Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KRITERIA DALAM PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam melakukan penilaian dampak lingkungan, sebelumnya perlu dituliskan perkiraan


dampak yang termasuk dalam kategori penting dan tidak penting sekaligus kriteria penilaian
dan parameter atau target nilai yang ingin dicapai. Pada bab II ini akan dipaparkan kriteria
yang digunakan dalam penilaian proyek pembangunan LRT Palembang dan beberapa
pertimbangan kriteria penilaian dampak lingkungan yang digunakan pada kasus
pembangunan LRT lainnya.
1.1 Identifikasi Penyusunan Perkiraan Dampak dalam Analisis Dampak
Lingkungan
Perkiraan dampak yang dimaksudkan dalam konteks penelitian ini ialah berupa dampak
lingkungan hidup yaitu pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang timbul akibat suatu
usaha dan/atau kegiatan (UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) yang bersifat strategis dan bekepentingan tinggi. Dampak penting
lingkungan hidup dapat diadopsi dari isu yang dijadikan acuan substansial dalam kajian
pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP) terhadap kondisi lingkungan (Kukuh,
2014).

Gambar Perihal yang perlu diperhtikan dalam mengidentifikasi dan merumuskan dampak
penting lingkungan hidup (isu strategis lingkungan)
Sumber : Kukuh, 2014
Dalam menentukan dampak penting lingkungan hidup perlu diperhatikan beberapa hal
berikut (UU No 32 tahun 2009) :
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
2. Dampak dan risiko linkungan hidup
3. Kinerja layanan jasa ekosistem terkait fungsi penyedia, regulator, dan pengendali
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

