian artinya peneliti
menjadikan diri sendiri sebagai alat atau sarana penelitian.
Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat mengungkap
secara mendalam mengenai fenomena-fenomena yang terjadi
dan ditemukan berdasarkan perspektif partisipan yaitu perspektif
individu-individu di MAN 3 Kota Cirebon, sehingga dapat diketahui
secara menyeluruh peningkatan mutu hasil belajar melalui proses
pengembangan pembelajaran mata pelajaran berbasis nilai
keagamaan dan kemampuan profesional guru.
I. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitiann yang telah dilakukan peneliti, maka
ditemukan data-data sebagai berikut:
1. Adanya semangat di kalangan warga Madrasah Aliyah Negeri
3 Cirebon untuk menghilangkan stigma sekolah Islam itu kumuh,
ketinggalan zaman dan mutunya di bawah sekolah yang dikelola
Kemendikbud.
2. Pendirian MAN 3 Cirebon disemangati juga oleh julukan kota
Cirebon sebagai kota wali. Hal itu menumbuhkan semangat berjuang
pada diri para guru dan pengelola sekolah.
3. Kesadaran dan niat pengabdian demi syiar Islam yang dimiliki
oleh para guru MAN 3 Cirebon sangat kuat sehingga membuat mereka
bekerja menjadi lebih baik karena mereka bukan hanya bertujuan
mencari imbalan material semata tetapi juga semangat dakwah Islam
bagi generasi muda muslim.
4. Eksistensi sekolah Islam yang pada awalnya banyak diragukan,
menumbuhkan motivasi para guru untuk menunjukkan eksistensi dan
oleh seluruh warga sekolah: kepala sekolah, guru, siswa, dan orang
-157-
tua siswa dan senantiasa disampaikan pada berbagai kesempatan,
sehingga membentuk citra diri pada setiap individu sebagai yang
terbaik.
16. Citra diri sebagai yang terbaik atau unggul yang senantiasa
dikomunikasikan, pada akhirnya tertanam dalam kesadaran warga
madrasah sehingga menumbuhkan semangat dan motivasi yang
tinggi.
Demikianlah proposisi-proposisi yang dapat dirumuskan melalui
proses induksi-konseptual berdasarkan temuan data empiris di MAN
3 Cirebon. Dalam rumusan proposisi di atas, dapat ditemukan enam
nilai inti (core values) dalam budaya organisasi sekolah ini, yaitu:
nilai cinta kasih, nilai pelayanan, nilai keadilan, nilai pemberdayaan,
nilai kualitas, nilai kedisiplinan, : nilai keunggulan (excellence), nilai
prestasi dan persaingan, nilai efektivitas, dan nilai kebersamaan,.
Kelima nilai tersebut akan dianalisis lebih lanjut pada bab berikut.
DAFTAR PUSTAKA