A. Pendahuluan
Pabrik Gula Tasikmadu berada di Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu,
Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Pabrik Gula Tasikmadu didirikan
oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro IV pada tahun 1871.
Pabrik Gula Tasikmadu berdiri di atas tanah milik Keraton Mangkunegaran seluas
28,364 hektar. Pembangunan Pabrik Gula Tasikmadu ini merupakan pabrik gula
kedua yang dibangun setelah Pabrik Gula Colomadu Kabupaten Karanganyar
pada masa pemerintahan Mangkunegoro IV.
S + O2 SO2
Gas SO2 ini berfungsi untuk :
a. Menetralkan kelebihan susu kapur dalam proses sulfitasi
b. Memucatkan nira kental keluar stasiun penguapan
c. Menurunkan pH dan membentuk endapan CaSO3 yang berguna untuk
mengikat kotoran yang terkandung dalam nira.
3. Flokulan
Flokulan yang dipakai oleh PG Tasikmadu adalah Superfloc A110
yang berfungsi untuk membantu meningkatkan kecepatan proses
pengendapan kotoran pada proses pemurnian.
4. Asam phosphate
Asam phosphat (H3PO4) ditambahkan pada proses pemurnian yang
berfungsi sebagai inti endapan yang mampu merangkul koloid-koloid
halus dan kecil sehingga kotoran akan mengendap.
b. Proses Produksi
Penjelasan mengenai proses produksi dilakukan sembari bisa melihat alat
produksi secara langsung di Pabrik Gula Tasikmadu yaitu:
Proses pembuatan gula di Pabrik Gula Tasikmadu disajikan dalam Gambar 2
berikut :
Proses keempat adalah proses pemasakan nira pada stasiun masakan dan
putaran. Nira kental dari stasiun penguapan selanjutnya dikristalisasi pada
stasiun masakan dan putaran. Proses kristalisasi dilakukan dengan dua tahap
yaitu tahap pemasakan untuk menguapkan air yang terdapat pada nira kental
dan membentuk kristal gula sesuai standar dan tahap pemuteran yang berfungsi
untuk memisahkan kristal gula dengan larutan gula (stroop/klare). Kedua tahap
tersebut dilakukan dengan menekan kehilangan gula dalam tetes seminimal
mungkin.
Proses kristalisasi di Pabrik Gula Tasikmadu menggunakan sistem masakan
3 tingkat, yaitu masakan A, C, dan D. Pada masing-masing stasiun masakan,
proses pemasakan dilakukan dalam kondisi vacuum dengan aliran uap bekas
dengan suhu reaktor 60°C.
1. Masakan A dan Putaran A
Bibit dari masakan A adalah gula C, dengan bahan dasar lain yaitu nira
kental dan klare SHS. Bahan-bahan tersebut dimasak dalam reaktor
sehingga diperoleh hasil masakan A, selanjutnya dilakukan pendinginan
pada palung pendingin A sekitar 1 jam agar terjadi pengkristalan lebih lanjut
atau nakristalisasi.
Hasil masakan A masuk ke dalam stasiun putaran yaitu pada putaran A
dengan kecepatan 900 rpm untuk diperoleh gula A dan stroop A sebagai
hasil samping. Stroop A akan dimasukkan dan diproses pada masakan C dan
D, sedangkan gula A akan diproses lebih lanjut dengan dimasukkan dalam
putaran SHS sehingga diperoleh produk gula SHS (Gula Kristal Putih) dan
klare SHS sebagai hasil samping yang akan digunakan kembali sebagai
bahan dasar masakan A.
2. Masakan C dan Putaran C
Prinsip dari masakan C sama dengan masakan A. Bibit masakan C
adalah gula D2, dengan bahan dasar lain yaitu nira kental dan stroop A.
Bahan-bahan tersebut dimasak dalam reaktor sehingga diperoleh hasil
masakan C, yang selanjutnya dilakukan pendinginan pada palung pendingin
C sekitar 1 jam agar terjadi pengkristalan lebih lanjut atau nakristalisasi..
