Anda di halaman 1dari 9

OSTEOPOROSIS

1. I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Osteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan jaringan tulang per unit
volume,sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal.

Normalnya osteoporosis terjadi pada wanita pasca menopause atau pada pria usia lanjut. Ini
disebut osteoporosis primer.Ada juga osteoporisis sekunder, yakni karena penyakit.Misalnya
menopause dini, gangguan fungsi hati, ginjal, hematologi, kelainan endokrin, dan saluran
pencernaan.

Gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya osteoporosis. Antara lain
merokok, banyak mengandung kafein (kopi) dan alkohol, kurang terpapar sinar matahari
sehngga mengalami defisiensi vitamin D, dan malas bergerak. Semua ini sebenarnya dapat
dihindari.

Rokok diketahui sebagai faktor resiko osteoporosis sejak 20 tahun lalu.Berbagai studi
menunjukkan merokok meningkatkan resiko fraktur (patah tulang).Ditemukanbahwamakin lama
dan makin banyak seseorang merokok, resiko fraktur menjadi semakin besar.Perokok yang
mengalami fraktur, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Menjadi perokok pasif
di usia muda, dapat meningkatkan resiko rendahnya massa tulang. Berhenti merokok akan
mengurangi resiko seseorang mengalami massa tulang rendah dan fraktur.

1. Rumusan Masalah
2. Apa pengertian osteoporosis?
3. Apa faktor yang mempengaruhi adanya penyakit osteoporosis?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit osteoporosis?

1. Tujuan
2. Menjelaskan pengertian osteoporosis.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi osteoporosis.
4. Mengetahui carapencegahan penyakit osteoporosis.
1. II. ISI
1. Landasan Teori

Pengertian Osteoporosis

Osteoporosis atau yang lebih dikenal dengan istilah pengeroposan tulang, merupakan salah satu
masalah kesehatan yang disebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen. Jika tidak secara
dini diantisipasi, maka setelah 5 sampai dengan 10 tahun masa menopause banyak wanita akan
mengalami pengeroposan tulang.

Secara ilmiah osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya
kepadatan tulang sehingga tulang mudah patah serta tidak tahan dengan benturan ringan.
Sebenarnya osteoporosis tidak hanya menimpa kaum wanita saja, pria pun dapat mengalami
penyusutan kepadatan tulang setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita mempunyai peluang
lebih besar dibanding pria, karena penyusutan tulang sangat banyak dipengaruhi oleh hormon
estrogen.

Proses menuju menopause terjadi ketika fungsi indung telur mengalami penurunan dalam
memproduksi hormon. Pada saat mulai terjadi penurunan fungsi ini gejala-gejala menopause
mungkin muai terasa meskipun menstruasi tetap datang. Saat mulai nampak ada perubahan pada
haid,misalnya menjadi lebih singkat atau lebih memanjang, atau banyaknya darah haid yang
keluar tidak konsisten lagi dari bulan ke bulan.

Pada saat ini sebaiknya wanita lebih banyak mengonsumsi vitamin-vitamin dan zat kapur
(kalsium) sebagai suplemen (tambahan) dan penyangga karena penurunan produksi hormon
estrogen akan diikuti dengan meningkatnya kalsium yang terbuang dari tubuh seorang
perempuan. Banyak wanita setelah meopause akan mengalami kerapuhan tulang. Hal ini
disebabkan oleh faktor keturunan dan kekurangan salah satu zat gizi terutama kalsium yang
berfungsi sebagai pembentuk tulang.

1. Pembahasan

Pencegahan Osteoporosis

1. Pencegahan Osteoporosis Pada Lansia

Pencegahan pada osteoporosis tentu saja ialah menghindari faktor resiko atau penyebabnya.
Disamping itu, kita perlu melakukan hal-hal yang dapat memperkecil volume terjadinya
serangan osteoporosis sebagaimana berikut :

1. Konsumsi Kalsium Yang Cukup


Untuk mencukup kebutuhan kalsium, perlu perhatikan produk pangan yang disantap.
Salah satu sumber kalsium yang cukup baik adalah susu. Dua gelas susu sehari sudah
dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Sumber kalsium lainnya adalah ikan (terutama yang
dimakan beserta tulangnya), daging, unggas, telur, ayam, sayuran, buah-buahan, dan
kacang-kacangan.
2. Berhati-hati Menggunakan Obat
Beberapa jenis obat ternyata dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu contohnya
adalah obat kortikosteroid yang dapat menekan kerja hormon pembentukan tulang.
Contoh lain adalah antasida, obat pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan
beberapa jenis obat anti rematik. Obat-obatan tersebut memiliki efek mengganggu
penyerapan kalsium.

