Anda di halaman 1dari 11

REVIEW

Judul Jurnal : Nigerias Transportation System and the Place of Entrepreneurs

Transportasi merupakan kebutuhan bagi setiap bangsa, terlepas dari kapasitas industri,
ukuran populasi atau pengembangan teknologi. Sistem transportasi Nigeria, sejak awal,
yang dirancang buruk dan tidak dapat berkembang memenuhi permintaan yang lebih besar,
cacat desain yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di jalan, kereta api tertekan,
lapangan udara terputus-putus, dan bintik-bintik buta massal transportasi.

GAMBARAN UMUM

Nigeria, dengan lahan seluas 910.768 km2, populasi 150 juta orang dan tingkat
pertumbuhan GDP 6% per tahun (2006), sentralitas transportasi publik yang efektif di
Nigeria mudah dilihat. infrastruktur transportasi Nigeria dalam keadaan suram dan jatuh dari
negara-negara tandingannya. Infrastruktur transportasi Afrika Selatan jauh lebih
berkembang dibandingkan Nigeria. Konsesi pelabuhan laut telah menjadi yang paling sukses
jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya di Nigeria.

TRANSPORTASI DARAT DI NIGERIA

Dalam hal tingkat jaringan jalan, pemerintah federal dalam lima belas tahun terakhir
berupaya untuk meningkatkan jangkauan sistem jalan Nigeria. Salah satu contoh yang luar
biasa adalah karya Direktorat makanan, jalan, dan infrastruktur pedesaan (DIFFRI), yang
pada akhir tahun 1980-an memulai kampanye untuk membangun sekitar 60.000 kilometer
jalan pedesaan yang baru. Namun kondisi saat ini banyak jalan yang telah dibangun berada
dalam keadaan rusak parah. Akibat dari banyaknya hal di Nigeria pasca ledakan minyak,
banyak jalan pedesaan (dan perkotaan) belum menerima perawatan yang memadai. Kurang
terawatnya jalan sangat bermasalah pada musim hujan (sekitar Maret sampai Oktober).
Bahkan, beberapa daerah pedesaan hanya dapat diakses oleh mobil di musim kemarau.
Banyak jalan pedesaan di wilayah dataran tinggi tidak dapat dengan aman dilalui pada
kecepatan yang melebihi 25 sampai 30 mil/jam.

Meskipun jalan perkotaan dalam kondisi yang lebih baik daripada jalan paling pedesaan,
pemeliharaan jalan ini juga menjadi masalah di kota. Sejak kejatuhan harga minyak di awal
1980-an dan implementasi program penyesuaian struktural pada tahun 1986, anggaran
negara diperketat. Meskipun hampir semua jalan perkotaan beraspal namun kondisinya
banyak memiliki lubang dan sebagian besar trotoar telah terkikis. Hal ini mengakibatkan

1
pengguna jalan tidak nyaman, bahkan jalan perkotaan yang buruk dapat menyebabkan
kemacetan lalu lintas dan berkontribusi kemacetan.

TRANSPORTASI PERKOTAAN DAN PERENCANAAN KOTA

Masalah lain yang berhubungan langsung dengan tiransportasi kota adalah perencanaan
kota. Pencapaian dan efektivitas perencanaan kota di Nigeria bervariasi sampai batas
tertentu, sebagian besar wilayah perkotaan dipaksa untuk sepakat dengan daerah dimana
perencanaan tidak formal diberlakukan. Oleh karena itu, jalur transportasi sering terbatas
pada rute yang sudah ada yang tidak mengikuti jalur perencanaan optimal. Seperti kasus
yang terjadi, perencanaan dilakukan setelah pembangunan terjadi di kota Ibadan dalam
tahun 1980-an. Di bawah pimpinan militer, membuat jalan untuk jalan-jalan baru. Tindakan
ini meningkatkan arus lalu lintas di bagian-bagian tertentu dari kota.

