Anda di halaman 1dari 4

Data Kasus dan kematian campak per Provinsi tahun 2007

Daerah Kasus Kematian


Bali 47 0
Bangka Belitung 22 0
Gorontalo 354 2
Jawa Barat 103 0
Jawa tengah 27 0
Jawa Timur 170 0
Kalimantan Barat 127 0
Kalimantan Selatan 45 0
Kalimantan Tengah 216 0
Kalimantan Timur 267 0
Lampung 42 0
Maluku Utara 18 1
Aceh 36 0
NTB 33 0
Sulawesi Selatan 156 1
Sulawesi Tengah 411 2
Sulawesi Tenggara 199 2
Sulawesi Utara 69 0
Sumatera Selatan 10 0
Sumatera Utara 52 0
Jogjakarta 4 0
Total 2.408 8

Jumlah kasus kematian akibat campak per golongan umur (2007)

Umur Meninggal
Kurang 1 tahun 3
1-4 tahun 2
5-9 tahun 2
10-14 tahun 0
Lebih 14 tahun 0
Total 8
Jumlah kasus campak dan status imunisasi (2007)

Status Imunisasi Jumlah Persentase


Vaksinasi 480 20%
Tidak divaksinasi 908 38%
Tidak diketahui 1020 42%
Total 2.408 100%

Penajian Data

450
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Analisis dan Interpretasi data

Total kasus campak terbanyak di provinsi Sulawesi Tengah dengan 411 kasus, disusul
Gorontalo dengan 354 kasus. Kematian akibat Campak terjadi di provinsi Gorontalo, Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Tenggara dengan 2 kasus kematian. Sedangkan Maluku Utara dan
Sulawesi Selatan melaporkan 1 kematian akibat campak. Penyakit campak lebih banyak pada
umur 5-9 tahun. Pada umur lebih dari 14 tahun sangat sedikit mungkin karena daya tahan
tubuhnya lebih tinggi. Kelompok umur kurang dari 1 tahun relatif lebih sedikit menderita
campak mungkin karena kekebalan bawaan yang bertahan relatif lama yaitu hingga bayi berumur
9 bulan. Tingkat kematian umur kurang dari 1 tahun lebih tinggi mungkin karena lebih rentan
bila dibandingkan dengan kelompok umur lain.
Tingkat kesakitan campak di antara yang telah divaksinasi cukup tinggi yaitu 20% (tabel
3). Hal ini mungkin karena banyak faktor seperti status gizi, faktor usia saat imunisasi, faktor
vaksin atau mungkin juga karena adanya mutasi dari virus campak liar yang ada di Indonesia,
mengingat di Indonesia telah ditemukan 3 genotipe virus campak yaitu G2, G3 dan D9.4

Pembuatan Laporan, Rekomendasi Tindak Lanjut dan Diseminasi Laporan

Pencegahan dan Penanggulangan


Imunisasi campak yang diberikan pada bayi berusia 9 bulan merupakan pencegahan yang
paling efektif. Vaksin campak berasal dari virus hidup yang dilemahkan. Pemberian vaksisn
dengan cara intrakutan atau intra muscular dengan dosis 0,5 cc.
Pemberian imunisasi campak 1 kali akan memberikan kekebalan selama 14 tahun, sedangkan
untuk mengendalikan penyakit diperlukan cakupan imunisasi paling sedikit 80% perwilayah
secara merata selama bertahun-tahun.
Keberhasilan program imunisasi dapat diukur dari menurunnya jumlah kasus campak dari
waktu ke waktu. Kegagalan imunisasi dapat disebabkan oleh :
1. Terdapatnya kekebalan yang dibawa sejak lahir yang berasal dari antibody ibu. Antibody
itu akan menetralisasi vaksin yang diberikan.
2. Terjadi kerusakan vaksin akibat penyimpanan , pengangkutan. Atau penggunaan diluar
pedoman.

Pengobatan campak
Penobatan campak berupa perawatan umum seperti pemberian cairan dan kalori yang
cukup. Obat simtomatik yang perlu diberikan antara lain:
1. Antidemam
2. Antibatuk
3. Vitamin A
4. Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya jika campak disertai dengan komplikasi.
Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan dipuskesmas atau unit pelaanan kesehatan
lain, sedangkan pasien campak dengan komplikasi memerlukan rawat inap dirumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai