PROPOSAL SKRIPSI
NIM : 2013-11-014
TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini PT. Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya menggunakan
saluran udara tegangan menengah (SUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM) 20 kv
dalam pendistribusian listrik ke konsumen kecil maupun besar. Jaringan distribusi ini
berfungsi untuk menyalurkan listrik ke pusat-pusat beban. Saluran distribusi yang
panjang akan mengakibatkan penurunan kuantitas daya yang terkirim. Rugi-rugi
daya dan jatuh tegangan menjadi penyebab penurunan kuantitas daya yang diterima
konsumen. Penurunan tegangan listrik ini akan sangat merugikan pihak produsen
listrik terutama dari segi ekonomis karena besarnya biaya produksi. Secara tidak
langsung hal ini juga akan merugikan konsumen karena akan berakibat mahalnya
harga jual listrik. Untuk itu perlu diketahui berapa besar rugi-rugi daya yang terjadi
pada saluran distribusi. Dengan bertambahnya beban seperti di daerah jakarta raya
dan sekitarnya, khususnya beban seperti gedung-gedung bertingkat, saluran udara
20 kv hanya mampu menyalurkan daya sekitar 10 mw, sehingga hanya mampu
melayani daerah beban dengan luas sekitar 4 hektar (ha), lalu bagaimana jika beban
tersebut berupa gedung bertingkat.
Penyaluran tenaga listrik melalui jaringan distribusi dari pusat gardu induk ke
beban mengakibatkan adanya energi yang hilang pada saluran karena berubah
menjadi panas. Energi yang berubah menjadi panas ini sering disebut rugi-rugi daya
jaringan atau susut energi jaringan. Rugi energi jaringan ini merupakan hal yang
alamiah, sehingga tidak dapat dihindari. Rugi energi jaringan ini merupakan kerugian
energi yang dialami oleh penyedia yang akhirnya menjadi tanggungan konsumen
berupa bertambahnya harga energi. Dengan demikian sangat diperlukan upaya
untuk memperkecil rugi energi jaringan untuk mendukung upaya efisiensi
penggunaan energi secara global dan harga energi listrik yang relatif murah sampai
ke konsumen.
Skripsi ini akan menganalisa keandalan dan rugi daya pada pembangunan
saluran udara tegangan tinggi 70 Kv.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah agar penulis
ataupun pembaca mengetahui bagaimana keandalan dan kerugian daripda saluran
udara tegangan tinggi 70 kv yang akan digunakan bagi pelanggan besar.
i. Berapa besar kerugian daya yang terjadi pada saluran udara 70 kv?
Dalam skripsi ini permasalahan akan dibatasi pada perhitungan besar kerugian
daya pada saluran udara tegangan tinggi 70 kv .
BAB II
LANDASAN TEORI
Macam Saluran Udara yang ada di Sistem Ketenagalistrikan PLN P3B Jawa Bali
antara lain :
Pada system ini terdapat dua sumber dan arah pengisian yang satu dapat
sebagai cadangan, sehingga keandalan cukup tinggi, banyak dipakai pada
jaringan umum dan industri. Jika terjadi gangguan atau pekerjaan pada salah
satu jaringan, penyaluran tidak terputus karena mempergunakan sumber
pengisian cadangan atau arah yang lain.
2.3 Keandalan
Jika kita berbicara keandalan kuantitatif, maka kita berbicara dalam konteks
peluang (probability). Nilai keandalan ini adalah fungsi waktu, artinya keandalan
sebuah sistem/komponen akan bervariasi sesuai dengan waktu dimana evaluasi
keandalan tersebut dilakukan. Sistem/komponen yang sama dan diukur saat waktu
operasi yang sama akan mungkin memiliki keandalan yang berbeda jika kondisi
operasi kedua sistem/komponen sejenis tersebut berbeda. Pengertian keandalan
yang sampai saat ini sering digunakan adalah: Probability of a device performing its
purpose adequately for the period of time intended and under the operating
conditions encountered. Atau dengan kata lain, Peluang suatu sistem atau
komponen untuk dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya.
Banyak faktor yang harus diketahui dan dihitung sebelum akhirnya melakukan
perhitungan analisa keandalan, faktor-faktor tersebut adalah: MTTF, MTTR, Laju
Kegagalan, Laju Perbaikan, Ketersediaan.
2.4.1 Mean Time to Failure
Mean Time To Failure (MTTF) adalah waktu rata-rata kegagalan yang terjadi
selama beroperasinya suatu sistem, dapat dirumuskan:
Mean Time To Repair adalah waktu rata-rata yang diperlukan untuk melakukan
perbaikan terhadap terjadinya kegagalan suatu sistem yang dapat dirumuskan:
++++
MTTR=
1
=
Jadi semakin besar nilai maka semakin bagus nilai keandalan suatu sistem
tersebut.
2.4.5 Ketersediaan
Ketersediaan atau Availability didefinisikan sebagai proporsi waktu dimana
sistem dalam keadaan siap beroperasi. Nilai dari availability sistem bergantung
pada frekuensi komponen-komponen sistem yang gagal bekerja (laju kegagalan)
dan lama perbaikan dari komponen yang rusak hingga sistem berfungsi kembali
(laju perbaikan).
A=
+
P= 2 R (WATT)
Keterangan :
P = Rugi daya pada saluran (watt)
I = Arus beban pada saluran (Ampere)
R = Tahanan Murni (Ohm)
Untuk rugi-rugi daya pada saluran tiga phasa dinyatakan oleh persamaan :
P = 3 2 R (watt)
Dengan mengabaikan arus kapasitif pada saluran, maka arus di sepanjang kawat
dapat dianggap sama dan besarnya adalah sama dengan arus pada ujung penerima
I= (Ampere)
3
Besarnya daya pada saluran tiga phasa :
P = V I COS 3 (Watt)
Keterangan :
P = daya beban pada ujung penerima saluran (Watt)
V = tegangan phasa (Volt)
Cos = faktor daya beban
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Studi literatur
Mengambil bahan dari buku-buku, referensi, jurnal, dan sumber yang
berhubungan dengan materi skripsi.
2. Studi lapangan
Mengambil data dari tempat/perusahaan yang berhubungan dengan materi
skripsi.
3. Studi bimbingan
Diskusi dan tanya jawab dengan dosen pembimbing serta pakar yang ahli
dalam bidang yang bersangkutan dengan materi skripsi.