Anda di halaman 1dari 7

ERITRASMA

PENDAHULUAN

Eritrasma merupakan suatu infeksi bakteri pada lapisan superfisial kulit yang ditandai

oleh lesi berwarna merah kecoklatan dengan batas tidak tegas, didapatkan pada daerah

inguinal, lipatan paha dan di daerah ketiak.1

Etiologi penyakit ini adalah infeksi Corynebacterium minutissimum (c. mintissimum)

yang bersifat Gram-positif. Infeksi bakteri ini sering ditemukan pada daerah yang beriklim

tropis dibandingkan daripada daerah yang bermusim.`1,2

Pada pemeriksaan klinis didapatkan lesi berskuama dan plak pada daerah inguinal,

ekstremitas, dan sela-sela jari kaki. Lokasi yang sering didapatkan eritrasma adalah pada sela-

sela jari kaki dengan presentasi klinis lesi berupa eritroskuamosa dengan berskuama halus,

kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklatan.1,2

Penyakit infeksi lain atau diagnosa banding yang harus diperhatikan dalam kasus

eritrasma adalah tinea kruris yang awalnya dijumpai ruam berupa eritema yang kemudian

dapat berubah menjadi plak berskuama dengan batas tegas. Diagnosis banding lain yaitu,

dermatitis seboroik juga biasa dijumpai dengan eritema yang ditutupi skuama berminyak

berwarna putih kekuningan dimana pada pemeriksaan sediaan langsung tidak ditemukan

C.Minutissimum.1,2

Umumnya pengobatan untuk eritrasma sering diberikan sediaan antibiotika dan bisa

juga diberikan anti jamur untuk memberantas infeksi C.Minutissimum. Tujuan dari

pengobatan ini untuk mengurangi immorbiditas dan mencegah komplikasi.2


EPIDEMIOLOGI

Penelitian pada dearah yang bermusim dari pemilihan subyek secara acak, didapatkan

20% yang terinfeksi oleh C.Minutissimum. Namun penyakit ini lebih banyak ditemukan pada

daerah yang beriklim tropis. Penyakit ini lebih banyak didapatkan pada lelaki dibandingkan

dengan wanita.1

GEJALA KLINIS

Lesi kulit dapat berukuran sebesar miliar sampai plakat. Lesi eritroskuamosa dengan

berskuama halus dan kadang-kadang dapat terlihat merah kecoklatan. Variasi ini rupanya

bergantung pada area lesi dan warna kulit penderita.2

Lokasi yang sering terinfeksi oleh lesi ini adalah pada sela-sela jari kaki. Lesi

hiperkeratolitik dengan plak putih sering ditemukan pada sela-sela jari kaki terutama diantara

jari keempat dan jari kelima pada kaki biasanya tidak disertai gatal atau dengan gatal yang

ringan (asimptomatik).1

Gambar 1.Eritrasma: Lesi eritroskuamosa berwarna merah kecoklatan di daerah

ketiak dan pada daerah inguinal.1


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan lampu Wood, lesi terlihat berfluoresensi merah membara (coral-

red). Ini adalah karena terdapatnya unsur coproporfirin III. Pencucian atau pembersihan

daerah lesi sebelum diperiksa akan mengakibatkan hilangnya fluoresensi.1,2

Pada pemeriksaan sediaan langsung didapatkan mikroorganisme yang terlihat sebagai

batang pendek halus, bercabang, berdiameter 1u atau kurang, yang mudah putus sebagai

bentuk basil kecil atau difteroid.1

DIAGNOSIS BANDING

Tinea kruris

Pada tinea kruris, awalnya dijumpai ruam berupa eritema yang kemudian dapat

berubah menjadi plak dan berskuama dengan batas tegas, tepi lesi tampak lebih eritema dan

terdapat central healing. Kulit penis mungkin terlibat. Pemeriksaan laboratorium, baik

sediaan langsung dengan KOH 10% maupun histopatologi dengan pewarnaan PAS akan

ditemukan adanya elemen-elemen dermatofit seperti hifa dan spora, sedang pemeriksaan

kultur dengan SDA didapatkan pertumbuhan spesies dermatofita.5

Gambar 2. Tinea Kruris pada daerah inguinal.


