termasuk kolesterol dan trigliserida. Istilah dislipidemia berasal dari kata dys yang berarti
gangguan, lipid yang berarti lemak atau kolesterol, dan emia yang berarti di dalam darah.
Kondisi ini juga sering diartikan sebagai peningkatan kadar kolesterol total. Komponen yang
sering diukur dalam menentukan ada tidaknya dislipidemia adalah: Kadar kolesterol total. Nilai
normal dibawah 200 mg/dL Low-density lipoprotein (LDL). Nilai normalnya dibawah 100 mg/dL
(untuk penderita diabetes mellitus atau ada gangguan jantung, kadar LDL harus dibawah 70
mg/dL). Trigliserida. Nilai normal dibawah 150 mg/dL High-density lipoprotein (HDL). Nilai
normal pada pria diatas 40 mg/dL, sedangkan pada wanita diatas 50 mg/dL. Lipoprotein adalah
suatu senyawa gabungan dari lemak dan protein yang terlarut di dalam darah. Lemak atau
kolesterol tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan kalori (energi) dan sebagai
bahan baku untuk pembentukan hormon tertentu. Oleh karena itu, lemak atau kolesterol ini
harus tetap berada di dalam tubuh manusia, namun harus dalam batas kadar yang normal,
tidak boleh dihilangkan sama sekali. Apabila kadarnya berlebihan juga tidak baik, karena dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit lain. Pada dislipidemia, kadar lemak yang beredar di
dalam darah tersebut mengalami gangguan. Ada yang mengalami peningkatan, ada juga yang
LDL ini disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kadar trigeliserida mengalami peningkatan. Kadar
HDL mengalami penurunan HDL ini disebut juga sebagai kolesterol baik. Ketika terdapat
dislipidemia, maka kemungkinan untuk terjadinya penimbunan lemak (disebut plaque) di dalam
pembuluh darah juga meningkat. Apabila terjadi pembentukan plaque di dalam pembuluh darah
arteri kecil maka disebut dengan aterosklerosis, menyebabkan diameter pembuluh darah