Anda di halaman 1dari 2

Titrasi Asam Terhadap Basa

Dalam titrasi, yang paling utama adalah anda harus menuliskan reaksi kimianya terlebih dahulu (Apabila kedua zat telah
diketahui). Kemudian menentukan indikator yang cocok.

Terdapat beberapa syarat asam yang dititrasi oleh basa kuat yaitu:

1. Ka > 10-7
2. Reaksi berjalan cepat. Jika tidak, harus ditambahkan katalis. Tujuannya adalah
agar titrasi dapat diamati.
3. Reaksi secara stoikiometri adalah reaksi sederhana.

Contoh TItrasi Asam Kuat Terhadap Basa Kuat:


HCl (0,1N 25 mL) + NaOH (0,1N 25 mL) NaCl + H2O

Kurva Titrasi:

Penjelasan:

1. Pada awal titrasi, seiring dengan penambahan NaOH, pH akan meningkat sedikit
demi sedikit,
2. Titik V merupakan titik ekivalen, yaitu dimana mol asam tepat sama dengan mol
basa. Disini mol kedua zat adalah 2,5 mmol.
3. Wilayah ungu adalah dimana indikator Phenolftalein (PP) mengalami perubahan
warna. Meski rentang pH PP adalah 8,3 10, PP tetap dapat digunakan dikarenakan
kurva kemiringan di titik 25 mL sangat curam. Hal ini tidak bisa dilakukan apabila
dilakukan titrasi asam lemah terhadap basa kuat. Titik disaat indikator tepat
berubah warna disebut titik akhir titrasi. Penambahan indikator tidak perlu banyak
banyak (Sekitar 3 tetes).
4. Karena garam yang terbentuk pada titik V adalah NaCl, maka pH Ekivalen adalah
7.
5. Apabila terjadi kelebihan basa, pH akan meningkat secara teratur.

Contoh Titrasi Asam Lemah terhadap Basa Kuat.


CH3COOH (0,1N 25 mL) + NaOH (0,1N 25 mL) --> CH3COONa + H2O

pH awal = - log [H+] = - log (0,1) = 1


pH Ekivalen (Hidrolisis Parsial) pada suhu 25oC :

Penjelasan:
1. Pada awal titrasi, karena terjadi kelebihan asam lemah, maka sistem buffer dapat
mempertahankan pH-nya.
2. Pada titik S dimana merupakan titik ekivalen dengan pH = 8,722 terbentuk garam
CH3COONa yang mengalami hidrolisis parsial.
3. Indikator PP masih dapat digunakan pada kasus ini karena pH ekivalen masih
memasuki rentang pH indikator pada titik akhir titrasi.
4. Setelah titik ekivalen, pH perlahan lahan meningkat seiring penambahan NaOH.
Untuk titrasi Basa terhadap Asam, kurva yang ditimbulkan serupa dengan kedua
kurva diatas hanya saja, kurva dimulai dari pH awal basa dan berakhir dibawah 7.

Berikut adalah daftar indikator beserta rentang pH-nya:

Tambahan:

Kita tidak dapat menggunakan asam atau basa lemah sebagai zat pentitrasi pada
prakteknya dikarenakan kurva titrasi yang dihasilkan akan memberikan kita hasil
yang susah untuk dibaca dan indikator yang digunakan perlu diperhitungkan.

Cara Penentuan Titik Ekivalen.

Titik ekivalen secara teoritis merupakan keadaan dimana jumlah pereaksi standar
ekuvalen dengan jumlah analit. Titik ini tidak dapat diketahui secara kasat mata. Untuk itu
diperlukan metode atau cara untuk menentukan titik ekuivalen. Titik ekivalen dapat
ditentukan dengan berbagai cara. Cara pertama adalah dengan membuat grafik log
konsentrasi ion lawan volume larutan standar yang ditambahkan. Keadaan ekivalen
diindikasikan dengan grafik log konsentrasi ion yang terjal/tajam.

Cara kedua adalah dengan menggunakan senyawa yang dapat menunjukkan keadaan
ekivalen. Senyawa tersebut dikenal dengan senyawa indikator. Pada saat pereaksi standar
ekivalen dengan analit, indikator akan menunjukkan perubahan warna. Perubahan warna
indikator ini dapat secara jelas diamati oleh mata secara langsung. Titik dimana indikator
menunjukkan perubahan warna ini dinamakan dengan titik akhir titrasi. Jika keadaan ini
terjadi, maka penambahan pereaksi standar harus segera dihentikan.

Titik akhir titrasi hanyalah merupakan pendekatan terhadap titik ekivalen. Atau dapat
juga dinyatakan bahwa titik akhir adalah titik akhir secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai