Anda di halaman 1dari 5

Nama : Else Anantira Ariadna

NPM : 23314529
Kelas : 4TB05
PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN

1. Kaitan antara pembangunan perumahan dan permukiman dengan penataan


ruang.
Perumahan dan permukiman tidak terpisahkan dari ruang yang harus
dimanfaatkannya sehingga harus selalu mengacu pada rencana tata ruang wilayah
yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Kebutuhan tersebut
adalah agar semua anggota masyarakat dapat menghuni rumah yang layak dalam
lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, produktif, berkelanjutan dan bebas
dari ancaman bencana (livable environment). Untuk dapat mewujudkan penataan
ruang sinkron dengan pembangunan perumahan dan permukiman, diperlukan strategi
pendayagunaan penataan ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah.
Dengan mempertimbangkan pentingnya penataan ruang dalam proses pembangunan
khususnya perumahan dan permukiman - maka perlu segera dilakukan kampanye
penyadaran masyarakat (public awareness campaign) secara terarah, terkoordinasi dan
terus menerus.

2. Masalah/isu-isu dan tantangan dalam penataan ruang yang terkait dengan


pembangunan perumahan dan permukiman yang sering terjadi di Indonesia.
o Perbedaan peluang antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh ketimpangan
pada pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan dan ruang untuk
kesempatan berusaha;
o Konflik kepentingan yang disebabkan oleh kebijakan yang memihak pada suatu
kelompok dalam pembangunan perumahan dan permukiman;
o Alokasi tanah dan ruang yang kurang tepat akibat pasar tanah dan perumahan yang
cenderung mempengaruhi tata ruang sehingga berimplikasi pada alokasi tanah dan
ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan pembangunan lain dan kondisi ekologis
daerah yang bersangkutan;
o Terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami tingkat urbanisasi
dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber daya alam;
o Komunitas lokal tersisih akibat orientasi pembangunan yang terfokus pada pengejaran
target melalui proyek pembangunan baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap
kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan.
o Urbanisasi di daerah tumbuh cepat sebagai tantangan bagi pemerintah untuk secara
positif berupaya agar pertumbuhan lebih merata;
o Perkembangan tak terkendali daerah yang memiliki potensi untuk tumbuh dengan
mengabaikan sektor lainnya seperti sektor pertanian, hal ini berakibat pada semakin
tingginya alih fungsi lahan sawah. Ironisnya alih fungsi terjadi pada sawah lestari,
dengan lokasi yang relatif datar/landai cocok untuk pengembangan permukiman atau
industri/perdagangan.

3. Hubungan antara jumlah penduduk dalam suatu wilayah/kawasan dengan fasilitas


perumahan yang harus disediakan.
Jika adanya peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan terjadinya peningkatan
kegiatan sosial-ekonomi, juga peningkatan kebutuhan pelayanan, dan akan terjadi
peningkatan prasarana. Keadaan ini sangat kelihatan dari kondisi kepadatan
pemukiman tersebut dimana tampak terjadi meningkatnya ketersediaan infrastruktur.
Peran infrastruktur dalam pengembangan perumahan dan permukiman dinilai sangat
penting, karena infrastruktur merupakan syarat mutlak bagi terciptanya lingkungan
permukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan.

4. Penetapan Guna Lahan dan Peruntukan lahan berdasarkan pendekatan berikut :


o Pendekatan Ekonomis
Dimana nilai jual lahan, sewa dan harga lainnya mempunyai kaitan erat dengan pola
penggunaan lahan, termasuk di dalamnya apakah lokasi strategis,seperti di pusat kota
dengan akses yang baik.
o Pendekatan Kontekstual

o Pendekatan Teori Perencanaan Kota


Adanya kaitan peruntukan lahan dengan perencanaan kota yang baik sehingga
semuanya saling berkesinambungan sesuai dengan lokasi masing-masing dengan
tatanan kota yang rapi dan dapat diakses oleh masyarakat.
o Pendekatan Urban Design
5. Beberapa syarat dasar yang harus diperhatikan dalam pembangunan perumahan
adalah sbb:
Jelaskan dan deskripsikan masing-masing syarat tersebut.
o Kelerengan / kemiringan
Memiliki kemiringan tanah 0-15 %, sehingga dapat dibuat sistem drainase yang baik
serta memiliki daya dukung yang memungkinkan untuk dibangun perumahan.
o Air Bersih
Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk
disalurkan ke masing-masing rumah.
o Pondasi
Sebaiknya lapisan bawah tanah tidak mengandung batuan keras atau rintangan lain
untk efisiensi galian utilitas untuk pondasi atau kolong bangunan.
o Perkolasi ( Daya Serap ) Tanah
Mampu menyerap air dengan baik sebagai contoh adanya taman atau penghijauan
lainnya.
o Banjir
Daerah pembangunan harus terbebas dari bahaya banjir permukaan yang disebabkan
oleh sungai, danau atau air pasang.
o Prasarana Kota
Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dapat memudahkan penduduknya
untuk beraktivitas sehari-hari. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang tersedia
maka semakin banyak pula orang yang berkeinginan bertempat tinggal di daerah
tersebut.
o Jarak Tempuh ke kawasan urban lainnya
Lokasi strategis, akses permukiman yang mudah dicapai dari dan ke kawasan lainnya
sehingga memudahkan aktivitas penduduk

6. Bentuk-bentuk kavling biasa dapat dibagi menjadi beberapa bentuk sbb:


o Traditional Lot
o Zero Lot Line
o Z Lot
o Angled Z Lot
o Zipper Lot
Jelaskan masing-masing bentuk kavling tsb dan buat sketsa nya.
7. Isu-isu strategis dan permasalahan perumahan dan permukiman.
o Lahan semakin terbatas dan nilai lahan semakin meningkat.
o Adanya ketidaksesuaian jumlah hunian yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat yang akan menempati
o Ketidakmampuan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah untuk mendapatkan
rumah yang layak huni dan terjangkau serta memenuhi standar lingkungan
permukiman yang sehat dan aman di sekitar lokasi tempat bekerja.
o Permasalahan di atas memaksa masyarakat untuk tinggal di permukiman padat pada
kawasan yang dianggap strategis yaitu kawasan pusat kota dan sekitar industri.
Permukiman padat tersebut tidak memenuhi syarat-syarat permukiman yang sehat
karena tidak dilengkapi dengan penyediaan air bersih, sistem pengelolaan sampah,
sistem pengelolaan air limbah, tata bangunan, saluran air hujan, penanggulangan
bahaya kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan tanah. Perkembangannya terjadi
di luar kendali kebijakan dan sistem penataan ruang kawasan perkotaan sehingga
muncul kawasan-kawasan kumuh (slum area)

Anda mungkin juga menyukai