Permasalahan lain yang berkaitan dengan transportasi perkotaan adalah biaya transportasi.
Pada awal 1980-an ketika mobil masih relatif murah, banyak orang di Nigeria membeli
mobil. Akibatnya, saat ini pasar mobil bekas banyak berkembang di Nigeria, banyak dari
mobil-mobil tersebut diimpor dari Negara lain (seperti Eropa). Salah satu aspek lain dari
transportasi perkotaan Nigeria adalah kurang terkenalnya transportasi umum. Upaya
pemerintah untuk menyediakan transportasi sebagian besar mengalami kegagalan.
Masyarakat tanpa mobil yang memerlukan angkutan jarak jauh dipaksa untuk beralih ke
sektor swasta. Taksi (danfos) (vans kecil yang muat 10-15 orang), dan skuter menyediakan
transportasi kota penduduk perkotaan. Salah satu isu terakhir yang berhubungan dengan
biaya transportasi adalah biaya bahan bakar. Hal ini memang ironis bahwa negara kaya
minyak seperti Nigeria sering mengalami kelangkaan bahan bakar. Dua faktor yang
memberikan kontribusi untuk pemutusan pasokan minyak adalah penurunan kapasitas
produksi kilang Nigeria kilang dan kontrol harga yang dikenakan oleh pemerintah federal.
Rendahnya kapasitas pengilangan berarti bahwa Nigeria sering harus mengimpor banyak
bensin. Kontrol harga buatan telah menyebabkan perluasan pasar gas gelap, sehingga sulit
untuk menemukan gas di tempat-tempat tertentu (terutama Utara) dan di waktu tertentu.

PERBANDINGAN TRANSPORTASI NIGERIA DAN AFRIKA SELATAN

Infrastruktur transportasi Afrika Selatan jauh lebih berkembang daripada Nigeria.


Pembiayaan dan Pengadaan sarana prasarana di Nigeria mengalami kesenjangan
dibandingkan Afrika Selatan.

2
Tantangan Infrastruktur di Nigeria :

Tidak memadainya perencanaan strategis, pengawasan, dan fungsi peraturan

REKOMENDASI

Pertama, Model Transportasi Nigeria terfokus pada pembayaran untuk infrastruktur fisik-
jalan, jembatan, jalur kereta api; daripada pengadaan ketersediaan layanan. Pendekatan

3
yang diberikan dengan pengadaan layanan dengan anggaran belanja modal transportasi
tahunan.

Kedua, alokasi risiko cenderung terlalu berat condong ke arah pemerintah dalam pengadaan
infrastruktur transportasi Nigeria. Dalam hal ini, kita harus mulai melaksanakan perubahan
untuk model pembayaran proyek-proyek transportasi, memerlukan stakeholder swasta
untuk meningkatkan pendanaan didukung oleh pemerintah.

Ketiga, aplikasi PPP (Public-Private Partnership) terlalu mengikat. Ada kebutuhan yang lebih
besar untuk memperluas aplikasi penggunaan PPP, kereta api dan aset pelabuhan.

Permintaan transportasi meningkat dengan meningkatnya populasi. Antara 1962 dan 1974,
volume lalu lintas jalan yang meningkat sebesar 13,5 per tahun, sementara dana meningkat
kurang dari 2,8 per tahun. Antara 1967 dan 1981, jumlah penumpang kereta api Nigeria
meningkat sebesar 25, tapi nomor lokomotif dalam layanan hanya meningkat sebesar
setengahnya. Kualitas dan ukuran dari rel masih dipertanyakan. Masalah-masalah dalam
sistem transportasi Nigeria modern adalah bertumpuknya produk dari masa lalu. Pada saat
yang sama, Nigeria yang mampu mengambil keuntungan dari peluang di jaringan
transportasi untuk kesejahteraan ekonomi, seperti yang terlihat pada sopir taksi Nigeria dan
penerbangan.

CRITICAL REVIEW

Masalah transportasi perkotaan di Nigeria bersumber dari perencanaan yang buruk. Kondisi
eksisting penunjang transportasi di Nigeria sudah dibangun mendahului rencana
transportasinya. Elemen transportasi yang terdiri dari orang/barang yang diangkut, alat
angkut, dan Prasarana pengangkutan harus memiliki porsi yang seimbang. Masing-masing
elemen transportasi harus mampu menunjang elemen yang lain. Namun kondisi faktual
yang terjadi di Negeria maupun di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, dan
sebagainya adalah meningkatnya kuantitas orang/barang yang diangkut namun tidak
diimbangi dengan alat angkut dan prasarana pengangkutan.

