Anda di halaman 1dari 133

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

CAFE KEBUN KITA


BOGOR

SKRIPSI

REHAN FAUZIYAH
H34086073

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

i
RINGKASAN

REHAN FAUZIYAH. Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita,


Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor (dibawah bimbingan DWI RACHMINA).

Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar
terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan
untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB
adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Setiap tahunnya terjadi peningkatan
pertumbuhan usaha restoran di Kota Bogor.
Cafe Kebun Kita sebagai salah satu kafe yang menyajikan menu makanan
tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita beralamat di jalan Malabar
1 no 1 Bogor. Tingkat persaingan usaha antar kafe, rumah makan dan restoran di
Kota Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan pendapatan yang
diterima Cafe Kebun Kita.
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Menganalisis faktor lingkungan internal
dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita. 2). Merumuskan
alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan
di Cafe Kebun Kita.
Pemilihan lokasi di Cafe Kebun Kita dilakukan secara sengaja (purposive).
Data yang digunakan adalah data primer dan data skunder, baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif. Data disajikan secara deskriftif kualitatif dan kuantitatif
dengan pendekatan strategi pemasaran. Analisis deskriftif kualitatif untuk mengetahui
lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan
analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks
SWOT, dan matriks QSPM
Total skor IFE yang dihasilakan sebesar 2,991. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas rata-rata atau dinilai cenderung kuat. Faktor
yang menjadi kekuatan utama restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan
Citra Rasa Indonesia, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.274, sedangkan
kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM dengan nilai tertimbang terkecil
sebesar 0.052.
Dari strategi pemasaran dihasilkan tujuh alternatif strategi yang harus
dilakukan perusahaan untuk mendapatkan pemasaran dan penjualan yang baik. Tujuh
strategi tersebut adalah: produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, fisik. Citarasa
Indonesia, kualitas dan kesegaran yang terjaga, inovasi produk menjadi keunggulan
bagi produk-produk yang ditawarkan Cafe Kebun Kita. Penyebaran iklan yang
dilakukan oleh pihak manajemen cafe juga dianggap sudah cukup baik. Sedangkan
yang perlu diperhatikan adalah kualitas SDM yang harus terus diberikan pelatihan
dan area parkir yang harus ditambah.
Total skor matriks EFE adalah sebesar 3.012. Hal ini menunjukkan Cafe
Kebun Kita mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk

ii
mengatasi ancaman. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup
masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0.368. Sedangkan ancaman utama adalah
tingkat persaingan dalam industri tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar
0.108.
Peluang pasar masih luas disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup
masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk. Ancaman yang dihadapi oleh Cafe
Kebun Kita adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi, dikarenakan banyak
usaha kafe atau restoran yang berada disekitar lokasi Cafe Kebun Kita.
Nilai total matriks IFE 2,991 dan matriks EFE sebesar 3,012 menempatkan
Cafe Kebun Kita pada posisi kuadran II pada matriks IE. Posisi ini adalah posisi
tumbuh dan bina, alternative strategi yang dapat dijalankan berdasarkan matriks
SWOT adalah : 1) Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran
distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan.
2)Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi
produk.3) Mengadakan pelatihan SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial. 4).
Melakukan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan teknologi. 5). Meningkatkan
loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri. 6). Meningkatkan
fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery khusus dengan
merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM.
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan saat ini yaitu peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman
menu melalui inovasi produk. Cafe kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan
pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat
yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang
terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan
mutu produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu,
sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin
berkembang.

iii
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
CAFE KEBUN KITA
BOGOR

REHAN FAUZIYAH
H34086073

Sripsi ini merupakan salah satu syarat untuk


Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

iv
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Caf Kebun Kita Bogor
Nama : Rehan Fauziah Harahap
NIM : H34086073

Menyetujui,
Pembimbing

Ir. Dwi Rachmina M.Si


NIP. 19631227 199003 2 001

Mengetahui,
Kepala Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms


NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus :

v
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi
Pemasaran Cafe Kebun Kita Bogor adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian
akhir skripsi.

Bogor, Agustus 2011

Rehan Fauziyah
(H34086073)

vi
RIWAYAT HIDUP

Saya dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Januari 1987. Saya adalah anak
kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Nuzirwan Harahap dan Ibu
Chairani.
Saya mengikuti Sekolah Menengah Dasar di SD Nurhasanah Medan dan lulus
pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan pada tahun 2001 di
SMPN 2 Medan. Kemudian saya melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMU Al-
Azhar dan selesai pada tahun 2004, saya melanjutkan pendidikan formal di Institut
Pertanian Bogor, pada Program Diploma III, Program Keahlian Teknik Informatika,
melalui jalus USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB dan diselesaikan pada tahun 2007.
Saya melanjutkan perkuliahan ke Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan
Khusus, Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis
Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita Bogor . Strategi Pemasaran saat ini di
butuhkan Cafe Kebun Kita untuk dapat bertahan menghadapi persaingan usaha.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemasaran dengan menggunakan
konsep bauran pemasaran dengan menganalisis faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi kegiatan usaha untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi
kegiatan usaha. Penulisan skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan di
Cafe Kebun Kita Bogor.
Namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Saya mengharapkan hasil dari skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya Cafe Kebun Kita

Bogor, Agustus 2011

Rehan Fauziyah
(H34086073)

viii
UCAPAN TERIMA KASIH

Penulisan skripsi Analisis Strategi Pemaran Cafe Kebun Kita, Bogor dapat
terselesaikan dengan adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu
saya sebagai penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ir. Dwi Rachmina, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan arahan,
waktu, kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
2. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji pada saat sidang yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya dalam penulisan skripsi.
3. Yanti Nuraeni Muflihk, SP, Mabuss selaku dosen penguji akademik pada saat
sidang yang dengan masukannya membantu untuk perbaikan skripsi.
4. Ayahanda, Ibunda, dan ketiga saudara yang selalu kucintai. Terima kasih atas
perhatian, kasih sayang yang tulus, arahan, dukungan, semangat, motivasi dan
doanya serta material yang telah diberikan selama ini.
5. Pihak manajemen Cafe Kebun Kita atas waktu, informasi, kesempatan dan
dukungan yang telah diberikan.
6. Seluruh dosen dan staf di Program sarjana Penyelenggaraan Khusus, departemen
Agribisnis, Institut Pertanian Bogor, terima kasih atas bimbingan, didikan arahan
dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
7. Rekan-rekan mahasiswa Agribisnis, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Rehan Fauziyah

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan penelitian ............................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 7
2.1 Karakteristik Bisnis Usaha Kafe ....................................................................... 7
2.2 Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan ................................................. 8
2.3 Metode Perumusan Strategi ............................................................................ 10
III. KERANGKA PEMIKIRAN.............................................................................. 13
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................................... 13
3.1.1 Konsep Pemasaran ................................................................................ 13
3.1.2 Pemasaran Jasa ..................................................................................... 17
3.1.3 Tujuan Pemasaran................................................................................. 17
3.1.4 Manajemen Strategis Pemasaran .......................................................... 18
3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan.......................................................... 20
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................................. 27
IV. METODE PENELITIAN .................................................................................. 29
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 29
4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 29
4.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 29
4.4 Metode Pengolahan Data ............................................................................... 30
4.4.1 Analisis Deskriptif ................................................................................ 31

ii
4.4.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ............................................... 31
V. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................ 40
5.1 Sejarah dan Perkembangan Cafe Kebun Kita ................................................ 40
5.2 Visi dan Misi Cafe Kebun Kita ...................................................................... 41
5.3 Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita ............................................................. 42
5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Cafe Kebun Kita ........................... 44
VI. STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA......................................... 46
6.1 Analisis Lingkungan Internal ........................................................................ 46
6.1.1 Pasar dan Pemasaran ............................................................................ 46
6.1.2 Keuangan .............................................................................................. 53
6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi ................................................................... 55
6.1.4 Sumber Daya Manusia.......................................................................... 58
6.1.5 Sistem Informasi Manajemen ............................................................... 59
6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................................... 60
6.2.1 Lingkungan Makro ............................................................................... 61
6.2.2 Lingkungan Mikro ................................................................................ 64
6.2.3 Lingkungan Industri ............................................................................. 66
6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ....................................................... 70
6.3.1 Tahap Masukan..................................................................................... 70
6.3.2 Tahap Pencocokan ................................................................................ 73
6.3.3 Tahap Keputusan .................................................................................. 78
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 80
7.1 Kesimpulan .................................................................................................. 80
7.2 Saran............................................................................................................. 81
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 82
LAMPIRAN............................................................................................................... 84

iii
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2007-2008 Atas dasar Harga Kontan 2000 ....................................... 2
2. Perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan
Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005- 2008 .......................................... 3
3. Restoran dan Kafe yang Menjadi Pesaing Cafe Kebun Kita ................................... 4
4. Jenis dan Sumber data ............................................................................................ 30
5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan .......................................................... 32
6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan ....................................................... 33
7. Matriks EFE ........................................................................................................... 35
8. Matriks IFE ............................................................................................................ 35
9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) .............................................. 39
10. Jumlah Karyawan Cafe Kebun Kita Berdasarkan Jabatan Fungsional ................. 59
11. Analisis Faktor Internal Cafe Kebun Kita............................................................. 60
12. Data Inflasi di Indonesia tahun 2005-2008 ........................................................... 61
13. Perkembangan dan laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2003-2006 ......................................................................... 63
14. Pemasok-Pemasok Pada Cafe Kebun Kita ............................................................ 64
15. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2004-2008 ................. 66
16. Analisis Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita .......................................................... 70
17. Hasil Analisis Matriks IFE .................................................................................... 71
18. Hasil Analisis Matriks EFE................................................................................... 73
19. Hasil Analisis Matriks SWOT Cafe Kebun Kita .................................................. 77

iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman

1. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi ......................................................... 20


2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................................... 28
3. Model Matriks IE (David 2006).............................................................................. 36
4. Matriks SWOT ........................................................................................................ 38
5. Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita ..................................................................... 43
6. Hasil Analisis Matriks IE ........................................................................................ 74

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Perusahaan .................................................. 85
2. Kuesioner Penelitian ............................................................................................... 94
3. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating ..................... 97
4. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif
Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita, Bogor ....................................................... 105
5. Service Sequence (Pola Urutan Service) Cafe Kebun Kita .................................. 108
6. Gambar Menu-Menu dan Promo Cafe Kebun Kita. ............................................. 111
7. Event-Event yang Diadakan di Cafe kebun Kita .................................................. 112
8. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Cafe Kebun Kita ........................ 113
9. Penilaian Respon Terhadap Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita ........................... 116

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bogor merupakan kota yang berbatasan langsung dengan Kota Jakarta yang
merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Pada saat ini maupun masa yang
akan datang, Kota Bogor akan semakin mempunyai posisi yang sangat strategis
dalam mendukung berbagai pelayanan dan pengembangan Ibu Kota RI tersebut. Kota
Bogor akan semakin strategis sebagai kota pengimbang ( trickling down efect) untuk
mengurangi tekanan penduduk beserta aktifitasnya dari DKI Jakarta.
Jumlah penduduk merupakan salah satu potensi bagi pengembangan Kota
Bogor. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Ibukota, Bogor merupakan pilihan
masyarakat untuk bertempat tinggal dan berisitirahat setelah seharian bekerja di
Ibukota Jakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2009, jumlah
penduduk Kota Bogor sebanyak 924.840 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak ini
membawa berbagai dampak penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Salah satu kebutuhan masyarakat Kota Bogor adalah konsumsi pangan, kebutuhan
akan pangan akan meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor.
Kota Bogor merupakan daerah yang mempunyai kontribusi yang cukup besar
terhadap pembentukan perekonomian di Jawa Barat. Indikator yang dapat digunakan
untuk melihat tingkat perkembangan perekonomian suatu daerah adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Salah satu sektor ekonomi penyusunan PDRB
adalah sekor perdagangan, hotel dan restoran. Kegiatan yang termasuk dalam sektor
restoran seperti bar, kantin, cafe tenda, warung kopi, rumah makan, warung nasi,
warung sate, catering dan lain-lain. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto
Kota Bogor tahun 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.
Pada Tabel 1, dapat dilihat sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan
penyumbang terbesar PDRB Kota Bogor. Dengan kata lain, sektor ini merupakan
sektor yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bogor. Pada tahun 2007
ke tahun 2008 terjadi kenaikan pada sektor ini sebesar 5, 18 persen.

1
Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2007-2008 Atas dasar Harga Kontan 2000
Jumlah Pertumbuhan
NO Sektor Ekonomi Tahun 2007 Tahun 2008 (%)

1 Pertanian, Peternakan, 12.717,26 13.121,58 3,18


Kehutanan dan Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 118,31 120,53 1,88

3 Industri Pengolahan 1.126.541,95 1.197.768,02 6,32


4 Listrik, Gas dan Air Bersih 128.090,57 136.829,56 6,82
5 Bangunan 288.023,99 299.804,17 4,09
6 Perdagangan, Hotel dan 1.205.111,94 1.267.518,19 5,18
Restoran
7 Pengangkutan dan Komunikasi 394.451,07 422.723,25 7,17
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 560.780,48 602.517,87 7,44
Perusahaan
9 Jasa-Jasa 296.907,60 312.418,61 5,22
PJumlah 4.012.743,17 4.252.821,78 5,98
Sumber: BPS Kota Bogor (2010)

Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada tahun 2008 terjadi kenaikan
pendapatan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, hal ini diimbangi dengan
kenaikan jumlah restoran dan rumah makan yang ada di Kota Bogor. Setiap
tahunnya terjadi kenaikan jumlah usaha restoran di Kota Bogor, kenaikan ini dapat
terlihat pada Tabel 2.
Berdasarkan laju pertumbuhan restoran dapat terlihat jumlah restoran dan
rumah makan di Kota Bogor sampai tahun 2008 mencapai 235 bisnis restoran dan
rumah makan tradisional maupun modern (Dinas Kepariwisata dan Kebudayaan Kota
Bogor). Salah satu jenis restoran yang banyak terdapat di Kota Bogor adalah restoran
dengan konsep tradisional. Restoran tradisional merupakan rumah makan yang
menyajikan menu makanan tradisonal yang mencirikan suatu daerah tertentu. Selain
menu makanan tradisional restoran tradisional juga menawarkan pengunjung tata

2
ruang atau desain restoran dengan nuansa tradisonal. Desain restoran yang
disesuaikan dengan ciri khas dan kebudayaan daerah tertentu. Selain itu bisnis
restoran tradisional memiliki peluang yang sangat besar untuk terus berkembang.

Tabel 2. Perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan di Kota Bogor


Berdasarkan Jenis Hidangan yang disajikan pada Tahun 2005-2008
Jenis Hidangan Jumlah (Unit) Pertumbuhan
2005 2006 2007 2008 (%)
Indonesia 83 87 92 97 5,32
Internasional 37 38 40 41 3,48
Oriental 35 36 40 47 10,48
Kontinental 40 43 45 50 7,75
Jumlah 195 204 217 235 6,42
Sumber: Dinas Pariwisata dan kebudayaan Kota Bogor (2008)

Berdasarkan Tabel 2, perkembangan Restoran, Kafe dan Rumah Makan


dengan jenis hidangan menu Indonesia pada tahun 2008 mengalami peningkatan,
pertumbuhan restoran dengan menu masakan tradisional/ Indonesia sebesar 5,32
persen. Dengan kata lain restoran, kafe dan rumah makan yang menyediakan jenis
hidangan menu Indonesia masih diminati masyarakat di Kota Bogor.
Cafe Kebun Kita sebagai salah satu kafe yang menyajikan menu makanan
tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Kafe ini menyajikan masakan-masakan
tradisional yang bercita rasa khas sunda. Menu utama dari kafe ini adalah nasi timbel
bakar dan sop buntut goreng. Cafe Kebun Kita cukup dikenal di wilayah Bogor.
Konsumen yang datang ke kafe ini beragam, dari mulai orang tua yang sangat
menyukai makanan tradisional hingga para remaja yang juga sangat menggemari
masakan dan suasana di Cafe Kebun Kita.
Semakin berkembangnya usaha kafe di Kota Bogor menyebabkan tingginya
tingkat persaingan antar kafe, restoran dan rumah makan, baik tradisional maupun
modern. Tingginya tingkat persaingan dan tuntutan konsumen membuat pemilik Cafe
Kebun Kita perlu untuk menyiapkan strategi pemasaran produk untuk dapat bersaing
dan bertahan dengan usaha kafe, restoran dan rumah makan lain disekitarnya.

3
1.2 Perumusan Masalah
Cafe Kebun Kita merupakan salah satu kafe yang berada di Kota Bogor.
Lokasi kafe yang berada di Jalan Malabar 1 No 1 Bogor, tepat di depan pintu masuk
Supermarket Gaint Pangrango Plaza, memudahkan para konsumen baik penduduk
asli maupun wisatawan untuk menuju Cafe Kebun Kita. Menu utama yang
ditawarkan kafe ini terdiri dari menu tradisional dan kontinental.

Tingkat persaingan usaha antar kafe, restoran dan rumah makan di Kota
Bogor semakin tinggi. Hal ini menyebabkan adanya penurunan penjualan pada Cafe
Kebun Kita, penurunan penjualan terlihat dari turunnya pendapatan yang diterima
Cafe Kebun Kita pada hari-hari kerja (senin-jumat). Berdasarkan wawancara dengan
pihak Cafe Kebun Kita, penurunan penjualan yang dialami pada bulan Juni-
September 2010 sebesar 17 persen per bulan. Hal ini dapat diketahui berdasarkan
pendapatan per hari yang diterima kafe ini sebesar Rp 1.800.000,00 perhari menjadi
Rp. 1.500.000,00 perhari. Oleh karena itu pemilik Cafe Kebun Kita khawatir
penjualan produk-produknya semakin lama akan semakin menurun, sehingga akan
mempengaruhi pendapatan yang diterima.
Pemilik Cafe Kebun Kita berkeinginan kafenya akan dapat bersaing dengan
kafe, restoran dan rumah makan tradisional maupun modern yang semakin banyak
bermunculan. Saat ini yang menjadi pesaing utama dari Cafe Kebun Kita adalah
restoran maupun kafe yang ada disekitar Cafe Kebun Kita atau wilayah jalan
Malabar. Restoran dan kafe yang menjadi pesaing Cafe Kebun Kita dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Restoran dan Kaf yang Menjadi Pesaing Cafe Kebun Kita
No Nama Restoran Menu Utama Alamat

1 Cafe Rehat Nasi Timbel Jl. Malabar


2 Obonk Steak Steak ayam crispy Jl. Malabar
3 Warung Sop dan Soto MbaPAr Sop daging dan soto ayam Jl. Malabar
4 Bambu kuring Nasi Timbel dan Ikan Bakar Jl. Padjajaran

4
Keinginan untuk mengembangkan usahanya ini menuntut pemilik Cafe
Kebun Kita untuk memikirkan bagaimana strategi pemasaran yang tepat diterapkan.
Pemilik kafe menyadari bahwa strategi pemasaran produk saat ini sangat dibutuhkan
untuk mempertahankan posisinya di industri jasa makanan dan mengedepankan
semua keunggulan yang dimiliki. Pemilik harus menghindari segala ancaman yang
dapat membahayakan kelangsungan kafe dan dapat memanfaatkan peluang yang ada
untuk mempertahankan posisi kafe dalam industri.
Lingkungan usaha yang dihadapi Cafe Kebun Kita dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal. Kondisi internal perusahaan adalah kekuatan dan kelemahan
yang terdapat pada Cafe Kebun Kita, sedangkan kondisi eksternal terdiri dari peluang
dan ancaman yang dihadapi oleh Cafe Kebun Kita dalam menjalankan usahanya.
Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan adalah banyaknya pesaing
sehingga perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang yang ada. Dalam
memformulasikan strategi pemasaran, dibutuhkan pengoptimalan dari kekuatan,
meminimalisasikan kelemahan, memanfaatkan peluang yang ada dan juga
menghindari ancaman yang dapat mengganggu jalannya usaha Cafe Kebun Kita,
maka diperlukan strategi pemasaran.
Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi usaha Cafe
Kebun Kita?
2. Strategi pemasaran seperti apakah yang harus diterapkan pada Cafe Kebun Kita?

1.3 Tujuan penelitian


Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah di uraikan, maka
tujuan penelitian adalah:

1. Menganalisis faktori lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi


oleh Cafe Kebun Kita.
2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan
lingkungan perusahaan di Cafe Kebun Kita.