Setelah itu, hasil masakan C masuk ke dalam stasiun putaran yaitu
pada putaran C untuk diperoleh gula C dan stroop C sebagai hasil samping.
Stroop C akan dimasukkan dan diproses pada masakan D, sedangkan
sebagian gula C akan digunakan sebagai bibit dari masakan A dan
sebagiannya lagi akan dilebur dan dicampur bersama gula D2 ke dalam peti
deksap/nira kental untuk diproses lagi menjadi nira kental sebagai bibit dari
masakan A, C, maupun D.
3. Masakan D dan Putaran D
Pada masakan D ini prinsipnya juga sama dengan masakan A yaitu
dilakukan dengan kondisi vacuum dengan aliran uap bekas dengan suhu
reaktor 60°C. Bibit dari masakan D adalah fondan, dengan bahan dasar lain
yaitu nira kental, stroop A, stroop C, dan klare D1. Bahan-bahan tersebut
dimasak dalam reaktor sehingga diperoleh hasil masakan D, yang
selanjutnya dilakukan pendinginan pada palung pendingin D sekitar 1 jam
agar terjadi pengkristalan lebih lanjut atau nakristalisasi.
Hasil masakan D diproses pada stasiun putaran yaitu putaran D1 untuk
memisahkan gula D1 dan tetes tebu/molases. Molases ini akan masuk dalam
tangki tetes untuk didistribusikan ke pihak ketiga, sedangkan gula D1
diproses lebih lanjut pada putaran D2 sehingga diperoleh gula D2 dan klare
D1. Klare D1 akan digunakan kembali sebagai bibit dari masakan D,
sedangkan gula D2 sebagian digunakan sebagai bibit dari masakan C
sebagian lagi akan dilebur dan dicampur bersama gula C ke dalam peti
deksap/nira kental untuk diproses lagi menjadi nira kental sebagai bibit dari
masakan A, C, maupun D.
Tanya Jawab
1. Tanya : Dari mana tebu untuk produksi didapatkan?
Jawab : Tebu didapatkan dari kebun petani disekitar pabrik, dan ada dari
klaten juga.
2. Tanya : Bagaimana persentase bagi hasil antara petani dengan pabrik?
Jawab : Pembagian hasil gula yaitu 66% untuk petani dan 33% untuk
pabrik.
3. Tanya : Mengapa Pompa centrifugal yang digunakan untuk menumpankan
nira mentah ada 3, tetapi yang hidup hanya 1?
Jawab : Pompa satu stand by, satu off. Bila terjadi kerusakan, maka tidak
ada masalah yang berarti.
4. Tanya : Dari mana air didapatkan dan bagaimana proses pengolahan
limbahnya?
Jawab : Air didapatkan dari sungai. Tetapi bila musim kemarau tiba, air
disungai minim/kering dan air didapatkan dari proses pengolahan
air secara aerasi jadi air yang ada diolah secara berkala agar tetap
dapat digunakan.
5. Tanya : Ampas dari tebu dimanfaatkan untuk apa?
Jawab : Ampas digunakan untuk pembakaran diboiler dan abu dari hasil
pembakaran digunakan untuk pembuatan keramik.
C. Penutup
Demikian Laporan Anjang Karya ini kami susun dengan harapan dapat
menambah wawasan bagi kami tentang proses produksi gula di Pabrik Gula
Tasikmadu. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak
kekurangan. Akhir dari penulisan laporan ini kami mengucapkan terima kasih
terhadap semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi dalam Anjang
Karya ke Pabrik Gula Tasikmadu, Karanganyar pada hari Selasa, 19 September
2017.
Lampiran
Gambar L.1 Foto Bersama Mahasiswa D3 Teknik Kimia UNS Angkatan 2015
dan Dosen Pembimbing dengan Karyawan Pabrik Gula Tasikmadu
(Bapak Santoso dan Bapak Supra) di depan Pabrik Gula Tasikmadu
Gambar L.6