1.2 Perumusan Perkiraan Dampak Proyek LRT Palembang


Berdasarkan telaah yang dilakukan melalui dokumen kajian akhir prastudi kelayakan
proyek LRT Palembang, dampak-dampak penting lingkungan hidup yang diprakirakan muncul
merupakan hasil kajian melalui bagan alir pelingkupan dengan urutan sesuai dengan
pelaksanaan rencana pembangunan LRT Palembang dengan tetap menggunakan acuan dari
kriteria yang ada dalam UU no. 32 tahun 2009. Dampak-dampak penting tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut :
Tabel Prakiraan Dampak Penting Lingkungan Hidup pada pembangunan Proyek LRT
Palembang
Tahap
No. Dampak yang terjadi Kriteria
Proyek
1. Pra- Persepsi masyarakat a. Jumlah manusia yang
Konstruksi terkena dampak
2. Konstruksi a. Kesempatan kerja dan berusaha b. Luas penyebaran dampak
b. Peningkatan pendapatan c. Lama dan intensitas
c. Gangguan lalu lintas dampak berlangsung
d. Gangguan pemandangan atau d. Komponen LH yang kena
estetika dampak
e. Persepsi masyarakat e. Sifat komulatif
3. Operasi a. Kehilangan mata pencaharian f. Berbalik atau tidaknya
b. Peningkatan kebisingan dampak
c. Kelancaran lalu lintas g. Teknologi
d. Peningkatan keindahan Kota h. Masing-masing dampak
Palembang yang timbul dalam
e. Peningkatan aksesibilitas ke lokasi tahapan pelaksanaan
tertentu seperti: tempat kerja, mall, pembangunan proyek
sport centre, peribadatan, dan LRT Palembang
tempat rekreasi
f. Penurunan penggunaan BBM untuk
kendaraan umum sehingga polusi
udara berkurang
g. Peningkatan kenyamanan,
keamanan, dan ketepatan waktu
dalam penggunaan transportasi
umum
h. Persepsi masyarakat
4. Pasca- Sama dengan dampak yang timbul
Operasi pada tahan operasi
Sumber : Dokumen Akhir Prastudi Kelayakan Proyek LRT Palembang
Pada dasarnya kriteria yang digunakan dalam penilaian dampak proyek LRT Palembang
adalah sama, hanya saja tolo ukur penilaian yang digunakan pada masing-masing dampak
berbeda. Berikut merupakan penjelasan tolok ukur yang digunakan salam menilai dampak
yang ditimbulkan dari proyek LRT Palembang berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan di
lapangan.
1.2.1 Tahap Pra Konstruksi
Dampak penting lingkungan hidup yang diperkirakan timbul adalah dampak dari
persepsi masyarakat, yang dapat diukur dengan presentase penduduk yang terlibat langsung
dan tidak langsung bila tanpa ada kegiatan pembangunan LRT. Maksudnya disini lebih ke
kondisi awal lingkungan sebelum dan sesudah pembangunan proyek LRT serta persepsi
masing-masing terhadap keseluruhan pembangunan proyek LRT Palembang. Besaran dampak
hipotetik persepsi masyarakat dapat dilihat pada tabel.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Persepsi Masyarakat pada Tahap Pra Konstruksi
pembangunan Proyek LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
dampak Palembang
3. Lama dan intensitas < 2 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Belum ada teknologi untuk mengatasi TP TP
persepsi masyarakat
8. Persepsi masyarakat Pemilik lahan kurang dari 10 orang 4 5
dan jumlah kasus yang dilaporkan
KESIMPULAN -1P
Sumber : Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=Tidak Penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P)
1.2.2 Tahap Konstruksi
1) Kesempatan Kerja dan Berusaha
Salah satu dampak yang terlihat dalam proyek LRT Palembang ini ialah munculnya
kesempatan bekerja di bidang konstruksi berupa jasa pelayanan angkutan material dan
pekerja serta jasa penyediaan konsumsi pekerja. Tak hanya itu, jenis usaha lain yang
muncul akibat proyek ini seperti jasa angkutan, jasa pemondokan, dan lainnya.besaran
dampak yang terjadi diperkirakan mempunyai kuantitas besaran dampak yang dapat
dituangkan pada tabel berikut :
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Kesempatan Kerja dan Usaha pada Tahap Konstruksi
pembangunan Proyek LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Rekruitmen 320 pekerja P TP
terkena dampak
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
dampak Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P TP
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Tidak diperlukan teknologi TP TP
8. Persepsi masyarakat Jumlah manusia minimal yang dilibatkan 5 4
dalam dampak dapat mencapai 320 x 4
orang
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=Tidak Penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
2) Peningkatan Pendapatan
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Peningkatan Pendapatan pada Tahap Konstruksi
pembangunan Proyek LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Jumlah manusia minimal yang dilibatkan P TP
terkena dampak dalam dampak dapat mencapai 320 x 4
orang
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota Palembang P TP
dampak
3. Lama dan intensitas < 4 tahun, terus menerus TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P TP
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Tidak diperlukan teknologi TP TP
8. Peningkatan Memperoleh penghasilan minimal UMR 5 4
pendapatan tingkat propinsi Sumsel
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=Tidak Penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
3) Gangguan Lalu Lintas

Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Gangguan Lalu Lintas pada Tahap Konstruksi
pembangunan Proyek LRT Palembang

Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Jumlah manusia minimal yang P TP
terkena dampak menggunakan jalan yang paralel dengan
jalur LRT
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota Palembang P TP
dampak
3. Lama dan intensitas < 4 tahun, terus menerus TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P TP
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau Bisa berbalik P TP
tidaknya dampak
7. Teknologi Pemasangan pagar, rambu lalu lintas TP TP
8. Gangguan kelancaran Jumlah kendaraan yang melintas: 4,5 5
lalu lintas Sudirman macet tahun 2035 dan Jl.
Ryakudu macet tahun 2025
KESIMPULAN -0,5P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P)
4) Gangguan Pemandangan atau Estetika

Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Gangguan Pemandangan atau Estetika pada Tahap
Konstruksi pembangunan Proyek LRT Palembang

Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Jumlah manusia minimal yang P TP
terkena dampak menggunakan jalan yang paralel
dengan jalur LRT
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
dampak Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun, terus menerus TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P TP
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Pemasangan pagar, rambu lalu lintas TP TP
8. Gangguan Tata laksana dan penempatan peralatan 4,5 5
pemandangan atau dan bahan serta pengamanannya
estetika
KESIMPULAN -0,5P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
5) Persepsi Masyarakat

Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Persepsi Masyaralat pada Tahap Konstruksi
pembangunan Proyek LRT Palembang

Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Belum ada teknologi untuk TP TP
mengatasi persepsi masyarakat
8. Persepsi masyarakat Antusias masyarakat tentang 4,5 5
pelaksanaan pembangunan LRT
KESIMPULAN -0,5P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
1.2.3 Tahap Operasi
1) Kehilangan Mata Pencaharian
Pemutusan hubungan kerja bagi pekerja konstruksi menyebabkan kehilangan pekerjaan
atau mata pencaharian pekerja konstruksi. Kehilangan mata pencaharian tersebut berdampak
terhadap penurunan pendapatan sebagian masyarakat. Besaran dampak yang terjadi adalah
jumlah pekerja konstruksi yang diputus hubungan kerjanya. Jumlah pekerja konstruksi yang
kehilangan pekerjaannya berkisar 250 hingga 300 orang. Dampak tersebut dikuantifikasikan
dalam skala kualitas lingkungan hidup menjadi sebesar negatif satu skala kualitas lingkungan
hidup.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Kehilangan Mata Pencaharian pada Tahap Operasi
LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Jumlah pekerja yang kena PHK P TP
terkena dampak
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
dampak Palembang
3. Lama dan intensitas < 1 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P P
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Tidak ada teknologi: pembekalan TP TP
training dan perekrutan untuk
operasional LRT
8. Pemutusan hubungan 250 300 pekerja kehilangan 3 4
kerja pekerjaan
KESIMPULAN -1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
2) Peningkatan Kebisingan
Pengoperasian LRT Palembang diduga memberikan dampak penting terhadap
peningkatan kebisingan sesaat pada waktu tertentu yaitu saat kereta LRT melintas. Nilai
kebisingan saat ini (th 2013) sudah melewati nilai ambang batas BML (> 55 dBA). Tingkat
kebisingan bersumber dari aktivitas kendaraan yang melintas di jalan. Kegiatan pengoperasian
LRT tentu menambah intensitas bising. Kondisi kebisingan yang telah mencapai 60 hingga 70
dBA tidak dapat diturunkan lagi. Besaran dampak yang disumbangkan dalam integritas
kegiatan transportasi adalah relatif kecil tetapi dapat meningkatkan intensitas kebisingan.
Besaran dampak relatif kecil tetapi berlangsung lama sehingga kuantifikasi dampak menjadi
bernilai 0,3 skala kualitas lingkungan hidup.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Peningkatan Kebisingan pada Tahap Operasi LRT
Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia Presentase orang yang mengalami P TP
yang terkena keresahan
dampak
2. Luas penyebaran Meliputi 4 kecamatan di Kota Palembang P TP
dampak
3. Lama dan intensitas < 30 tahun TP P
dampak
berlangsung
4. Komponen LH yang Sosekbud P TP
kena dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau Tidak berbalik P TP
tidaknya dampak