Obat antasida yang umum dikenal sebagai obat anti sakit maag dapat menghambat penyerapan
kalsium.Penghambatan dipicu oleh magnesium dan alumunium hidroksida yang mampu
mengikat kalsium dan mengubahnya menjadi bentukan baru yang sulit diserap. Obat
cholesteramine yang lazim digunakan untuk mengikat asam empedu agar terjadi penurunan
kolesterol darah juga dapat menurunkan kadar kalsium tubuh akibat pembuangan melalui urine.

1. Batasi Konsumsi Garam


Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).Konsumsi natrium
(sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur maupun monosodium
glutamat (MSG) dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.Selain memiliki efek
hipertensi, natrium juga berpotensi untuk menghilangkan kalsium dari tubuh. Natrium
akan mengeluarkan kalsium dari tubuh. Natrium akan mengeluarkan kalsium melalui
urine. Cara menghindari kehilangan kalsium akibat natrium adalah dengan membatasi
konsumsinya.Sebaiknya hindari makanan-makanan tinggi natrium dan makanan awetan
yang menggunakan garam sebagai pengawet.
2. Cukupi Konsumsi Vitamin D
Vitamin D diketahui mampu memelihara kesehatan tulang dengan cara meningkatkan
penyerapan kalsium dan sistem pencernaan, serta mengurangi pembuangannya dari
ginjal.
3. Aktif Berolahraga
Penurunan aktivitas fisik pada usia lanjut dapat menurunkan massa tulang. Oleh karena
itu, olahraga aktif secara rutin merupakan bentuk antisipasi terhadap penurunan massa
tulang.
4. Bantu Dengan Obat
Jenis obat ini diantaranya adalah estrogen, kalsitonin, biophosphonat, dan tetsosteron.
Estrogen merupakan hormon yang menurunkan jumlahnya dalam tubuh apabila wanita
mengalami menopause.

1. Mencegah Osteoporisis Sejak Dini

Osteoporosis identik dengan orangtua.Bukan berarti hanya mereka yang berusia > 40 tahun yang
perlu waspada terhadap silent disease ini.Pencegahan perlu dilakukan sedini
mungkin.Pertumbuhan tulang yang optimal selama masa anak-anak dan remaja, dapat mencegah
resiko osteoporosis dikemudian hari. Petumbuhan tulang paling optimal, terjadi pada awal masa
remaja, yakni sekitar usia 10-14 tahun (anak perempuan) dan 12-16 tahun (anak laki-laki).
Sekitar 45% massa tulang dewasa dibentuk pada masa remaja dan terus berjalan hingga usia 30-
an. Peak bone mass (puncak massa tulang) terjadi di usia 25-30 tahun.

Sekitar 99% kalsium tubuh disimpan di tulang dan gigi.Pada masa puber, tulang tumbuh dengan
cepat. Konsumsi kalsium di usia myda akan menentukan kekuatan tulang nantinya. Perlu diingat
penyerapan kalsium hanya sekitar 30% dari konsumsi kalsium.Penyerapan kalsium maksimal
bisa didapat dengan konsumsi 1.200-1.500 mg kalsium/hari. Jika berlebihan hampir semua
kelebihannya akan dibuang. Sebaliknya, jika kurang tulang tidak akan menerima cukup kalsium
yang dibutuhkan sehingga puncak massa tulang tidak tercapai.

Susu adalah sumber kalsium terbaik karena paling mudah diserap oleh tubuh. Konsumsi kalsium
harus ditunjang dengan vitamin D dan aktif bergerak. Biarkan anak bermain bersama teman-
teman, dan dukung keinginan mereka untuk memiliki kegiatan lain di luar sekolah seperti
menari, berlatih bela diri, renang dan lain-lain. Semua itu akan menunjang pertumbuhan dan
kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Lindungi anak dari osteoporosis sdini
mungkin.

Tinggi badan orang usia lanjut memang terlihat menyusut karena tulang belakang keropos
hingga tubuh memendek dan bungkuk. Tulang manusia memiliki lapisan yang keras dan lapisan
dalam yang berongga seperti spons.Dari bayi hingga dewasa, tulang dibentuk, dibuat baru, dan
membesar. Setelah usia 30 tahun akan terjadi maintenance. Artinya ketika tulang menua, akan
dirusak dalam waktu singkat oleh sel-sel perusak tulang (osteoklas). Ini diimbangi dengan sel-sel
pembentuk tulang (osteoblas).Tapi pembentukan sel tulang baru butuh 3 bulan.Akhirnya tulang-
tulang berlubang-lubang dan menipis (ostopenia). Jika didiamkan tulang akan keropos
(osteoporosis), tekanan sedikit saja bisa menyebabkan tulang patah.

