Anda di halaman 1dari 10

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT


VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,

GAMBARAN HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI DALAM JAJANAN KUE
BASAH DI PASAR KOTA KENDARI TAHUN 2016

Amita Satyaningsih1 Yusuf Sabilu2 Sabril Munandar3


FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasHalu Oleo123
amitasatyaningsih@yahoo.co.id1yusuf sabilu@yahoo.com2 sabrilmunandar@gmail.com3

ABSTRAK
Higiene sanitasi makanan adalah upaya pengendalian terhadap empat faktor penyehatan makanan yaitu faktor
tempat/bangunan, peralatan, orang, dan cara penyajian makanan. Escherichia coli merupakan bakteri batang
gram negatif, tidak berkapsul dan merupakan flora normal di dalam saluran pencernaan hewan dan manusia
yang mudah mencemari air dan makanan. Makanan jajanan sebagai salah satu jasa pelayanan masyarakat di
bidang makanan yang keberadaan sering kali masih jauh dari memenuhi persyaratan kesehatan sehingga
menimbulkan dampak penyakit kepada masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas
higiene sanitasi makanan jajanan kue basah dan keberadaan Escherichia coli dalam jajanan kue Basah di pasar
tradisional Kota Kendari tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional yaitu mengetahui gambaran
hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue basah yang dijual oleh pedagang kue di pasar
tradisional Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa 87% pedagang yang keadaan lokasi tempat
jualannya tidak memenuhi syarat, terdapat 60% yang kondisi pedagangnya tidak memenuhi syarat, terdapat 70%
pedagang yang cara penyajiannya sudah memenuhi syarat, Sementara itu dari 30 sampel makanan jajanan kue
basah yang diperiksa menunjukan 18 (60%) sampel makanan jajanan kue basah tidak mengandung Escherichia
coli dan 12 (40%) sampel makanan jajanan kue basah mengandung Escherichia coli. Saran dalam penelitian ini
yaitu dalam meningkatkan kualitas higiene sanitasi makanan jajanan maka perlu pembinaan dan pengawasan serta
penyuluhan tentang higiene sanitasi makanan jajanan sehingga makanan jajanan yang dipasarkan memenuhi syarat
kesehatan.

Kata Kunci:Higiene Sanitasi, Escherichia coli, Makanan Jajanan

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,

DESCRIPTION OF HYGIENE SANITATION AND EXISTING OF ESCHERICHIA COLI OF MOIST


CAKES IN KENDARI CITY TRADITIONAL MARKET 2016

ABSTRACT
Food sanitation hygiene is the control of the four factors of food sanitation, namely factor of places/buildings,
equipment, people, and the way of presenting the food. Escherichia coli is a negative rod gram bacteria, not
capsulated and the normal flora in the digestive tract of animals and humans which is easily contaminate to water
and food. Snack Food business as one of the public service in the food field is often still far from meeting the health
requirements so that the impacts the rise of disease to society. The aim of study was to determine the quality of
hygiene and sanitation and the existing of Escherichia coli in moist cake in the traditional market of Kendari in
2016. The type of study was observational descriptive. The results showed that 87% of traders were not eligible in
location factor, there were 60% of traders condition did not qualify, there were 70% of traders already qualified in
way of presentation, while from the 30 samples of moist cake which is checked showed 18 samples (60%) did not
contain Escherichia coli and 12 samples (40%) containing Escherichia coli. The Suggestions in this study is to
improve the quality of sanitation hygiene of street food. It needs the guidance and supervision as well as education
about hygiene and sanitation of street food so that it can meet the health requirements.

Keywords: Sanitation Hygiene, Escherichia coli, Snack Food

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan yang meliputi fisik, dari pasaran. Hal ini juga didukung dengan hasil
mental dan sosial yang tidak hanya berarti suatu penelitian BPOM terhadap 163 sampel dari 10
keadaan yang bebas dari penyakit dan kecacatan. propinsi dan sebanyak 80 sampel (80%) tidak
Kesehatan juga merupakan keadaan sehat baik secara memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk,
fisik, mental, spiritual maupun sosial yang dari produk makanan jajanan itu banyak ditemukan
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif penggunaan bahan pengawet dan pewarna yang
secara sosial dan ekonomis. Untuk mewujudkan dapat mengganggu kesehatan anak sekolah seperti
derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan penyakit kanker dan ginjal4.
berbagai upaya kesehatan salah satu diantaranya Sumber kontaminasi makanan yang paling
adalah pengamanan terhadap makanan dan utama berasal dari pekerja, peralatan, sampah,
minuman1. serangga, tikus, dan faktor lingkungan seperti udara
Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia dan air. Sumber kontaminasi makanan yang paling
untuk melanjutkan kehidupan. Makanan yang besar pengaruh kontaminasinya ialah penjamah
dibutuhkan harus memenuhi syarat kesehatan dalam makanan. Kesehatan dan kebersihan pengolah
arti memiliki nilai gizi yang optimal seperti vitamin, makanan mempunyai pengaruh yang cukup besar
mineral, lemak dan lainnya. Makanan yang dikonsumsi pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu
beragam jenisnya dengan berbagai cara mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh1.
pengolahannya. Makanan-makanan tersebut dapat Penyakit bawaan makanan (foodborne disease)
menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh
kita sehingga kita jatuh sakit. Salah satu cara untuk agen yang masuk kedalam tubuh melalui konsumsi
memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan. Agen yang terkandung dalam makanan
makanan yang aman, yaitu dengan memastikan tersebut dapat berupa mikroorganisme ataupun zat
bahwa makanan tersebut dalam keadaan bersih beracun. Setiap orang menghadapi risiko dari penyakit
dan terhindar dari penyakit. Banyak sekali hal yang bawaan makanan 5.
dapat menyebabkan suatu makanan menjadi tidak Penyebaran penyakit bawaan makan ini sangat
aman, salah satu diantaranya disebabkan oleh luas dengan berkembang menjadi masalah kesehatan
kontaminasi 2. masyarakat, baik di negara maju maupun di negara
Jika ditinjau dari segi kesehatan, makanan berkembang dimana, insiden global salah satu
selain berfungsi sebagai sumber energi, zat penyakit bawaan makanan adalah sulit untuk
pembangun dan zat pengatur juga mempunyai peran diperkirakan dan diare merupakan penjyebab utama
dalam penyebaran penyakit. Oleh karena itu prinsip gizi buruk pada bayi dan anak anak5.
dasar sanitasi makanan sangat diperlukan agar Suatu penelitian di beberapa negara industri
konsumen dapat dilindungi kesehatannya dari bahaya menunjukkan bahwa lebih dari 60% penyakit
kontaminasi makanan dan organisme penyakit bawaan makanan disebabkan karena buruknya
menular. Untuk memperoleh makanan dan minuman kemampuan penjamah makanan untuk mengolah
yang memenuhi syarat kesehatan, maka perlu makanan. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan
diadakan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi oleh penjamah makanan berasal dari organisme dan
pengolahan makanan seperti restoran, rumah makan, mikroorganisme yang ada di tubuh atau di dalam
ataupun pedagang kaki lima mengingat bahwa tubuh seorang penjamah makanan yang dapat
makanan dan minuman adalah media yang potensial memperbanyak diri sampai dosis yang efektif,
dalam penyebaran penyakit3. kondisi yang tepat dan kontak langsung dengan
Badan Pengendalian Obat dan Makanan makanan atau ketika penyajian makanan 1.
(BPOM) Jakarta juga telah memantau makanan Escherichia coli atau biasa disingkat E. coli
jajanan anak sekolah selama tahun 2003 sedikitnya adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram
19.465 jenis makanan yang dijadikan sampel dalam negatif, pada umumnya bakteri ini diketahui
pengujian tersebut ditemukan 185 item mengandung terdapat secara normal dalam alat pencernaan
bahan pewarna berbahaya, 94 item mengandung manusia dan hewan. Keberadaannya di luar tubuh
boraks, 74 item mengandung formalin, dan 52 item manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan
mengandung benzoat atau pengawet yang mana minuman apakah pernah tercemar oleh kotoran
semuanya ditemukan dalam makanan dengan kadar manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air
berlebih, sehingga mengharuskan BPOM menariknya atau makanan juga dianggap memiliki ko1elasi tinggi

3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) HASIL
pada pangan dalam persyaratan mikrobiologi E. coli Umur Responden
dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau Jumlah
makanan karena keberadaan bakteri E. coli dalam No Umur Frekuensi Persentase
sumber air atau makanan merupakan indikasi (n) (%)
terjadinya kontaminasi tinja manusia. Adanya E. coli 1 21-30 5 17
menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang 2 31-40 13 60
tidak baik karena E. coli bisa berpindah dengan 3 >10 tahun 12 43
kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan Total 30 100
pasif lewat makanan, air, susu dan produk-produk Sumber: Data Primer, 2016
lainnya. E. coli yang terdapat pada makanan atau Berdasakan tabel 1, diketahui bahwa umur
minuman yang masuk kedalam tubuh manusia pedagang kue basah di pasar tradisional Kota Kendari
dapat menyebabkan gejala seperti kolera, disentri, dengan golongan umur diatas yang paling banyak ialah
gastroenteritis, diare dan berbagai penyakit saluran 13 pedagang kue dengan golongan umur 31-40 tahun
pencernaan lainnya6. sedangkan golongan umur dengan jumlah pedagang
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan kue yang paling sedikit ialah 5 pedagang kue dengan
Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 golongan umur 21-30 tahun.
tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Lama Berjualan
Makanan Jajanan, terdapat beberapa aspek yang Jumlah
diatur dalam penanganan makanan jajanan, yaitu Lama
No Frekuensi Persentase
penjamah makanan, peralatan, air, bahan makanan, berjualan
(n) (%)
penyajian, sarana penjaja dan lokasi penjualan. 1 1-12 bulan 10 33
Beberapa aspek tersebut sangat mempengaruhi 2 >1 tahun 14 47
kualitas makanan7. 3 >10 tahun 6 20
Total 30 100
Sumber: Data Primer, 2016
METODE Berdasakan tabel 2 diketahui bahwa lama
Penelitian survei ini bersifat deskriptif
berjualan pedagang kue basah di pasar tradisional
observasional yaitu mengetahui gambaran hasil
Kota Kendari dengan golongan lama berjualan
analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan diatas 1 tahun sebanyak 14 orang sedangkan yang
jajanan kue basah yang dijual oleh pedagang kue di paling sedikit yaitu berjumlah 6 pedagang kue
pasar tradisional Kota Kendari.
dengan golongan lama berjualan diatas 10 tahun.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
Keadaan Lokasi Tempat Jualan
yaitu 30 jajanan kue basah dari 30 pedagang kue di
Jumlah
pasar tradisional Kota Kendari menggunakan total Kriteria
No Frekuensi Persentase
sampling. Higiene sanitasi makanan jajanan kue penilaia
(n) (%)
tersebut akan diobservasi juga berdasarkan lembar
1 Memenuhi 4 13,3
observasi Kepmenkes No 942 tahun 2003.
2 Tidak 26 86,7
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
memenuhi
pengambilan sampel kue adalah dengan cara
Total 30 100
purposive sampling dan untuk pemeriksaan
Escherichia coli di ambil 30 kue dari masing masing Sumber: Data Primer, 2016
pedagang untuk dijadikan sampel dengan kriteria kue Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari
yang tidak tertutup dan kue yang bersantan. 30 pedagang kue basah di pasar tradisional Kota
Kendari ada 26 pedagang kue yang keadaan lokasi
tempat jualannya tidak memenuhi syarat berdasarkan
Kepmenkes No.942 tahun 2003 sedangkan ada 4
pedagang kue yang keadaan lokasi tempat jualannya
memenuhi syarat berdasarkan Kepmenkes No.942
tahun 2003.