DERMATITIS SEBOROIK

Dermatitis seboroik secara klinis, ditandai dengan dengan adanya rasa perih atau

gatal, kadang disertai maserasi. Berbeda dengan kandidiasis intertriginosa, disini biasanya

dijumpai adanya eritema yang ditutupi skuama berminyak berwarna putih kekuningan.

Keparahan bervariasi dari skuama ringan sampai eritroderma eksfoliatif. Selain di inguinal,

biasanya lesi juga dijumpai di area seboroik lain. Pemeriksaan KOH tidak dijumpai

pseudohifa ataupun blastospora.5

Gambar 3. Dermatitis seboroik pada dada dan daerah ketiak.


PENGOBATAN

Tujuan dari pengobatan eritrasma adalah untuk memberantas infeksi, dan mencegah

komplikasi. Sediaan antibiotika dan anti jamur yang digunakan untuk memberantas infeksi C.

Minutissimum dapat digunakan secara tunggal atau bersamaan sebagai kombinasi.

Eritromisin masih merupakan obat pilihan, yang digunakan secara topikal dan / atau oral,

yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri, biasanya diberikan 1 gram sehari (4

x 250mg) selama 2-3 minggu.6

Untuk eritrasma lokal, gel benzoil peroksida 5% efektif dalam kebanyakan kasus.

Klindamisin (larutan 2%) atau krim golongan azole adalah beberapa dari banyak agen topikal

yang efektif. Pada lesi dengan keterlibatan kulit yang luas, klaritromisin 1 g dosis tunggal

mempunyai efektivitas yang hampir setara dengan eritromisin.Untuk mencegah kekambuhan,

penggunaan benzoil peroksida saat mandi adalah cara yang efektif dan murah.

PROGNOSIS

Prognosis cukup baik, bila semua lesi diobati dengan tekun dan menyeluruh namun penyakit

ini tetap asimptomatis dan tetap dapat relaps walaupun sudah diobati dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

1. Craft N, Lee K.P, Zipoli TM, Weinberg NA, Swartz NM, Johnson AR. Superficial

Cutaneous Infections and Pyoderms, In: Wolff K, Goldsmith AL, Katz IS, Gilchrest

AB, Paller SA, Leffel JD editors. Fitzpatricks Dermatology In General Medecine 7th

Edition. New York: Mc Grew Hill Medical; p.1708-1709

2. Hay RJ, Adriaans BM. Bacterial Infections, In: Burns T, Breathnach S, Cox N,

Griffiths C editors. Rooks Textbook of Dermatology. 8th Edition.Willey-Blackwell;

p.1382-1383

3. James DW, Berger GT, Elston MD. Bacterial Infections. In: Andrews Disease of The

Skin. 3rd Edition, Elsvier Saunders; p.267-268

4. Bolognia JL, Lorizzo JL, Rapini PR. Superficial Infections. In: Callen PJ, Horn DT,

Mancini JA, Salache JS, Stone SM editors. Dermatology 2nd Edition, British Library

Cataloguing.

5. Hunter J, Savin J, Dahl M.Bacterial Infections. In: Clinical Dermatology 3rd Edition,

Blackwell Publishing; p.189-190

6. Budimulja U. Eritrasma. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S editors. Ilmu Penyakit

Kulit Dan Kelamin 5th Edition, Balai Penerbit FKUI Jakarta; p.334-335
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARAT
FEBRUARI 2012

ERITRASMA

OLEH
Indran Kusala
C111 07 334

PEMBIMBING
dr. Sukma Anjayani

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

Anda mungkin juga menyukai