Osteoporosis akan menjadi masalah diberbagai belahan dunia, karena kini usia harapan hidup
makin meningkat. Wanita menopause adalah kelompok yang paling rentan mengalami
osteoporosis. Wanita lebih rentan terhadap osteoporosis karena mengalami masa hamil dan
menyusui, dimana ketika kebutuhan kalsium untuk janin dan bayi kurang, maka tubuh akan
mengambilnya dari tulang. Sekitar usia 50 wanita akan mengalami menopause. Proses resorpsi
tulang jadi tidak terkendali, dan tidak dapat diimbangi oleh proses formasi tulang. Estrogen juga
berperan dalam proses penyerapan kalsium.

Pencegahan osteoporosis tidak bisa dilakukan dengan cara instan harus dimulai sejak usia muda
bahkan kanak-kanak. Sebaiknya memang sudah menabung tulang sejak dini, sehingga tulang
mencapai puncak massa tulang yang optimal di usia 30-an. Dengan demikian lewat usia 30,
ketika kepadatan tulang mulai menurun, tabungan tulang masih banyak hingga kepadatnnya
terjaga hingga lansia.

1. langkah pencegahan osteoporosis adalah : Kalsium, Vitamin, Olahraga.


Kalsium sebagai unsur pembentuk tulang, membutuhkan bitamin D untuk penyerapannya,
sementara olahraga beban akan merangsang tulang menjadi kuat. Selama hal ketiga ini dipenuhi,
sering-sering mandi tidak akan membuat anda menjadi bungkuk.

Osteoporosis bisa dicegah.Pencegahannya harus dilakukan sejak dini.Sejak kecil osteoporosis


harus dicegah dengan pemenuhan asupan nutrisi secara baik, khususnya pemenuhan kebutuhan
kalsiumnya.

Selain dengan cara mencukupi kebutuhan nutrisi harian, osteoporosis bisa dicegah dengan tidak
mengonsumsi lemak berlebihan karena lemak bersifat mengikay kalsium sehingga akan
menghambat penyerapan kalsium pada tulang.

Berikutnya, yang harus diperhatikan dalam mencegah osteoporosis adalah dengan melakukan
olahraga yang bersifat pembebanan untuk menguatkan matahari dan menjaga lifestyle dengan
tidak merokok, minum alkohol dan kafein berlebih sehingga penyerapan kalsium bisa maksimal.

Begitu juga dalam melakukan diet, agar tidak berdampak pada terjadinya osteoporosis,
lakukanlah diet seimbang yang juga kaya akan kandungan kaslium. Makanan yang kaya kalsium
antara lain, teri, brokoli, kacang-kacangan, tempe dan tahu dan jangan lupa konsumsi susu.

Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan kemungkinan terkena


osteoporosis, gangguan yang menyebabkan tulang menjadi keropos dan rapuh. Cara
paling tepat mengatasinya adalah memaksimalkan kepadatan tulang saat masih muda.
Umumnya orang mulai mengalami kerapuhan dan kelemahan tulang pada usia 30 sampai
35. Idealnya pencegahan osteoporosis sebaiknya dimulai sejak anak-anak.Tetapi tidak
masalah berapapun usia anda kini, anda masih dapat membuat pilihan makanan dan gaya
hidup berbeda untuk menjaga tulang tetap kuat.
Orang dewasa perlu makan makanan yang kaya kalsium untuk mencegah osteoporosis.
Makanan yang kaya kalsium adalah susu, yoghurt, keju, ikan salmon, dan brokoli. Satu
gelas susu mengandung sekitar 300 mg kalsium.
Kalau anda beresiko terkena osteoporosis, dokter akan memberikan tablet kalsium.
Namun kalsium bisa berbahaya pada kondisi tertentu. Karena itu tanyakan pada dokter
sebelum minum suplemen kalsium dosis tinggi. Suplemen kalsium dianjurkan bagi
mereka yang tidak kuat dengan laktosa dan bagi mereka yang tidak rutin menginsumsi
tiga atau lebih makanan yang mengandung kalsium sehari-hari yang dibutuhkan untuk
membantu menyimpan kalsium dalam tulang. Kebutuhan ini dapat tercukupi dari minum
susu. Vitamin D yang murah dan gratis adalah sinar matahari, karena tubuh membuat
vitamin D ketika sinar ultraviolet menyentuh kulit. Rajin berjalan kaki, berdansa, senam,
atau joging.