5
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi pemilik kafe,
penulis maupun pembaca.

1. Bagi pemilik Cafe Kebun Kita, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi
pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran, agar dapat meningkatkan
jumlah konsumennya.
2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkan selama
kuliah.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
penerapan strategi pemasaran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup pada penelitian ini, yaitu pengkajian lingkungan eksternal dan
internal Cafe Kebun Kita. Mengakaji lingkungan dengan cara mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki Cafe Kebun Kita.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Bisnis Usaha Kafe, Restoran dan Rumah Makan


Bisnis Kafe, restoran dan rumah makan merupakan usaha yang sangat
menarik dan menjanjikan. Beberapa pebisnis restoran bahkan berani menyebutkan
bahwa laba bisnis ini sangat besar 1. Dewasa ini sektor bisnis makanan semakin
berkembang. Untuk sukses, pengelola kafe, restoran dan rumah makan harus mampu
bersaing dengan usaha sejenis lainnya. Pengelola kafe, restoran dan rumah makan
menawarkan banyak pilihan untuk menarik pengunjung. Salah satunya dengan
menawarkan suasana kafe yang menarik. Konsep kafe, restoran dan rumah makan
tradisional yang saat ini sangat digemari pengunjung. Kafe, restoran dan rumah
makan tradisonal selain menawarkan jenis menu masakan tradisonal juga
menawarkan suasana pedesaan. Dengan alunan musik dan tata ruangan yang
disesuaikan.

Bisnis kafe, restoran dan rumah makan selalu berubah, kompleks dan bukan
tidak mungkin bisa mengalahkan banyak pendatang baru yang tidak siap secara tak
terduga. Banyak perusahaan makanan pendatang baru yang mencoba membuka usaha
di bidang ini tutup atau bangkrut dalam tahun pertamanya. Hal ini terjadi karena
pendatang baru tersebut tidak mampu bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis di
sekitarnya. Untuk mampu bertahan dan bersaing dengan usaha sejenis pengusaha
kafe, restoran dan rumah makan harus mampu menciptakan makanan yang
mempunyai ciri khas, penyajian yang menarik, serta suasana tempat yang nyaman
dan harus mampu menciptakan ke unikan baik pada produk maupun pelayanan serta
fasilitas yang mendukung. Untuk itu dibutuhkan sebuah konsep manajemen strategi
agar bisnis kafe, restoran dan rumah makan dapat bertahan dan berkembang diwaktu
yang akan datang.
Bisnis kafe memiliki risiko yang sangat besar. Risiko yang biasanya dihadapi
dalam bisnis kafe terdapat dalam produksinya. Untuk unggul dalam pemasaran

1
Sumber : http://www.dexton.adexindo.com/artikel-laba150-bisnis-restoran.html

7
produknya, pengelola kafe harus mengutamakan kualitas dari produknya. Untuk itu
pengelola kafe diharuskan untuk menggunakan bahan-bahan yang segar dan alami.
Dengan penggunaan bahan-bahan dasar yang segar dan alami bukan tidak mungkin
akan menjadi risiko bagi kafe. Apabila dalam satu hari bahan-bahan dasar tersebut
tidak digunakan atau tidak habis terpakai maka bahan-bahan tersebut tidak akan dapat
digunakan lagi pada hari berikutnya, dikarenakan pengelola kafe harus mampu
menjaga kesegaran produk yang akan diolah.
Selain risiko produksi, risiko harga menjadi ancaman bagi pebisnis kafe.
Dengan terjadinya kenaikan harga-harga bahan baku produksi akan menjadi
kekhawatiran bagi pengelola kafe. Pengelola tidak dapat menaikkan harga menu-
menu masakan yang ditawarkannya tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu,
karena akan membuat konsumen beralih ke kafe lain. Dengan kenaikan harga bahan
baku produksi, pengelola harus mampu memikirkan cara untuk menutupi kenaikan
harga bahan baku tersebut tanpa menaikkan harga menu-menu yang ditawarkan.
Dengan cara ini biasanya pengelola kafe memotong keuntungan yang biasanya
diterima.

2.2 Analisis Strategi Pemasaran Produk Makanan


Penelitian mengenai kaf, restoran dan rumah makan telah banyak dilakukan,
diantaranya pada penelitian Robiah (2009) tentang Rumah Makan Khas Betawi H.
Syamsudin Kombo. Ridwansyah (2008) melakukan penelitian tentang Strategi
Pemasaran pada Rumah Makan sate Kiloan empuk Cibinong (Kasus Strategi
Pemasaran Pada Perusahaan Baru). Ningsih (2008) dalam penelitian Strategi
Pemasaran restoran pondok Makan Mirah Jakarta Selatan. Sari (2008) melakukan
penelitian mengenai Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah JJM Kelompok
Wanita Turih, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Nugroho
(2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran
Pada Restoran Bakmi Raos Condet Jakarta Timur. Ratnasari (2009) melakukan
penelitian mengenai Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restoran,
Bogor). Defieta (2009) yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Restoran

8
Lasagna Gulung Bogor. Maulina (2009) Strategi Pengembangan Usaha Pada Death
By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor
Penelitian-penelitian tersebut menggunakan konsep bauran pemasaran. Pada
penelitian Ridwansyah (2008), Robiah (2009), Sari (2008), Defieta (2009), Maulina
(2009) menggunakan bauran pemasara 4P, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi.
Sedangkan pada penelitian Ningsih (2009), Nugroho (2009), Ratnasari (2009)
menggunakan konsep bauran pemsaran 7P, yang menanmbahkan orang, bukti fisik,
dan proses sebagai komponen pemasarannya.
Perbedaan konsep pemasaran 4P atau 7P sebenarnya terletak pada produk
yang dipasarkan. Penggunaan 4P dilakukan untuk penjualan produk sedangkan 7P
untuk penjualan produk dan jasa. Kafe, rumah makan atau restoran sebaiknya
menggunakan konsep 7P untuk pemasarannya. Karena selain menjual produk kafe,
rumah makan atau restoran juga menjual jasa. Jasa atau pelayanan merupakan suatu
kinerja penampilan tidak berwujud, lebih dapat dirasakan, serta konsumen lebih dapat
merasakan langsung dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Pertumbuhan jasa
sangat tergantung pada penilain pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan
diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.
Pemasaran dalam suatu perusahaan menghasilkan kepuasan konsumen serta
kesejahteraan dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba. Pada rumah makan
atau restoran memberikan pelayanan merupakan hal yang penting selain kualitas
produk. Untuk itu pengelola restoran harus mampu memberika pelayanan yang
maksimal agar konsumen tertarik untuk berkunjung kembali.
Setiap penelitian menghasilkan analisis yang berbeda-beda pada penelitian
Ridwasyah (2008) , Ningsih (2009), Robiah (2009), Defieta (2009) yang menjadi
keunggulan dalam strategi pemasarannya adalah produk, sedangkan pada penelitian
Maulina (2009) hal ini tidak telihat karena yang menjadi keunggulan dalam
pemasarannya adalah promosi. Hasil dari strategi pemasaran ini jelas berbeda karena
setiap rumah makan atau restoran memiliki faktor internal dan eksternal yang berbeda
pula.

9
Produk merupakan komponen yang paling penting dalam pemasaran,
pengelola rumah makan harus mampu berkreasi dengan produk yang dijual atau
ditawarkan. Produk harus berkualitas baik untuk dapat bersaing, selain itu produk
yang unik akan mampu bertahan dan menjadi ciri khas bagi restoran, hal ini terlihat
pada penelitian Defieta (2009). Pada penelitian tersebut diketahui bahwa produk yang
dipasarkan restoran berbentuk unik karena berbeda dari pesaing yang ada, yang dapat
menjadi ciri khas restoran tersebut.
Sedangkan pada penelitian Maulina (2009) yang menjadi ciri khas yang unik
bagi restoran ini adalah promosi. Promosinya yang dilakukan tidak biasa, promosi
dilakukan dengan sangat unik. Kegiatan promosi yang cukup efektif untuk menarik
perhatian konsumen yang diselenggarakan setiap hari jumat-minggu pada pukul
20.00 WIB yang berlangsung sekitar 10 menit, dengan cara mematikan semua lampu
yang ada direstoran tersebut sehingga nuansa restoran akan sangat menyeramkan.

2.3 Metode Perumusan Strategi


Untuk merumuskan strategi dibutuhkan analisis faktor-faktor eksternal dan
internal perusahaan. Setiap perusahaan memilki faktor internal dan eksternal yang
berbeda pula. Setelah faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diidentifikasi maka
digunakan Matriks IFE, EFE, dan SWOT untuk mengolah data-data tersebut secara
deskriptif dan kuantitatif sebagai dasar dalam penyusunan alternatif strategi yang
dapat dilakukan oleh perusahaan. Matriks EFE digunakan untuk merangkum dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Sedangkan Matriks IFE digunakan
untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area
fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut

Hampir semua penelilitan mengenai strategi menggunakan analisi matriks


EFE, IFE, IE, SWOT dan QSPM. Hal ini dapat dilihat pada penelitian Robiah (2009),
Maulina (2009), Defieta (2009), Ningsih (2008). Pada penelitian Robiah (2009)
setelah menganalisis faktor eksternal dengan menggunakn matriks EFE dan internal

10
dengan menggunakan matriks IFE dilanjutkan dengan penggabungan faktor internal
dan eksternal dengan menggunakan matriks IE. Selanjutnya menggunakan matriks
SWOT untuk merumuskan alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahan dengan
menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan untuk memanfaatkan
peluang dan menghadapi ancaman. Kemudian menggunakan matriks QSPM sebagai
alat untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif.
Sedangkan pada penelitian Ridwansyah (2008) alat analisis yang digunakan
adalah AHP, alasan peneliti penggunaana metode AHP untuk mengidentifikasi
permasalahan yang ditemukan dan kriteria-kriteria atas jawaban yang dibutuhkan,
kemudian disederhanakan dalam pemecahan masalah-masalah tersebut hingga aspek
yang paling sederhana. Metode AHP memungkinkan untuk menggunakan instrument
intuisi sebagai input utama, namun intuisi yang digunakan berasal dari pengambil
keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah yang dihadapi.
Data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisis. Tujuannya untuk
menyederhanakan data yang terkumpul dari hasil pengisian kuesioner oleh
responden, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi untuk dianalisis.
Pengolahan data diperlukan untuk menterjemahkan angka-angka yang didapat dari
hasil penelitian maupun menjawab tujuan penelitian. Analisis terhadap faktor-faktor
tersebut harus sesuai dengan tujuan pemasaran perusahaan, dan pemilihan alternatif
bauran pemasaran dilakukan dengan Metode Proses Hierarki Analisis (analitycal
Hierarchy Process-AHP). Berdasarkan kerangka kerja AHP penelitian ini diawali
dengan pengumpulan data dan informasi melalui wawancara dengan pihak pengelola
rumah makan sebagai pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami
masalah yang dihadapi.
Peneliti hanya memberikan arahan berdasarkan teori dan kerangka pemikiran
yang diterapkan. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat
struktur hierarki. Struktur hierarki yang disusun menjadi dasar untuk pembuatan
kuesioner yang diberikan pada bagian pemasaran. Kuesioner diberikan untuk
mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat hierarki. AHP diperlukan
untuk penentuan bobot bagi elemen dari suatu tingkat yang akan berpengaruh pada

11
bobot elemen pada tingkat dibawahnya dan pada akhirnya metode AHP dapat
digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan
seluruhnya. Kemudian data hasil kuesioner yang diperoleh dari responden diproses.
Pada Penelitian Nugroho (2009) penelitian menggunakan dua metode yaitu
metode analisis data dan proses hirarki analitik. Metode anlisis data dengan
menggunakan sikap Fishbein yang berguna untuk melihat sikap responden terhadap
atribut dan yang konsumen inginkan. Sedangkan proses hierarki analitik digunakan
mendapatkan strategi prioritas yang dilaksanakan dari sudut pandang manajemen.

12
III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis


Kerangka pemikiran teoritis yang melandasi penelitian ini dibangun dari
Konsep Pemasaran, Pemasaran Jasa, Tujuan Pemasaran, Manajemen Strategi
Pemasaran, Analisis Lingkungan Perusahaan.

3.1.1 Konsep Pemasaran


Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan produk lain (Kotler, 2002). Peranan pemasaran saat ini tidak hanya
menyampaikan produk atau jasa hingga ketangan konsumen tetapi juga bagaimana
produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
menghasilkan laba.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih (Kotler,
2002). Konsep pemasaran berdiri diatas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan
pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan mempengaruhi pelanggan
dan menghasilkan laba dengan memuaskan pelanggan. Proses pemasaran terkait
dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai melalui strategi pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan.
Strategi pemasaran merupakan sekumpulan tindakan pemasaran yang
terintegrasi dalam memberikan nilai kepada konsumen dan menciptakan keunggulan
bersaing bagi perusahaan. Strategi pemasaran harus bersifat distinctive (artinya
bersifat unik, tidak mudah ditiru oleh pesaing dan spesifik) dan didukung oleh semua
potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti, 2002).

13
Didalam memasarkan sebuah produk dan jasa dibutuhkan bauran pemasaran.
Bauran pemasaran adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran
yang terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran
fisik, bauran proses dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk
membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.

a. Bauran Produk
Produk merupakan tawaran nyata terhadap pasar. Produk dapat mencakup apa
saja yang dapat ditawarkan benda-benda fisik, jasa, manusia, tempat, organisasi dan
gagasan. Bauran produk merupakan wujud penawaran perusahaan kepada pasar yang
mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merk, dan kemasan produk.
b. Bauran Harga
Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen
untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen-elemen lain membutuhkan biaya.
Harga juga merupakan bauran pemasaran yang paling penting karena sebanding
dengan penawaran nilai kepada pelanggan, jika tidak pembeli akan berpaling
keproduk pesaing. Beberapa faktor penentu harga yang harus dipertimbangkan adalah
mengenal permintaaan produk dan pesaing, target pasar yang hendak dicapai, startegi
bauran pemasaran, produk baru, reaksi pesaing, biaya produksi dan kebijakan atau
peraturan yang ditentukan oleh pemerintah
c. Bauran Promosi
Bauran promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Promosi
sendiri dapat didefinisikan sebagai daya upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengenalkan produk kepada konsumen dengan tujuan utama untuk
membujuk konsumen agar mendukung terjadinya transaksi penjualan. Dalam
melakukan suatu promosi diperlukan strategi pemasaran yang optimal agar

14
didapatkan hasil yang maksimal pula. Untuk mengkomunikasikan produk perlu
disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix)
yang terdiri atas 5 komponen utama, yaitu:
1. Periklanan adalah tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang
dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi.
2. Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian
atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang.
Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian
kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain.
3. Hubungan masyarakat bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik
perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan
suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan isu-isu, cerita
dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan
suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi
produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan, dan lain-lain.
4. Penjualan perorangan, interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan
perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi,
keyakinan, dan tindakan pembeli.
5. Pemasaran langsung dengan penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan
alat-alat penghubung non personal lainnya untuk berkominikasi secara langsung
dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon
pelanggan.
d. Bauran Tempat
Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan
jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk kepelanggan melibatkan tentang
tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau
elektronik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan
jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler
(2002), bauran tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat

15
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke
pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran,
antara lain:
1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan
dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui
surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet, dan lain-lain.
2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada
pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai
saluran dagang seperti distributor, grosir, dan pengecer.
3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli
potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan
bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi.
e. Bauran Proses
Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya
berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.
Proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan karena keterlambatan,
birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif.
f. Bauran Orang
Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang
terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan
pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas
jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang
menyediakan jasa tersebut.
g. Bauran Fisik
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti
atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah,
kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang
cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya.

16
3.1.2 Pemasaran Jasa
Menurut Kotler (2002), jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang dapat
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak terwujud
(intangible) dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa
berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jasa memiliki empat karakteristik
utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran (Kotler 2002) yaitu :

1. Tidak berwujud (intangible)


Berbeda dengan produk fisik, jasa tidak terlihat, dirasa, diraba, didengar, atau
dicium sebelum membeli. Oleh karena itu tugas penyedia jasa adalah untuk
mengelola bukti tersebut dan mewujudkan sesuatu yang tidak terwujud. Pemasar
jasa harus mampu mengubah jasa yang tidak terwujud menjadi manfaat yang
konkrit.
2. Tidak terpisahkan (inseparability)
Biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika seseorang
memberikan jasa maka penyedianya adalah bagian dari jasa tersebut. Konsumen
juga hadir pada saat jasa dihasilkan, interaksi penyedia konsumen merupakan ciri
khusus pemasaran jasa.
3. Bervariasi (variability)
Jasa bervariasi bergantung pada siapa yang memberikannya, kapan dan dimana
diberikan.
4. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada
masa yang akan datang.

3.1.3 Tujuan Pemasaran


Menurut Rangkuti (2002) tujuan kegiatan pemasaran adalah :
1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan
perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang
dihasilkan.

17
2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail mengenai semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai
kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk,
pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk
agar sampai ketangan konsumen dengan tepat.

3.1.4 Manajemen Strategis Pemasaran


Menurut David (2008), manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai seni
dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Seperti tersirat dalam defenisi, manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produk/operasi, penelitian dan
pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Terdapat tiga tahapan dalam strategis (David, 2008) yaitu:
1. Formulasi Strategi
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan
memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Tahap formulasi strategi terdiri
dari: a) analisis lingkungan b) tahap pencocokan c) tahap keputusan
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,
membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumberdaya
sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi
strategi seringkali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.
Melaksanakan strategi berarti memobilisasikan karyawan dan manajer untuk
menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi tindakan. Seringkali
dianggap sebagai tahap yang paling rumit dalam manajemen strategis,
implementasi strategis membutuhkan disiplin pribadi, komitmen, dan

18
pengorbanan. Suksesnya implementasi strategi terletak pada kemampuan manajer
untuk memotivasi karyawan, yang lebih tepat disebut seni daripada ilmu.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Tiga aktivitas
dasar evaluasi strategis adalah a) meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang
menjadi dasar strategi saat ini, b) mengukur kinerja, dan c) mengambil tindakan
korektif.
Dalam perumusan strategi dibutuhkan kerangka kerja yang komprehensif.
Teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam
kerangka pembuatan keputusan tiga tahap, seperti pada Gambar 1.
Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri dari matriks EFE, IFE, dan Matriks
Profil Kompetitif yang disebut sebagai tahap masukan (input stage). Tahap 1
meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk merumuskan startegi.
Tahap 2 disebutkan tahap pencocokan (marketing stage), fokus pada upaya
menghasilkan strategi alternatife yang dapat dijalankan dengan memadukan faktor-
faktor eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari matriks SWOT,
SPACE, BCG, IE dan Matriks Grand Strategy. Tahap 3 disebut tahap keputusan
(decision stage), menggunakan satu macam teknik, yaitu Quantitative Strategic
Planning Matriks (QSPM). QSPM menngunakan informasi masukan dari tahap 1
untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang di defenisikan pada tahap
2. QSPM mengungkap daya tarik relatif dari strategi alternatif, oleh karena itu
menjadi dasar objektif untuk memilih strategi spesifik.
Tahap selanjutnya dari model manajemen strategi ialah pelaksanaan strategi
seputar isu-isu manajemen, pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi manajemen. Isu-isu manajemen di seputar
pelaksanaan strategi termasuk menetapkan tujuan tahunan, menyusun kebijakan,
mengalokasikan sumber daya, mengubah struktur organisasi yang telah ada,
restrukturisasi dan rekayasa ulang, merevisi rencana kompensasi dan intensif,
meminimalkan resistensi terhadap perubahan, mengembangkan budaya yang

19
mendukung strategi, menyesuaikan proses produksi dan mengembangkan fungsi
sumber daya manusia yang efektif.

TAHAP 1: TAHAP MASUKAN

Matriks Evaluasi Matriks Profil Matriks Evaluasi


Faktor Eksternal (EFE) Kompetitif/ persaingan (CPM) Faktor Internal (E)

TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN

Matriks Threats- Matriks Matriks Matriks Matriks


opportunities- Strategies Boston Eksternal Grand
weaknesses- Position and Consulting Internal (IE) Strategy
strength Action Group (BCG)
Evaluation
(SPACE)

TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN

Quantitative Strategic Planning Matrix


(QSPM)

Gambar 1. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi


Sumber : David, 2006

3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan


Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana
perusahaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa
lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu
beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dibagi menjadi dua
lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan
jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang
ada di dalam perusahaan.