4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
Kondisi pedagang tidak memenuhi syarat (positif) mengandung E. coli.
Jumlah Dan berdasarkan kriteria penilaian keadaan lokasi
Kriteria
No Frekuensi Persentase tempat jualan yang tidak memenuhi terdapat 16
penilaia
(n) (%) sampel kue (53,3%) yang memenuhi syarat (negatif)
1 Memenuhi 13 43,3 mengandung E.coli dan 10 sampel kue (33,3%) yang
2 Tidak 17 56,7 tidak memenuhi syarat (positif) mengandung E. coli.
memenuhi Kondisi pedagang dengan keberadaan Escherichia
Total 30 100 coli
Sumber: Data Primer, 2016 No. Kondisi Jumlah Total
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 30 pedagan Negatif Positif
pedagang kue basah di pasar tradisional Kota Kendari g n % n % n %
ada 17 pedagang kue yang kondisi pedagangnya tidak 1 Memenu 13, 43,
9 30 4 13
memenuhi syarat berdasarkan Kepmenkes No.942 hi 3 3
tahun 2003 sedangkan ada 13 pedagang kue yang 2 Tidak
26, 56,
kondisi pedagangnya memenuhi syarat berdasarkan Memenu 9 30 8 17
7 7
Kepmenkes No.942 tahun 2003. hi
Cara penyajian Total 18 60 12 40 30 100
Jumlah Sumber: Data Primer, 2016
Kriteria
No Frekuensi Persentase Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa hasil
penilaia
(n) (%) dari 30 sampel kue basah dengan pemeriksaan E. coli
1 Memenuhi 18 60 dengan kriteria kondisi pedagang yang memehuhi
2 Tidak 12 terdapat 9 sampel kue (30,0%) yang memenuhi syarat
memenuhi (negatif) mengandung E. coli dan 4 sampel kue (13,3%)
Total 30 100 yang tidak memenuhi syarat (positif) mengandung E.
Sumber: Data Primer, 2016 coli. Dan berdasarkan kriteria penilaian kondisi
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 30 pedagang yang tidak memenuhi terdapat 9 sampel
pedagang kue basah di pasar tradisional Kota Kendari kue (30,0%) yang memenuhi syarat (negatif)
ada 18 pedagang kue yang cara penyajiannya tidak mengandung E.coli dan 8 sampel kue (26,7%) yang
memenuhi syarat berdasarkan Kepmenkes No.942 tidak memenuhi syarat (positif) mengandung E. coli.
tahun 2003 sedangkan ada 12 pedagang kue yang Cara penyajian dengan keberadaan Escherichia coli
kondisi pedagangnya memenuhi syarat berdasarkan No. Kondisi Jumlah Total
Kepmenkes No.942 tahun 2003. pedagan Negatif Positif
Keadaan lokasi tempat jualan dengan keberadaan g n % N % n %
Eschrichia coli 1 Memenu
12 40 6 20 18 60
No. Keadaan Jumlah Total hi
lokasi Negatif Positif 2 Tidak
tempat n % n % n % Memenu 6 20 6 20 12 40
jualan hi
1 Memenu 13, Total 18 60 12 40 30 100
2 6,7 2 6,7 4
hi 3 Sumber: Data Primer, 2016
2 Tidak Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil
53, 33, 86,
Memenu 16 10 26 dari 30 sampel kue basah dengan pemeriksaan E. coli
3 3 7
hi dengan kriteria penilaian cara penyajian yang
Total 18 60 12 40 30 100 memehuhi terdapat 12 sampel kue (40,0%) yang
Sumber: Data Primer, 2016 memenuhi syarat (negatif) mengandung E. coli dan 6
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa sampel kue (20,0%) yang tidak memenuhi syarat
hasil dari 30 sampel kue basah dengan pemeriksaan E. (positif) mengandung E. coli. Dan berdasarkan kriteria
coli dengan kriteria penelian berdasarkan keadaan penilaian cara penyajian yang tidak memenuhi
lokasi tempat jualan yang memehuhi terdapat 2 terdapat 6 sampel kue (20,0%) yang memenuhi syarat
sampel kue (6,7%) yang memenuhi syarat (negatif) (negatif) mengandung E.coli dan 6 sampel kue (20,0%)
mengandung E. coli dan 2 sampel kue (6,7%) yang

