Anda di halaman 1dari 16

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap

satuan luas dinding pembuluh darah dan dinyatakan dalam milimeter air

raksa (mmHg). Bila seseorang menyatakan tekanan dalam pembuluh darah

adalah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup untuk

mendorong kolom air raksa melawan gravitasi sampai setinggi 50 mm. Bila

tekanan adalah 100 mm Hg, kolom air raksa akan didorong setinggi 100

milimeter.7 Tekanan darah di tentukan oleh mekanisme yang terlibat dalam

memadukan kerja berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain

yang sangat penting untuk mengatur tekanan darah. Dua penentu tekanan

darah adalah curah jantung dan resistensi perifer total :

Tekanan darah = curah jantung x resistensi perifer total

Curah jantung ditentukan sejumlah faktor, demikian pula resistensi

perifer total. Curah jantung bergantung pada kecepatan jantung dan isi

sekuncup jantung sedangkan kecepatan jantung bergantung pada

keseimbangan relatif aktivitas simpatis yang meningkatkan kecepatan

jantung. Isi sekuncup meningkat sebagai respon terhadap aktivitas simpatis

dan jika aliran balik vena meningkat. Aliran balik vena ditingkatkan oleh

vasokonstriksi vena yang diinduksi oleh saraf simpatis, pompa otot rangka

pompa pernapasan dan penghisapan jantung. Volume darah sirkulasi efektif

juga mempengaruhi seberapa banyak darah dikembalikan ke jantung. Faktor


7

lain tekanan darah, resistensi perifer total, bergantung pada diameter arteriol

adalah kekentalan darah, sedangkan faktor utama yang menentukan

kekentalan darah adalah jumlah eritrosit namun diameter arteriol adalah

faktor penting dalam menentukan resistensi perifer total. Diameter arteriol

dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal yang menyamakan aliran darah

dengan kebutuhan metabolik. Diameter arteriol juga dipengaruhi secara

ekstrinsik oleh hormon vasopressin dan angiotensin II yang penting dalam

keseimbangan garam dan air. Perubahan setiap faktor yang mempengaruhi

tekanan darah akan mengubah tekanan darah, kecuali jika terjadi perubahan

kompensasi di variable lain yang menjaga tekanan darah konstan. Aliran

darah ke suatu organ tergantung pada gaya dorong rerata tekanan arteri dan

derajat vasokontriksi arteriol, maka jika arteriol-arteriol di satu organ

melebar, maka arteriol-arteriol di organ lain harus berkontriksi untuk

mempertahankan tekanan darah yang adekuat. Tekanan yang memadai

diperlukan untuk menghasilkan gaya untuk mendorong darah tidak saja ke

organ yang mengalami vasodilatasi tetapi juga ke otak yang sangat

bergantung pada aliran darah yang konstan. Karena itu, variabel-variabel

kardiovaskular harus terus-menerus diatur untuk mempertahankan tekanan

darah yang konstan meskipun kebutuhan akan darah dari masing-masing

organ akan berubah.7

Darah yang berasal dari paru-paru yang banyak mengandung oksigen

memasuki jantung dan kemudian di pompakan keseluruh bagian tubuh

melalui arteri. Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-cabang menjadi


8

pembuluh darah yang lebih kecil sehingga berukuran mikroskopik, yang

akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah

yang sangat kecil yang disebut kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke

sel-sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang

dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang mengandung

oksigen rendah kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena dan

dipompa kembali ke paru-paru untuk mengambil oksigen lagi.8

Saat otot jantung berkontraksi untuk memompakan darah ke seluruh

tubuh. Tekanan tertinggi berkontaksi dikenal sebagai tekanan sistolik.

Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya dan tekanan ini

paling rendah yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan sistolik dan

diastolik ini diukur ketika memeriksa tekanan darah. Tekanan sistolik dan

diastolik bervariasi setiap individu. Namun, secara umum ditetapkan

tekanan darah normal untuk orang dewasa (18 tahun) adalah 120/80, angka

120 disebut tekanan sistolik, dan angka 80 disebut tekanan diastolik.