7. Teknologi Menjaga kondisi lokomotif dan rangkaian TP TP
tetap berstatus standar. Diperlukan
pemeliharaan, pengawasan dan perbaikan
rutin.
8. Peningkatan bising Skala rona awal adalah 1 skala kualitas LH 0,7 1
KESIMPULAN -0,3P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
3) Kelancaran Lalu Lintas
Diharapkan pengoperasian LRT memberikan dampak terhadap pengurangan penggunaan
kendaraan pribadi beroda dua maupun beroda empat. Setidaknya, pengguna kendaraan
pribadi memarkirkan kendaraannya di feeder terdekat dan melanjutkan perjalanan dengan
menggunakan jasa LRT Palembang. Kelancaran lalu lintas yang baik dengan kacamata orang
lingkungan hidup adalah kendaraan yang melintas lebih dari 5 kendaraan per menit dengan
kecepatan rata-rata 40 km/jam. Besaran dampak adalah mengurangi waktu tingkat
kemacetan jalan Sudirman dan atau jalan Ryakudu, artinya prediksi kemacetan jalan tersebut
diperkirakan lebih lemah lagi atau mundur dari prediksi semula.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Kelancaran Lalu Lintas pada Tahap Operasi LRT
Palembang
Ada Tanpa
No. Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase pengguna jalan yang P TP
terkena dampak pararel dengan jalur LRT
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 30 tahun TP P
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Tidak berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Perawatan dan pengawasan TP TP
operasional sistem LRT
8. Kelancaran lalu lintas Jumlah kendaraan yang melintas 5 4
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
4) Peningkatan Keindahan Kota Palembang
Keberadaan LRT di Kota Palembang memberikan kesan bahwa Kota Palembang tertata
dengan baik. Dampak susulan yang terjadi adalah masyarakat mempunyai kebanggaan
tersendiri terhadap keberadaan LRT Palembang. Dengan demikian LRT memberikan nilai
tambah kepada Kota Palembang dan memberi kesan indah dalam kota.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Peningkatan Keindahan Kota Palembang pada Tahap
Operasi LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun P TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek P TP
6. Berbalik atau tidaknya Tidak berbalik TP TP
dampak
7. Teknologi Pemasangan pagar yang rapi, P TP
spanduk, sponsor
8. Peningkatan keindahan Antusias masyarakat tentang 5 4
pelaksanaan pembangunan LRT
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
5) Peningkatan Aksesibilitas ke Lokasi tertentu seperti: tempat kerja, mall, sport centre,
peribadatan, dan tempat rekreasi
Pergerakan kereta LRT tidak ada hambatan sehingga ketepatan waktu tempuh untuk
mencapai stasiun berikutnya menjadikan LRT sebagai alat transportasi yang dapat diandalkan.
Oleh karena itu masyarakat pengguna LRT dapat mencapai lokasi tujuan dengan tepat waktu,
sehingga LRT Palembang memberikan dampak penting lingkungan hidup terhadap
peningkatan aksesibilitas lokasi tujuan. Besaran dampak yang terjadi berupa tingkat
kecepatan dan ketepatan waktu mencapai lokasi tujuan penumpang dapat diandalkan.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Peningkatan Aksesibilitas ke Lokasi tertentu pada
Tahap Operasi LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Pemeliharaan dan pengawasan TP TP
operasional LRT
8. Peningkatan aksesibilitas Antusias masyarakat tentang 4,5 5
pelaksanaan pembangunan LRT
KESIMPULAN -0,5P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
6) Penurunan Penggunaan BBM untuk Kendaraan Umum sehingga polusi udara berkurang
Pengoperasian LRT mempunyai dampak terhadap pengurangan penggunaan kendaraan