3.1.5.1 Lingkungan Internal


Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan
berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strenght) adalah semua
potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang
dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan

20
kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu
bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan
terdiri dari: pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi operasi,
sumber daya manusia dan sumber daya informasi.

1. Pasar dan Pemasaran


Agar posisi produk di pasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor
yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan
informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran,
promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru.
a). Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2002). Pasar terdiri dari banyak
pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan
keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan
perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk
mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku.
b). Target Pasar
Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan
membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau
beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar.
c). Posisi Pasar
Penetapan posisi pasar adalah tindakan merancang tawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam
benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang
akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam
segmen tersebut.
2. Keuangan dan Akuntansi
Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-faktor
yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan perusahan memupuk modal jangka
pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh

21
modal tambahan, hubungan baik dengan penanaman modal dan pemegang saham,
pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan
penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal.
3. Kegiatan Produksi-Operasi
Kegiatan produksi-operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari
keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya,
faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem
logistik yang andal, lokasi yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat, organisasi
yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan, pendekatan inovatif dan
proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam proses produksi, dan pengendalian
mutu.
4. Sumberdaya Manusia
Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu,
manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan
perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah langkah-
langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja,
produktivitas, dan sistem imbalan.
5. Sistem Informasi Manajemen
Penelitian strategi perlu menganalisis berbagai segi dari sistem informasi
manajemen, antara lain yaitu aspek-aspek softwere, hardwere, dan brainwere, selain
input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap
jenjang manajemen.

3.1.5.2 Lingkungan Eksternal


Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan
yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, yang pada
akhirnya akan mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan.
Lingkungan eksternal terdiri dari komponen/variabel lingkungan yang berada atau
berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi

22
dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta
diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya.

1. Lingkungan Makro

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar


perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan.
Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, teknologi,
ekonomi, dan sosial. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi
perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.
a. Faktor Politik
Arah kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi
para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak
negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah:
Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan
Peraturan tentang perdagangan luar negeri
Stabilitas pemerintahan
Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja
Sistem perpajakan
b. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi keadaan
suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim
berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya
bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya
menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya.
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu
daerah atau negara adalah: siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga,
investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas, serta tenaga kerja.

23
c. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahan-
perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh
perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-
istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Hal
yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius,
pendidikan, dan etnis. Contohnya adalah seandainya sikap sosial berubah, permintaan
untuk berbagai tipe pakaian, buku, aktivitas yang menyenangkan, dan sebagainya
juga dapat berubah. Seperti kekuatan lain dalam lingkungan eksternal yang jauh,
kekuatan sosial adalah dinamis. Seandainya faktor sosial berubah, permintaan untuk
berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi sebagaimana faktor-faktor lain dalam lingkungan umum
merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Perkembangan teknologi
mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang
mendukung kegiatan bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup
penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau
metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia
memberikan suatu gambaran yang luas, yang meliputi: mendesain, menghasilkan, dan
mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-
menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat
diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Agar
perusahaan tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi, maka
beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya:
Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja
Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya
Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi

24
2. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang berpengaruh secara langsung


terhadap operasional perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok,
pelanggan dan pesaing.

a. Pemasok
Pemasok adalah perusahaan bisnis dan perorangan yang menyediakan sumberdaya
yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan
jasa tertentu (Kotler, 2002).
b. Pelanggan
Pelanggan menurut Kotler (2002) dibagi menjadi lima jenis pasar pelanggan
seperti pasar konsumen, pasar produsen, pasar penjual, pasar pemerintah dan pasar
non laba, dan pasar internasional.
c. Pesaing
Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari para pesaing. Para
pesaing tersebut diidentifikasi, dimonitor, dan disiasati untuk memperoleh dan
mempertahankan loyalitas dari pelanggan (Kotler, 2002).
3. Lingkungan Industri

Industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama


untuk keperluan yang sama sementara perusahaan itu sendiri tidak selalu
menggunakan material atau proses produksi yang sama (Swasta, 2000). Aspek
lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis
perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan,
seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk
kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E. Porter
mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. R.E. Freeman
yang dikutip Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya.
Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk model untuk strategi
bersaing tersebut serta penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut

25
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah
implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah,
terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja
perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai
kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar
persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk
dalam hal harga produk.
c. Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing
pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi
dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subsitusi kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk
subsitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih
tinggi dari produk-produk suatu industri.
d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi
perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan,
serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Kekuatan tawar-menawar pembeli
meningkat jika terjadi situasi berikut: pembeli membeli dalam jumlah besar, produk
yang dibeli adalah produk standar dan tidak terdiferensiasi, pembeli memperoleh laba
yang rendah, produk industri tidak terlalu penting untuk produk atau jasa pembeli,
pembeli mengancam akan melakukan integrasi ke hulu untuk membuat produk
industri.
e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan
harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok menjadi kuat apabila

26
beberapa kondisi berikut terpenuhi: jumlah pemasok sedikit, produk/jasa yang ada
adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar, tidak tersedia produk
subsitusi, pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang
dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip Wheelen-
Hunger adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan
kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain
adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok,
asosiasi datang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham.
Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industri yang
satu dengan yang lain.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional


Perkembangan yang pesat pada bisnis kafe, restoran, rumah makan
menimbulkan tingkat persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Cafe
Kebun Kita saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Cafe Kebun Kita
dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Perusahaan perlu
menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan
produk dan meningkatkan target pasar. Dalam merumuskan strategi pemasaran harus
terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencangkup visi, misi
dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pada lingkungan internal terdapat
aspek pemasaran yang mencakup bauran pemasaran 7P, aspek keuangan, aspek
produksi, apek sumber daya manusia, aspek informasi. Sedangkan pada lingkungan
eksternal terdapat lingkungan mikro, lingkunagn makro dan lingkungan industri.
Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan
diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan
identifikasi eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan.
Kemudian hasil identifikasi lingkungan intrenal akan dianalisis dengan menggunakan

27
matriks IFE dan hasil identifikasi lingkungan eksternal akan dianalisis dengan
menggunakan matriks EFE.
Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai
alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap
terakhir merupakan pengambilan keputusan alterbatif strategi terbaik dengan
menggunakan matriks QSPM sehingga dihasilkan satu strategi yang menjadi prioritas
perusahaan. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan
dalam Gambar 2.

Permasalahan yang dihadapi yaitu tingkat persaingan dalam bisnis Cafe yang semakin tinggi

Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis Lingkungan
Analisis Lingkungan Eksternal :
Internal : 1. Lingkungan Makro
1. Apek Pasar dan 2. Lingkungan Mikro
pemasaran (bauran 3. Lingkungan Industri
pemasaran 7P)
2. Aspek Keuangan
3. Aspek Produksi
4. Apek Sumber Daya Matriks EFE
Manusia
5. Aspek Informasi

Matriks IFE

Matriks IE

Matriks SWOT

Alternatif Strategi Pemasaran

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional

28
IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Cafe Kebun Kita yang berlokasi di Jalan Malabar 1
No.1 (samping Pangrango Plaza) Kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Cafe Kebun Kita merupakan
salah satu cafe yang menawarkan menu masakan tradisional Indonesia dan memiliki
lokasi usaha yang strategis.

4.2 Jenis dan Sumber Data


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan melakukan studi kasus di Cafe Kebun Kita. Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari
hasil wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden pilihan yaitu pemilik,
manajer operasional Cafe Kebun Kita dan karyawan Cafe Kebun Kita. Responden
tersebut adalah pihak yang memahami strategi pemasaran.
Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh
dan studi literatur yang terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor,
penelitian terdahulu, LSI Bogor, berbagai situs internet dan bahan pustaka lain yang
relevan. Adapun jenis dan sumber data dapat dilihat pada Tabel 4.

4.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah:

1. Teknik Wawancara: melakukan wawancara dengan pemilik, manajer operasional


Cafe Kebun Kita serta karyawan kafe untuk mendapatkan informasi yang
lengkap.
2. Teknik Kepustakaan: membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian
dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian.

29
3. Studi Pendahuluan: mendatangi Cafe Kebun Kita untuk melakukan pengamatan
dan wawancara langsung dengan pihak Cafe Kebun Kita sebelum memulai
penelitian dan menyusun skripsi.
4. Teknik Pengisian Kuesioner: pengisian kuesioner dilakukan oleh beberapa orang
responden yaitu pihak Cafe Kebun Kita, Pemasok barang-barang ke Cafe Kebun
Kita dan konsumen Cafe Kebun Kita. Pengisian kuesioner yang dilakukan
konsumen dilakukan untuk faktor internal dan eksternal. Untuk faktor internal
pengisian kuesioner diharapkan dapat menjadi masukan bagi Cafe Kebun Kita
dalam menentukan setiap keputusan yang akan diambil.
Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak yang memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan
dengan strategi pemasaran Cafe Kebun Kita.
Tabel 4. Jenis dan Sumber data
No. Jenis Data Sumber Data Teknik
1. Primer Pemilik, manajer Operasional, Wawancara mengenai
karyawan dan konsumen Cafe gambaran umum kafe dan
Kebun Kita strategi pemasaran kafe
Pengisian kuesioner oleh
responden
2. Sekunder Dinas Informasi Pariwisata Pengambilan data mengenai
dan Kebudayaan Kota Perkembangan Restoran,
Bogor Kafe dan Rumah Makan di
Kota Bogor Berdasarkan
Jenis Hidangan yang
disajikan pada Tahun 2005-
2008
Penelitian Kepustakaan Literatur lain yang berkaitan
dengan topik penelitian
Internet
Perpustakaan IPB dan
Fakultas

4.4 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis
tahap pertama formulasi strategi. Pada tahap awal dilakukan analisis deskriftif
melalui observasi dilokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal

30
perusahaan, studi literatur dan penyebaran kuesioner. Adapun alat bantu analisis yang
digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks faktor internal
(matriks IFE) dan matriks faktor eksternal (matriks EFE), matriks IE, matriks SWOT
dan QSPM.

4.4.1 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi dan tujuan
perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan
yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumberdaya manusia, produksi/operasi,
keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan.

4.4.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi


Proses perumusan strategi pada kerangka tahap pertama formulasi strategi
yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis lingkungan eksternal dan internal (EFE dan IFE), analisis IE, analisis SWOT,
dan analisis QSPM.

4.4.2.1 Tahap Masukan (Input)


Tahap input merupakan tahap pertama dalam perumusan strategi. Tahap input
meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Alat
input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung secara subjektif dalam tahap awal
dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input
menyangkut kepentingan relatif dari faktor-faktor eksternal dan internal yang
menghasilkan dan mengevaluasi strategi secara lebih efektif. Penelitian intuitif yang
baik selalu diperlukan dalam menetapkan pembobotan dan penilaian yang tepat. EFE
(Eksternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan salah
satu teknik perumusan strategi pada tahap input.

Perangkat masukan membantu perencanaan strategi menuliskan berbagai


penilaian atau asumsi secara kuantitatif pada tahap awal proses perumusan strategi.

31
Tahap input melalui proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam
matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara
ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE).
Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah:
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan
dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan
serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks,
faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang
bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).
2. Pemberian Bobot Faktor
Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan
mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi. Bobot menunjukan
tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu
industri.
Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. penilaian untuk
setiap skala dapat dijelaskan sebagai berikut:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan


Faktor Strategis Internal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber: David (2006)

32
Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor Strategis Eksternal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber: David (2006)

Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total
nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada perusahaan
diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor
harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai
setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan
rumus:
Xi
ai = n

Xi
i =1

Keterangan:
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i = 1,2,3,...,n
n = Jumlah variabel
3. Pemberian Rating (Peringkat)
Menurut (David 2006) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar
efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada.
Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian
sebagai berikut: peluang rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon di atas
rata-rata, rating 2 = respon rata-rata dan rating 1 = respon di bawah rata-rata,
sedangkan untuk ancamannya adalah rating 4 = respon di bawah rata-rata, rating 3 =

33
respon rata-rata, rating 2 = respon di atas rata-rata dan rating 1 = respon sangat
superior.
Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan
pembagian sebagai berikut: kekuatan rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah,
rating 3 = kuat dan rating 4 = sangat kuat, sedangkan untuk kelemahan adalah rating
1 = sangat kuat, rating 2 = kuat, rating 3 = lemah, rating 4 = sangat lemah.
4. Perkalian Bobot dan peringkat
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang
diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai
tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai
tertimbang bagi organisasi (David 2006).
Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang
merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai
dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan
eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya.
Menurut Umar (2008), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia,
pemasaran, produksi dan operasi, keuntungan dan akuntansi dan sistem informasi.
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data
eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi,
politik dan pemerintahan, sosial budaya, teknologi, lingkungan, demografi,
persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan
lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
Total nilai tertimbang pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0
(terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total
tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan
merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan
(faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya.

34
Tabel 7. Matriks EFE
Faktor-faktor eksternal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Peluang
-
-
-
Ancaman
-
-
-
Total
Sumber: David (2006)

Tabel 8. Matriks IFE


Faktor-faktor internal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
Total
Sumber: David (2006)

4.4.2.2 Tahap pencocokan


Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya
dan keterampilan internal dengan peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktor-
faktor eksternal (David 2008). Tahap pencocokan merupakan tahap untuk
mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal
berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE (Internal-
Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT).

1. Analisis Matriks IE (Internal-External Matrix)


Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil
pembobotan matriks EFE dan IFE ke dalam matriks IE. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE

35
merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan matriks EFE ke dalam matriks
yang terdiri atas sembilan sel.
Skor Total IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0 2,0 1,0
Skor Total Tinggi I II III
EFE 3,0-4,0
Sedang IV V VI
2,0-2,99
Rendah VII VIII IX
1,0-1,99

Gambar 3. Model Matriks IE (David 2006)


Sumber: David (2006)

IE matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu
X dan total skor dari EFE matrix pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrix,
skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah,
skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara
yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah
rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.
IE matrix memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi
berbeda, yaitu:
1. Growth and Build (tumbuh dan bina) berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang
cocok adalah intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau
pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.
2. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII
Strategi umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.
3. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX.
Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi
konglomerat, dan strategi likuidasi.

36
2. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)

Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam


mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahan. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Analisis SWOT ini penting untuk membantu para manajer
mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah:

1. Strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal


perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan
(eksternal). Pada umumnya, perusahaan berusaha melaksanakan strategi-strategi
WO, ST, atau WT untuk menerapkan strategi SO.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity). Strategi ini bertujuan untuk memperkecil
kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-
peluang eksternal.
3. Strategi ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan
dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman
eksternal.
Delapan tahap dalam penentuan strategi dibangun melalui matriks SWOT.
Tahapan yang dimaksud adalah:
1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan.
2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan.
3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan.
4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan.
5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO.
6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan
kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO.

37
7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan
kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST.
8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WT.

Faktor Strength (S) Weaknesses (W)


Internal Daftar Kekuatan Internal Daftar Kelemahan Internal
Faktor Perusahaan Perusahaan
Eksternal
Opportunitis (O) Strategi SO Strategi WO
Daftar peluang yang ada Menggunakan kekuatan Mengatasi kelemahan
untuk memanfaatkan peluang dengan memanfaatkan
peluang
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Daftar ancaman ekternal Menggunakan kekuatan Meminimalkan kelemahan
yang ada untuk menghindari ancaman dan menghindari ancaman

Gambar 4. Matriks SWOT


Sumber: David, 2006

4.4.2.3 Tahap Keputusan


Selanjutnya yang turut digunakan dalam proses analisis penetapan keputusan
adalah QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah: strategi-
strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS= total nilai
daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah penggunaan QSPM di
dalam proses penetapan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di


kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matrix dan IFE
Matrix. Minimal sepuluh external critical success factors dan sepuluh internal
critical success factors dimasukkan ke dalam QSPM.
2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan internal.
Bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix.
3. Meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif
yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Mencatat strategi-

38
strategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategi-
strategi tersebut ke dalam kesatuan yang mutually exclusive jika memungkinkan.
4. Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS ditetapkan
dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal dan internal.
Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang
sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar, maka strategi-
strateginya harus dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai
AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan
relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 =
tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik.
5. Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot (langkah 2)
dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah AS menunjukkan daya
tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi.
6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya tarik.
Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa
nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi yang
menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS
terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir.
Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 9. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Strategi Alternatif
Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2
AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal
-
Faktor Internal
-
Jumlah Total nilai daya tarik 1.0
Sumber: David, 2006

39
V. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Cafe Kebun Kita


Cafe Kebun Kita merupakan sebuah usaha kafe yang didirikan oleh seorang
wirausaha muda bernama Albertus Dion Wicaksono pada Oktober 2004. Cafe yang
berdiri selama lebih dari enam tahun ini merupakan bisnis pribadi. Lokasi Cafe
Kebun Kita berada di jalan Malabar 1 No 1 Kota Bogor, yang juga merupakan
kediaman pribadi pemilik kafe. Pada mulanya, halaman kebun pada rumah pemilik
biasa digunakan untuk acara makan-makan bersama keluarga setiap akhir pekan. Dari
kebiasaan tersebut muncul sebuah pemikiran untuk mendirikan usaha kafe dengan
menggunakan konsep alam atau outdoor di halaman kebun rumah.
Nama Kebun Kita sendiri memiliki filosofi kebun merupakan bagian dari
rumah yang digunakan untuk menjalankan usaha kafe dan kita bermakna sebuah
kebersamaan yang terjalin harmonis dan dapat membentuk suatu ikatan persaudaraan.
Ikatan persaudaraan tersebut yang mampu menciptakan loyalitas pelanggan pada
Cafe Kebun Kita. Penggunaan nama Kebun Kita sendiri dikarenakan pemilik berniat
membuat sebuah kafe yang bernuansa kebun dengan harapan konsumen dapat
menikmati suasana teduh dikafe ini.
Pada awal pendiriannya, Cafe Kebun Kita hanya memiliki luas sebesar 10 x 7
m dan seiring perkembangannya selama beberapa tahun area Cafe Kebun Kita
diperluas menjadi 15 x 21 m. Kapasitas Cafe Kebun Kita adalah 100 kursi, tetapi
apabila konsumen yang datang melebihi kapasitas yang ada, Cafe Kebun Kita dapat
menambahkan kursi dan meja hingga mencapai kapasitas maksimum 150 kursi.
Lokasi ini dinilai cukup strategis karena dekat dengan pusat keramaian seperti jalan
protokol yaitu Jalan Padjajaran, kampus Kent, Outlet-outlet, rumah kost, rumah sakit
dan hotel. Konsep dekorasi yang sangat kental dengan nuansa kebun dan adat sunda
di yakini pemilik mampu menarik konsumen untuk datang berkunjung.
Menu makanan yang pertama kali ditawarkan oleh Cafe Kebun Kita adalah
ayam bakar dan nasi timbel yang sampai saat ini masih merupak menu andalan di

40
Cafe Kebun Kita. Seiring dengan perkembangan usahanya, pemilik kafe
menambahkan menu-menu makanan pada Cafe Kebun Kita dengan berinovasi untuk
menghindari kebosanan bagi konsumennya.
Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan
yang dimiliki Cafe Kebun Kita dalam hal menarik minat konsumen, inovasi yang
dilakukan adalah dengan menambahkan menu masakan Indonesia lainnya dan
continental antara lain bebek sambal hijau, bebek bakar pedas, capcay, fuyung hai,
aneka seafood, aneka nasi goreng dan lain-lain. Sedangkan untuk minuman yang
ditawarkan bagi konsumen, merupakan inovasi dan modifikasi dari minuman-
minuman yang sudah ada sebelumnya, dengan bahan dasar teh, kopi dan aneka jus
buah-buahan.
Dengan memiliki slogan enjoy the taste, enjoy the time, Cafe Kebun Kita
berusaha untuk membentuk gambaran bahwa selain cita rasa makanannya yang enak
dan khas tradisional sunda, Cafe Kebun Kita juga ingin menonjolkan suasana tempat
yang sangat nyaman dan asri dengan didukung oleh fasilitas yang dibutuhkan
konsumen seperti musholla, washtafel, toilet, audio sistem untuk acara-acara seperti
musik, proyektor dan layar untuk acara nonton bareng seperti bola dan hotspot gratis
untuk kebutuhan akses internet melalui wi-fi. Dengan demikian, konsumen akan
merasa betah untuk menghabiskan waktu bersama rekan-rekannya di Cafe Kebun
Kita.
Selain itu Cafe Kebun Kita juga memberikan pelayanan penyewaan tempat
untuk acara-acara seperti pesta pernikahan dengan kapasitas 150 orang, arisan, dan
perayaan ulang tahun. Selain penyewaan tempat Cafe Kebun Kita juga menyediakan
jasa catering atau nasi kotak untuk acara-acara kantor.

5.2 Visi dan Misi Cafe Kebun Kita


Sebagai sebuah cafe yang mengembangkan usahanya, tentu saja Cafe Kebun
Kita memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya. Visi Cafe Kebun Kita adalah
menjadi sebuah kafe yang unik dengan kualitas cita rasa tradisional Indonesia terbaik

41
dengan didukung tempat yang memiliki konsep unik, yaitu nuansa kebun dan
tradisional sunda.
Adapun misi Cafe Kebun Kita secara garis besarnya yaitu memanjakan
konsumen Cafe Kebun Kita dengan menyediakan makanan tradisional yang
berkualitas dan memberikan kenyamanan suasana alam dan nuansa tradisional sunda
yang khas serta mengembangkan Cafe Kebun Kita sebagai restoran yang dikenal
dalam skala nasional.
Adapun tujuan utama Cafe Kebun Kita adalah mendapatkan keuntungan yang
maksimal. Untuk jangka panjang dalam waktu lima tahun, tujuan yang ingin dicapai
dari Cafe Kebun Kita, yaitu membuka cabang di kota-kota besar di Indonesia dan
dapat menjadi bisnis waralaba sebagai kafe cita rasa tradisional dengan memiliki
konsep alam.
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Cafe Kebun Kita, yaitu
mendapatkan laba operasional penjualan 30 persen per tahun, meningkatkan
penjualan minimal 20 persen per enam bulan, menciptakan loyalitas konsumen dan
meningkatkan mutu produk dan pelayanan dengan menyelenggarakan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan karyawan.

5.3 Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita


Struktur organisasi yang dimiliki oleh Cafe Kebun Kita masih sederhana.
Pemilik sebagai pemegang kendali penuh atas jalannya usaha, maka semua keputusan
harus diketahui dan mendapatkan persetujuan pemilik. Dari pemilik kekuasaan
diteruskan kepada Manajer Operasional sebagi pengelola usaha dan karyawan lain.
Karyawan yang bekerja di Cafe Kebun Kita terdiri dari tiga belas orang
dengan struktur jabatan operational manager satu orang, operational service empat
orang dengan pembagian tugas cashier satu orang dan waiter/ss tiga orang,
operational kitchen delapan orang, dengan pembagian tugas chief cook dua orang,
cook lima orang, stopwash satu orang. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar
5.

42
Owner

Manajer

Operational service Operasional

cashier Waiter/s Chief cook stopwash

Gambar 5. Struktur Organisasi Cafe Kebun Kita

Berdasarkan struktur organisasi pada Gambar 5 setiap bagian memiliki


tanggung jawab dan tugas yang telah diterapkan oleh pihak manajemen agar dapat
melaksanakan fungsinya dengan maksimal. Adapun tugas dan tanggung jawab dari
jabatan sebagai berikut:
1. Owner
Memberikan investasi kepada kafe (penyandang modal)
Pengambilan Keputusan
Memonitoring Kelancaran kafe
2. Operational Manager
Bertanggung jawab mengawasi kafe
Mengendalikan dan menjaga seluruh kegiatan Cafe Kebun Kita untuk dapat
berjalan dengan baik
Memeriksa seluruh laporan kerja
Melakukan supervise seluruh pegawai Cafe Kebun Kita
Melaporkan kondisi kafe kepada pemilik
Mengatur operasional kafe
Melakukan kegiatan perencanaan untuk mencapai profit kafe
3. Cashier
Menghitung dan menganalisis semua data pemasukan keuangan kafe
Melakukan kegiatan transaksi dengan kafe

43
4. Waiter
Bertanggung jawab dengan pelayanan konsumen
Memberikan pelayanan dan kebutuhan konsumen
5. Chief Cook
Menjalankan SANTAP (Sigap, Antusias, Nikmat, Terawat, Asri dan Pasti)
Mengisi dan memeriksa daftar masak
Membuat laporan purchase order untuk order belanja
Bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan semua property dan inventori
masak
Melakukan inovasi baru dengan pengembangan produk
Bertanggung jawab penuh dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan
konsumen dalam makanan
6. Cook
Bertanggung jawab membuat masakan sesuai dengan pesanan konsumen sesuai
dengan perintah chief cook
7. Stopwash
Bertugas membersihkan seluruh peralatan dapur dan peralatan makan

5.4 Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Cafe Kebun Kita


Cafe Kebun Kita mulai beroperasi pada pukul 11.00 WIB sampai 22.00 WIB
setiap hari Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu Cafe Kebun
Kita buka pada pukul 11.00 WIB sampai 23.00 WIB. Cafe Kebun Kita tidak
beroperasi pada hari-hari besar keagamaan khususnya pada hari raya kafe meliburkan
karyawannya. Jam karyawan dimulai pada pukul 09.00 WIB, sebelum kafe memulai
operasinya karyawan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan.
Cafe Kebun Kita memiliki disiplin yang tinggi dalam menetapkan dan
menjalankan tata tertib karyawan. Setiap karyawan harus datang tepat waktu. Libur
untuk karyawan diatur secara bergantian, karyawan mendapatkan jatah libur satu kali
dalam seminggu. Akan tetapi libur tersebut hanyan diberikan pada hari Senin sampai
Jumat, untuk hari Sabtu dan Minggu karyawan tidak boleh mengambil libur karena

44
pada hari tersebut jumlah konsumen di Cafe Kebun Kita meningkat hampir dua kali
lipat dari hari biasanya.
Budaya kerja antara karyawan Cafe Kebun Kita bersifat kekeluargaan. Para
karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah dan mengutamakan
customer relationship sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk berlama-lama
di Cafe Kebun Kita dan melakukan kunjungan kembali.

45
VI. STRATEGI PEMASARAN CAFE KEBUN KITA

6.1 Analisis Lingkungan Internal


Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Aspek
lingkungan internal dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang
terdiri dari pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, kegiatan produksi-operasi,
sumberdaya manusia, sistem informasi manajemen. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan dengan pemilik Cafe Kebun Kita, Manajer Operasional Cafe Kebun
Kita, karyawan Cafe Kebun Kita dan pengisian kuesioner oleh konsumen sebanyak
20 responden terhadap faktor-faktor internal.

6.1.1 Pasar dan Pemasaran


Pemasaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mencapai hasil pertukaran yang diinginkan oleh pasar sasaran. Konsep pemasaran
yang digunakan oleh Cafe Kebun Kita ini adalah dimulai dari pasar, berfokus pada
kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan semua kegiatan yang akan mempengaruhi
pelanggan dan menghasilkan keuntungan dengan memuaskan pelanggannya.

1. Segmentasi Pasar, Target Pasar, Posisi Pasar


A. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2005). Segmentasi pasar yang
dilakukan oleh Cafe Kebun Kita adalah berdasarkan aspek demografis, aspek
psikografis dan aspek prilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu
keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis
terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh
Cafe Kebun Kita adalah konsumen dari kalangan menengah dan atas. Perubahan gaya
hidup terutama pada konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk
mengelola makanannya sendiri seiring dengan peningkatan aktivitas di luar rumah
sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan diluar rumah.

46
Segmentasi pasar berdasarkan prilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari
manfaat berupa kualitas produk, pelayanan, dan kecepatan.
B. Target Pasar
Target adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki. Target pasar utama Cafe Kebun Kita adalah keluarga dan remaja. Tipe
konsumen yang ingin dijangkau pada awalnya adalah konsumen yang berkunjung di
Pangrango Plaza, karena Cafe Kebun Kita yang berlokasi bersebelahan dengan
Pangrango Plaza, tetapi pada perkembangannya sekarang Pangrango Plaza
mengalami kebangkrutan sehingga Pangrango Plaza tidak lagi beroperasi. Dengan
tidak beroperasinya lagi Pangrango Plaza menyebabkan terjadi penurunan penjualan.
Untuk itu Cafe Kebun Kita berusaha untuk mengalihkan pasar dari pengunjung
Pangrango Plaza yang tidak beroperasi lagi menjadi mahasiswa Kent, pengunjung
Apotik Deli yang berlokasi di dalam area Cafe kebun Kita dan masyarakat disekitar
wilayah Padjajaran.
Apotik Deli dulunya berlokasi didalam gedung Pangrango Plaza, dengan tidak
beroperasinya Pangrango Plaza Apotik Deli mencari lokasi baru yang dekat dengan
lokasi lama yaitu Pangrango Plaza. Pihak Apotik Deli kemudian menyewa salah satu
ruangan di lingkungan Cafe Kebun Kita. Apotik Deli merupakan Apotik yang
mempunyai konsumen yang banyak, sehingga konsumen Apotik Deli menjadi salah
satu peluang yang tidak ingin diabaikan oleh pihak manajemen Cafe Kebun Kita.
Lokasi Apotik Deli yang berada dilingkungan Cafe Kebun Kita memudahkan
konsumen Apotik Deli untuk memesan makanan atau minuman di Cafe Kebun Kita
pada saat menunggu pesanan resep yang sedang diracik.
C. Posisi Pasar
Posisi merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang
diinginkan dalam pasar. Cafe Kebun Kita ingin menempati posisi sebagai kafe
keluarga yang bernuansa tradisional sunda dengan produk yang memiliki citarasa
yang khas dan pelayanan yang memuaskan serta harga yang terjangkau oleh semua
kalangan masyarakat.

47
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah campuran dari variable-variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengajar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler, 2002). Bauran pemasaran
terdiri dari bauran produk, bauran harga, bauran tempat, bauran orang, bauran fisik,
bauran proses, dan bauran promosi digunakan oleh perusahaan untuk membangun
sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif.
A. Bauran Produk
Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan,
karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh
konsumen. Strategi produk yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita dapat dilihat dari
misi perusahaan yaitu masakan tradisional khas sunda dan suasana dekorasi ruangan
yang sesuai dengan daerah sunda bernuasa kebun seperti saung. Dari penilaian
konsumen, untuk strategi produk yang dilakukan Cafe Kebun Kita konsumen merasa
puas dengan produk yang ditawarkan (delapan puluh enam persen konsumen merasa
puas). Rasa yang disajikan pada menu masakan dinilai baik oleh konsumen. Untuk
penampilan produk konsumen juga merespon dengan nilai yang baik dan
memberikan penilaian sebesar lima puluh tujuh persen. Produk yang menjadi menu
andalan dari Cafe Kebun Kita adalah nasi timbel, ayam bakar pedas, ayam bakar
manis dan bebek sambel hijau. Menu-menu andalan tersebut memiliki rasa yang
berbeda dengan menu sejenis pada cafe lainnya karena diolah dengan racikan bumbu
yang khas.
Strategi produk yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita agar pelanggan tidak
bosan adalah inovasi produk berupa campuran makanan tradisional sunda dengan
masakan oriental dan kontinental seperti fuyunghai, udang saus asam manis, ayam
rica-rica, spagehetti dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar konsumen mempunyai
banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Konsumen
menyambut positif dengan perkembangan menu-menu yang ada. Sebesar delapan
puluh enam persen konsumen menyambut baik inovasi menu-menu baru yang
ditawarkan pihak Cafe kebun Kita. Dengan adanya inovasi berupa produk yang

48
dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Cafe Kebun Kita dalam
menarik minat konsumen. Dengan inovasi menu-menu baru yang semakin beragam,
konsumen tetap menempatkan menu-menu tradisional sebagai pilihan utama di Cafe
Kebun Kita.
Produk-produk yang dihasilkan sangat berkualitas karena bahan baku dan
bumbu-bumbu yang digunakan dijaga kesegaran. Namun dalam penetapan standart
mutu Cafe Kebun Kita belum memiliki sertifikat halal dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM), tetapi bahan baku ayam dan bebek untuk beberapa menu telah
memenuhi sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada proses pemotongan.
BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standart mutu pangan yang akan
ditawarkan ke konsumen. Dengan adanya Sertifikat dari BPOM maka acuan standart
tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan
termaksud cafe. Belum memiliki sertifikat halal dari BPOM merupakan salah satu
kelemahan Cafe Kebun Kita karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada
konsumen mengenai keamanan dan kehalalan produk.
B. Bauran Harga
Untuk memperoleh sukses dalam memasarkan suatu produk setiap perusahaan
harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga
yang ditawarkan Cafe Kebun Kita bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar
menu. Cafe Kebun Kita menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi
ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari
restoran lain.
Cafe Kebun Kita memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan
pemberian potongan harga untuk pelajar sekolah. Dengan menunjukkan kartu tanda
pelajar maka pelajar mendapatkan potongan harga sebesar 10 persen. Hal ini
dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar yang merupakan kaum remaja. Selain
potongan harga Cafe Kebun Kita menyediakan paket bagi konsumen yang datang
berdua atau dengan pasangan. Paket yang tersedia adalah paket 1 seharga Rp. 42.000
(2 ayam bakar, 2 nasi putih, 1 ice lime tea), paket 2 seharga Rp. 47.000 (2 nasi

49
timbel, 2 potong ayam bakar, sapo tahu, 2 orange squash), dan paket 3 seharga Rp.
50.000 (2 bebek sambel hijau, 2 nasi putih dan 2 es teh manis). Harga dari setiap
produk dapat diketahui oleh konsumen melalui daftar menu yang disediakan.
Potongan harga yang diberikan Cafe Kebun Kita dinilai sangat baik oleh konsumen,
sebesar delapan puluh enam persen konsumen mengharapkan kedepannya Cafe kebun
Kita lebih banyak memberikan potongan harga atau penambahan paket-paket yang
ada. Dari segi harga yang ditawarkan konsumen menilai harga yang ditawarkan sudah
sesuai dengan menu yang ditawarkan, harga yang ada hampir sama dengan harga
yang ditawarkan kafe atau restoran sejenis yang ada di Kota Bogor.
C. Bauran Promosi
Kegiatan promosi yang sudah diterapkan Cafe Kebun Kita melalui
penyebaran leaflet, brosur, radio, spanduk, surat kabar, majalah, potongan harga
untuk pelajar dan paket makanan. Selain itu kegiatan promosi yang dilakukan Cafe
Kebun Kita juga dilakukan melalui beberapa acara musik yang sering diadakan di
Cafe Kebun Kita. Acara-acara tersebut biasanya diadakan dan disponsori oleh
perusahaan-perusahan besar seperti A-mild, Radio Kissi Fm dan lain-lain.
Cafe Kebun Kita memiliki account Facebook dan Twitter yang berfungsi
memberikan informasi secara cepat kepada konsumen. Account ini dapat di akses
melalui situs facebook dan twiiter dengan alamat kebunkita@yahoo.com. Account ini
telah dikelola dengan baik oleh pihak management, karena setiap hari memberikan
informasi-informasi yang berhubungan dengan Cafe Kebun Kita dan memberikan
informasi-informasi mengenai acara-acara yang akan diadakan. Dari penilaian
konsumen strategi yang dilakukan Cafe Kebun Kita sangat bermanfaat, karena
konsumen merespon baik dengan acara-acara yang diadakan di Cafe Kebun Kita
(penilaian konsumen untuk strategi ini sebesar seratus persen). Konsumen juga
membutuhkan informasi-informasi baru mengenai Cafe Kebun Kita, informasi ini
dengan mudah didapatkan konsumen melalui account Facebook dan Twitter. Dengan
demikian dapat dikatakan account ini memberikan manfaat yang optimal bagi Cafe
Kebun Kita untuk menarik pengunjung.

50
D. Bauran Tempat
Strategi tempat adalah strategi yang didalamnya terdapat kegiatan yang
dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen
bekerjasama dengan perantara. Strategi tempat yang dilakukan Cafe Kebun Kita yaitu
memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu dekat dengan jalan utama Kota Bogor
yaitu Jalan Padjajaran, factory outlet, perkantoran, kampus Kent dan sekolahan.
Selain strategi lokasi Cafe Kebun Kita juga melibatkan saluran distribusi fisik
maupun elektronik dalam proses ini. Konsumen menilai lokasi Cafe Kebun Kita
sangat strategis dan mudah dicapai (penilaian konsumen sebesar delapan puluh enam
persen merasa puas). Sedangkan untuk kenyamanan dan kebersihan Cafe Kebun Kita
konsumen memberikan penilaian sebesar tujuh puluh satu persen. Dengan kata lain
konsumen merasa puas dengan kenyamanan dan kebersihan Cafe Kebun Kita.
Untuk dapat menikmati makanannya, konsumen dapat langsung datang ke
Cafe Kebun Kita atau konsumen dapat menggunakan saluran elektronik melalui
telepon untuk mendapatkan pelayanan delivery service. Namun Cafe Kebun Kita
belum memiliki pegawai yang hanya bertugas mengantarkan pesanan, jadi belum ada
orang khusus yang bertugas mengantarkan pesanan konsumen. Orang yang biasanya
mengantarkan pesanan konsumen adalah karyawan yang bertugas dibagian dapur.
Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan dan berpengaruh kepada
keterlambatan pada waktu pengiriman karena harus memprioritaskan pesanan
konsumen yang datang langsung kekafe.
Pihak management berpendapat bahwa layanan ini kurang membantu
pendapatan restoran sehingga tidak disediakannya karyawan khusus untuk layanan
ini. Pemesanan melalui layanan delivery setiap hari hanya sekitar 1-2 pesanan.
Kurang fokusnya pihak management Cafe Kebun Kita untuk layanan delivery
dianggap menjadi kelemahan dikarenakan jika layanan ini ingin diteruskan maka
pihak management harus memberikan perhatian khusus untuk layanan ini sehingga
konsumen tidak menunggu terlalu lama dalam pengiriman makanan yang akhirnya
dapat membuat konsumen merasa tidak puas dengan service yang dilakukan Cafe
Kebun Kita.

51
Jika layanan ini tetap dipertahankan maka akan menambah biaya bagi Cafe
Kebun Kita, pihak Cafe Kebun Kita harus menambah jumlah karyawan untuk bekerja
dilayanan ini. Ini akan menjadi kerugian bagi pihak Cafe Kebun Kita karena layanan
ini belum membantu pendapatan Cafe Kebun Kita sedangkan penambahan karyawan
akan menambah biaya bagi Cafe Kebun Kita. Karena layanan ini belum beroperasi
dengan baik sebaiknya layanan ini dihapuskan, karena jika tetap dipertahankan akan
menjadi kerugian bagi pihak Cafe Kebun Kita.
E. Bauran Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dikoordinasikan dengan baik untuk
menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan
yang baik meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal
ini dikarenakan dalam penjualan produk Cafe Kebun Kita harus diimbangi dengan
pelayanan yang tinggi terhadap konsumen.
Strategi proses yang diterapkan Cafe Kebun Kita adalah peningkatan kinerja
karyawan, kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan,
kecepatan dalam melakukan transaksi terhadap konsumen. Dari pandangan konsumen
kecepatan pelayanan dalam penyajian hidangan sangat baik, konsumen tidak
menunggu lama untuk menikmati hidangan yang dipesan (tujuh puluh satu persen
konsumen merasa puas dengan kecepatan penyajian dan pelayanan yang diberikan).
Dengan penilaian yang baik untuk kinerja karyawan diharapkan karyawan dapat terus
mempertahankannya. Selain itu juga karyawan harus mampu memberikan tanggapan
dalam mengatasi keluhan atau masalah dengan konsumen terutama yang
berhubungan dengan makanan. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan karyawan sehingga konsumen ingin kembali datang
ke Cafe Kebun Kita.
F. Bauran Orang
Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan,
karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor
intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang
dikehendaki oleh pelanggan. Cafe Kebun Kita memiliki karyawan yang ramah, sabar

52
dan respek yang membuat konsumen merasa nyaman. Konsumen merespon sangat
baik dengan pelayanan, keramahan dan kesopanan yang ditunjukkan karyawan
(delapan puluh enam persen konsumen merasa puas). Selain itu di Cafe Kebun Kita
melakukan program call back sebagai bentuk customer relationship yang bertujuan
agar konsumen merasa dihargai sehingga akan datang lagi ke Cafe Kebun Kita.
Program ini dilaksanakan dengan mencatat nomor telephone konsumen dan kemudian
disimpan dalam database cafe. Pihak cafe akan menghubungi konsumen kembali jika
Cafe Kebun Kita akan mengadakan acara-acara musik, nonton bareng dan acara
lainnya.
Untuk jumlah karyawan yang ada konsumen berpendapat jumlah karyawan
sudah cukup untuk melayani konsumen yang ada, sehingga tidak perlu melakukan
penambahan karyawan. Karyawan yang bekerja di Caf Kebun Kita tidak memiliki
ketrampilan khusus, rata-rata pendidikan karyawannya lulus Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Pendidikan tersebut seharusnya diimbangi dengan ketrampilan
lainnya seperti ketrampilan dalam penataan makanan dan ruang. Kurangnya pelatihan
SDM untuk karyawan dinilai menjadi kelemahan kafe.
G. Bauran Fisik
Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Cafe
Kebun Kita seperti adanya saran pendukung, desain bangunan, dekorasi ruangan.
Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan Hot Spot untuk internet.
Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa dan pegawai
perkantoran lainnya yang tidak bisa lepas dari layanan informasi seperti internet.
Penilaian konsumen untuk fasilitas layanan ini sangat baik, konsumen berpendapat
layanan ini sangat bermanfaat. Layanan ini dapat menanmbah kenyamanan konsumen
di Cafe Kebun Kita, konsumen dapat memanfaatkan layanan ini ketika sedang
menunggu makanan yang dipesan (delapan puluh enam persen konsumen merasa
puas dengan layanan Hot Spot).
Sarana pendukung yang dimiliki Cafe Kebun Kita area parkir untuk
kendaraan roda empat dan dua, toilet, mushola, wastafel. Namaun area parkir mobil
yang digunakan Cafe Kebun Kita masih merupakan jalan umum, sedangkan untuk

53
parkir motor Cafe Kebun Kita memiliki area parkir yaitu didalam area Cafe Kebun
Kita, akan tetapi kapasitasnya hanya dapat menampung sepuluh motor konsumen.
Tidak adanya sarana parkir yang memadai ini merupakan salah satu kelemahan Cafe
Kebun Kita dalam memenuhi kenyamanan konsumen.
6.1.2 Keuangan
Keuangan merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dalam
setiap usaha, begitu juga dengan Cafe Kebun Kita. Kondisi keuangan sering dianggap
sebagai ukuran terbaik dari posisi bersaing perusahaan. Menetapkan kekuatan dan
kelemahan keuangan perusahaan sangat penting dalam merumuskan strategi secara
efektif, karena keuangan dapat mengubah strategi yang ada. Variabel keuangan
berkenaan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha,
menginvestasikan, menggunakannya untuk tujuan-tujuan perusahaan termasuk tujuan
keuntungan tertentu dan permasalahan perimbangan biaya dan keuntungan yang ingin
diraih.
Modal merupakan bagian terpenting dari suatu usaha. Cafe Kebun Kita dalam
menjalankan usahanya menggunakan modal sendiri yaitu modal dari pemilik kafe.
Kafe hingga saat ini belum pernah melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan
manapun. Dengan demikian segala kebijakan yang diambil pihak management dalam
pemasaran cafe tidak dipengaruhi orang lain. Modal milik sendiri merupakan salah
satu kekuatan kafe, karena keadaan cafe tidak tergantung oleh pihak luar sehingga
kafe tidak perlu memikirkan masalah pengembalian kredit kepada pihak bank.
Penggunaan dan pengalokasian laba cafe dapat sepenuhnya digunakan oleh kafe
untuk pengembangan usaha selanjutnya.
Cafe Kebun Kita belum melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi.
Pencatatan transaksi penjualan dilakukan pegawai dengan menggunakan mesin kasir,
faktur yang telah dicetak oleh mesin kasir setiap hari akan dicatat pada komputer
management untuk dimasukkan pada laporan keuangan yang dibuat secara sederhana
oleh pihak management. Jadi dapat dikatakan Cafe Kebun Kita dalam pencatatan
laporan keuangan tidak secara akuntansi, ini merupakan kelemahan yang dimiliki
Cafe Kebun Kita.

54
6.1.3 Kegiatan Produksi-Operasi
Fungsi produksi dan operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktifitas yang
mengubah masukan menjadi barang dan jasa. Dalam merumuskan strategi
kemampuan dan keterbatasan fungsi produksi dan operasi harus diperhitungkan,
karena kekuatan dan kelemahan dalam fungsi-fungsinya dapat menyebabkan
kesuksesan maupun kegagalan dari suatu usaha. Proses produksi pada Cafe Kebun
Kita memiliki standart Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan terarah. SOP
membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
SOP berisi standart yang harus dilaksanakan karyawan dalam menjalankan tugas,
baik tentang pengawasan kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan dan
cara melayani konsumen hingga standart kebersihan lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan yaitu menciptakan produk yang
memiliki kualitas tinggi. Beberapa usaha yang dilakukan kafe untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya berusaha memperoleh bahan baku yang berkualitas tinggi,
menjaga ketersediaan bahan baku dan tetap menjaga kualitas pada saat pengolahan.
Memanfaatkan alat-alat masak dan fasilitas yang ada secara optimal dan berusaha
agar jumlah produksi setiap hari sesuai dengan permintaan konsumen yaitu dengan
mengolah masakan sesuai dengan pesanan konsumen, karena daya tahan produk yang
tidak lama produk akan diolah ketika adanya pesanan dari konsumen sehingga
konsumen mendapatkan hidangan produk yang bermutu.
a. Pemesanan, Penerimaan Barang dan Bahan baku
Pada kegiatan produksi dan operasi, Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang
baik dengan pemasok, karena berdasarkan hasil wawancara dengan manajer Cafe
Kebun Kita membutuhkan barang yang terjamin kualitas dan kesegarannya. Cafe
Kebun Kita memenuhi bahan baku dari beberapa pasar yaitu:
Pasar tradisional (Pasar Warung Jambu, Pasar Bogor), untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku seperti beras, ayam, daging, sayuran, buah-buahan,
rempah-rempah, dan lain-lain. Pemesanan dilakukan melalui beberapa pemasok
lokal setiap hari untuk produk yang mudah rusak. Untuk kebutuhan bahan baku
Cafe Kebun Kita telah memiliki langganan tetap. Alasan Cafe Kebun Kita

55
memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku yaitu dengan berlangganan
akan mendapatkan harga lebih murah, mempunyai kualitas yang baik dan adanya
kepercayaan dengan pemasok.
Untuk minuman botol dan ice cream dipesan melalui perusahaan atau distributor
minuman dan ice cream masing-masing.
b. Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku
Cafe Kebun Kita sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku.
Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO), yaitu barang
dan bahan baku yang datang terlebih dahulu diproses lebih awal. Hal ini untuk
menghindari bahan baku dan barang yang kadaluarsa atau tidak layak karena masa
penyimpanan yang terlalu lama. Setiap hari bahan baku yang masuk sebelum
disimpan akan diberikan tanggal awal penyimpanan, bahan baku seperti daging dan
ayam maksimal penyimpanan didalam freezer selama 2 hari, apabila lebih dari 2 hari
makan bahan baku tersebut tidak akan digunakan. Sedangkan untuk sayuran
maksimal penyimpanan hanya 1 hari, untuk sayuran pembeliannya dilakukan setiap
hari.
c. Proses Bahan Makanan
Cafe Kebun Kita mengolah bahan baku menjadi bahan makanan siap saji.
Artinya seluruh masakan tersebut akan diproses atau dimasak setelah ada pesanan
dari konsumen. Sebelum beroperasi setiap hari, karyawan melakukan persiapan
penjualan yang dilakukan pada pagi hari. Proses pengolahan menu di Cafe Kebun
Kita telah sesuai dengan standart yang telah ditentukan yang telah diatur dalam SOP
diantaranya, proses membersihan bahan baku. Setelah dari pasar bahan baku harus
dibersihkan, lalu kemudian disimpan dalam freezer atau lemari pendingin. Kemudian
ketika ada pesanan yang datang maka bahan baku diolah atau dimasak sesuai dengan
pesanan dari konsumen.
d. Pelayanan konsumen
Untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan Cafe Kebun
Kita sangat memperhatikan dan mengutamakan kebersihan, keramah tamahan,

56
ketepatan penyampaian produk, penanganan pelanggna yang baik, produk yang
berkualitas dan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Langkah-langkah pelayanaan untuk memuaskan pelanggan yang diterapkan di
Cafe Kebun Kita terdiri dari :
Penyambutan dengan hangat dan bersahabat ketika konsumen memasuki Cafe
Kebun Kita, karyawan tersenyum dan menggunakan kontak mata dan sikap yang
wajar.
Menanyakan jumlah kursi yang dibutuhkan konsumen, kemudian memilihkan
meja yang sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen.
Memberikan menu dan mencatatat pesanan konsumen dengan benar, melakukan
pembacaan ulang pesanan konsumen, melayani konsumen dengan sabar
menjelaskan jenis-jenis menu yang ditawarkan dan komposisi yang terdapat di
makanan tersebut, memberikan saran tentang produk unggulan dan produk baru
yang ada di Cafe Kebun Kita.
Pelayan atau waiter/ss akan menuju kasir dan dapur, untuk kasir diberikan satu
bon untuk menginput pesanan kedalam mesin komputer sedangkan untuk dapur
diberikan satu bon lagi untuk proses pemesanan makanan agar dapat diolah.
Pelayan atau waiter/s membawakan pesanan minuman terlebih dahulu secepat
mungkin. Setelah pesanan makanan telah siap diolah maka secepatnya
dihidangkan kepada konsumen.
Beberapa menit setelah konsumen menikmati hidangannya, pelayan akan datang
kemeja konsumen kembali untuk menanyakan apakah semua pesanannya sudah
keluar atau disajikan dan apakah ada pesanan tambahan.
Setelah konsumen selesai dan meminta tagihan atau bill pesanannya, waiter/ss
atau pelayan mengambil bill yang telah dicetak dikasir lalu menyerahkannya
kepada konsumen. Kemudian mengambil uang yang diberikan konsumen untuk di
serahkan kepada kasir, lalu mengembalikan sisa uang dan bill tersebut kepada
konsumen sambil mengucapkan terimakasih dan tersenyum yang wajar.
Proses terakhir adalah pembersihan meja yang telah digunakan konsumen dan
mengangkat semua peralatan makan yang telah digunakan diatas meja.

57
Dalam kegiatan operasional, terkadang pihak manajemen mendapatkan
keluhan dari konsumen, hal ini biasanya terjadi pada saat Cafe Kebun Kita melakukan
acara-acara seperti musik, nonton bareng (bola) dan acara lainnya yang menyebabkan
ramainya konsumen di Cafe Kebun Kita. Pihak management sebaiknya menambah
jumlah tenaga kerja part time pada saat Cafe Kebun Kita melakukan acara-acara.

6.1.4 Sumber Daya Manusia


Saat ini, Cafe Kebun Kita memiliki 13 karyawan dibawah pimpinan Bapak
Andri Surya sebagai Manajer Operasional, jumlah karyawan Cafe Kebun Kita dapat
dilihat pada Tabel 10. Faktor- faktor yang diperhatikan oleh Cafe Kebun Kita
mengenai sumberdaya manuasia yaitu manajemen SDM, ketrampilan dan motivasi
kerja serta produktivitas. Karyawan pada Cafe Kebun Kita memiliki hubungan kerja
yang baik antar karyawan, karyawan dengan manajer operasional ataupun dengan
pemilik kafe. Hal ini dapat dilihat pada saat diadakan briefing untuk evaluasi
pencapaian yang sudah didapat, rencana kerja, serta komunikasi dua arah mengenai
sasaran yang akan dituju, keluhan dari konsumen dan hambatan yang ditemui.
Cafe Kebun Kita tidak mengutamakan latar belakang pendidikan karyawan,
yang terpenting karyawan memiliki tanggung jawab, ulet dan pekerja keras. Seluruh
karyawan yang ada memiliki tingkat pendidikan SMP, SMU dan S1 untuk manajer
dengan umur rata-rata 20-30 tahun.
Cafe Kebun Kita sangat mengutamakan karyawan yang loyal dan terlatih.
Oleh karena itu yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah
kemauan untuk belajar dan ketrampilan, bukan melihat tingkat pendidikan. Biasanya
bentuk ketrampilan yang diberikan adalah pada saat karyawan melakukan pengolahan
makanan, manajer akan memberikan pujian kepada karyawan yang telah melakukan
pekerjaan dengan baik.
Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan pemilik kepada para karyawan
adalah dengan mengadakan wisata bersama untuk karyawan dengan keluarganya
yang diadakan setiap tahun, selain itu manajer juga memberikan bonus untuk
karyawan terbaik setiap bulan dan kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat

58
mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan
trampil dalam mengolah makanan.

Tabel 10. Jumlah Karyawan Cafe Kebun Kita Berdasarkan Jabatan Fungsional
Tahun 2010.
No Bidang Pekerjaan Jabatan Fungsional Jumlah Karyawan
(orang)
1 Manajer Operational Manager 1
2 Bagian Operasional Cashier 1
Waiter/ss 3
3 Bagian Dapur Chief Cook 2
Cook 5
Stopwash 1
Total 13
Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
Perekrutan tenaga kerja sendiri dilakukan oleh pihak pemilik Cafe Kebun
Kita. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong. Biasanya
perekrutan karyawan dilakukan secara internal yaitu karyawan yang sudah dikenal
ataupun keluarga dari karyawan yang lama. Gaji karyawan sebesar Rp. 850.000 per
bulan. Karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai
dengan massa bekerja. Karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun berhak
mendapatkan cuti menikah ataupun cuti melahirkan.
Kelemahan dari SDM ini adalah tidak terspesialisasinya tenaga kerja sehingga
terjadi tumpang tindih pekerjaan, misalkan untuk layanan delivery karena tidak
adanya karyawan yang bekerja khusus untuk mengantarkan pesanan melalui delivery
order maka pekerjaan ini dibebankan juga pada salah satu koki dapur. Hal ini dapat
menimbulkan tugas dan wewenang yang tidak terarah dan cendrung tidak fokus
terhadap pekerjaan utama.

6.1.5 Sistem Informasi Manajemen


Cafe Kebun Kita dalam kegiatan manajerial sudah didukung dengan sistem
informasi yang berbasis komputer. Untuk kelancaran kegiatan manajerial, Cafe
Kebun Kita dilengkapi oleh satu unit komputer yaitu cash register untuk bagian
cashier, satu unit laptop untuk manajer operasional, laptop tersebut dilengkapi

59
dengan software yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Pengorderan pesanan
melalui delivery order dengan menggunakan pesawat telephone. Pencatatan seluruh
pemasukan, pengeluaran, dan kebutuhan bahan baku lainnya dilakukan secara manual
dan dicatat secara komputerisasi dibagian office. Berdasarkan analisis lingkungan
internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel. 11

Tabel 11. Analisis Faktor Internal Cafe Kebun Kita


No Faktor Kekuatan Kelemahan
Internal
1 Pemasaran Citarasa Indonesia Belum memiliki
Inovasi produk sertifikat halal dari
Strategi harga untuk pelajar BPOM
dan paket untuk pasangan Kurangnya pelatihan
Penyebaran iklan yang SDM
cukup gencar Tidak terfokusnya
Acara-acara musik, nonton manajemen pada
bareng yang sering layanan delivery
diadakan Area parkir tidak
Tempat yang cukup memadai
strategis
Kecepatan penyajian
Program call back sebagai
bentuk customer
relationship
Pelayanan yang baik
terhadap konsumen
Layanan hotspot
2 Keuangan Modal milik sendiri Pencatatan keuangan
belum secara akuntansi
3 Produksi dan Bahan baku yang terjamin
operasi kualitas dan kesegaran
4 SDM Loyalitas pegawai tinggi
Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal


Analisis terhadap lingkungan eksternal kafe merupakan tahap untuk
mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal
yang dianalisis yaitu lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri.

60
6.2.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada diluar
perusahaan yang secara langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Lingkungan makro terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi.

a. Faktor Politik
Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, kondisi
politik dan keamanan Negara. Keadaan politik serta hukum yang tidak baik akan
mempengaruhi usaha kafe. Konsumen tidak akan merasa nyaman untuk keluar atau
berpergian jika suhu politik sedang tidak baik. Dengan keadaan seperti ini bukan
tidak mungkin akan menurunkan pendapatan pada Cafe Kebun Kita, namu hal ini
belum pernah terjadi dikarenakan kondisi keamanan di Kota Bogor sendiri sangat
baik.
b. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu
perusahaan atau industri. Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini member
pengaruh terhadap kecendrungan iklim uasaha yang tidak menentu. Perekonomian
yang dialami oleh Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah
kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi disuatu negara
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Data Inflasi di Indonesia tahun 2005-2008
Tahun Inflasi (%)
2005 17, 11
2006 6,60
2007 6,59
2008 11,06
Sumber : BPS (2009)
Kondisi ekonomi ini juga berpengaruh terhadap usaha Cafe Kebun Kita,
terutama mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan terjadinya kenaikan inflasi setiap tahunnya, Cafe Kebun Kita melakukan
kenaikan harga untuk setiap hidangan yang ditawarkannya. Kenaikan ini terjadi
karena naiknya harga bahan baku produksi. Namun sejauh ini, peningkatan harga
yang dilakukan Cafe Kebun Kita masih dapat diterima oleh konsumen. Penetapan

61
harga produk sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha dari tahun ke tahun,
penetapan harga ini dikendalikan oleh manajer operasional.
Kenaikan harga bahan baku berhubungan dengan biaya produksi, sehingga
membuat harga jual lebih tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli
masyarakat. Akan tetapi dengan meningkatnya pendapatan masyarakat akan
menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula sehingga akan
mendorong pertumbuhan usaha kafe di Kota Bogor. Usaha kafe di Kota Bogor
memiliki peluang untuk berkembang. Hal ini terlihat dari daya beli masyarakat Kota
Bogor yang tergambar dalam PDRB per kapita Kota Bogor pada Tabel 13.
Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita Kota
Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya.
Peningkatan pendapatan masyarakat Kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat
yang semakin meningkat pula, hal ini dapat dimanfaatkan oleh pengusaha cafe untuk
mengembangkan usaha.
c. Faktor Sosial
Kondisi sosial dapat dilihat dari beberapa aspek misalnya sikap, gaya hidup,
adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan.
Dari faktor sosial diatas, Cafe Kebun Kita cenderung pada aspek gaya hidup.
Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas tenaga kerja yang tinggi
menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan makanan sehingga
masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecendrungan menikmati
makanan di luar rumah. Hal ini direspon dengan baik bagi pihak Cafe Kebun Kita dan
menjadikannya peluang. Akan tetapi perubahan gaya hidup ini menyebabkan
menjamurnya kaf, restoran dan rumah makan karena besarnya keuntungan yang
diperoleh dari usaha tersebut sehingga menyebabkan ancaman bagi pihak Cafe Kebun
Kita dalam persaingan usaha. Produktivitas tenaga kerja yang semakin meningkat tiap
tahunnya mengakibatkan peningkatan konsumsi makanan di masyarakat.
d. Faktor teknologi
Teknologi merupakan faktor penting untuk memajukkan suatu usaha.
Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat

62
dalam mendorong usaha kafe menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan
informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional kafe seperti pada bagian
keuangan, pelayanan dan pemrosesan. Adanya sistem komputerisasi dibagian
keuangan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Selain itu,
cara bertransaksi dengan pemasok maupun pelanggan akan lebih efektif dan efisien
jika dapat dimanfaatkan semua teknologi.
Teknologi yang digunakan oleh Cafe Kebun Kita saat ini sudah cukup baik
dan modern. Hal ini terlihat dari adanya barang-barang teknologi tinggi yang
membantu dalam proses produksi diantaranya mesin pendingin bahan baku (freezer),
microwave, mixer, dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi juga dimanfaatkan
dalam fasilitas untuk kenyamanan konsumen, diantaranya fasilitas hotspot agar
konsumen dapat menikmati layanan internet. Dengan adanya layanan internet lebih
memudahkan pihak management mengelola account facebook dan twitter, sehingga
memudahkan pihak management untuk mempromosikan menu-menu dan acara-acara
yang akan diadakan Cafe Kebun Kita.
Fasilitas-fasilitas lain yang berhubungan dengan teknologi terlihat dari setiap
acara-acara yang diadakan. Cafe Kebun Kita menagdakan acara-acara seperti pentas
musik, nonton bareng piala dunia, final piala AFF, restoran memanfaatkan fasilitas
proyektor dan layar, sehingga konsumen dapat menikmati acara tersebut secara
bersama-sama.