Berdasarkan jurnal Urban Transportation Problems and Challenges in Nigeria, Nigeria


merupakan Negara berkembang yang tingkat urbanisasinya cepat dengan kemacetan
merupakan masalah transportasi perkotaan yang paling serius. Kemacetan terjadi ketika
permintaan transportasi melebihi pasokan transportasi pada titik tertentu, dalam waktu dan
bagian tertentu dari sistem transportasi. Titik kemacetan yang terjadi di Nigeria berada pada

4
pusat perkotaan seperti Lagos, Ibadan, Port Harcout, Enugu, yang merupakan pusat
komersial dan saraf pusat industri Nigeria.

MASALAH TRANSPORTASI DAN LAND USE PLANNING

Penyelesaian masalah transportasi ditinjau dari penggunaan lahan merupakan penyelesaian


paling efektif sebagai faktor mendasar dalam masalah transportasi. Fakta bahwa
perencanaan infrastruktur jalan di Nigeria tidak relevan lagi dengan masa sekarang
mengakibatkan kapasitas jalan di beberapa titik tidak mencukupi. Oleh karena itu perlu
tinjauan dari aspek penggunaan lahan tidak hanya pada perencanaan infrastruktur jalannya
saja.

Gambar. Land Use Transport Feedback Cycle

Sumber : Wegener dan Forst (1990)

5
Dari diagram siklus tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan lahan menimbulkan suatu
aktivitas perkotaan, aktivitas tersebut mempengaruhi kebutuhan terhadap sistem
transportasi sehingga muncul mobilitas kota. Mobilitas kota menimbulkan perubahan pada
bentuk-bentuk penggunaan lahan di berbagai tempat. Hubungan transportasi dan Land Use
secara detail dapat di lihat pada garfik kedua.

Oleh karena itu penyelesaian masalah tranportasi dapat diselesaikan melalui penataan
penggunaan lahan. Tiga kebijakan yang seharusnya diterapkan oleh pemerintah yaitu
Practices, Inovations, dan Sustainable Development dengan penekanan secara substansial
dapat mengurangi biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial dari beberapa dampak negatif dan
dampak dari system transportasi Negara-negara berkembang. Untuk itu solusi yang tepat
untuk menangani perencanaan struktur jaringan transportasi yang tidak teratur di Nigeria
maupun di Negara berkembang dilakukan melalui penataan ruang sebagai berikut :

1. Penyediaan Fasilitas Drainase. Kondisi jalan yang buruk seperti berlubang dan tidak
rata perkerasannya di Nigeria diakibatkan oleh ledakan minyak di masa lalu serta
tergerus oleh air hujan yang selalu menimbulkan banjir. Solusi atas masalah ini yaitu
dengan penyediaan drainase yang akan mengurangi resiko banjir. Pada spot-spot
perkotaan yang kurang memadai drainasenya dapat diterapkan sistem Box Culvert.
Melalui penyediaan Box Culvert yang saat ini sedang diterapkan di Surabaya tetap
menyediakan aliran drainase di bawah jaringan jalan. Sehingga tidak mengganggu
aktivitas transportasi maupun kegiatan yang berkaitan dengan drainase.
2. Penyediaan fasilitas parkir. Keberadaan parkir on-street di Negara berkembang
seperti Nigeria termasuk Indonesia mengganggu lalu lintas karena mengurangi lebar
jalan efektif. Oleh karena itu pada titik-titik yang digunakan sebagai pusat
konsentrasi kegiatan perlu adanya sistem parkir off-street.
3. Penyediaan lampu lalu lintas. Volume kendaraan di persimpangan jalan utama
meningkat terutama pada jam-jam kerja (sibuk). Persimpangan jalan yang tidak
dilengkapi dengan lampu lalu lintas berdampak pada ketidakteraturan arus lalu
lintas. Selain itu juga perlu dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas lain untuk
menertibkan pengguna jalan.
4. Pada titik dengan konsentrasi pejalan kaki tinggi perlu penyediaan pedestrian way
dan zebra cross sehingga mengurangi konflik antara pejalan kaki dan kendaraan di
perkotaan.
5. Perawatan terhadap sarana dan prasarana transportasi perlu dilakukan secara rutin.
Dalam hal ini ditujukan kepada masyarakat sebagai pengguna dan pemerintah

6
maupun swasta sebagai penyedia. Oleh karena itu konsep PPP (Public Private
Partnership) mampu mengupayakan perawatan maupun pemeliharaan sarana
prasarana transportasi di Nigeria melalui kerjasama dengan pihak swasta maupun
luar negeri.