roda dua dan empat milik pribadi dan pengurangan kendaraan umumseperti bus kota yang
mana secara otomatis berpengaruh terhadap pengurangan penggunaan bahan bakar minyak
sehingga tingkat polusi udara dapat ditekan. Besaran dampak yang terjadi adalah
pengurangan ijin operasional bus kota dan pengurangan penggunaan kendaraan pribadi
secara sadar dengan asumsi bahwa pengguna jalan tersebut beralih kepada memanfaatkan
jasa layanan transportasi LRT Palembang.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Penurunan Penggunanaan BBM untuk Kendaraan
Umum pada Tahap Operasi LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun P TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek P TP
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik TP TP
dampak
7. Teknologi Pemasangan pagar yang rapi, P TP
spanduk, sponsor
8. Persepsi masyarakat Antusias masyarakat tentang 4,5 3,5
pelaksanaan pembangunan LRT
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
7) Peningkatan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu dalam penggunaan
transportasi umum
Penggunaan kereta LRT memberikan dampak penting lingkungan hidup kepada
masyarakat terhadap peningkatan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan waktu tempuh.
Besaran dampak yang terjadi adalah tingkat kenyamanan, keamanan pengguna jasa layanan
transportasi LRT Palembang.
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Peningkatan Kenyamanan, Keamanan, dan Ketepatan
Waktu dalam Penggunaan Transportasi Umum pada Tahap Operasi LRT Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang terkena Jumlah manusia yang P TP
dampak menggunakan LRT
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas dampak < 30 tahun P TP
berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi P TP
efek
6. Berbalik atau tidaknya Bisa berbalik TP TP
dampak
7. Teknologi Perawatan dan pengawasan P TP
sistem LRT
8. Peningkatan kenyamanan dan Pengguna LRT merasa nyaman 4,5 3,5
keamanan dan aman
KESIMPULAN +1P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
8) Persepsi masyarakat
Tabel Kriteria dan Parameter Dampak Persepsi Masyarakat pada Tahap Operasi LRT
Palembang
Ada Tanpa
No Kriteria Tolok Ukur
LRT LRT
1. Jumlah manusia yang Presentase orang yang mengalami P TP
terkena dampak keresahan
2. Luas penyebaran dampak Meliputi 4 kecamatan di Kota P TP
Palembang
3. Lama dan intensitas < 4 tahun TP TP
dampak berlangsung
4. Komponen LH yang kena Sosekbud P TP
dampak
5. Sifat komulatif Satu dampak menjadi multi efek TP TP
6. Berbalik atau tidaknya Tidak berbalik P TP
dampak
7. Teknologi Belum ada teknologi untuk TP TP
mengatasi persepsi masyarakat
8. Persepsi masyarakat Antusias masyarakat tentang 4,5 4
pelaksanaan pembangunan LRT
KESIMPULAN +0,5P
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan PP no. 27 tahun 2012; Permen LH no. 5 tahun 2012
P=penting;
TP=tidak penting;
nilai atau angka kesimpulan merupakan penjumlahan dari selisih angka ada kegiatan dan
tanpa kegiatan; bila ada nilai P di kolom 4, maka kesimpulan menjadi penting (P).
1.3 Best Practice : Environmental Impact Assessment pada Pembangunan South
East Light Rail Project di Sydney, Australia
Proyek Central Business District (CBD) dan South East Light Rail sepanjang 12 km ini
merupakan proyek pembangunan yang dilakukan untuk memperbaiki kemampuan,
keandalan, dan kapasitas transportasi guna menangani tantangan transportasi yang ada di
kawasan CBD Sydney dan peri-peri sisi tenggara Sydney (Moore, Adam; Barton, Jarryd;
Toghill, Delyth; Bunting, 2013), yaitu :

1. Waktu perjalanan yang relatif lama dan jaringan bus yang membingungkan (alur
pemberhentian bus kurang efektif)
2. Kemacetan yang seringkali terjadi sehingga mengurangi produktivitas penduduk dan
aksesibilitas kota Sydney
3. Sistem transportasi yang ada tidak mampu mengimbangi jumlah pertumbuhan
penduduk kota Sydney

Proposal kelayakan pembangunan proyek dilayangkan untuk mendapatkan izin dari


Pemerintah Kota Sydney melalui beberapa pelaporan rencana dan analisis dampak meliputi
pelaporan operasi transportasi, rencana manajemen konstruksi lalu lintas, penilaian dampak
sosial, penilaian dampak ekonomi, penilaian dampak terhadap kawasan cagar budaya,
penilaian dampak kualitas udara dan gas rumah kaca, dan penilaian dampak kebisingan.

Terdapat beberapa indikator dan variabel yang digunakan dalam melakukan penilaian
terhadap pembangunan South East Light Rail Project di Sydney, Australia, yaitu indikator
dalam penilaian dampak kualitas udara dan gas rumah kaca.

1.3.1 Indikator dalam penilaian Dampak Kualitas Udara


Indikator dan variabel dalam penilaian dampak kualitas udara disusun oleh tim khusus
peniliai proyek berdasarkan standar dan rekomendasi dari pihak yang dapat dilihat ada tabel
berikut (McKenzie, Aaron; Royal, 2013) :
Tabel Adaptasi Kriteria Ambang Batas Penilaian Dampak Kualitas Udara
Rata-rata
Polutan Target Sumber
periode
Nitrogen Dioksida 1 jam maksimum 246 g/m3 NEPC, NEPM
(NO2) 1 jam 200 g/m3 DECC long term reporting goal
Tahunan 62 g/m3 NEPC
Carbon Monoksida 15 menit 100.000 g/m3 WHO
(CO) 1 jam 30.000 g/m3 WHO
8 jam 10.000 g/m3 NEPC
Sulfur Dioksida 10 menit 712 g/m3 NHMRC
(SO2) 1 jam 570 g/m3 NEPC, NEPM
24 jam 228 g/m3 NEPC, NEPM
Tahunan 60 g/m3 NEPC, NEPM
TSP Tahunan 90 NHMRC
PM10 24 jam 50 g/m3 NEPC, NEPM
Tahunan 30 g/m3 DECC
PM2,5 24 jam 25 g/m3 NEPM3
Tahunan 8 g/m3 NEPM3
Endapan Debu Tahunan 2 g/m2/month1 NERDDC
4 g/m2/month2
Sumber : McKenzie, Aaron; Royal, 2013
Notes:
ug/m3 = micrograms per cubic metre; mg/m3 = milligrams per cubic metre
WHO = World Health Organisation, NEPM allows for no more than five exceedances in a given year
(PM10), NEPM allows for no more than one exceedance in a given year (CO, NO2 & SO2)
PM10 = Particulate matter 10 microns in aerodynamic diameter
PM2.5 = Particulate matter 2.5 microns in aerodynamic diameter
1
Maximum increase in deposited dust level.
2
Maximum total deposited dust level.
3
A NEPM advisory standard has been established for 24 hour and annual PM2.5 concentration levels.

1.3.2 Indikator dalam penilaian Dampak Gas Rumah Kaca


Menurut aturan Greenhouse Gas Protocol (World Business Council for Sustainable
Development) sumber utama emisi dapat dikategorikan mejadi tiga, yaitu :
Lingkup emisi 1, merupakan emisi yang timbul dari kegiatan, barang, atau produk
yang dimiliki atau dapat dikendalikan oleh penduduk
Lingkup emisi 2, merupakan emisi tidak langsung dari penggunaan listrik, panas atau
uap yang juga sebuah konsekuensi dari kegiatan penduduk
Lingkup emisi 3, emisi tidak langsung lainnya seperti gas hasil operasi mesin
kendaraan pribadi maupun umum, pembuangan limbah, dan lain sebagainya.
Uraian mengenai sumber emisi gas rumah kaca yang termasuk dalam cakupan penilaian
dapat dilihat pake tabel berikut :