5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
yang tidak memenuhi syarat (positif) mengandung E. 4 pedagang (13%) dan yang tidak memenuhi syarat
coli. terdapat 26 pedagang (87%). Hal ini menunjukkan
bahwa keadaan lokasi pasar tradisional di Kota
Kendari untuk jajanan kue basah lebih banyak berada
DISKUSI dalam kategori tidak memenuhi syarat dibandingkan
Keadaan Lokasi Tempat Jualan Makanan Jajanan Kue dengan yang memenuhi syarat dalam aturan
Basah Kepmenkes tahun 2003.
Meningkatkan mutu dan higiene sanitasi Penelitian ini sejalan dengan penelitian
makanan jajanan, dapat ditetapkan lokasi tertentu sebelumnya tentang Hygiene Sanitasi Pedagang Kue
sebagai sentra pedagang makanan jajanan. Sentra dan Keberadaan Escherichia coli pada Makanan
pedagang makanan jajanan yang memenuhi syarat jika Jajanan Kue Cucur di Wilayah Pasar Tradisional Desa
lokasinya harus cukup jauh dari sumber pencemaran Kaliyoso Kecamatan Bongomeme Kabupaten
atau dapat menimbulkan pencemaran makanan Gorontalo pada lokasi tempat jualan kue terdapat
jajanan seperti pembuangan sampah terbuka, tempat 50% tempat jualan makanan jajanan kue yang
pengolahan limbah, rumah potong hewan, jalan yang lokasinya tidak terhindar dari vektor (lalat), selain itu
ramai dengan arus kecepatan tinggi. Dan juga sentra lokasi tempat jualan tidak di lengkapi tempat
pedagang makanan jajanan harus dilengkapi dengan penampungan sampah tertutup, dan sebagian
fasilitas sanitasi meliputi : Air bersih, tempat tempat jualan tidak dilengkapi fasilitas sanitasi air
penampungan sampah; saluran pembuangan air bersih. Serta semua lokasi usaha tidak dilengkapi
limbah, jamban dan peturasan, fasilitas pengendalian fasilitas pengendali vektor, dan beberapa lokasi
lalat dan tikus8. penjualan makanan jajanan kue berada jauh atau
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan minimal 500 meter dari sumber pencemaran
dengan higiene sanitasi makanan dengan keadaan namun ada juga beberapa tempat jualan pedagang
lokasi tempat jualan, terdapat 100% tempat dan tidak yang sangat berdekatan dengan tempat penjualan
dilengkapi dengan sanitasi air bersih, selain itu ada ikan yang merupakan sumber pencemaran karena
beberapa pedagang kue yang lokasi tempat jualannya sangat kotor, bau dan banyak vektor penyebab
tidak terhindar dari vektor seperti lalat,tikus dll namun penyakit7.
ada juga yang terhindar dari vektor tetapi dalam Selain itu, Penelitian lain menyatakan bahwa
kategori ini lebih banyak yang tidak terhindar dari lokasi dan bangunan sangat penting bagi setiap
vektor dibanding yang terhindar dari vektor tersebut tempat usaha, usaha yang memiliki bangunan akan
sama halnya dengan lokasi tempat jualan lebih banyak memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi
yang tidak jauh dari jalanan ramai lebih dan kecepatan konsumennya. Saat ini banyak dijumpai pedagang
tinggi dibandingkan dengan yang jauh dari jalanan yang menjual makanan minuman tidak memiliki
ramai dan kecepatan tinggi, namun dalam kategori bangunan dan lokasi berdagang yang tidak memenuhi
lokasi tempat jualan yang dilengkapi dengan etalase syarat kesehatan, sehingga kemungkinan cukup besar
terdapat 15 pedagang kue yang memakai etalase dan terkontaminasi mikroorganisme.
15 pedagang kue lainnya tidak menggunakan etalase, Kondisi Pedagang Makanan Jajanan Kue Basah
serta lokasi bertempat jualan tidak tersedianya Berdasarkan pengamatan pada saat observasi
tempat penampungan sampah yang tertutup, dimana sesuai dengan kondisi pedagang makanan jajanan kue
diantara keseluruhan pedagang kue hanya ada basah di pasar tradisional Kendari terdapat 100%
3pedagang kue yang memiliki tempat penampungan pedagang yang tidak mencuci tangan setiap kali
sampah tertutup, selanjutnya berdasarkan kategori hendak menangani makanan pada saat menyajikan
lokasi tempat jualan harus jauh dari tempat makanan serta beberapa pedagang bahkan hampir
pemotongan hewan, dimana dalam kategori ini semua pedagang tidak menjaga kebersihan tangan,
kebanyakan pedagang kue yang yang juah dari tempat kuku dan rambutnya, bahkan hampir dari keseluruhan
pemotongan hewan dan ada beberapa juga yang pedagang tidak batuk atau bersin dihadapan makanan
dekat dengan pemotongan hewan seperti contohnya jajanan yang disajikan serta ada beberapa pedagang
di pasar basah mandonga yang dimana pedagang kue yang tidak dalam kondisi sakit seperti influenza, diare,
sangat dekat dengan penjual ikan, daging dan dan lain sebagainya dan tidak sambil merokok pada
sebagainya. saat menangani makanan. Tetapi, ada juga beberapa
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 30 pedagang yang sedang menderita influenza pada saat
pedagang kue basah yang memenuhi syarat terdapat menangani makanan, serta ada juga beberapa dari