Tabel 13. Perkembangan dan laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2006
Tahun PDRB PDRB Per Kapita Laju Pertumbuhan
(Jutaan Rupiah) (Rp) PDRB Per Kapita
(%)
2003 3.168.185,54 3.860.313 2,02
2004 3.361.438,93 4.042.275 4,71
2005 3.567.231,21 4.171.786 3,20
2006 3.782.273,71 4.307.152 3,24
Rata-Rata 3,29
Sumber : Badan Pusat Satatistika Kota Bogor, 2007

63
6.2.2 Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang langsung berpengaruh
terhadap operasional perusahaan. Lingkungan mikro terdiri dari pemasok, pelanggan,
pesaing.
a. Pemasok
Hubungan antara pemasok dan restoran harus terjalin dengan baik. Cafe
Kebun Kita memasok bahan baku kafe dari dua pasar tradisional di Kota Bogor yaitu
Pasar Warung Jambu dan Pasar Bogor. Untuk bahan baku daging, ayam, beras dan
sayur kafe memiliki pemasok tetap di kedua pasar tradisional tersebut, sehingga
ketersedian dan kesegaran bahan baku dapat terjamin karena adanya hubungan
kepercayaan antara pemasok dan kafe.
Para pemasok pada Cafe Kebun Kita tidak melakukan monopoli harga, karena
harga yang ditawarkan sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran, bahkan ada
pemasok yang memberikan harga lebih murah dengan mutu yang terjaga. Cafe Kebun
Kita membeli bahan baku daging dan ayam setiap dua hari sedangkan untuk sayuran
restoran membeli dari pemasok setiap harinya. Daftar pemasok-pemasok pada Cafe
Kebun Kita dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Pemasok-Pemasok Pada Cafe Kebun Kita
No Produk Pemasok
1 Daging Ayam Rahma ayam atau Daily Fresh
2 Daging Bebek Soleh Bebek
3 Gas Christian gas
4 Minyak Goreng Avena (distributor)
5 Tisu Silvandra
Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)
Loyalitas pemasok yang dapat menyediakan bahan baku dan bahan lainnya
sesuai dengan kebutuhan dan tepat waktu bagi Cafe Kebun Kita, sehingga proses
produksi dapat berjalan dengan lancar. Tetapi pemasok juga memiliki ancaman yang
dapat menghambat pengembangan usaha Cafe Kebun Kita. Acaman tersebut terdiri
dari kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga gas elpiji.

64
b. Pelanggan
Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi suatu produk, sedangkan
pelanggan adalah konsumen yang mengkonsumsi suatu produk secara tetap atau
kontinyu atau dapat dikatakan sebagai konsumen yang datang lebih dari satu kali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer operasinal, Cafe Kebun Kita memiliki
segmentasi pasar untuk keluarga dan remaja yang berasal dari kaum menengah atas.
Sama halnya dengan restoran lain, pada Cafe Kebun Kita konsumen tidak
dapat menentukan harga untuk setiap menunya, karena harga untuk setiap menu telah
ditetapkan oleh pihak manajemen yang tertera pada daftar menu. Konsumen Cafe
Kebun Kita memiliki loyalitas yang tinggi, hal ini terlihat dari kunjungan konsumen
ke Restoran Kebun Kita rata-rata lebih dari dua kali. Loyalitas konsumen ini
dimanfaatkan sebagai peluang bagi pihak restoran. Loyalitas konsumen pada Cafe
Kebun Kita tercipta karena pelayanan yang memuaskan, serta keramahan yang
diberikan oleh seluruh pegawai dan pihak manajemen Cafe Kebun Kita kepada
konsumen.
Mempertahankan konsumen sangat dibutuhkan oleh Cafe Kebun Kita dalam
bersaing dengan cafe lain. Untuk itu hubungan yang baik antara konsumen dan pihak
restoran harus terjalin. Hubungan baik ini yang terus dijaga oleh pihak restoran, karen
mencari pelanggan (konsumen yang loyal) lebih sulit dibandingkan dengan mencari
konsumen baru. Oleh karena itu keberadaan konsumen yang memiliki loyalitas tinggi
menjadi peluang bagi Cafe Kebun Kita.
Pertumbuhan penduduk di Kota bogor menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan untuk Cafe Kebun Kita memasarkan produk. Hal tersebut dikarenakan
makan merupakan kebutuhan primer manusia untuk dapat menjalankan aktifitas
sehari-hari. Semakin tinggi jumlah penduduk pada suatu daerah, tentu akan
meningkatkan permintaan kebutuhan makanan dan juga minuman. Perkembangan
jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 15.
Gaya hidup sebagian masyarakat yang hidup diperkotaan, lebih memilih
untuk makan di restoran karena mengutamakan kepraktisan makan yang siap saji
serta kenyamanan tempat. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

65
modern, kafe bukan hanya difungsikan sebagai tempat untuk makan tetapi sudah
menjadi sarana untuk berkumpul bersama rekan atau keluarga.
Tabel 15. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Bogor dari Tahun 2004-2008
Tahun Jenis Kelamin Total Jumlah
Pria (jiwa) Wanita (jiwa) Penduduk (jiwa)
2008 476.476 465.728 942.204
2007 457.717 447.415 905.132
2006 444.508 434.630 879.138
2005 431.862 423.223 855.085
2004 424.819 406.752 831.571
Sumber : BPS Kota Bogor, 2009
c. Pesaing
Pesaing merupakan faktor yang cukup penting untuk membuat suatu usaha
dapat bertahan atau tidak. Persaingan usaha disekitar Cafe Kebun Kita cukup banyak,
diantaranya terdapat beberapa rumah makan ataupun kafe yang terletak disekitar
Jalan Padjajaran dan Jalan Malabar. Persaingan sangat terasa ketika Plaza Pangrango
masih beroperasi, pada saat itu terdapat puluhan unit usaha yang menjual produk dan
jasa seperti restoran. Akan tetapi Cafe Kebun Kita dapat terus bertahan hingga saat
ini karena kualitas dari produk yang ditawarkan dan restoran terus berinovasi untuk
mengembangkan produknya.

6.2.3 Lingkungan Industri


Lingkungan industri terdiri ancaman masuk pendatang baru, persaingan
sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-
menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, pengaruh kekuatan
stakeholder lainnya.

a. Ancaman Masuk Pendatang Baru


Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi
pada usaha yang sudah ada. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi usaha.
Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang cukup tinggi dan banyaknya wisatawan
yang datang ke Kota Bogor pada akhir pekan, dimanfaatkan oleh para pengusaha
untuk membangun suatu usaha restoran. Persaingan yang semakin ketat ini,
mendorong Cafe Kebun Kita menentukan alternatif strategi pemasarannya, agar dapat

66
mempertahankan konsumen dan menarik konsumen baru untuk datang. Faktor-faktor
ancaman masuk pendatang baru yang mempengaruhi Cafe Kebun Kita adalah:
Skala ekonomi; hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha
diperlukan skala ekonomi yang besar.
Diferensiasi; untuk hambatan difrensiasi produk cukup tinggi karena semakin
produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran dan ingin
mencobanya.
Kecukupan modal; kebutuhan modal relatif cukup tinggi, terutama modal awal
dalam pendirian suatu usaha.
Akses kesaluran distribusi; untuk akses kesaluran distribusi sangat menentukan
penyebaran produk, akses distribusi ke Cafe Kebun Kita lancar karena didukung
oleh transportasi yang memadai. Hal ini dapat mempermudah Cafe Kebun Kita
dalam proses penyedian bahan baku maupun kepada konsumen.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Tingkat persaingan antar pengusaha di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal
ini terlihat dari jumlah kafe, restoran dan rumah makan yang semakin bertambah tiap
tahunnya di Kota Bogor. Selain persaingan sejenis Cafe Kebun Kita juga dihadapkan
oleh persaingan non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Rumah Makan
Bambu Kuring yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Cafe Kebun Kita. Faktor-faktor
persaingan sesama perusahaan dalam industri yang dihadapi Cafe Kebun Kita adalah:
Jumlah kompetitor; tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota bogor
cendrung kompetitif. Hal ini terlihat pada Tabel 2 yang menunjukkan setiap
tahunnya terjadi peningkatan jumlah unit usaha kafe, restoran dan rumah makan
di Kota Bogor. Cafe Kebun Kita mengatasi pesaing yang ada dengan tetap
berusaha mempertahankan kualitas, dan terus berusaha mengembangkan
produknya lebih kreatif dan inovatif dan terus meningkatkan promosi-promosi.
Karateristik produk; setiap kafe, restoran atau rumah makan pastinya mempunyai
produk unggulan. Sifat atau ciri-ciri dari masing-masing produk yang dimiliki
pasti mempunyai kesamaan dan perbedaan. Perbedaan tersebut yang terus
dikembangkan untuk dapat dijadikan keunggulan Cafe Kebun Kita.

67
Biaya tetap yang besar; persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor
biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Untuk
itu Cafe Kebun Kita berusaha menyesuaikan harga yang ada dengan biaya
produksi yang digunakan.
c. Ancaman Produk Pengganti
Cafe Kebun Kita merupakan restoran yang menawarkan menu masakan khas
sunda. Produk pengganti atau subtitusi merupakan ancaman yang menghambat
perkembangan cafe. Di Kota Bogor produk subtitusi dari menu nasi timbel ayam
bakar yang menjadi andalan dari Cafe Kebun Kita anatara lain, daging steak pada
Steak Obonk, rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji seperti junkfood
yang saat ini menjadi trend dikalangan anak muda dengan menu utama yang
berbahan dasar ayam.
Ancaman terbesar juga datang dari rumah makan dengan konsep warung
tenda yang jumlahnya sangat banyak di Kota Bogor. Banyaknya restoran dengan
produk subtitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu
olahan ayam lain, selain dari ayam bakar. Dengan demikian, jumlah konsumen ayam
bakar akan berkurang sehingga berdampak bagi pengurangan jumlah konsumen Cafe
Kebun Kita.
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat besar, karena jumlah alternatif
pilihan kafe, tempat makan atau restoran di Kota Bogor sangat banyak, sehingga
penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih tempat makan atau restoran yang
sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Cafe Kebun Kita berusaha mengikuti
keinginan konsumen dengan meningkatkan kreativitas, inovasi produk dan
peningkatan kulaitas pelayanan serta meningkatkan fasilitas-fasilitas pendukung
untuk kenyamanan konsumen. Untuk menaikkan harga menu yang ditawarkan pihak
manajemen sangat mempertimbangkan, dikarenakan pihak Cafe Kebun Kita tidak
ingin kehilangan konsumen yang akan beralih kecafe atau restoran dengan harga yang
lebih murah.

68
e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Cafe Kebun Kita memperoleh pasokan bahan baku dari dua pasar tradisional
di Kota Bogor, yaitu Pasar Warung Jambu dan Pasar Bogor. Di kedua pasar tersebut
Cafe Kebun Kita mempunyai pemasok tetap untuk bahan baku seperti daging, ayam,
beras dan sayur. Hubungan yang terjalin dengan pemasok sangat dijaga oleh pihak
cafe sehingga kekuatan tawar-menawar pemasok dapat diminimalkan, hal ini
membuat Cafe Kebun Kita tidak pernah berganti pemasok karena sangat menjaga
ketersedian bahan baku, menjaga kualitas yang sudah ada dan terjaminnya kesegaran.
Kriteria yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita dalam memilih pemasok yaitu
bertanggung jawab untuk ketersedian bahan baku selanjutnya, harga lebih murah,
mempunyai kualitas yang baik, dan adanya kepercayaan antara kedua belah pihak.
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder lainnya.
Cafe Kebun Kita bekerja sama dengan stakeholder, yaitu:
Serikat kerja; berupa komunitas (pengusaha muda) dengan adanya pertemuan
(metting) untuk membahas masalah bisnis yang bertujuan untuk memotivasi.
Event Oragnizer; perusahaan yang menyediakan jasa bagi perusahaan-perusahaan
untuk mengadakan acara-acara besar untuk memperkenalkan produknya atau
mengadakan acara-acara musik seperti perusahaan rokok ( A-Mild, Soemporna),
perusahaan minuman (Coca-Cola, Hainaken), stasiun radio (Lesmana Fm, Kissi Fm).
Lingkungan masyarakat; bertujuan untuk kenyamanan dan kelancaran usaha.
Pemasok; untuk memperoleh pasokan bahan baku yang berkualitas, harga murah
dan dapat dipercaya.
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat
pada Tabel 16. Lingkungan eksternal terbagi menjadi lingkungan makro, lingkungan
mikro dan lingkungan industri yang menunjukkan adanya ancaman maupun peluang
yang dapat dimanfaatkan Cafe Kebun Kita untuk meminimalkan ancaman.

69
Tabel 16. Analisis Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita
No Faktor Eksternal Peluang Ancaman
1 Lingkungan Makro Peningkatan pendapatan Kenaikan harga bahan
dan daya beli masyarakat baku
Perubahan pola gaya
hidup masyarakat
Perkembangan kemajuan
teknologi

2 Lingkungan Mikro Loyalitas pemasok


Loyalitas pelanggan
Pertumbuhan jumlah
penduduk

3 Lingkungan Industri Hambatan masuk industi Tingkat persaingan


tinggi dalam industri
restoran tinggi
Banyak produk
subtitusi
Kekuatan tawar
menawar konsumen
tinggi

Sumber : Cafe Kebun Kita (2010)

6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran


Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang,
selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan,
yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan.

6.3.1 Tahap Masukan


Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan
identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil
analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan
disusun kedalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi
eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks EFE.
a. Analisis Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-
faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi

70
internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung
berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari tiga orang yang terdiri dari
pemilik Cafe Kebun Kita dengan persentase penilaian diambil sebesar lima puluh
persen, manajer operasional Cafe Kebun Kita dan satu orang karyawan Cafe Kebun
Kita dengan persentase penilaian dua puluh lima persen dari total penilaian. Tabel 17,
menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 17 faktor sukses kritis yang terdiri dari
12 kekuatan dan 5 kelemahan.
Tabel 17. Hasil Analisis Matriks IFE Cafe Kebun Kita Bogor
Bobot
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
1 Citra rasa Indonesia 0.068 4 0.274
2 Inovasi produk 0.070 3.5 0.246
3 Strategi harga untuk pelajar dan paket
untuk pasangan 0.053 3.5 0.185
4 Penyebaran iklan yang cukup gencar 0.064 3.5 0.225
5 Acara-acara musik yang sering
diadakan 0.059 3.5 0.207
6 Tempat yang cukup strategis 0.062 3.5 0.217
7 Program call back sebagai bentuk
coustumer Relationship 0.057 3.5 0.198
8 Pelayanan yang baik terhadap
konsumen 0.063 4 0.250
9 Layanan Hotspot 0.051 3.75 0.190
10 Modal milik sendiri 0.059 4 0.237
11 Bahan Baku yang terjamin kualitas
dan kesegaran 0.065 3.5 0.228
12 Loyalitas pegawai tinggi 0.061 4 0.244
13 Belum memiliki sertifikat BPOM 0.061 1 0.061
14 Tidak terfokusnya manajemen pada
layanan delivery 0.054 1 0.054
15 Kurangnya pelatihan SDM 0.052 1 0.052
16 Area Parkir tidak memadai 0.058 1 0.058
17 Pencatatan keuangan belum secara
akuntansi 0.042 1.5 0.063
Total 1 49.75 2.991

Berdasarkan hasil matriks IFE pada Tabel 17. Menunjukkan bahwa faktor
yang menjadi kekuatan utama restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan

71
Citra Rasa Indonesia, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,274, sedangkan
kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM dengan nilai tertimbang terkecil
sebesar 0.052.
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 17 maka diperoleh total bobot skor
sebesar 2,991. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas
rata-rata atau dapat dikatakan cenderung kuat.
b. Analisis Matrik EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal
perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan rating
dan bobot yang diambil kuesioner 3 orang yang terdiri dari Manajer Operasional Cafe
Kebun Kita dengan persentase lima puluh persen dari nilai yang diberikan, pemasok
daging ayam dari Pasar Bogor rahma ayam dengan persentase dua puluh lima persen
dari nilai yang diberikan, dan konsumen Cafe Kebun Kita dengan persentase dua
puluh lima persen dari nilai yang diberikan. Tabel 18 menunjukan matriks EFE yang
menganalisis tiga belas faktor sukses kritis yang terdiri dari tujuh peluang dan empat
ancaman.
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 18 menunjukkan bahwa
faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup
masyarakat dengan nilai tertimbang sebesar 0,368. Sedangkan ancaman utama adalah
tingkat persaingan dalam industri tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar
0,108.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 18, maka diperoleh total bobot skor
sebesar 3,012. Hal ini menunjukkan Cafe Kebun Kita mampu merespon faktor
eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.

72
Tabel 18. Hasil Analisis Matriks EFE Cafe Kebun Kita Bogor
Bobot
No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
1 Peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat 0.101 3.5 0.354
2 Perubahan pola gaya hidup masyarakat 0.092 4 0.368
3 Perkembangan kemajuan teknologi 0.095 3.75 0.358
4 Loyalitas pemasok 0.092 3.75 0.345
5 Loyalitas pelanggan 0.090 3.75 0.337
6 Pertumbuhan jumlah penduduk 0.084 4 0.336
7 Hambatan masuk industri tinggi 0.101 3.5 0.354
8 Kenaikan bahan baku 0.098 1.75 0.171
9 Tingkat persaingan dalam industri tinggi 0.086 1.25 0.108
10 Banyak produk subtitusi 0.075 1.75 0.131
11 Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi 0.085 1.75 0.149
Total 1 32.75 3.012

6.3.2 Tahap Pencocokan


Tahap pencocokan merupakan tahap merumuskan strategi berdasarkan hasil
analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan
yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunkan dalam
perumusan strategi adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT
(Strength-Weakness-Oppourtunities-Threat).

a. Matriks IE
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor
terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan,
berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot
sebesar 2,991 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE, diperoleh
bobot sebesar 3,012. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.
Cafe Kebun Kita dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan
berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada kuadran ini adalah strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integrative
(integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat
dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi

73
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar adalah mencari
pangsa pasar yang lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang
melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi penambahan
jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-
produk dan promosi penjualan secara intensif. Dengan kata lain strategi ini dapat
dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat
berupa promosi melalui media iklan televisi, koran, majalah dan lain-lain.
Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas
makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah jumlah
menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen penambahan
menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan terhadap menu
masakan di Cafe Kebun Kita.
Skor Total IFE
Kuat Rata-rata Lemah
3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi I II III
Skor 3,0-4,0

Total IV V VI
Sedang
EFE 2,0-2,99
VII VIII IX
Rendah
1,0-1,9

Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE

b. Matriks SWOT
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh
melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternative strategi yang
diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang

74
dapat dilihat pada Tabel 19. Alternatife strategi yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi S-O yaitu:
1. Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti
membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan. Hal ini
dilakukan agar jangkauan produk tersampaikan kemasyarakat luas. Citra rasa
Indonesia, kualitas produk dan pelayanan serta tersedianya modal menjadi
kekuatan bagi Cafe Kebun Kita untuk memperluas pasarnya. Strategi ini
didukung oleh pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk, perubahan pola gaya
hidup masyarakat serta peningkatan pendapatan masyarakat di Kota Bogor.
Pembukaan cabang ini dimaksudkan untuk memperbanyak konsumen Cafe
Kebun Kita. Dengan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada pembukaan cabang baru akan sangat membantu
meningkatkan jumlah pendapatan Cafe Kebun Kita.
2. Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi
produk. Strategi ini dilakukan agar konsumen tidak merasa bosan akan menu
makanan yang disediakan. Selain itu peningkatan kualitas pengembangan produk
melalui variasi menu dapat meningkatkan nilai penjualan cafe.
Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif
strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu:
1. Mengadakan pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial
melalui penerapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan
agar meningkatkan kualitas SDM muda dalam hal pendidikan berupa ketrampilan
yang jelas dan terarah serta pelatihan dalam mengelola berbagai menu makanan
maupun penggunaan teknologi.

