I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. I
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Lamdean Girang, Ds. Sukamukti RT 02 RW11 Kecamatan
Katapang, Kab. Bandung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl. Pemeriksaan : 19 oktober 2017
II. ANAMNESIS
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 19 Oktober 2017
Keluhan Utama : Penglihatan kedua buram
Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan utama : Penglihatan kedua mata buram
Pasien datang dengan keluhan penglihatan buram pada kedua mata. Keluhan
penglihatan buram dirasakan berangsur-angsur semakin lama semakin buram sejak
kurang lebih 1 tahun yang lalu, yang semakin memberat sejak 1 bulan SMRS.
Penglihatan buram dirasakan seperti melihat bayangan asap dan kabut.
Penglihatan buram ini disertai penglihatan sering silau sehingga lebih nyaman
melihat di tempat yang redup. Keluhan mata buram tidak disertai mata merah, nyeri
ataupun banyak mengeluarkan air mata. Keluhan mata buram juga tidak disertai
penglihatan seperti melihat pelangi saat melihat lampu. Riwayat trauma pada mata
disangkal.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit kencing manis. Pasien tidak sedang menggunakan obat tetes mata
dalam jangka waktu lama. Riwayat operasi mata sebelumnya tidak ada.
1
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital:
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Pernapasan : 20 x/ menit
Suhu : Afebris
Status Generalis : dalam batas normal.
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus VOD: 6/30 VOS: 6/30
PH : tetap PH : tetap
Muscle Balance Orthotropia
Gerakan Bola Mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah
2
Lensa Shadow test (+) Keruh, Shadow Test (+)
Resume
Ny I, usia 62 tahun datang ke RSUD Soreang dengan keluhan penglihatan buram
pada kedua mata seperti melihat bayangan asap dan kabut yang menghalangi penglihatan
yang dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan berangsur-angsur
semakin lama semakin buram dan memberat kurang lebih sejak 1 bulan SMRS, dirasakan
terus-menerus sepanjang hari. Keluhan disertai silau saat melihat cahaya dan lebih nyaman
Pada pemeriksaan oftalmologi OS : lensa keruh sebagian dengan shadow test (+).
Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD = 6/30 PH = tetap
VOS = 6/30 PH = tetap
Tonometer palpasi = TIO ODS dalam batas normal.
Diagnosis Banding
Katarak Senilis Imatur ODS
Diagnosis kerja
Katarak Senilis Imatur ODS
1. Slit Lamp
2. Funduskopi
3
3. Tonometri
4. Biometri
Penatalaksanaan
Operasi katarak (ECCE + IOL = Extra Capsular Cataract Extraction + Intraocular Lense)
Prognosis
OD OS
Quo ad vitam ad bonam ad bonam
Quo ad Functionam ad bonam ad bonam
Quo ad Sanactionam ad bonam ad bonam
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
f) Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD = 6/30, PH = tetap , VOS = 6/30, PH
tetap.
g) Pada mata kiri didapatkan lensa sebagian keruh (+), Shadow test (+).Pada katarak
imatur, sebagian lensa mengalami kekeruhan dan dapat terjadi penambahan volume
lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. Kekeruhan
pada lensa dapat disebabkan deposisi ion Ca yang akan menyebabkan kalsifikasi.
h) Pada pemeriksaan tonometer palpasi dalam batas normal.
Kerugian
Kekeruhan pada kapsul posterior
Dapat terjadi perlengketan iris dengan kapsul
6
Jika katarak yang tidak diobati maka dapat menyebabkan kebutaan. Katarak
merupakan penyebab utama terjadinya kebuataan pada orang dewasa dengan usia
55 tahun atau lebih. Karena katarak merupakan kebutaan yang reversible, bila
katarak pada pasien ini segera ditangani dengan operasi, maka fungsi penglihatan
diberikan dengan tujuan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit
yaitu, jika silau pasien dapat memakai kacamata dan untuk mengurangi inflamasi
7
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna dan hampir
tergantung pada zonula dibelakang iris, zonula tersebut menghubungkan lensa dengan
badan siliar. Zonula ini menyisip pada ekuator kapsul lensa, kapsul lensa merupakan
suatu membran basalis yang mengelilingi substansi lensa. Disebelah anterior lensa
Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam
kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus sehingga
nukleus lensa. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Korteks disusun oleh
serat-serat muda yang kurang padat disekeliling nukleus. Di sebelah depan terdapat
8
lapisan selapis epitel sub kapsular, seiring bertambahnya usia, serat-serat lamelar sub
epitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan akan menjadi lebih besar dan kurang
elastis.1,2
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam
mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri
dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada
saat terjadinya akomodasi. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. 2,3
1. Kapsul lensa
proteoglikan dan kolagen tipe IV dan berasal dari membran ektoderm permukaan
embrionik.
2. Epitel lensa
Epitel lensa subkapsular terdiri atas sel selapis kuboid dan hanya terdapat pada
permukaan anterior. Pada ujung posterior epitel ini dekat ekuator lensa, sel-sel
membelah untuk membentuk sel baru yang berdiferensiasi sebagai serat lensa.
3. Serat lensa
9
Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis dengan inti
gepeng. Lensa matur memiliki panjang 7-10 mm lebar 8-10 m dan tebal 2 m. Serat
tersebut tersusun rapat yang membentuk jaringan transparan yang khusus untuk
pembiasan cahaya dan lensa ditahan ditempatnya oleh sekelompok serat yang tersusun
radial yaitu zona siliaris elastis. Seiring bertambahnya usia, serat-serat ini terus
diproduksi sehingga lensa perlahan menjadi lebih besar dan kurang elastis.
ukurannya yang terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel
atau terfokus ke retina. Kapsul yang elastis kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih
Kerjasama fisiologi antara korpus siliaris, zonula dan lensa untuk memfokuskan
benda dekat ke retina dikenal dengan akomodasi. Seiring dengn pertambahan usia,
kemampuan refraksi lensa perlahan berkurang. Kristal lensa merupakan struktur yang
penglihatan.2,3
Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air dan tiga puluh lima persennya
protein. Selain itu, terdapat sedikit sekali mineral seperti yang biasa ada dalam jaringan
tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa dibandingkan jaringan lain. Asam
askorbat dan glutatinon terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada
10
Fisiologi lensa meliputi aspek yaitu transparansi lensa, aktivitas metabolisme
a. Transparansi lensa
Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian
anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Kadar natrium di bagian posterior
lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar
Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K
dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap.3
c. Akomodasi
Mata dapat mengubah fokusnya dari objek jarak jauh ke jarak dekat karena
kemampuan lensa untuk mengubah bentuknya, suatu fenomena tersebut dikenal sebagai
Elastisitasnya yang alami memungkinkan lensa untuk menjadi lebih atau kurang bulat
(sferis), tergantung besarnya tegangan serat-serat zonula pada kapsul lensa. Tegangan
zonula dikendalikan oleh aktivitas muskulus siliaris, yang bila berkontraksi akan
mengendurrkan tegangan zonula. Dengan demikian, lensa menjadi lebih bulat dan
dihasilkan daya dioptric yang lebih kuat untuk memfokuskan objek-objek yang lebih
11
3.4 Definisi katarak
Faktor risiko dari katarak yang terkait usia adalah adanya riwayat diabetes
mellitus, paparan sinar matahari yang terus menerus, merokok dan minuman beralkohol.
Pengelihatan dapat diperbaiki dengan operasi untuk menghilangkan lensa yang terkena
salah satunya dibedakan berdasarkan etiologi. Berikut etiologi katarak antara lain:2
1. Usia Lanjut
2. Metabolik
3. Toksik
4. Trauma
5. Komplikasi
6. Infeksi maternal
9. Herediter
A. Katarak Senilis
12
Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena proses
degeneratif dan umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun, lebih dari
90% individu mengalami katarak senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah
Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi katarak senilis antara
lain:2
1. Herediter
Memiliki peran yang perlu dipertimbangkan, usia mulai timbulnya katarak berbeda
2. Radiasi sinar UV
Paparan sinar UV yang berlebihan dapat menyebabkan timbulnya katarak pada usia
yang lebih awal dan maturasi yang lebih cepat pada katarak senilis.
3. Faktor makanan
Defisiensi zat makanan berupa protein tertentu, asam amino, vitamin (ribloflavin, vit.
E dan E) dan protein esensial berperan dalam matangnya katarak pada usia lebih awal.