6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
sebagian pedagang yang sedang merokok pada saat setelah menanagani makanan tangannya di bersihkan
menangani makanan. dengan melap tangan pada baju yang sedang
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 30 digunakan kemudian tetap saja menangani makanan
pedagang kue basah yang memenuhi syarat terdapat kembali tanpa membersihkan tangan dengan bersih.
13 pedagang (43,3%) dan yang tidak memenuhi syarat Hasil penelitian ini menunjukkan dari 30
terdapat 17 pedagang (60%). Hal ini menunjukkan pedagang kue basah yang memenuhi syarat terdapat
bahwa kondisi pedagang di pasar tradisional Kota 18 pedagang (60,0%) dan yang tidak memenuhi syarat
Kendari untuk jajanan kue basah lebih banyak berada terdapat 12 pedagang (40%). Hal ini menunjukkan
dalam kategori tidak memenuhi syarat dibandingkan bahwa cara penyajian kue basah di pasar tradisional
dengan yang memenuhi syarat dalam aturan Kota Kendari lebih banyak berada dalam kategori
Kepmenkes tahun 2003. memenuhi syarat dibandingkan dengan yang tidak
Hasil penelitiann sebelumnya tentang memenuhi syarat dalam aturan Kepmenkes tahun
Hygiene Sanitasi Pedagang Kue dan Keberadaan 2003. Sehingga dapat dikatakan bahwa cara penyajian
Escherichia coli pada Makanan Jajanan Kue Cucur di jajanan kue di pasar tradisional Kota Kendari sudah
Wilayah Pasar Tradisional Desa Kaliyoso Kecamatan cukup baik karena sebagian pedagang jajanan kue
Bongomeme Kabupaten Gorontal berdasarkan sudah menerapkan tata cara penyajian yang baik
kondisi pedagang makanan terdapat 100% pedagang berdasarkan aturan Kepmenkes tahun 2003.
makanan yang tidak memakai celemek, tutup Hasil penelitian sebelumnya yang tentang
kepala, sarung tangan, dan penutup mulut, pada Kualitas Higiene Sanitasi Makanan Jajanan Dengan
saat menyajikan makanan, serta terdapat juga Keberadaan Escherichia coli pada Pedagang Kaki
beberapa pedagang yang bercakap-cakap saat Lima di Kota Samarinda Tahun 2005. Kondisi cara
menangani makanan7. penyajian makanan jadi pedagang kaki lima tidak
Perilaku pedagang yang tidak higiene juga memenuhi syarat karena dari 10 sampel yang
dapat menjadi sumber penularan penyakit terhadap diteliti terdapat 6 pedagang (60%) yang tidak
makanan seperti perpindahan bakteri sehingga memenuhi syarat, karena kondisi cara membawa
menyebabkan penyakit dan pada saat menyajikan makanan dan menyajikan makanan tidak tertutu9.
makanan pedagang perlu berperilaku sehat agar Penempatan makanan yang baik adalah
menghasilkan makanan yang bersih, sehat, aman. dengan menggunakan wadah atau tempat yang
Seperti halnya dengan kategori dalam variabel kondisi tertutup sehingga hal tersebut dapat melindungi
pedagang berdasarkan Kepmenkes tanhun 2003 makanan dari paparan sinar matahari langsung dan
bahwa pedagang harus menggunakan APD seperti risiko adanya kontaminasi dari lingkungan, sekalipun
dengan menggunakan celemek, sarung tangan dan makanan tersebut telah dibungkus dengan
sebagainya dan sebagaimana seharusnya jika ingin menggunakan plastik. Hal tersebut dilakukan agar
terhindar dari mikroorganisme maka seharusnya mengurangi terjadinya kontaminasi silang antar
pedagang tidak merokok, atau menggaruk anggota makanan dan minuman yang dijajakan. Dimana,
badan, batuk, bersin, atau menderita penyakit sebagaimana yang kita ketahui bahwa lalat adalah
mudah menular dan selalu mencuci tangan pada saat sebagai vektor pembawa penyakit dan cara penyajian
hendak menangani makanan. makanan jajanan di pasar tidak terjamin akan
Cara Penyajian Makanan Jajanan Kue Basah penyajiannya.
Berdasarkan pengamatan pada saat observasi Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Makanan
sesuai dengan cara penyajian makanan jajanan kue Jajanan Kue Basah
basah di pasar tradisional kendari, terdapat 66,7% Hasil pemeriksaan yang didapat dari 30
pedagang yang menyajikan makanannya dalam sampel makanan jajanan kue basah yang dijual oleh
keadaan tertutup dan hanya ada beberapa pedagang pedagang di pasar tradisional Kota Kendari terdapat
yang tidak menyajikan makanan jajanan kue basah 12 sampel kue (40%) yang tidak memenuhi syarat
tersebut sesuai dengan aturan Kepmenkes seperi kesehatan dalam hal ini adanya keberadaan E. coli
halnya dengan makanan yang disajikan tidak dan dari 30 sampel makanan jajanan kue basah yang
terlindung dari debu, serta beberapa pedagang juga diperiksa terdapat 18 (60%) sampel makanan jajanan
tidak menyajikan makanan dengan keadaan tertutup, kue yang memenuhi syarat kesehatan, dalam hal ini
wadah penyimpanan kue tidak kering dan bersih serta tidak ditemukannya E. coli. Dimana dari 6 pasar yang
penyaji makanan atau pedagang kue tersebut tidak diteliti, masing- masing pasar terdapat beberapa
berpakaian dengan bersih bahkan ada pedagang yang pedagang yang jajanan kue basahnya mengandung E.

7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
coli. Pada jajanan kue basah pasar tradisional Kota kondisi pedagang yang tidak memenuhi terdapat 9
(sentral) terdapat 3 pedagang kue yang mengandung sampel yang memenuhi syarat (negatif) mengandung
E. coli dengan kode sampel SMKB 01, SMKB 02dan E. coli dan 8 sampel yang tidak memenuhi syarat
SMKB 05 dari 5 pedagang kue basah. Pada pasar (positif) mengandung E. coli. Ini menunjukkan bahwa
Korem dari 6 pedagang kue basah terdapat 4 sampel keadaan kondisi pedagang juga berpengaruh dengan
yang mengandung E. coli dengan kode sampel SMKB adanya keberadaan E. coli dalam jajanan kue basah
06, SMKB 07, SMKB 09, SMKB 11. Selanjutnya, pada yang yang dijajakan.
pasar panjang dari 6 pedagang kue basah terdapat 3 Keberadaan Escherichia coli terhadap kriteria
sampel yang mengandung E. coli dengan kode sampel penilaian cara penyajian yang memenuhi terdapat 12
SMKB 23, SMKB 24, SMKB 25.Untuk pasar Andounohu sampel yang memehuhi syarat (negatif) mengandung
dari 2 pedagang kue basah terdapat 1 sampel yang E. coli dan 6 sampel yang tidak memenuhi syarat
mengandung E. coli dengan kode sampel SMKB 30. (positif) sedangkan kriteria penilaian cara penyajian
Untuk pasar basah dari 9 pedagang kue basah yang tidak memenuhi terdapat 6 sampel yang
terdapat 1 sampel yang mengandung E. coli dengan memenuhi syarat (negatif) mengandung E. coli dan 6
kode sampel SMKB 13 dan namun tidak sama dengan sampel yang tidak memenuhi syarat (positif)
pasar Lapulu dari 2 pedagang kue basah tidak terdapat mengandung E. coli. Ini menunjukkan bahwa cara
jajanan kue basah yang mengandung E. coli2. penyajian juga sangat berpengaruh dengan adanya
Bakteri E. coli adalah jenis bakteri yang keberadaan E. coli dalam jajanan kue basah yang yang
biasanya ditemukan dalam sistem pencernaan hewan. dijajakan.
Satu jenis bakteri E. coli tertentu dapat menyebabkan Jadi adanya bakteri tersebut dalam makanan
penyakit sistem pencernaan yang serius, yang umum menunjukan bahwa dalam satu atau lebih tahap
ditandai dengan diare dan kadang disertai mual. pengolahan makanan pernah mengalami kontak
Dampak lain dari bakteri E coli adalah menghasilkan dengan feses yang berasal dari usus manusia dan
racun yang dapat merusak ginjal, serta melemahkan oleh karenanya dapat mengandung bakteri patogen
dinding usus kecil pada anak-anak. Alasan lain untuk lain yang berbahaya. Jadi, adanya E.coli dalam
menyebut berbahaya pada bakteri E coli adalah makanan menunjukan bahwa makanan itu pernah
karena tidak ada obat yang efektif untuk ini. Bakteri E terkontaminasi feses manusia dan mungkin dapat
coli bisa berbahaya dan menimbulkan dampak yang mengandung pathogen usus. Oleh karena itu, yang
paling parah pada anak-anak atau orang tua yang memenuhi syarat kesehatan yaitu E.coli harus 0
sistem kekebalannya lemah. Hal ini mungkin karena dalam 100 ml makanan atau minuman. Namun dalam
pertahanan tubuh alami pada anak-anak masih hasil observasi peneliti ada 1 pasar yang memenuhi
berkembang, dan orang dewasa yang memiliki higiene sanitasinya tetapi positif mengandung
kekebalan lemah, sehingga mereka tidak memiliki Escherichia coli yaitu pasar korem dengan nomor
flora usus yang sehat dan antibodi yang diperlukan SMKB 07 dan begitupun sebaliknya ada hasil observasi
untuk menangkal infeksi. higiene sanitasi yang tidak memenuhi tetapi ada
Keberadaan Escherichia coli terhadap kriteria beberapa sampel yang negatif mengandung
penilaian keadaan lokasi tempat jualan yang Escherichia coli. Dimana itu juga dapat mempengaruhi
memenuhi terdapat 2 sampel yang memehuhi syarat bagaimana cara pengolahan kue basah tersebut pada
(negatif) mengandung E. coli dan 2 sampel yang tidak saat proses pembuatan. Namun, ini merupakan
memenuhi syarat (positif) sedangkan kriteria penilaian keterbatasan peneliti karena tidak meneliti tentang
keadaan lokasi tempat jualan yang tidak memenuhi pengolahan makanan atau proses pembuatan kue
terdapat 16 sampel yang memenuhi syarat (negatif) basah tersebut.
mengandung E. coli dan 10 sampel yang tidak Sumber kontaminasi makanan yang paling
memenuhi syarat (positif) mengandung E. coli. Ini utama berasal dari pekerja, peralatan, sampah,
menunjukkan bahwa keadaan lokasi tempat jualan serangga, tikus, dan faktor lingkungan seperti udara
berpengaruh dengan adanya keberadaan E. coli dalam dan air. Sumber kontaminasi makanan yang paling
jajanan kue basah yang yang dijajakan. besar pengaruh kontaminasinya ialah penjamah
Keberadaan Escherichia coli terhadap kriteria makanan. Kesehatan dan kebersihan pengolah
penilaian kondisi pedagang yang memenuhi terdapat makanan mempunyai pengaruh yang cukup besar
9 sampel yang memehuhi syarat (negatif) pada mutu produk yang dihasilkannya, sehingga perlu
mengandung E. coli dan 4 sampel yang tidak mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh1.
memenuhi syarat (positif) sedangkan kriteria penilaian

8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
Hasil penelitian sebelumnya pada hygiene makanan dan lain sebagianya. Serta cara
sanitasi dan pengujian makanan dengan keberadaan penyajian, menyajikan makanan sebaiknya dalam
E. coli dimana makanan yang dijual oleh pedagang kaki keadaan terbungkus dan atau tertutup, wadah
lima dapat menimbulkan risiko untuk menularkan harus bersih dan kering, penyaji harus
penyakit karena makanan, keracunan makanan, dan berpakaian bersih dan tempat penyajian harus
gangguan kesehatan lainnya9. terbebas dari debu.
3. Bagi masyarakat, harus berhati-hati dalam
SIMPULAN mengkonsumsi makanan jajanan khususnya yang
1. Keadaan lokasi tempat jualan, terdapat 26 dijual di pasar tradisional.
pedagang kue basah (87%) yang tidak memenuhi 4. Bagi Dinas Kesehatan Kota, dalam rangka untuk
syarat kesehatan dan 4 pedagang kue basah meningkatkan kualitas higiene sanitasi makanan
(13%) yang memenuhi syarat kesehatan di pasar jajanan maka perlu pembinaan dan pengawasan
tradisional Kota Kendari berdasarkan Kepmenkes serta penyuluhan tentang higiene sanitasi
RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003. makanan jajanan sehingga makanan jajanan yang
2. Kondisi pedagang, terdapat 18 pedagang kue dijual memenuhi syarat kesehatan.
basah (60%) yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan terdapat 12 pedagang kue basah DAFTAR PUSTAKA
(40%) yang memenuhi syarat kesehatan di pasar 1. UU RI No. 36, Tahun 2009 tentang Kesehatan
tradisional Kota Kendari berdasarkan Kepmenkes 2. Setyorini, E. 2013. Hubungan Praktek Higiene
RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003. Pedagang Dengan Keberadaan Eschericia coli
3. Cara penyajian, terdapat 9 pedagang kue basah Pada Rujak Yang Di Jual Di Sekitar Kampus
(30%) yang tidak memenuhi syarat kesehatan Universitas Negeri Semarang. Unnes Journal of
dan terdapat 21 pedagang kue basah (70%) yang Public Health.
memenuhi syarat kesehatan di pasar tradisional 3. Depkes RI. 2003. Depkes RI, 2003. Indikator
Kota Kendari berdasarkan Kepmenkes RI No. Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan
942/Menkes/SK/VII/2003. Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota
4. Kandungan E.coli dalam makanan jajanan kue Sehat. Jakarta
basah yang dijual oleh pedagang di pasar 4. Nasikhin, 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan
tradisional Kota Kendari sebanyak 40% yang tidak Pedagang dengan Higiene Sanitasi Makanan
memenuhi syarat kesehatan karena terdapat Jajan Anak Sekolah Dasar di Kabupaten Kulon
bakteri E. coli di sampel jajanan kue basah Progo-Diy
tersebut. Sedangkan sebanyak 60% yang sudah 5. Tosepu, R. 2010. Kesehatan Lingkungan. Penerbit
memenhi syarat kesehatan karena tidak terdapat Bintang, Kendari
bakteri E. coli pada sampel jajanan kue basah 6. Rimadani. 2013. Uji Bakteri Escherichia Coli Pada
tersebut. Minuman Susu Kedelai Bermerek Dan Tanpa
Merek Di Kota Surakarta. Skripsi Universitas
SARAN Muhammadiyah Surakarta
1. Bagi pihak pasar agar dapat memperhatikan 7. Pratiwi, D. 2012. Hygiene Sanitasi Pedagang Kue
pedagang kue khususnya yang menjual kue dan Keberadaan Escherichia coli pada Makanan
basah dalam hal keadaan lokasi tempat jualan, Jajanan Kue Cucur di Wilayah Pasar Tradisional
kondisi pedagang serta cara penyajiannya. Desa Kaliyoso Kecamatan Bongomeme Kabupaten
2. Bagi pedagang, memperhatikan fasilitas apa saja Gorontalo. Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat
yang penting atau yang harus ada di tempat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
jualan seperti tempat sampah yang tertutup, Universitas Negeri Gorontalo.
sanitasi air bersih, alat pengendali vektor, tempat 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
jualan juga harus jauh 500 meter dari sumber Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang
pencemar dan lain sebagainya. Kondisi Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
pedagang, harus tidak dalam sakit dalam Jajanan, Depkes RI.
manjajakan makanan, menjaga kebersihan
rambut, kuku dan tangan, menggunakan APD
seperti celemek, sarung tangan dan penutup
mulut, mencuci tangan saat hendak menangani

9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN 250-731X ,
9. Sedionoto, B. 2005. Kualitas Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan (Kue) dengan keberadaan
Escherichia Coli Pada Pedagang Kaki Lima di
Wilayah Pasar Tradisional Kota Samarinda.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Mulawarman Samarinda.

10

Anda mungkin juga menyukai