MENGENDALIKAN SISTEM TRANSPORTASI MELALUI SISTEM PARKIR

Sistem parkir yang sembarangan sering kali mengganggu sistem transportasi terutama pada
sistem pergerakan. Masalah perparkiran mulai muncul ketika kebutuhan akan ruang parkir
melebihi ketersediaan. Seringkali, perkotaan dan pusat kota adalah tempat dimana masalah
ini muncul pertama kalinya, dan akhirnya meluas.

Strategi manajemen parkir melalui pengembangan kebijakan parkir secara umum khususnya
di ruang milik jalan. Tahapan masalah menurut COST adalah :

Tahapan 1 tidak ada masalah, ruang parkir yang tersedia mulai digunakan hingga penuh.

Tahapan 2 ketika kebutuhan mulai melampaui ketersediaan pada lokasi jalan tertentu,
maka peraturan mulai diberlakukan pada lokasi jalan tersebut. Parkir mungkin dilarang pada
lokasi tertentu, ditandai dengan marka.

Tahapan 3 Ketika kebutuhan terus bertambah, beberapa bentuk pembatasan waktu


mulai diperkenalkan di pusat-pusat kota, agar ruang parkir dapat digunakan oleh lebih
banyak pembelanja dan pengunjung, dan tidak oleh penglaju. Parkir lantai bawah dan/atau
di luar ruang milik jalan dapat juga di bangun untuk menambah kapasitas dan
menggantikan parkir di ruang milik jalan.

Tahapan 4 Penglaju didorong ke pinggir lokasi. Kompetisi untuk ruang parkir dengan
penghuni mulai terjadi. Zona khusus penghuni diperkenalkan untuk menanggulangi hal ini.

Tahapan 5 Semakin banyak jenis dan tingkat tarif parkir diterapkan untuk masing
masing kelompok sasaran dan untuk merangsang penggunaan bagi kelompok tertentu.

Tahapan 6 pembangunan fasilitas parkir di terminal angkutan umum (park and ride) di
pinggir kota.

Tahapan 7 penyertaan parkir dalam manajemen transportasi.

7
Contoh kota yang sudah beranjak dari tahapan ini adalah Kota Kampala, Uganda. Kota
Kampala adalah ibukota pusat kegiatan ekonomi, politik, dan pemerintahan. 80% pelayanan
industri berlokasi di Kampala. Masalah utamanya kemacetan di pusat kota.

Kebijakan yang menjadi strategi Pemerintah Kota Kampala diataranya pengenaan biaya
parkir di pusat bisnis (CBD). Tiket baru harus dibeli untuk setiap jam, sampai maksimum 3
jam sekali parkir, setelah itu dilarang. Parkir lebih dari 3 jam akan dikenakan denda.

Pembatasan waktu parkir juga diterapkan diberbagai Negara maju. Di Eropa Barat,
pembatasan waktu parkir dengan kartu parkir cakram ini mengurangi waktu maksimum
parkir yang diperbolehkan untuk masing-masing ruang parkir. Tergantung pada lokasi dan
kebijakan, waktu parkir bervariasi dari beberapa menit hingga beberapa jam.

STRATEGI PARK AND RIDE

Strategi Park and Ride untuk memecahkan kemacetan sudah banyak ditemui di kota-kota
besar di dunia. Indonesia terutama di Jakarta menerapkan sistem ini namun masih belum
berhasil. Surabaya sebagai kota yang memiliki jaringan transportasi memusat di pinggir kota
dan menyebar menuju CBD sangat cocok jika diterapkan sistem ini untuk memecah
kemacetan. Sama halnya dengan Nigeria, sebagai Negara berkembang. Strategi Park and
Ride memecahkan kemacetan pada koridor utama menuju pusat kota. Park and Ride
bekerja dengan cara mengalihkan perjalanan menuju pusat kota ke parkiran di pinggir kota
atau sekitar rutenya dan pengguna jalan meneruskan perjalanannya dengan angkutan
umum.

