Fatmah
Jauhar Lathifah
M Erwinsyah
2. Mekanisme Parasetamol
Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan
mengganggu enzim CycloOksigenase ( COX ). Parasetamol menghambat kerja COX
pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel
kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang
dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala
dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping yang tidak seperti
analgesik-analgesik lainnya.
Menurut jurnal oleh Graham & Scott (2005), Parasetamol dapat menghambat
COX-1 dan COX-2 tetapi lemah. Menurut Hinz & Brune (2011) Parasetamol
merupakan pilihan pertama untuk Pereda nyeri selain memiliki efek samping yang
lemah, parasetamol menghambat produksi prostaglandin dengan menginduksi COX-1
dan COX-2
Antagonis serotonin
Obat antagonis serotonin menghambat reseptor serotonin 5-HT. Obat antiserotonin
bekerja menghambat secara bersaing (antagonis kompetitif) dengan serotonin untuk
menempati reseptor serotonin yang sama. Oleh karena efek serotonin banyak
macamnya, terdapat bermacam2 mekanisme kerja antiserotonin, misalnya:
Ketanserin
Ketanserin merupakan contoh antagonis 5-HT2 yang sangat selektif dan mempunyai
efek spesifik. Digunakan segabai obat antihipertensi, dengan mengurangi pengaruh
SSO terhadap jantung dan pembuluh.
Triptamin
Triptamin, golongan indol asaetamidin, dan guanidin mempunyai efek yang sama
dengan serotonin dosis tinggi, yaitu mula-mula terjadi efek penghambatan, kemudian
diikuti efek perangsangan dan menyebabkan desensitisasi pada reseptor serotonin.
Misalnya, fenilbiguanid menghambat efek serotonin pada ujung saraf, serta
mempunyai efek stimulasi dan menginduksi efek pada saraf yang sama (Biworo, 2008).