Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK PENANGAN IKAN DI TEPMPAT PELELANGAN IKAN

(Makalah Teknologi Hasil Perikanan)

Oleh

1. Faiza Anisa Ulfa 1614201005


2. Cheline Anugrah Naibaho 1614201009
3. Suhariayanto 1614201006
4. Fauji Saputra 1614201012

Kelompok 4

PROGRAM STUDI SUMBERDAYA AKUATIK


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKUTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan bahan makanan yang mudah mengalami pembusukan
segingga upayaa pengolahan dan pengawetan hasil perikanan mutlak
diperlukan untuk menjaga kualitas ikan agar sampai ditangan konsumen dalam
keadaan baik dan layak dikonsumsi sebagai makanan.Selama ini usaha
memperendah suhu ikan dengan menerapkan teknik pendingina hasil perikanan
sudah terbukti berhasil dalam mengawetkan ikan (Putra dan Eka, 2009).
Langkah untuk membuat ikan tetap selalu segar ataupun meningkatkan
kesegarannya adalah tidak mungkin, walau begitu kesegaran ikan masih bisa
dipertahankan. Melalui penanganan yang baik dan benar, penghambatan proses
pembusukan daging ikan sangat memungkinkan untuk dilakukan. Hingga saat
ini penanganan yang dianggap baik adalah dengan penerapan rantai dingin,
yaitu mengusahakan agar ikan tetap dingin (suhu rendah).Penanganan ynag
dianggap paling ekonomis dan efektif adalah menggunakan es (Moeljanto,
1982, dalam Suwandi, 2008).
Proses kerusakan ikan adalah berlangsung lebih cepat didaerah tropis karena
suhu dan kelembaban harian yang tinggi. Proses kemunduran mutu tersebut
maikin dipercepat dengan cara penangana atau penangkapan yang kurang baik,
fasiltas sanitasi yang kurang memadai serta terbatasnya sarana distribusi dan
pemasaran. Penanganan yang baik sejak ikan diangkat dari air sangat penting
mengingat sifat ikan yang penuh gizi dan punya aW tinggi sehingga cepat
busuk. Usaha untuk memanfatkan ikan sebaik-baiknya dilakukan
denganberbagai cara. Salah satunya adalah penggunaan suhu rendah pada
semua rantai produksi dan distribusi sehingga dapat mempertahankan
kesegaran ikan (Widyastuti, 2010).
Penanganan ikan basah harus dimulai segera setelah ikan diangakat dari
air tempat hidupnya, dengan perlakuan suhu rata rendah dan memperhatikan
faktor kesehatan dan kebersihan. Ikan hasil tangkap segera disemprot dengan
air laut yang bersih sesaat tiba digladak, kemudian dipisahkan dan
dikelompokkkan menurut jenis serta ukurannya. Perlakuan yang dikenekan
harus dapat mencegah timbukanya kerusakan fisik (ikan tidak boleh diiinjak
atau ditumpuk terlalu tinggi).Ikan harus dilindungi terhadap terik
matahari.Untuk itu sebaiknya dipasang tenda atau atap yang melindungi tempat
kerja dan wadah atau palka pengumpulan (DKP, 2003).
Secara tradisional setelah nelayan memperoleh hasil tangkapan mereka
lalu mencoba menjual sensiri ke konsumen setempat, melalui cara barter dan
nilai uang tertentu. Kegiatan ini padda umumnya tidak terorganisir dengan baik
an kurang efisien dan tidak produktif. Karena mutu ikan kurang terjaga
sehingga harga cenderung menurun.TPI memmegang peranan penting dalam
suatu pelabuhan perikanana dan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar
dapat tercapai manfaat secara optimal (Pramitasari, 2006).

1.2 Latar Belakang


Latar belakang dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana cara penganan ikan pada saat sudah di daratan
2. Bagaimana cara pendinginan ikan pada saat sudah di daratan
II. ISI

2.1 Karakteristik ikan

Ikan merupakan hasil perairaran yang banyak dimanfaatkan oleh manusia


karena beberapa kelihannya yakni merupakan sumber proein hewan yang sangat
potensial karena daging ikan banyak dijumpai senyawa yang sangat penting bagi
manusia yaitu karbohidrat, lemak, protein, garam-garaman mineral dan vitamin
(wulandari, 2005).