Tekanan darah seseorang dapat lebih/kurang dari batasan normal. Jika

melebihi nilai normal orang tersebut menderita hipertensi jika kurang dari

normal orang tersebut menderita hipotensi.8

2.2 Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi


9

Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on

detection, education, and treatment of high blood pressure (JNC VII),

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan, penderita hipertensi

mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini

menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang

bermakna. Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik,

misalnya sakit kepala atau pusing. Apabila hipertensi tidak diketahui dan

tidak dirawat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark

miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan perawatan

hipertensi yang efektif dapat menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.

Dengan demikian, pemeriksaan tekanan darah secara teratur dapat memberi

arti penting dalam keberhasilan pengobatan dan perawatan hipertensi.9

2.2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua

golongan,yaitu :

1. Hipertensi esensial (primer)

Merupakan hipertensi primer yang belum diketahui penyebabnya dengan

jelas, tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi, sekitar

95 % kasus. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan

kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan. Pada

sebagian besar pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
10

sedenter tampak memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi.

Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebih, dan

penelitian pada berbagai populasi menunjukan bahwa kenaikan berat badan

yang berlebih dan obesitas memberikan risiko 65 sampai 70 % untuk

terkena hipertensi primer. Beberapa sifat khas hipertensi primer yang

disebabkan oleh kenaikan berat badan yang berlebih dan obesitas termasuk :

a. Curah jantung yang meningkat

Curah jantung meningkat, sebagian karena aliran darah tambahan yang

dibutuhkan untuk jaringan lemak ekstra. Walaupun begitu, aliran darah

jantung, ginjal, traktus gastrointestinal dan otot skelet juga meningkat

seiring kenaikan berat badan yang disebabkan oleh meningkatnya laju

metabolik.

b. Organ dan jaringan sebagai respon peningkatan kebutuhan metabolik.

Organ-organ dan jaringan sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan

metabolik bersamaan dengan keadaan hipertensi yang menetap selama

berbulan-bulan dan bertahun-tahun, tahanan vaskular perifer total juga dapat

meningkat.

c. Kadar angiotensin II dan aldosteron yang meningkat.

Kadar angiotensin II dan aldosteron meningkat dua hingga tiga kali pada

banyak pasien dengan obesitas. Hal ini, sebagai mungkin disebabkan oleh

meningkatnya perangsang saraf simpatis yang meningkatkan pelepasan

renin oleh ginjal dan juga pembentukan angiotensin II, yang kemudian

merangsang kelenjar adrenal untuk menskresi aldosteron.10


11

2. Hipertensi sekunder

Penyebab munculnya hipertensi sekunder dapat diketahui dan dapat

dikelompokan seperti dibawah ini :

a. Hipertensi ginjal

Sebagai contoh lesi aterosklerosis yang menonjol kedalam lumen suatu

arteri renalis atau penekanan eksternal pembuluh ini oleh suatu tumor ini

mengurangi aliran darah ke ginjal. Ginjal berespon dengan mengaktifkan

jalur hormon yang melibatkan angiotensin II. Jalur ini mendorong retensi

garam dan air sewaktu pembentukan urin sehingga volume darah bertambah

untuk mengompensasi berkurangnya aloran darah ke ginjal. Meskipun

kedua efek ini (peningkatan volume darah dan vasokonstriksi yang dipicu

oleh angiotensin) adalah mekanisme kompensasi untuk memperbaiki aliran

darah ke arteri renalis yang menyempit namun keduanya juga menjadi

penyebab peningkatan tekanann darah arteri secara keseluruhan.

b. Hipertensi endokrin

Sebagai contoh,feokromositoma adalah suatu tumor medulla adrenal yang

mengeluarkan epinefrin dan norepinefrin secara berlebihan. Peningkatan

abnormal kadar kedua hormon ini menyebabkan peningkatan curah jantung

dan vasokonstriksi perifer generalisata,dimana keduanya berperan

menyebabkan hipertensi khas pada penyakit ini.