Tabel Ruang Lingkup Emisi Operasional dan Emisi Konstruksi


Ruang
Sumber Emisi Operasional Sumber Emisi Konstruksi
Lingkup
Lingkup Penggunaan bahan bakar pada Pengangkutan barang melalui kendaraan berat,
emisi 1 kendaraan bermotor dan kendaraan ringan untuk keperluan kontraktor
perlengkapan lainnya dan staf, penggunaan bahan bakar untuk
peralatan konstruksi, penggunaan diesel sebagai
bahan bakar generator
Lingkup Biaya penggunaan listrik dari Biaya penggunaan listrik dari penyedia jasa listrik
emisi 2 penyedia jasa listrik, pemadaman, untuk kegiatan konstruksi skala besar
hingga pemeliharaan fasilitas listrik
Lingkup Energi material yang ada dalam baha Emisi dari pembakaran, produksi, transmisi
emisi 3 perawatan CSELR dan emisi dari maupun distribusi dari bahan bakar minyak bumi
pembakaran, transmisi dan distribusi dan listrik yang digunakan dalam lokasi proyek,
BBM dan listrik, pengolahan dan limbah dan penggunaan air limbah, perjalanan
penggunaan air limbah serta para pekerja
pergerakan pekerja
Sumber : McKenzie, Aaron; Royal, 2013
Penilaian dampak lingkungan South East Light Rail diberikan sejak tahap konstruksi yang
dilaksanakan tahun 2014-2019 hingga tahap operasional tahun 2019/2020. Apabila selama
prosesnya nanti tidak terdapat data yang lengkap maka tujuan penilaian sumber material
emisi tersebut digunakan untuk mengukur tingkat kedetailan informasi yang diperlukan.
Diperkirakan bahwa item tersebut dianggap belum memberikan dampak penting jika suatu
aktivitas mencapai kurang dari 5% dari total emisi (tidak begitu sinifikan dalam mengubah
kondisi lingkungan). Asumsi yang digunakan dalam penilaian ini adalah dengan perbaikan
teknologi dan adanya energi terbarukan yang ramah lingkungan, intersitas karbon yang
dihasilkan selama proses pelaksanaan proyek tidak akan berubah secara signifikan.

Tabel Rincian Sumber Informasi dan Data mengenai Gas Rumah Kaca
Type of
Stage Source
Calculation
Construction Electricity Estimate based on number of small (12) and large (11)
consumption and compounds. Assumption that small compounds would be
diesel generator powered by diesel generator and larger compounds would be
consumption. grid-connected. Peak workforce for the George Street works,
including subcontractors, would be around 210 personnel.
Each compound to have, as a minimum, a small office,
ablution block and crib room. Assume average of 40
personnel for each large compound and 15 personnel for
each small compound, with five large compounds and five
small compounds to be operational at any one time
throughout the construction phase.
Transport and Estimates for light vehicle, heavy vehicle and construction
stationary energy equipment usage taken from experience on previous
usage projects. Total equipment-hours taken from construction
working hours and construction personnel.
Construction Estimates provided by design team for CSELR proposal.
materials
Waste and Assumption based on workforce numbers for construction
wastewater and emission factors for waste and wastewater handling.
Commuting of Estimates based on workforce numbers for construction and
contractors assumptions of average distance travelled (from experience
on previous projects).
Operation Electricity Estimates provided by design team for CSELR proposal based
consumption on weekly total MJ electrical energy consumption of the
project.
Transport and Estimates for light vehicle, heavy vehicle and maintenance
stationary energy equipment usage taken from experience on previous
usage projects, especially North West Rail Link.
Sulphur Assumptions based on numbers of carriages and assumptions
hexafluoride and from experience on previous projects, especially North West
refrigerants Rail Link.
Waste and Assumption based on estimates for operational workforce
wastewater numbers and emission factors for waste and wastewater
handling.
Commuting of Estimates based on estimates for operational workforce
maintenance crews numbers and assumptions of average distance travelled
(from experience on previous projects, especially Sydney
Light Rail Extension Stage 1 Inner West Extension project
(greenhouse gas assessment, 2011)
Sumber : McKenzie, Aaron; Royal, 2013

Melalui tinjauan kasus diatas, indikator dan variabel yang digunakan dalam
mengevaluasi pelaksanaan proyek pembangunan South East Light Rail Project di Sydney,
Australia selama masa konstruksi dan operasional dicoba untuk diadopsi dan
diimplementasikan dalam mengevaluasi pelaksanaan proyek LRT Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; Presiden Republik Indonesia (2009) Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Indonesia.
Kukuh (2014) Identifikasi Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan.
McKenzie, Aaron; Royal, C. (2013) CBD and South East Light Rail - Environmental Impact
Statement (Air Quality and Greenhouse Gas Assessment). Sydney.
Moore, Adam; Barton, Jarryd; Toghill, Delyth; Bunting, K. (2013) CBD and South East Light
Rail - Environmental Impact Statement. Sydney.

Anda mungkin juga menyukai