Penyebab Osteoporosis

1. Penyebab Osteoporosis Pada Lansia


Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit osteoporosis di usia lanjut.
Osteoporosis juga disebabkan oleh banyak faktor yaitu :

Faktor usia. Wanita yang sudah menopause lebih berpotensi terserang osteoporosis. Ini
disebabkan karena pada wanita menopause produksi hormone estrogen akan berkurang
sehingga berakibat pada penurunan fungsi faktor pembentukan tulang.
Konsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama, misalnya
obat asma, lupus dan lain sebagainya.
Gaya hidup yang kurang sehat, antara lain merokok dan minum-minuman beralkohol.
Kurang asupan kalsium
Kurang latihan fisik dan aktivitas
Haid tidak teratur atau lama tidak haid
Kurang paparan sinar matahari. Cukup paparan sinar matahari selama 30 menit, yaitu
sebelum jam 9 pagi dan sesudah jam 4 sore bisa menghindarkan serangan osteoporisis.

Selain akan mengalami perubahan bentuk atau postur tubuh seperti, menjadi lebih pendek atau
bongkok, penderita osteoporosis juga akan mengalami keterbatasan gerak. Apalagi jika sudah
mengalami patah tulang, pasien perlu bantuan orang lain yang bisa menyebabkan keterbatasan
bersosialisasi. Hal ini tentunya juga akan memberikan dampak psikis pada penderitanya, Dengan
terbatasnya gerak bisa mengakibatkan stres karena keinginan beraktifitas terhalang.

Selain itu, osteoporosis juga akan memberikan dampak secara ekonomi karena penderita
osteoporisis harus mnum obat secara teratur dan terus menerus padahal harga obat mahal.

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya
perubahan mikrostruktur jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan
meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang. Sementara, kepadatan
tulang turun seiring dengan bertambahnya usia, bahkan melebihi kecepatan siklus regenerasi
tulang. Sedangkan pengeroposan tulang meningkat tajam setelah usia 50 tahununtuk perempuan
dan 60 tahun untuk laki-laki.

Puncak massa tulang terjadi sejak umur 20-30 tahun. Artinya pada usia tersebut lebih banyak
terjadi kerusakan tulang dibanding dengan pembentukannya. Sedangkan tulang yang berpotensi
terkena osteoporosis, yaitu tulang punggung hingga tulang ekor, tulang paha, tulang lengan,
tulang pergelangan tangan dan tulang rahang.

Sebagai penyakit silent disease yang baru akan diketahui setelah terjadi patah tulang,
osteoporisis disebabkan oleh banyak faktor. Namun sebenarnya osteoporosis bisa dicegah
dengan kontrol terhadap faktor resiko kejadian ini, antara lain :

Kekurangan protein, baik nabati atau hewani


Kurang kalsium
Kurang asupan vitamin D. Penelitian menunjukkan, vitamin D atau paparan sinar
matahari pada masyarakat Asia kurang
Konsumsi alkohol dan kafein berlebih
Berat badan berkurang
Gaya hidup, olahraga dan aktivitas fisik kurang, kurang paparan sinar matahari, merokok
dan menggunakan obat-obatan tertentu.

1. Penyebab Osteoporosis Dini

Normalnya osteoporosis terjadi pada wanita pasca menopause atau pada pria usia lanjut. Ini
disebut osteoporosis primer.Ada juga osteoporisis sekunder, yakni karena penyakit.Misalnya
menopause dini, gangguan fungsi hati, ginjal, hematologi, kelainan endokrin, dan saluran
pencernaan.

Gaya hidup juga dapat menjadi faktor resiko terhadap terjadinya osteoporosis. Antara lain
merokok, banyak mengandung kafein (kopi) dan alkohol, kurang terpapar sinar matahari
sehngga mengalami defisiensi vitamin D, dan malas bergerak. Semua ini sebenarnya dapat
dihindari.

Rokok diketahui sebagai faktor resiko osteoporosis sejak 20 tahun lalu.Berbagai studi
menunjukkan merokok meningkatkan resiko fraktur (patah tulang).Ditemukan bahwa makin
lama dan makin banyak seseorang merokok, resiko fraktur menjadi semakin besar.Perokok yang
mengalami fraktur, biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.Menjadi perokok pasif
di usia muda, dapat meningkatkan resiko rendahnya massa tulang. Berhenti merokok akan
mengurangi resiko seseorang mengalami massa tulang rendah dan fraktur.