Untuk mendukung keberhasilan strategi Park and Ride diperlukan pemenuhan kebutuhan
terhadap sarana transportasi angkutan umum dengan kualitas baik, cepat, dan banyak
(berfrekuensi). Biaya parkir di pinggir kota harus lebih murah daripada parkir lain. Demikian
halnya dengan biaya angkutan umum. Akses harus terjangkau, mudah dari jalan arteri
utama menuju sarana Park and Ride, dan terpisah dari akses keluar masuk kendaraan
angkutan umumnya.

Jika kita mengaitkan dengan Kota Surabaya, strategi Park and Ride memiliki kemungkinan
penerapan yang tinggi dengan dukungan sarana prasaran transportasi yang sudah
memadahi. Untuk jenis angkutan yang ada di Surabaya sudah selain angkutan umum sudah
direncanakan kereta cepat seperti Boyo Rail dan Sura Term. Rencana pembangunan tol
tengah juga mampu mendukung terwujudnya strategi Park and Ride untuk mengurangi
kemacetan di pusat kota.

8
PENGENDALIAN ANGKUTAN BARANG

Gambar Larangan bongkar muat di Kota Groningen, Belanda

Hambatan yang terjadi di perkotaan Nigeria adalah aktivitas industri terkait keberadaan
angkutan barang dan aktivitasnya. Arus keluar masuk angkutan barang dan aktivitasnya
mengganggu lalu lintas, diantaranya penggunaan ruang jalan, emisi gas ruang kaca (GRK)
dan materi partikulat (MP), kebisingan dan getaran, aspek keselamatan jalan, kerusakan
jalan, dan tundaan (kemacetan jalan).

Beberapa penerapan pengendalian angkutan barang misalnya di Kota Seoul. Di wilayah


komersial, empat-puluh petugas berpatroli dengan sepeda motor untuk mengawasi kegiatan
bongkar muat dan hal lain yang terkait dengan logistik. Hal ini telah menghilangkan parkir
ilegal jangka panjang dan menjamin tersedianya ruang untuk kendaraan angkutan barang di
zona ini. Pembatasan akses di jalan tertentu dapat diterapkan untuk membatasi akses
angkutan barang di kawasan tertentu agar kemacetan yang diakibatkan oleh angkutan
barang dapat diminimalisir.

Gambar Larangan Truk di Metro Manila

9
KESIMPULAN

Manajemen lalu-lintas dan rekayasa lalu-lintas merupakan solusi terdekat yang dapat
diupayakan untuk mengatasi masalah transportasi tidak hanya di negara berkembang
seperti Nigeria. Berkaitan dengan perencanaan kota (city planning) antisipasi dalam
mengatasi masalah transportasi dalam jangka panjang melalui kebijakan pembangunan kota
dan tata guna lahan.

Perencanaan kota yang baik lebih berorientasi pada penggunaan angkutan umum sebagai
transportasi utama terutama di kawasan pusat (CBD). Penyediaan transportasi umum yang
menarik, efektif dan efisien yang mampu menawarkan keunggulan lebih daripada kendaraan
pribadi. Untuk mendukung sistem transportasi massal, maka perlu pengadaan moda lain
seperti kereta api, angkutan sungai, kereta cepat, kereta bawah tanah dan sebagainya.

Strategi yang lain ditinjau dari land use planning yaitu dengan mendekatkan lokasi kawasan
permukiman dengan komersial dan tempat kerja. Namun tidak untuk kawasan industri dan
peruntukan lain yang menimbulkan emisi serta kebisingan.

Pembentukan sub pusat kota sejenis kota satelit dapat mengurangi kemacetan dengan
mengalihkan konsentrasi kegiatan di pusat kota. Namun perlu diperhatikan dalam sistem
pengaturan lalu lintas karena dengan adanya kota satelit justru akan meningkatkan
mobilitas. Penataan ruang sebagai kunci utama dari sistem transportasi harus berdasar pada
tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek
lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Aderamo, A.J., 2012. Urban Transportation Problem and Challenges in Nigeria. __

Igwe, C.N., 2013. dkk. A Review: Nigerias Transportation System and The Place of
Entreprenuers. Journal of Sustainable Development Studies.

Modul 1g : Angkutan Barang-barang Perkotaan di Kota-kota Negara Berkembang. GTZ


Transport Policy Advisory Service.

Modul 2c : Manajemen Parkir : Sebuah Kontribusi menuju Kota yang Layak Huni. GTZ
Transport Policy Advisory Service.

10

Anda mungkin juga menyukai