Ikan kuniran termasuk golongan ikan domersal dengan kandungan lemak


rendah dan memiliki cirri fisik sebagai berikut : panjang rata-rata 20-22 cm,
memiliki ekor dan sebuah garis berarna kuning horizontal sepanjang tubuhnya
serta memiliki sengut di bagian dagu yang digunakan untuk mencari makanan di
dalam pasir (Subagio et al., 2004).

Yang termasuk dalam ikan adalah binatang yang hidup dalam air,
mempunyai sirip, dan bernafas dengan insang.Ikan yang hidup di perairan
Indonesia banyak banyak jenisnya dari yang berukuran kecil samapi berukuran
besar.Dari sekian banyak jenis ikan yang perlu diketahui sebanyak 45 jenis.Jenis-
jenis ini termasuk dalam jenis ikan yang ekonomis penting dari perairan laut. Pada
garis besarnya ikan dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu ikan bertulang
rawan dan ikan bertulang keras (Murachman, 2006).

Ikan memiliki efek yang baik bagi kesehatan.Dagingnya relative lunak,


lebih cepat dan mudah diolah serta harganya murah. Akan tetapi dengan
kandungan air dan protein yang tinggi dengan kondisi pH mendekati netral, ikan
juga menjadi media yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroba pembusuk
sehingga ikan cepat menjadi rusak (Djumarti, 2004).
2.2 Macam-macam Penanganan Awal
Proses dan preversi ikan segar merupakan bagian penting karena ikan
mempunyai kepekaan yang sangat tinggi terhadap pembusukan setelah panen dan
nuntuk mencegah kehilangan-kehilangan ekonomi. Jika ikan tidak djual dalam
keadaan segar maka cara pengawetan harus dilakukan. Ini meliputi pembekuan,
pengasapan dan percawanan pemanasan (Sterilisasi, Pasteurisasi, dsb).Persiapan
efisiensi ikan mutu unggul hasil investasi maksimum dan keuntungan yang bisa
dicapai (Okonta dan Ekelemu 2005, dalam Deureus , 2009).
Teknik penanganan ikan yang paling umum digunakan untuk menjaga
kesegaran ikan adalah penggunaan suhu rendah. Selanjutnya, pada kondisi suhu
rendah pertumbuhan bakteri pembusukan dan proses-proses biokimia yang
erlangsung dapat tumbuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu menjadi
lebih lamban (Gelman, 2011, dalam Munandar, 2009).
Pengawetan ikan dengan suhu rendah merupakan suatu proses
pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Ada pula yang
mengatakan bahwa pendinginan adalah proses pengambilan panas dari suatu
ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu suhu di
ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu diluar
ruangan. Kelebihan pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli
ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa dan bau (Adawiyah, 2007)

2.3 Pembahasan
Setibanya ikan didaratan, harus di perlakukan penanganan yang lebih cermat
dan sarana yang lebih banyak, sehingga pada saat ikan di jual konsumen di
pelabuhan dalam keadaan segar. Di pelabuhan ikan harus tersedia pabrik-
pabrik pengepakan ikan-ikan basah (packing plants) yang dilengkapi dengan
alat-alat pencucian, pembantaian, pengepakan, kamar pendingin suplai es yang
cukup dan lainnya.
Proses penanganan ikan yang dilakukan di TPI yaitu ikan yang dimasukkan
dalam keranjang, yang sebelumnya telah disortasi menurut jenis, ukuran dan
kualitas ikan. Lalu dicuci dengan air laut. Setelah itu ikan diberi es dengan
perbandingan 1:3. Lalu setelah proses pelelangan ikan dimasukkan ke dalam
coolbox atau palka yang telah diberi es, sebelum didistribusikan ke tempat
pengolahan dan pabrik-pabrik serta daerah-daerah lain.
Sanitasi yang ada di TPI juga kurang baik, karena ikan-ikan besar diseret dari
kapal ke TPI tanpa adanya alas, sehingga ikan menjadi kotor.Selain itu ikan
dicuci dengan air laut yang kebersihannya tidak terjaga.

Anda mungkin juga menyukai