Dampak rokok terhadap kesehatan tulang belum diketahui pasti apakah penurunan massa tulang
memang disebabkan oleh rokok, atau oleh faktor resiko lain. Misalnya secara umum tubuh para
perokok cenderung lebih kurus. Berat badan ringan adalah salah satu faktor resiko massa resiko
massa tulang rendah. Perokok juga cenderung lebih akrab terhadap alkohol, kurang aktif dan
memiliki pola makan yang kurang baik. Dan wanita perokok umumnya memiliki kadar estrogen
lenih rendah, dan cenderung lebih cepat mengalami menopause. Namun, beberapa literatur
menyebutkan bahwa merokok dapat mengurangi penyerapan kalsium oleh tubuh.

Konsumsi kafein dan alkohol berlebihan juga meningkatkan resiko osteoporosis. Tak lain karena
kedua jenis minuman ini mengurangi kemampuan tubuh menyerap kalsium dan mengahambat
osteoblast (pembentukan tulang). Air seni peminum kafein mengandung lebih banyak kalsium.
Ini berarti banyak kalsium yang dibuang dari dalam tubuh sehingga, tentunya tabungan tulang
akan menipis.

Cara terbaik tentu saja menghindari semua faktor resiko yang dapat dihindari.Paling tidak
meminimalkan. Jika belum bisa berhenti merokok, maka pastikankita dapat mencukupi
kebutuhan kalsium harian sesuai usia. Bagi peminum kopi/alkohol, hindari mengonsumsinya
bersamaan/berdekatan dengan mengonsumsi makanan berkalsium : beri jarak1-2 jam. Usahakan
berjemur dibawah sinar matahari pagi, cukup 10-15 menit setiap hari.Tidak kalah penting,
jangan malas bergerak.Olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 15-30 menit, 3-5
kali/minggu, terbukti dapat menguatkan tulang.

Osteoporosis Pada Wanita


Proses penuaan adalah proses yang alami yang akan dialami oleh semua orang seiring dengan
bertambahnya usia. Sebagai dampak dari proses penuaan ini adalah Osteoporosis (pengeroposan
tulang) sebagai akibat gangguan metabolisme kalsium.

Proses pembentukan dan resorpsi ini terjadi seumur hidup. Pada usia mulai 40 tahun massa
tulang akan mulai berkurang sebagai akibat dari mulai berkurangnya fungsi osteoblast.
Penurunan massa tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis pada lansia. Massa tulang sangat
dipengaruhi oleh kalsium karena 98% dari kalsium yang tersimpan dalam tulang. Kalsium yang
berperan disini adalah kalsium ion yang dipengaruhi oleh 3 hormon, yaitu : hormon paratiroid,
1,25 dihidroksi vitamin D, dan kalsitonin.

Hormon paratiroid berperan dalam proses resorpsi tulang dengan mengaktifkan osteoklast dan
akan mengakibatkan meningkatnya kadar kalsium dalam darah. 1,25 dihidroksi vitamin D akan
merangsang osteoblast baru kemudian merangsang osteoklast. Sedangkan kalsitonin berperan
sebagai pencegah osteoklast. Dari penelitian juga diketahui bahwa hormon estrogen berperan
dalam penekanan proses resorpsi tulang.

Akibat dari osteroporosis maka orang akan mudah mengalami fraktur spontan atau patah tulang
spontan. Sekitar 80% penderita osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang
mengalami pengentian siklus menstruasi (amenorrhea). Wanita ini bisa mengalami kerapuhan
tulang karena mereka memiliki tingkat estrogen yang lebih rendah, suatu hormon yang
membantu menyimpan kalsium. Dan masalah di perparah dengan diet yang tidak cukup nurtisi
terutama kalsium.

III. PENUTUP

A.Kesimpulan

Osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang
sehingga tulang mudah patah serta tidak tahan dengan benturan ringan. Sebenarnya osteoporosis
tidak hanya menimpa kaum wanita saja, pria pun dapat mengalami penyusutan kepadatan tulang
setelah mencapai usia tua. Akan tetapi wanita mempunyai peluang lebih besar dibanding pria,
karena penyusutan tulang sangat banyak dipengaruhi oleh hormonSekitar 80% persen penderita
penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus
menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko
terkena osteoporosisrogen.

B .Saran

Sebaiknya sejak dini kita harus memperhatikan pola makan dengan cara mengkonsumsi kalsium
yang cukup, berhati-hati mengkonsumsi obat, membatasi konsumsi garam, mencukupi konsumsi
vitamin D, aktif berolahraga, dan dibantu dengan obat.

Anda mungkin juga menyukai