Anda di halaman 1dari 2

menyebar hematogen) dan supurasi (bila telah terjadi bentukan pus di sekitar insersi kanul).

Beberapa faktor dibawah ini berperan dalam meningkatkan komplikasi kanula intravena yaitu: jenis

kateter, ukuran kateter, pemasangan melalui venaseksi, kateter yang terpasang lebih dari 72 jam, kateter

yang dipasang pada tungkai bawah, tidak mengindahkan pronsip anti sepsis, cairan infus yang hipertonik

dan darah transfusi karena merupakan media pertumbuhan mikroorganisme, peralatan tambahan pada tempat

infus untuk pengaturan tetes obat, manipulasi terlalu sering pada kanula. Kolonisasi kuman pada ujung

kateter merupakan awal infeksi tempat infus dan bakteremia.

2.4 Cara Penularan Infeksi Nosokomial

Mekanisme pasien terkena infeksi nosokomial adalah pasien mendapat infeksi nosokomial melalui

dirinya sendiri (auto infeksi), melalui petugas yang merawat di RS, melalui pasien yang dirawat ditempat

atau diruangan yang sama, melalui keluarga pasien yang bekunjung, melalui peralatan yang dipakai.

Gambar 2.1

Alur penularan infeksi nosokomial

Penularan infeksi nosokomial dibagi menjadi empat sebagai berikut:

a. Penularan secara kontak

Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan droplet. Kontak

langsung terjadi bila sumber infeksi berhubungan langsung dengan penjamu, misalnya person to

person pada penularan infeksi virus hepatitis A secara fecal oral. Kontak tidak langsung terjadi

apabila penularan membutuhkan objek perantara (biasanya benda mati). Hal ini terjadi karena benda

mati tersebut telah terkontaminasi oleh infeksi, misalnya kontaminasi peralatan medis oleh

mikroorganisme.

b. Penularan melalui Common Vehicle


Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan dapat menyebabkan

penyakit pada lebih dari satu penjamu. Adapun jenis-jenis common vehicle adalah darah/produk

darah, cairan intra vena, obat-obatan dan sebagainya.

c. Penularan melalui udara dan inhalasi

Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga dapat

mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya

mikroorganisme yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas (staphylococcus) dan tuberculosis.

d. Penularan dengan perantara vektor

Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal. Disebut penularan secara eksternal bila

hanya terjadi pemindahan secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh vektor,

misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.

Anda mungkin juga menyukai