75
2. Melakukan pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan
teknologi yang ada. Pihak manajemen dapat menggunakan software akuntansi
untuk pencatatan keuangan perusahaan.
Strategi S-T (Strength-Threat)
Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang
ada. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan dengan strategi S-T yaitu:
1. Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri.
Dengan memanfaatkan loyalitas pegawai restoran dapat bertahan dan
berkembang. Cafe Kebun Kita dapat meningkatkan pelayanan konsumen yang
sudah baik menjadi lebih baik lagi sehingga konsumen ingin kembali berbelanja
di Cafe Kebun Kita.
Strategi W-T (Weakness-Threat)
Strategi W-T adalah strategi dimana perusahaan dapat meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi yang dapat
dilakukan pada strategi W-T yaitu:
1. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan fokusnya manajemen
terhadap layanan delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja jika dibutuhkan
serta pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Strategi ini dilakukan agar
memberikan kelengkapan fasilitas yang memadai serta kemudahan bagi
konsumen yang memiliki kendaraan. Sedangkan untuk layanan delivery
dibutuhkan tenaga khusus untuk mempercepat penyampaian produk ketangan
konsumen jika layanaan ini ingin tetap dipertahankan, akan tetapi untuk saat ini
penambahan jumlah karyawan akan menambah biaya bagi pihak Cafe Kebun Kita
sedangkan pemasukan melalui layanan ini kurang terlihat. Untuk saat ini akan
lebih baik jika layanan ini ditiadakan. Untuk sertifikasi halal dari BPOM
duperlukan untuk kepercayaan informasi kualitas produk yang diberikan kepada
konsumen, sehingga konsumen lebih nyaman untuk makan di Cafe Kebun Kita.
Hasil Analisis Matriks Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) dapat
dilihat pada Tabel 19.

76
Tabel 19. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran Kebun Kita
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. Citarasa Indonesia 1. Belum memiliki sertifikat
2. Inovasi produk BPOM
Faktor Internal 3. Strategi harga untuk pelajar 2. Tidak terfokusnya
dan paket untuk pasangan manajemen terhadap layanan
4. Penyebaran iklan yang cukup delivery
gencar 3. Kurangnya pelatihan SDM
5. Acara-acara music, nonton 4. Area parkir yang tidak
bareng yang sering diadakan memadai
6. Tempat yang cukup strategis 5. Pencatatan keuangan belum
7. Kecepatan penyajian secara akuntansi
8. Program call back sebagai
bentuk coustumer Relationship
Faktor Eksternal 9. Pelayanan yang baik terhadap
konsumen
10. Layanan Hotspot
11. Modal milik sendiri
12. Bahan baku yang terjamin
kualitas dan kesegaran
13. Loyalitas pegawai tinggi
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Peningkatan pendapatan
dan daya beli masyarakat 1. Meningkatkan volume 1. Mengadakan pelatihan SDM
2. Perubahan pola gaya hidup penjualan dengan menambah muda untuk meningkatkan
masyarakat saluran distribusi seperti kualitas manajerial melalui
membuka cabang penerapan job description
3. Perkembangan kemajuan
(S1,S2,S8,S9, yang jelas dan terarah
teknologi
S11,S12,O1,O2,O6,) (W3, O3)
4. Loyalitas pemasok 2. Meningkatkan variasi produk 2. Pencatatan keuangan secara
5. Loyalitas pelanggan dengan penganekaragaman akuntansi dengan
6. Pertumbuhan jumlah menu memanfaatkan teknologi
penduduk (S1,S2,S3,O1,O2,O3,O5,O6) (W5,O3)
7. Hambatan masuk industri
tinggi
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Kenaikan bahan baku
2. Tingkat persaingan dalam 1. Meningkatkan loyalitas 1. Meningkatkan fasilitas berupa
industri tinggi pegawai untuk bertahan dalam penyediaan sarana parkir dan
3. Banyak produk subtitusi persaingan. layanan delivery khusus
4. Kekuatan tawar menawar (S9,S13,T2,T3,T4) dengan merekrut tenaga kerja
konsumen tinggi jika dibutuhkan serta
pembuatan sertifikasi halal
dari BPOM
(W1,W3,W4,T2,T3,T4)

77
6.3.3 Tahap Keputusan
Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan strategi
terbaik yang dapat dijalankan atau digunakan perusahaan dari alternatif-alternatif
strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi
tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM).
Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO,
strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. strategi tersebut akan dimasukkan kedalam
matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS).
Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil QSPM adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti
membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat perbelanjaan (TAS=6.266)
b. Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi
produk (TAS=6.685)
c. Mengadakan pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial
melalui penerapan job description yang jelas dan terarah (TAS=6.239)
d. Pencatatan keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi
(TAS=6.005)
e. Meningkatkan loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan (TAS=6.297)
f. Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery
khusus dengan merekrut tenaga kerjajika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi
halal dari BPOM (TAS=6.153)
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang
harus dilakukan saat ini adalah salah satu strategi SO yaitu peningkatan variasi
produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Strategi ini
dilakukan dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Cafe Kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan
pertambahan jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat
yang lebih menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang
terus meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita peningkatan variasi

78
produk dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk, sehingga konsumen
mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin berkembang. Loyalitas
pelanggan yang datang ke Cafe Kebun Kita dapat terus dipertahankan dengan
menggunakan strategi ini, dengan penganekaragaman menu diharapkan konsumen
tidak merasa bosan dengan menu-menu yang sudah ada. Hal ini dilakukan agar cafe
tetap bertahan dipasar yang kompetitif dan mencapai tujuan usaha.
Strategi dengan nilai TAS terkecil terdapat pada strategi WO yaitu Pencatatan
keuangan secara akuntansi dengan memanfaatkan teknologi. Cafe Kebun Kita belum
memanfaatkan teknologi secara maksimal, pencatatan keuangan secara akuntansi
dianggap belum penting bagi pemilik karena unsur kepercayaan antara pemilik dan
karyawan. Akan tetapi diharapkan kedepannya untuk dapat berkembang dengan lebih
baik Cafe Kebun Kita perlu melakukan pencatatan keuangan akuntansi untuk dapat
mengetahui laba perusahaan lebih terperinci.

79
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis atas data dan observasi di lapang maka dapat
diambil kesimpulan analisis strategi pemasaran dalam penelitian ini menghasilkan
rumusan strategi pemasaran Cafe Kebun Kita sebagai berikut :
Hasil matriks IFE yang menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama
restoran adalah sebagai makanan yang menawarkan Citra Rasa Indonesia,
sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya pelatihan SDM. Total nilai yang
dihasilkan dari matriks IFE menunjukkan kondisi internal Cafe Kebun Kita diatas
rata-rata. Hasil analisis matriks EFE menunjukkan bahwa faktor yang menjadi
peluang utama perusahaan adalah perubahan gaya hidup masyarakat. Sedangkan
ancaman utama adalah tingkat persaingan dalam industri tinggi. Total nilai yang
dihasilkan matriks EFE menunjukkan Cafe Kebun Kita mampu merespon faktor
eksternal dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman.
Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan matriks
EFE. Cafe Kebun Kita dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel II. Hal
ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh
dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau
integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal).
Hasil analisis SWOT didapat beberapa strategi yaitu S-O: meningkatkan volume
penjualan dengan menambah saluran distribusi seperti membuka cabang-cabang
Cafe Kebun Kita di pusat perbelanjaan, peningkatan variasi produk dengan
penganekaragaman menu melalui inovasi produk, strategi W-O: mengadakan
pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penerapan
job description yang jelas dan terarah, melakukan pencatatan keuangan secara
akuntansi dengan memanfaatkan teknologi yang ada, strategi S-T: meningkatkan
loyalitas pegawai untuk bertahan dalam persaingan industri, strtaegi W-T:
meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan delivery

80
khusus dengan merekrut tenaga kerja jika dibutuhkan serta pembuatan sertifikasi
halal dari BPOM.
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus
dilakukan saat ini adalah salah satu strategi SO peningkatan variasi produk
dengan penganekaragaman menu melalui inovasi produk. Strategi ini dilakukan
dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang
eksternal. Cafe Kebun Kita dapat memanfaatkan peluang dengan pertambahan
jumlah penduduk di Kota Bogor, Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih
menginginkan kepraktisan, serta pendapatan masyarakat Kota Bogor yang terus
meningkat dapat dimanfaatkan oleh Cafe Kebun Kita dengan meningkatkan mutu
produk menjadi lebih baik dan berinovasi dengan penganekaragaman menu,
sehingga konsumen mendapatkan banyak pilihan makanan dan pasar semakin
berkembang.

7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, beberapa saran
disampaikan dalam kaitannya dengan penentuan prioritas strategi, hal yang perlu
diperhatikan Cafe Kebun Kita. Saran tersebut adalah :
Cafe Kebun Kita diharapkan dapat terus berinovasi dengan pengembangan
produknya untuk menciptakan kreasi menu-menu baru
Cafe Kebun Kita perlu mengadakan pelatihan ketrampilan untuk meningkatkan
kualitas SDM sehingga dapat memaksimalkan teknologi yang ada.
Penghapusan layanan delivery karena sampai saat ini layanan tersebut kurang
menambahkan pendapatan bagi Cafe Kebun Kita.
Penyediaan area parkir untuk menambah kenyamanan konsumen diharapkan
menjadi perhatian bagi Cafe Kebun Kita.

81
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono Bambang T. 1995. Modul Manajemen Pemasaran. Jakarta: Badan Penerbit


IPWI (Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia).

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2007. Kota Bogor dalam angka 2007.
Bogor. Jawa Barat.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2010.

David F.R 2006. Manajemen Strategis. Jakarta: Prenhallindo.

David F.R 2008. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.

Defieta. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung [skripsi].


Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[DKK] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Kota Bogor dalam
Arsip Data Kepariwisataan. Bogor: DKK Kota Bogor.

Goh Sunny TH, Hor KK. 2003. Marketing Wise. Jakarta: BIP (PT. Bhuana Ilmu
Komputer) Kelompok Gramedia.

Kotler P. 2002. Manajemen Strategi. Prenhalindo. Jakarta.

Maulina N. 2009. Strategi Pengembanagn Usaha Pada Death By Chocolate and


Spageti Restaurant di Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Ningsih S.. 2006. Strategi Pemasaran Pondok makan Mirah Jakarta Selatan [skripsi].
Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Nugroho. 2009. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Restoran Bakmi
Raos Condet Jakarta Timur [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor

Ratasari. 2009. Analisis Strategi Pemasara (Studi Kasus Ali Baba Restoran, Bogor)
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Ridwansyah. 2008. Strategi Pemasaran PadaRumah Makan sate Kiloan Empuk


Cibinong [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

82
Rangkuti F. 2002. Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti F. 2005. Creating Effective marketing plan : Teknik Membuat Rencana


Pemasaran Berdasarkan Coustumer Values dan Analisis Kasus. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama.

Robiah F. 2009. Strategi Pengembangan Usaha rumah makan Khas Betawi H.


Syamsyudin Kombo Bekasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Saladin D. 2001. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: LK.

Sari. 2008. Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah JJM Kelompok Wanita
Tani Turih, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
[skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Swasta. B dan Sukotjo. 2000. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi


Perusahaan Modern). Cetakan Kedelapan. Liberty: Yogyakarta.

Umar H. 2008. Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramed Pustaka Utama.

Wheelen TL, Hunger JD. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.

http://www.dexton.adexindo.com/artikel-laba150-bisnis-restoran.html

83
LAMPIRAN

84
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Perusahaan

1. Bagaimana sejarah berdirinya Cafe Kebun Kita?


2. Apa visi, misi, dan tujuan Cafe Kebun Kita?
3.Bagaimana struktur organisasi pada Cafe Kebun Kita dan apa yang menjadi tugas
pada tiap bagian?
Lingkungan Bisnis, dibagi atas dua lingkungan, yaitu:
Lingkungan Eksternal :
1. Lingkungan makro
2.Lingkungan mikro
3. Lingkungan industri
(Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini)
1. Lingkungan Makro
a. Faktor Politik
1. Apakah terdapat Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan? Jika
ada, sebutkan:
1.
2.
2. Apakah terdapat peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja? Jika ada,
sebutkan:
1.
2.
4.Apakah masih berlaku sistem perpajakan?
1. Ya
2. Tidak
4. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? ....................
b. Faktor Ekonomi
1. Bagaimana siklus bisnis yang dilakukan oleh Cafe Kebun Kita?.......
2. Apakah Cafe Kebun Kita berpengaruh terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi?
1. Ya

85
2. Tidak
3. Jika ya, sebutkan alasan Bapak/Ibu?...................
4. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk?..........
5. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju?........
6. Bagaimana kriteria tenaga kerja di Cafe Kebun Kita? Sebutkan:
1. ....................
2. ....................
c. Faktor Sosial
1. Faktor sosial yang ada di Cafe Kebun Kita, biasanya terdiri dari aspek mana saja?
Sebutkan:
1. Sikap
2. Gaya hidup
3. Adat istiadat
4. Ketiganya
d. Faktor Teknologi
1. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja Cafe
Kebun Kita?
1. Ya
2. Tidak
2. Jika ya, apa alasannya? .........................
3. Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti dengan
yang baru?
1. Ya
2. Tidak
4. Biasanya teknologi berupa apa?.........................
5. Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi?
2. Lingkungan mikro
a. Pemasok
1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai kerjasama dengan pemasok bahan baku, jika
ada sebutkan?

86
1.
2.
b. Pelanggan
1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai pelanggan tetap?......
c. Pesaing
1. Apakah Cafe Kebun Kita mempunyai pesaing dalam menjalankan bisnisnya, jika
ada sebutkan?
1.
2.
3.Lingkungan Industri
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Cafe Kebun
Kita?
Skala Ekonomi
Diferensiasi produk
Kecukupan modal
Akses ke saluran distribusi
Peraturan pemerintah
b.Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Cafe Kebun Kita?
Jumlah kompetitor
Tingkat pertumbuhan industri
Karakteristik produk
Biaya tetap yang besar
Kapasitas
Hambatan keluar
2. a. Menurut Anda, siapa pesaing utama Cafe Kebun Kita dan apa yang menjadi
keunggulan tempat tersebut?
b. Bagaimana pihak Cafe Kebun Kita menanggapi para pesaing tersebut?

87
c. Ancaman Produk Pengganti
1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama?
1. Ya
2. Tidak
2. Produk pengganti apa yang menjadi pesaing bisnis Anda?
3. Apakah ada pengaruhnya bagi penjualan pada bisnis Anda?
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
1. Apakah Cafe Kebun Kita melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam
menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan Cafe Kebun
Kita?
1.Ya
2. Tidak
2.Bagaimana pengaruh yang diberikan pembeli dalam proses tawar-menawar?
e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
1. Apakah kekuatan tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau
menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi Cafe Kebun Kita?
1.Ya
2.Tidak
2. Bagaimana pengaruh pemasok bagi bisnis ini?
3. Kriteria apa yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita dalam memilih pemasok?
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya
1. Apakah Cafe Kebun Kita bekerjasama dengan stakeholder?
1.Ya
2. Tidak
2. Apa saja stakeholder yang dimaksud? Sebutkan.....
1. Pemerintah
2. Serikat pekerja
3. Lingkungan masyarakat
4. Kreditor
5. Pemasok

88
6. Lainnya, sebutkan.....
3. Apakah terjadi persaingan dengan restoran-restoran lain?
1. Ya
2. Tidak
4. Apa ada pengaruh yang ditimbulkan oleh para stakeholder lain, seperti pemegang
saham lainnya, pemerintah, atau pihak yang berpengaruh di lingkungan sekitar
lokasi?
Lingkungan Internal
(Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!)
a. Pendekatan Fungsional
1. Pasar dan Pemasaran
1. Apakah Cafe Kebun Kita dalam hal pasar dan pemasaran, harus
memperhatikan hal ini?
1. Pangsa pasar
2. Kegiatan promosi
3. Loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru
4. Pelayanan purna jual
5. Pengendalian distributor
Segmentation, Targeting, Positioning
Segmentation
Berdasarkan apa pengelompokan pembeli di Cafe Kebun Kita?
Targeting
Siapa pembeli potensial menurut Anda?
Positioning
Citra apa yang ingin diberikan kepada konsumen?
Bauran pemasaran
Product
1. Produk/jasa dan fasilitas apa saja yang ada di Cafe Kebun Kita?
2. Produk dan jenis pelayanan apa yang menjadi favorit di Cafe Kebun Kita?

89
3. Produk/jasa mana yang memberikan kontribusi yang paling besar pada
keuntungan yang diraih?
4. Apa saja keinginan konsumen yang perlu dipenuhi pada produk/jasa?
5. Perubahan-perubahan apa yang diperkirakan terjadi terhadap selera,
orientasi, dan preferensi konsumen terhadap produk/jasa?
Price
1. Berdasarkan apa pihak Cafe Kebun Kita menetapkan harga?
2. Apakah ada potongan harga yang diberikan oleh Cafe Kebun Kita?
3. Apakah ada konsekuensi yang dihadapi apabila harga jual ditetapkan
tinggi, sedang atau rendah?
Promotion
1. Melalui promosi apa yang telah dilakukan oleh Cafe Kebun Kita?
2. Apakah ada cara promosi yang berbeda yang dilakukan Cafe Kebun Kita?
3. Apa yang menjadi pertimbangan dalam melakukan promosi tersebut?
4. Bentuk promosi apa yang paling efektif?
Place and Time
1. Apa yang mejadi alasan Cafe Kebun Kita didirikan dilokasi ini?
2. Apakah lokasi di pinggir jalan mempengaruhi kenyamanan pengunjung?
Process
1. Apakah proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan?
1. Ya
2. Tidak
Jika ya, mana yang paling berpengaruh?
1. keterlambatan
2. birokrasi
3. penyampaian jasa yang tidak efektif.
People
1. Kriteria karyawan seperti apa yang dipilih oleh Cafe Kebun Kita?
2. Apakah karyawan Bapak/Ibu melayani konsumen dengan ramah?
1. Ya

90
2. Tidak
Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Mengharuskan karyawan ramah terhadap konsumen
2. Lainnya, sebutkan.....
Physic
1. Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti
atas kualitas jasa. Contoh: gedung, tanah, perlengkapan, anggota staf, tanda-
tanda, dan petunjuk yang terlihat lainnya. Apakah setuju? Mengapa?
2. Keuangan dan Akuntansi
1. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang baik dengan penanam
modal dan pemegang saham?
1. Ya
2. Tidak
3. Kegiatan Produksi-Operasi
1. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki hubungan yang baik dengan pemasok?
1. Ya
2. Tidak
2. Jika ya, apa alasannya?...................................
4. Sumberdaya Manusia
1. Apakah Cafe Kebun Kita memperhatikan faktor berikut?
1. Manajemen SDM
2. Keterampilan dan motivasi kerja
3. Produktivitas
2. Bentuk motivasi kerja karyawan yang diberikan manajer di Cafe Kebun Kita
dapat berupa apa?
1. ....................
Pertanyaan tambahan
(Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu benar)
1. Ada berapa jenis makanan yang dijual?
1. 20 makanan

91
2. 20 makanan
3. Lainnya, sebutkan.....
2. Biasanya konsumen lebih menyukai makanan apa?
1. Tradisional Indonesia
2. Healthy foods
3. Diet foods
3. Biasanya bahan baku dibeli darimana?
1. Pasar tradisional
2. Langganan Cafe Kebun Kita
3. Lainnya, sebutkan.....
4. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku?
1. Ya
2. Tidak
Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Harga lebih murah
2. Lainnya, sebutkan.....
Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Semua pasar sama
2. Lainnya, sebutkan.....
5. Apakah Cafe Kebun Kita memiliki sertifikasi halal dari MUI?
1. Ya
2. Tidak
Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Pengurusan sertifikasi halal dari MUI lama
2. Lainnya, sebutkan.....
6. Apakah ada layanan pesan antar untuk lokasi di luar Cafe Kebun Kita?
1. Ya
2. Tidak
Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Tidak ada kendaraan

92
2. Lainnya, sebutkan.....
7. Berapa jumlah karyawan yang ada di Cafe Kebun Kita?
8. Setiap hari apa Cafe Kebun Kita banyak dipenuhi pengunjung?
1. Sabtu Minggu
2. Senin Jumat
3. Lainnya, sebutkan.....
9. Apakah Cafe Kebun Kita merasa bersaing dengan restoran-restoran lain di kota
Bogor?
1. Ya
2. Tidak
Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Setiap restoran memiliki pelanggan masing-masing
2. Letaknya berjauhan dengan restoran-restoran yang lain, jadi tidak masalah.
3. Lainnya, sebutkan.....
10. Apakah bila terjadi kenaikan bahan baku, harga semua menu naik?
1. Ya
2. Tidak
Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Harga bahan baku naik, harga makanan juga naik
2. Lainnya, sebutkan.....
11. Apakah Cafe Kebun Kita merasa bersaing dengan restoran besar?
1. Ya
2. Tidak
Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Orang lebih memilih restoran
2. Makanannya nanti kurang laku
3. Lainnya, sebutkan.....
Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu?
1. Selalu ada pelanggan yang lebih menyukai makanan restoran daripada cafe
2. Lainnya, sebutkan...