c. Hipertensi neurogenik

Salah satu contoh adalah hipertensi yang disebabkan oleh kesalahan control

tekanan darah karena defek dipusat kontrol kardiovaskular.11


12

2.2.3 Patofisiologi Hipertensi


Renin disentesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang disebut

prorenin di dalam sel-sel jukstaglomerular (sel JG) di ginjal. Sel JG

merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos yang terletak di dinding

arteriol aferen, tepat di proximal glomerulus. Bila tekanan arteri turun,

reaksi interinsik di dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak molekul

prorenin di dalam sel JG terurai dan melepaskan renin. Sebagian besar renin

memasuki aliran darah ginjal dan kemudian meninggalkan ginjal untuk

bersirkulasi ke seluruh tubuh. Walaupun demikian, sejumlah kecil tetap

berada dalam cairan lokal ginjal dan memicu beberapa fungsi intrarenal.

Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain, yaitu suatu

globulin yang disebut sub-sitrat renin (atau angiotensinogen), untuk

melepaskan peptide asam amino-10, yaitu angiotensin I yang memiliki sifat

vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup untuk menyebabkan

perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi. Renin menetap

dalam darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus menyebabkan

pembentukan angiotensin I yang lebih banyak selama waktu tersebut.


Dalam beberapa detik hingga beberapa menit setelah pembentukan

angiotensin I, terdapat dua asam amino tambahan yang dipecah dari

angotensin I untuk membentuk angiotensin II peptida asam amino-8.

Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi di paru sementara darah yang

mengalir melalui pembuluh kecil di paru, dikatalisis oleh suatu enzim, yaitu

enzim pengubah yang terdapat diendotelium pembuluh paru. Angiotensin II

adalah vasokonstriktor yang sangat kuat, dan juga mempengaruhi fungsi


13

sirkulasi melalui cara lainnya. Walaupun begitu, angiotensin II menetap

dalam darah hanya selama 1 jam atau minimal 2 menit karena angiotensin II

secara cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah dan disebut

angiotensinase. Selama angiotensin II dalam darah, maka angiotensin II

mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri.

Pengaruh yang pertama yaitu vasokonstriksi di berbagai daerah di tubuh,

timbul dengan cepat. Vasokonstriksi ini terjadi terutama di arteriol dan jauh

lebih lemah di vena. Konstriksi di arteriol akan meningkatkan tahanan

perifer total, akibatnya akan meningkatkan tekanan arteri. Kontriksi ringan

di vena-vena juga akan meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung,

sehingga membantu pompa jantung untuk melawan kenaikan tekanan. 12

2.2.4 Gejala Klinis Hipertensi

Sebagian besar pasien dengan hipertensi tidak mempunyai gejala

spesifik yang menunjukan kenaikan tekanan darahnya dan hanya

diidentifikasi pada pemeriksaan fisik. Jika gejala membuat pasien datang ke

dokter dapat digolongkan menjadi 3 kategori :

a. kenaikan tekanan darah itu sendiri

b. penyakit vaskuler hipertensi

c. penyakit yang mendasarinya pada kasus hipertensi sekunder.

Sakit kepala hanya karakteristik untuk hipertensi berat, paling sering

terletak pada daerah oksipital terjadi ketika pasien bangun pagi hari dan

berkurang secara spontan setelah beberapa jam. Keluhan lain yang mungkin

berhubungan adalah pusing, palpitasi, mudah lelah dan impotensi.


14

Keluhan yang mengarah ke penyakit vaskuler termasuk epistaksis,

hematuria, pandangan kabur karena perubahan retina, episode lemah atau

pusing yang disebabkan oleh iskemia serebral sementara, angina pectoris,

dan dispnea yang disebabkan oleh gagal jantung. Nyeri karena diseksi aorta

atau bocornya aneurisma merupakan gejala yang kadang - kadang terjadi.

Pada pasien dengan aldosteronisme primer atau berat badan

bertambah dan emosi yang labil pada pasien dengan sindrom cushing.