4. Krisis dehidrasional
5. Merokok
Katarak yang terjadi pada usia lanjut, umumnya terjadi pada usia 50 tahun,
disebabkan karena proses penuaan. Perubahan lensa yang terjadi karena usia lanjut:2
a. Kapsul:
- Mulai presbiopi
13
- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
- Terlihat granular
b. Epitel:
- Semakin tipis
c. Serat lensa:
- Lebih granular
- Brown sklerotic nucleus, sinar UV kelamaan merubah protein nucleus (histidin, triptofan,
metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna coklat protein lensa mengandung
- Korteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto oksidasi
Komposisi lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu kristalin. Kristalin
dan adalah chaperon, yang merupakan heat shock protein. Heat shock protein berguna
untuk menjaga keadaan normal dan mempertahankan molekul protein agar tetap inaktif
sehingga lensa tetap jernih. Lensa orang dewasa tidak dapat lagi mensintesis kristalin
kekeruhan lensa.2,3
Terjadi proses dimana jumlah protein total berkurang, diikuti dengan penurunan asam
amino dan kalium, yang mengakibatkan kadar natrium meningkat. Hal ini menyebabkan
14
Gambar 3.3 Patofisiologi katarak senilis kortikal
Terjadi demarkasi dari serat kortikal akibat hidrasi. Tahap ini hanya dapat
b. Katarak insipien
Merupakan tahap dimana kekeruhan lensa dapat terdeteksi dengan adanya area yang
jernih diantaranya. Kekeruhan dapat dimulai dari ekuator ke arah sentral (kuneiform)
c. Katarak imatur
15
Kekeruhan pada katarak imatur belum mengenai seluruh bagian lensa. Volume
lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik, bahan lensa yang
d. Katarak matur
Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai seluruh bagian lensa. Deposisi ion
Ca dapat menyebabkan kekeruhan menyeluruh pada derajat maturasi ini. Bila terus
e. Katarak hipermatur
16
Pada stadium ini protein-protein di bagian korteks lensa sudah mencair. Cairan
f. Katarak Morgagni
menggenang bebas di dalam kantung kapsul. Pengeretuan dapat berjalan terus dan
Terjadi proses sklerotik dari nukleus lensa. hal ini menyebabkan lensa menjadi
keras dan kehilangan daya akomodasi. Maturasi pada katarak senilis nuklear terjadi
melalui proses sklerotik, dimana lensa kehilangan daya elastisitas dan keras, yang
cahaya yang melewati lensa mata. Maturasi dimulai dari sentral menuju perifer.
Perubahan warna terjadi akibat adanya deposit pigmen. Sering terlihat gambaran nukleus
berwarna coklat (katarak brunesens) atau hitam (katarak nigra) akibat deposit pigmen
17
Gambar 3.8 (a) katarak brunesens (b) katarak nigra (c) katarak rubra
Manifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita katarak terjadi secara
1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Diplopia monocular
5. Halo bewarna
3. Shadow test
4. Oftalmoskopi direk
Derajat kekerasan nukleus dapat dilihat pada slit lamp sebagai berikut.
18
Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.
kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat membaik
dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler dapat memberikan
Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa tetapi dapat
juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan
kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum
dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat
diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,
kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Pemeriksaan shadow test dilakukan untuk
menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan
B. Katarak /juvenile
Katarak yang lembek dan terjadi pada anak-anak. Mulai terbentuknya pada usia
kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Biasanya merupakan kelanjutan dari katarak
kongenital.3
C. Katarak Kongenital
19
Katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang
dari 1 tahun. Penyebab utama kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat
katarak:3
a. Kapsulolentikuler dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak
polaris
b. Katarak lentikuler termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau
nukleus saja.
secara autosomal dominan. Selain itu dapat ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh
ibu yang menderita infeksi seperti rubella, rubeola, herpes simpleks, herpes zoster dan
toxoplasmosis.2,5
D. Katarak rubela
Rubela pada ibu dapat mengakibatkan katarak pada lensa fetus. Terdapat dua
jenis kekeruhan yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih seperti mutiara/ kekeruhan
diluar nuklear yaitu korteks anterior dan posterior atau total. Mekanisme terjadinya tidak
jelas, tetapi diketahui bahwa rubela dapat dengan mudah melalui barier plasenta. Visus
ini dapat masuk atau terjepit di dalam vesikel lensa dan bertahan di dalam lensa hingga
3 tahun.2,5
E. Katarak Komplikata
20
Katarak komplikata adalah katarak akibat mata lain seperti radang dan proses
degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular,
iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca
bedah mata. Dapat juga disebabkan penyakit sistemik endokrin seperti diabetes melitus,
hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi. Dikenal dua bentuk kelainan pada
polus posterior mata dan akibat kelainan pada plus anterior bola mata.2,5
pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina, dan miopia tinggi yang mengakibatkan
kelainan badan kaca. Biasanya lensa tetap jernih karena kelainan ini berjalan aksial yang
Katarak akibat kelainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea berat,
katarak subkapsular anterior. Pada katarak akibat glaukoma akan terlihat katarak
F. Katarak Diabetes
Katarak diabetik merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes
a. Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat
b. Pasien diabetes juvenil dan tua tidak terkontrol dimana terjadi katarak serentak pada
kedua mata dalam 48 jam bentuk dapat snow flake/ piring subkapsular
c. Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologi dan biokimia
3.7 Patofisiologi
21
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan siliar ke
sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks
air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya
usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.2,5
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan
sklerosis:
1. Teori hidrasi
Kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa yang berada di subkapsular
anterior, sehingga air tidak dapat dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini akan
2. Teori sklerosis
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagen di tengah. Makin lama serabut
1. Kapsula
b. Mulai presbiopiac
22
2. Epitel-makin tipis
3. Serat lensa
a. Serat irregular
c. Brown sclerotic nucleus, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukelus lensa,
sedang warna coklat protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan
dibanding normal
d. Korteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto
oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia
dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus
multipel yang memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya
ke retina.6
3.7 Penatalaksanaan
tujuan untuk mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit yaitu, jika silau pasien dapat
memakai kacamata dan untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan steroid ringan.
Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik. Pasien dianjurkan untuk
diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi vitamin A, C, dan E, serta selenium dan
23
antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat membantu memperlambat progresifitas
katarak.2
1. Indikasi visus
Indikasi paling sering. Indikasi ini berbeda pada tiap individu, tergantung dari
2. Indikasi medis
Pasien bisa saja merasa tidak terganggu dengan kekeruhan pada lensa matanya,
namun beberapa indikasi medis dilakukan operasi katarak seperti glaukoma imbas lensa
3. Indikasi kosmetik
(meskipun kecil harapan untuk mengembalikan visus) untuk memperoleh pupil yang
hitam.
4. Indikasi optik
Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 meter didapatkan
Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada
ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi, SICS.
24
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh
lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui
incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan
Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan
yang sangat lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia
kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat
terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.2,3,5
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa
25
Gambar 3.11 ECCE
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular,
kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya
prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat
mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk
mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.2,3
3. Fakoemulsifikasi
lensa. Pada teknik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran
26
ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan
Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena
incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang
memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.Tehnik ini
27
Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm. Namun tetap
dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan, Penutupan luka insisi terjadi dengan
sendirinya (self-sealing). Teknik operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature,
mature, dan hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik dan
3.9 Komplikasi
A. Komplikasi preoperatif
a) Ansietas
Beberapa pasien dapat mengalami kecemasan (ansietas) akibat ketakutan akan operasi.
28
Akibat efek obat preoperasi seperti asetazolamid dan/atau gliserol. Kasus ini dapat
d) Abrasi kornea
Akibat cedera saat pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
Schiotz. Penanganannya berupa pemberian salep antibiotik selama satu hari dan
Pada saat dilakukan anestesi, dapat terjadi kerusakan nervus optikus apabila jarum
mengenai lapisan dural dari nervus optikus, anestesi yang masuk ke batang otak dapat
menyebabkan penurunan kesadran. Tetapi, kasus ini sangat jarang dan hanya 0,09%
kasus. Dapat juga terjadi perdarahan retro bulbar pada saat dilakukan anestesi.7
B. Komplikasi intraoperatif
b) Perdarahan hebat
Dapat terjadi selama persiapan conjunctival flap atau selama insisi ke bilik mata depan.
Merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi akibat ruptur kapsul posterior
29
C. Komplikasi postoperatif awal
Komplikasi yang dapat terjadi segera setelah operasi termasuk hifema, prolaps iris,
merupakan komplikasi yang dapat terjadi setelah beberapa waktu post operasi.7
hyphema syndrome (UGH syndrome), malposisi IOL, dan sindrom lensa toksik (toxic
lens syndrome).7
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2015.h. 212-
220.
3. Liesegang. TJ, Skuta GL, Contor LB. Anatomy and Embriology of the Eye in:
5. Roderick B. Lensa. In: Vaughan & Asbury. Oftalmology umum. Edisi 17. Jakarta:
EGC.2012. h 169-77.
Oktober 2017]
31