Pasien dengan Feokromositoma datang dengan sakit kepala episodik,

palpitasi, diaphoresis dan pusing postural.13

2.2.5 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok

normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 seperti yang terlihat pada

tabel dibawah ini:


Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VII14

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah

Darah Sistolik (mmHg) Diastolik(mmHg)


Normal <120 Dan<80
Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-90
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90-99
Hipertensi derajat II 160 100
15

2.2.6 Faktor Risiko Hipertensi


Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau

dikendalikan serta faktor yang tidak dapat dmodifikasi,yaitu sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan,yaitu:

a. Faktor Keturunan atau Genetik

Kasus Hipertensi esensial 70-80% diturunkan dari orang tuanya. Apabila

riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi

esensial lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya menderita

hipertensi.15

b. Faktor Usia

Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia,

kemungkinan seseorang menderita Hipertensi juga semakin besar. Faktor

usia berhubungan dengan terjadinya penebalan dinding pembuluh darah

yang berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku, tekanan darah sistolik

akan meningkat saat kelenturan pembuluh darah berkurang. Pada umumnya

hipertensi dimulai sejak umur 40 tahun, namun saat ini tidak menutup

kemungkinan diderita oleh orang berusia muda.15

Menurut Koesoemato Setyonegoro batasan Umur yang mencakup batasan

usia lanjut adalah sebagai berikut:

1). Usia dewasa muda (Elderly Adulhood) adalah 18-25 tahun

2). Usia dewasa penuh (Middle Years) adalah 25-65 tahun


16

3). Usia Lanjut (Geriatric Age) adalah >65 tahun yang terbagi menjadi 3

batasan umur yaitu muda (Usia 70-75 tahun) , tua (usia 75-80 tahun) dan

sangat tua (>80 tahun).

c. Jenis Kelamin

Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila pada usia dewasa muda dan

paruh baya. Tetapi lebih banyak diderita oleh wanita setelah umur 55 tahun,

sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.

d. Ras/Suku
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang kulit hitam dibandingkan dengan

orang kulit putih. Beberapa penelitian menyebutkan orang berkulit hitam

memilki sensitifitas lebih tinggi terhadap vasopressin, sementara itu

ditemukan variasi antar suku di Indonesia, terendah di Lembah Baliem Jaya,

Papua (0,6%) dan tertinggi di Sukabumi ( suku sunda), Jwa Barat (28,6%).

2. Faktor faktor yang dapat dikendalikan, yaitu :

a. Stress dan beban mental

Stress dan beban mental yang terlalu besar dapat memicu terjadinya

berbagai penyakit misalnya sakit kepala, sulit tidur, tukak lambung,

Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Stroke.

Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah

sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap untuk

bereaksi. Itulah yang terjadi saat seseorang dalam keadaan berbahaya atau

siaga, tubuh mempersiapkan reaksi menyerang atau melarikan diri yang

dipicu adrenalin. Bila seseorang terus berada dalam situasi seperti ini,

tekanan darahnya akan bertahan pada tingkat tinggi.


17

b. Obesitas

Penelitian Framingham menunjukan 20% kelebihan berat badan

memberikan resiko kesehatan, Diabetes Melitus, Aterosklerosis, penyakit

kandung empedu, kanker jenis tertentu, dan Hipertensi. Dimana obesitas

dapat ditentukan dengan menghitung status gizi berdasarkan indeks massa

tubuh (IMT).

c. Konsumsi garam berlebihan

Garam dapur mengandung 40% natrium. Natrium merupakan salah satu

bahan pangan yang harus dikurangi, seseorang jika ingin terhindar dari

hipertensi.Perhimpunan hipertensi Indonesia mencatat konsumsi garam rata-

rata orang Indonesia 3 kali lebih besar dari yang di anjurkan. Badan

kesehatan WHO menganjurkan 5 gram atau 1 sendok teh sehari.

d. Merokok

Rokok sangat beresiko karena dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah. Dua batang rokok terbukti dapat meningkatkan tekanan darah sebesar

10 mmHg. Berbagai penelitian membuktikan sesudah merokok selama

kurang lebih 30 menit tekanan darah akan meningkat secara signifikan.16

e. Kurang olahraga

Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi terbukti bahwa ada hubungan

antara gaya hidup kurang aktif dengan hipertensi. Oleh Karena itu WHO

sangat menganjurkan untuk meningkatkan aktifitas fisik sebagai intervensi

pertama dalam upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi.17

2.2.7 Diagnosis Hipertensi


18

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakan dalam satu kali

pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran

pada kunjungan yang berbeda,kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau

gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam keadan

pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran

pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter

dengan air raksa masih dianggap alat pengukur yang terbaik. Anamnesa

yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat

dan gejala penyakit-penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung

koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, dan lainnya. Riwayat

penyakit dalam keluarga, gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab

hipertensi, perubahan aktivitas/kebiasaan (seperti rokok), konsumsi

makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan faktor psikososial (keluarga,

pekerjaan dan sebagainya)

Dalam pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua

kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan

kontralateral. Dikaji perbandingan berat badan dan tinggi pasien, Kemudian

dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati

hipertensif, pemeriksaan leher untuk mencari bising carotid, pembesaran

vena, kelenjar tiroid. Dicari tanda-tanda gangguan irama dan denyut

jantung, pembesaraan ukuran, bising, derap dan bunyi jantung ketiga atau

empat. Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan

abdomen dilakukan untuk mencari adanya massa,pembesaran ginjal, da


19

pulsasi aorta yang normal. Pada ekstremitas ditemukan pulsasi arteri perifer

yang menghilang, edema, dan bising. Dilakukan juga pemeriksaan

neurologi.18

2.2.8 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan pada penderita hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Penatalaksanaan secara non-farmakologis

Pengobatan non farmakologis kadang kadang dapat mengontrol

tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan

atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat

anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai

sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.

Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah:

a.
Latihan fisik
b.
Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
c.
Berhenti merokok
d.
Berhenti mengonsumsi alkohol
e.
Menurunkan berat badan berlebih
f.
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak.
2. Penatalaksanaan secara farmakologis
a. Diuretik thiazide
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati

hipertensi. Diuretik membantuk ginjal membuang garam dan air,yang akan

mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diuretik

menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih sehingga diberikan

tambahan kalium atau obat penahan kalium.


b. Penghambat adrenergik
20

Merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker,

dan alfa-beta-blocker labetalol yang menghambat efek sistem saraf simpatis.

Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan

memberikan respon terhadap stress dengan cara meningkatkan tekanan

darah.
c. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)
Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
d. Angiotensin II-bloker
Menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang

mirip dengan ACE-inhibitor.


e. Antagonis kalsium
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benar-

benar berbeda.
f. Vasodilator langsung
Menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir

selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.


g. Kedaruratan hipertensi
Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat

yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat. Beberapa obat bisa

menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar digunakan

secara intravena (melalui pembuluh darah) seperti; diazoxide, nitropruside,

nitrogliserin, labetalol, Nifedipine. Obat-obat ini merupakan kalsium

antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan peroral

(ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi,sehingga pemberiannya

harus diawasi dengan ketat.19


2.3 Kerangka Teori

Faktor yang tidak


dapat dikendalikan :
Keturunan/Genetik

Ras/Suku

Jenis Kelamin
21

Usia Hipertensi
Faktor yang dapat
dikendalikan :
Stress dan Beban Mental
Konsumsi garam
berlebihan
Merokok

Kurang Olahraga
Obesitas
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Keterangan :
: = Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti

2.4 kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor Usia

Jenis Kelamin Hipertensi


Obesitas
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Anda mungkin juga menyukai

  • Galih
    Galih
    Dokumen2 halaman
    Galih
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat
  • Eko Nomi
    Eko Nomi
    Dokumen5 halaman
    Eko Nomi
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat
  • He4 Dan Ca125
    He4 Dan Ca125
    Dokumen1 halaman
    He4 Dan Ca125
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat
  • Partus Presipitatus GDON
    Partus Presipitatus GDON
    Dokumen37 halaman
    Partus Presipitatus GDON
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat
  • Preeklampsia Fix
    Preeklampsia Fix
    Dokumen37 halaman
    Preeklampsia Fix
    aling yuda prasta
    Belum ada peringkat