93
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

IDENTITAS RESPONDEN

1. Umur Anda :.tahun


2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. perempuan
3. Pendidikan terakhir anda :
a. SD b. SMP c. SMA
d. Sarjana e. lain-lain.
4. Pekerjaan anda :
a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta
d. Pelajar/Mahasiswa e. lain-lain..

Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan tugas akhir
atau skripsi dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita di Bogor,
maka peneliti bermaksud menyebarkan kuesioner dan mengharapkan bantuan
Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisinya dengan jujur, benar, serta akurat sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara berikan dijamin
kerahasiannya. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara, peneliti
mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Rehan Fauziyah Harahap
H34086073

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

94
Tata Cara Pengisian
1. Pilihlah jawaban yang paling tepat menurut pendapat anda
2. Jawaban anda dijamin kerahasiannya

Pertanyaan di bawah ini berkaitan dengan pendapat anda sebagai konsumen Cafe
Kebun Kita, Bogor. Mohon tunjukkan pendapat anda dengan melingkari jawaban
yang paling sesuai dari pilihan yang tersedia :
Angka 1 = Tidak Setuju (TS)
Angka 2 = Kurang Setuju (KS)
Angka 3 =Setuju (S)
Angka 4 = Sangat Setuju (SS)
A. Produk
TS KS S SS
1. Rasa memuaskan 1 2 3 4
2. Bentuk/Penampilan produk menarik 1 2 3 4
3. Produk higienis 1 2 3 4
4.Penambahan menu-menu/ variasi menu 1 2 3 4
5.Mutu/kualitas produk tinggi 1 2 3 4
6.Makanan Tradisional Indonesia paling disukai 1 2 3 4
7.Makanan Kontinental Paling disukai 1 2 3 4
8.Makanan Westren Paling disukai 1 2 3 4

B. Harga
TS KS S SS
1. Harga terjangkau 1 2 3 4
2. Harga sesuai kualitas produk 1 2 3 4
3. Harga lebih murah dibandingkan tempat lain 1 2 3 4
4.Perlu ada potongan harga 1 2 3 4

C. Promosi
TS KS S SS
1. Slogan Restoran Kebun Kita enjoy the taste, enjoy 1 2 3 4
the time
2. Anda akan merekomendasikan Cafe kebun Kita 1 2 3 4
kepada orang lain
3. Perlu adanya tambahan promosi 1 2 3 4
4. Cafe Kebun Kita perlu memasang iklan di media 1 2 3 4
cetak maupun elektronik

95
5. Cafe Kebun Kita perlu melakukan pengadaan 1 2 3 4
diskon/potongan harga
6.Anda membutuhkan informasi mengenai produk- 1 2 3 4
produk Cafe Kebun Kita

D. Tempat
TS KS S SS
1. Lokasi Cafe Kebun Kita strategis 1 2 3 4
2. Tempatnya menarik 1 2 3 4
3. Kebersihan tempat terjaga 1 2 3 4
4.Fasilitas lengkap (kamar mandi, musholla, tempat cuci 1 2 3 4
tangan, parkir dll
5.Perlu menambah cabang 1 2 3 4

E. Proses
TS KS S SS
1. Penyampaian jasa efektif 1 2 3 4
2. Keterlambatan pelayanan 1 2 3 4
3. Birokrasi baik 1 2 3 4
4.Pemrosesan pelayanan produksi memuaskan 1 2 3 4

F. Orang
TS KS S SS
1. Pelayanan yang baik, ramah dan sopan 1 2 3 4
2. Pelayan di Restoran Kebun Kita kurang jumlahnya 1 2 3 4

G. Fisik
TS KS S SS
1. Memberikan struk harga 1 2 3 4
2. Penting adanya fasilitas layanan Telkom hotspot 1 2 3 4

96
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating
Faktor Strategis Internal dan Eksternal Cafe Kebun Kita, Bogor

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN


(Studi Kasus Cafe Kebun Kita, BOGOR)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :
Pekerjaan/Jabatan :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan
benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

Peneliti
Rehan Fauziyah Harahap
H34086073

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

97
PENENTUAN BOBOT

Tujuan:
Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun
eksternal Cafe Kebun Kita, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa
besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran
Cafe Kebun Kita.

Petunjuk Umum:
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari responden.
3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda)
untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten.
4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum
dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan dengan peneliti.
Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.

Petunjuk Khusus:
1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap
keberhasilan perusahaan dalam bisnis Cafe Kebun Kita. Penentuan bobot
merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal
perusahaan.
2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang
tersedia untuk Restoran Kebun Kita adalah:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
(Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan
sebaliknya)

98
1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Cafe Kebun Kita
Faktor Strategis Internal A B C ... Q Total Bobot
A
B
C
...
Q
Total
Keterangan:
1. Kekuatan
A = Cita rasa Indonesia
B = Inovasi Produk
C = Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan
D = Penyebaran iklan yang cukup gencar
E = Acara-acara musik yang sering diadakan
F = Tempat yang cukup strategis
G = Program call back sebagai bentuk Costumer Relationship
H = Pelayanan yang baik terhadap konsumen
I = Layanan Hotspot
J = Modal milik sendiri
K = Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran
L = Loyalitas pegawai tinggi
2. Kelemahan
M = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM
N = Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery
O = Kurangnya pelatihan SDM
P = Area parkir yang memadai
Q = Pencatatan keuangan belum akuntansi

99
2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal untuk Cafe Kebun Kita
Faktor Strategis Eksternal A B C ... K Total Bobot
A
B
C
...
K
Total

Keterangan:
1. Peluang
A = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
B = Perubahan pola gaya hidup masyarakat
C = Perkembangan kemajuan teknologi
D = Loyalitas pemasok
E = Loyalitas pelanggan
F = Pertumbuhan jumlah penduduk
G = Hambatan masuk industri tinggi
2. Ancaman
H = Kenaikan harga bahan baku
I = Tingkat persaingan industri tinggi
J = Banyak produk subtitusi
K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi

100
PENENTUAN RATING

3. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan


(Kekuatan dan Kelemahan)
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan
Petunjuk Pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan
tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing.
Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing.
Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing.
Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing.
Pertanyaan:
Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing
(usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Cafe Kebun Kita
sebagai berikut:

No Faktor Strategis Internal Rating


KEKUATAN
1. Citra rasa Indonesia
2. Inovasi produk
3. Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan
4. Penyebaran iklan yang cukup gencar
5. Acara-acara musik yang sering diadakan
6. Tempat yang cukup strategis
7. Program call back sebagai bentuk coustumer Relationship
8. Pelayanan yang baik terhadap konsumen
9. Layanan Hotspot
10. Modal milik sendiri
11. Bahan Baku yang terjamin kualitas dan kesegaran
12 Loyalitas pegawai tinggi

101
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan
Petunjuk Pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan
tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing.
Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing.
Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing.
Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing.

Pertanyaan:
Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing
(usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Cafe Kebun Kita
sebagai berikut:
No Faktor Strategis Internal Rating
KELEMAHAN
1. Belum memiliki sertifikat BPOM
2. Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery
3. Kurangnya pelatihan SDM
4. Area Parkir tidak memadai
5. Pencatatan keuangan belum secara akuntansi

4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan


(Peluang dan Ancaman)
Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan
Petunjuk Pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan
tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang.

102
Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata.
Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata.
Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior.

Pertanyaan:
Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing
(usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Cafe Kebun Kita
sebagai berikut:
No Faktor Strategis Eksternal Rating
PELUANG
1. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
2. Perubahan pola gaya hidup masyarakat
3. Perkemabangan kemajuan teknologi
4. Loyalitas pemasok
5. Loyalitas pelanggan
6. Pertumbuhan jumlah penduduk
7. Hambatan masuk industri tinggi

Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan


Petunjuk Pengisian:
a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha
dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan
tanda () pada pilihan Bapak.
b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini:
Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior.
Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas rata rata.
Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata.
Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut
kurang.

103
Pertanyaan:
Menurut Bapak, bagaimana kondisi Cafe Kebun Kita dibandingkan dengan pesaing
(usaha sejenis) dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Cafe Kebun Kita
sebagai berikut:
No Faktor Strategis Eksternal Rating
ANCAMAN
1. Kenaikan bahan baku
2. Tingkat persaingan dalam industri tinggi
3. Banyak produk subtitusi
4. Kekuatan tawar menawar konsumen tinggi

104
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS)
Alternatif Strategi Pemasaran Cafe Kebun Kita, Bogor

KUESIONER PENELITIAN
PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI
PEMASARAN Cafe Kebun Kita, BOGOR

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :

Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan
benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan
ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.

Peneliti
Rehan Fauziyah
H34086073

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

105
KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH
DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM)

Tujuan:
QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan
seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau
diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang
terbaik untuk dilakukan.
Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT:
Strategi 1 : Meningkatkan voleme penjualan dengan menambah saluran
distribusi seperti membuka cabang-cabang Cafe Kebun Kita dipusat
perbelanjaan
Strategi 2 : Peningkatan variasi produk dengan penganekaragaman menu melalui
inovasi produk.
Strategi 3 : Meningkatkan efektivitas promosi dengan pembuatan website
Restoran Kebun Kita.
Strategi 4 : Mengadakan pelatihan SDM muda untuk meningkatkan kualitas
manajerial melalui penerapan job description yang jelas dan terarah.
Strategi 5 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan
pemasok.
Strategi 6 : Meningkatkan fasilitas berupa penyediaan sarana parkir dan layanan
delivery khusus dengan merekrut tenaga kerja yang berkualitas serta
pembuatan sertifikasi halal dari BPOM
Petunjuk Pengisian:
Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatan-
kelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif
strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah
faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya
Tidak, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya Ya maka kolom AS
diisi dengan:

106
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain.
2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif
lain.
Matriks QSPM
Faktor Bobot Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi Strategi
Sukses 1 2 3 4 5 6
Kritis AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan
-
-
-
-
Kelemahan
-
-
-
-
Peluang
-
-
-
-
Ancaman
-
-
-
-
Total

107
Lampiran 5. Service Sequence (Pola Urutan Service) Cafe Kebun Kita

No LANGKAH - LANGKAH STANDARISASI KETERANGAN

1 Sambutan dan
mempersilahkan duduk tamu

arahkan mereka ke meja dgn "Selamat.. Ka / tante / nama tamu


berjalan pelan didepan om, apa kabar? sebaiknya
mereka selamat datang di digunakan untuk
restoran kebun kita menyambut tamu
"Buat berapa orang (jika tahu)
ka/tanta/om?" JANGAN bilang
"Silahkan lewat sini "Cuma satu
ka/tante/om.." ka/tante/om"? atau
"Sendirian ya
"Sudah cukup nyaman ka?" (kalau sudh
Cek apakah mereka sudah disini ka/tante/om?" reseved)
puas/nyaman duduk
dimejanya atau tidak
Tarik bangku dan bantu
dorong
2 Menyajikan Buku Menu
a. Tips dan langkah menjual
makanan
Sambut tamu "Selamat .ka/tante/om,
maaf, apa sudah siap
untuk memesan

Mengetahui keinginan dan "Mau coba menu favorit


kebutuhan tamu kami.?" atau
"Kalau ka2/tante/om suka
chinesee food saran saya
cobain . *
Penutupan penawaran

b. Tips dan trik jualan dgn.


'saran'
Terperinci / lebih detil "ka2/tante/om mau coba
.. minuman special
kita bulan ini
layani dengan produk yang
sesuai / cocok
tepat waktu
special promo / paket
"Mau cobain menu spesial

108
kita hari ini ka/tante?"
"Kita ada paket loh
mau cobain ka/tante?"
3 Pengambilan Order/ pesanan
Catat mengetahui lebih
jelas apa yang
tamu inginkan

Ulangi kembali pesanan "Ok ka/om/tante, saya


ulangi kembali ya
ambil semua buku menu
jangan lupa mengucapkan "Terimakasih ya "Terimakasih ya
"Terimakasih" sebelum pergi ka/om/tante", ditunggu ka/om/tante",
ditunggu sekitar
10mnt ya
pesannanya.."
4 Letakan Captain Order ke
kasir
5 Persiapan Menunggu pesanan
dibuat
Siapkan ashtray (asbak) lengkapi
Siapkan box tissue persiapan, sebelum
men-set up, perlengkapan yg bagian dapur
ada memanggil
6 Mengambil Order Makanan
siapkan sambal
garpu sendok
cek garnish
cek sedotan
mengecek meja orderan
7 Cara menyajikan makanan
dan minuman
dari sebelah kanan
menyebutkan item orderan " Permisi ka/tante/om,
dengan senyuman ini.. "
menaruh makanan didepan
tamu "silahkan menikmati
berterimakasih sebelum makanannya ka/tante/ om sikap sopan dan
meninggalkan tersenyumlah
8 Mengusulkan Pemesanan
ulang/tambahan
mengusulkan tamu untuk "permisi ka/tante/om, mau Harus sopan
menambah minum tambah juice atau mau berbicara, dan
coba minuman yg lain?" mau untuk
"boleh saya tambah air bersikap ramah
putihnya?

109
9 Mengawasi Meja Tamu
Refill/ tuangkan kembali
gelas yg sudah tinggal
Perhatikan jika ada
tumpahan makanan atau
minuman
10 Mintalah saran
"Bagaimana makanan / Permisi/ minta
minumannya ka?" maaf sebelumnya
"Sudah cukup Ucapkan dengan
memuaskan?" senyuman
11 Memberikan struk
Ketika tamu meminta "Permisi ini bill nya
bill/bon, ambil dan taruhlah ka/tante/om.."
pada nampan struk, dan
berikan kepada tamu dari
sebelah kanan mereka
Selalu men-cek ulang total
bon dan bill dalam meja
tersebut
12 Closeing Service
Ketika kalian memberikan "Permisi ka/om/tante ini
kembalian, cek seluruh area kembaliannya.."
mejanya untuk memastikan
tidak ada barang mereka
yang tertinggal
Meminta no telpon
konsumen untuk database "terimakasih, selamat
restoran datang kembali ya ka.."
Memberitahu tamu untuk
datang kembali
13 Tata ulang meja dan kursi,
dan segera bersihkan seluruh
area
Pastikan tidak ada kotoran
atau sampah disekitar tempat
duduk

110
Lampiran 6. Gambar Menu-Menu dan Promo Cafe Kebun Kita.

111
Lampiran 7. Event-Event yang Diadakan di Cafe Kebun Kita

112
Lampiran 8. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Cafe Kebun Kita

1. Kekuatan
A = Cita rasa Indonesia
B = Inovasi Produk
C = Strategi harga untuk pelajar dan paket untuk pasangan
D = Penyebaran iklan yang cukup gencar
E = Acara-acara musik yang sering diadakan
F = Tempat yang cukup strategis
G = Program call back sebagai bentuk Costumer Relationship
H = Pelayanan yang baik terhadap konsumen
I = Layanan Hotspot
J = Modal milik sendiri
K = Bahan baku yang terjamin kualitas dan kesegaran
L = Loyalitas pegawai tinggi
2. Kelemahan
M = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM
N = Tidak terfokusnya manajemen pada layanan delivery
O = Kurangnya pelatihan SDM
P = Area parkir yang memadai
Q = Pencatatan keuangan belum akuntansi

Pemilik
INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT
A 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 1 3 1 2 37 0.068
B 2 3 3 3 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 38 0.070
C 1 1 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 2 1 3 3 32 0.059
D 2 1 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 1 3 3 37 0.068
E 1 1 1 1 1 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3 3 32 0.059
F 1 2 3 1 2 2 1 1 3 3 1 3 3 2 1 3 33 0.061
G 1 3 2 1 3 2 3 1 2 2 1 3 3 3 1 3 32 0.059
H 2 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 3 36 0.066
I 2 2 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 2 3 1 1 26 0.048
J 1 3 1 1 1 1 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 31 0.057
K 1 2 3 3 3 1 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 37 0.068
L 1 1 3 2 1 3 3 1 2 2 1 2 3 2 1 3 32 0.059
M 3 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 2 3 3 1 3 31 0.057
N 3 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 3 2 3 29 0.053
O 1 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 3 28 0.051
P 3 1 1 1 1 3 3 1 3 2 1 3 3 2 1 3 32 0.059
Q 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 21 0.039
Total 544 1

113
Manajer Operasional
INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT
A 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 2 3 2 3 3 3 41 0.075
B 1 3 3 1 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 38 0.070
C 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 3 22 0.040
D 1 1 3 3 2 1 1 3 1 3 2 1 2 2 1 1 28 0.051
E 1 3 3 1 2 2 1 1 3 1 2 1 3 3 1 3 31 0.057
F 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 1 1 2 3 35 0.064
G 1 1 3 3 2 1 2 3 3 1 2 2 3 1 1 1 30 0.055
H 1 1 3 3 3 1 2 2 2 2 1 1 3 1 2 2 30 0.055
I 3 1 2 1 3 1 1 2 1 3 3 2 3 2 3 3 34 0.063
J 3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 3 3 2 1 3 3 36 0.066
K 1 2 3 1 3 1 3 2 1 1 2 2 3 3 1 3 32 0.059
L 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 2 1 2 2 3 3 35 0.064
M 1 2 1 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 1 35 0.064
N 2 1 3 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 3 3 2 29 0.053
O 1 2 3 2 1 3 3 3 2 3 1 2 1 1 1 2 31 0.057
P 1 1 3 3 3 2 3 2 1 1 3 1 1 1 3 3 32 0.059
Q 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 2 1 25 0.046
Total 544 1

Pegawai
INTERNAL A B C D E F G H I J K L M N O P Q TOTAL BOBOT
A 2 3 1 3 3 3 2 2 1 3 3 1 1 3 1 2 34 0.063
B 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 1 3 3 3 3 2 0.072
C 1 2 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 2 1 1 1 29 0.053
D 3 1 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 1 3 3 38 0.070
E 1 2 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 2 34 0.063
F 1 1 3 1 1 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 34 0.063
G 1 1 2 1 1 1 3 1 2 2 1 3 3 3 1 3 29 0.053
H 2 3 2 1 1 1 1 3 1 3 3 3 2 2 3 3 34 0.063
I 2 2 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 3 1 1 24 0.044
J 3 2 1 1 2 1 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1 31 0.057
K 1 1 3 3 2 2 2 1 3 1 3 3 2 3 3 3 36 0.066
L 1 1 3 2 3 2 3 1 2 2 1 3 3 2 2 3 34 0.063
M 3 3 2 1 2 3 1 1 3 3 1 1 3 3 2 3 35 0.064
N 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3 3 31 0.057
O 1 1 3 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 3 27 0.050
P 3 1 3 1 2 1 3 1 3 2 1 2 2 1 1 3 30 0.055
Q 2 1 3 1 2 2 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 25 0.046
Total 544 1

114
KEKUATAN
Kekuatan Bobot Rating Bobot Skor
A 0.068 4 0.274
B 0.070 3.5 0.246
C 0.053 3.5 0.185
D 0.064 3.5 0.225
E 0.059 3.5 0.207
F 0.062 3.5 0.217
G 0.057 3.5 0.198
H 0.063 4 0.250
I 0.051 3.75 0.190
J 0.059 4 0.237
K 0.065 3.5 0.228
L 0.061 4 0.244
0.733 44.25 2.702

KELEMAHAN
kelemahan Bobot Rating Bobot Skor
M 0.061 1 0.061
N 0.054 1 0.054
O 0.052 1 0.052
P 0.058 1 0.058
Q 0.042 1.5 0.063
TOTAL 0.267 5.5 0.289
1.000 49.75 2.991

115
Lampiran 9. Penilaian Respon Terhadap Faktor Eksternal Cafe Kebun Kita

1. Peluang
A = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
B = Perubahan pola gaya hidup masyarakat
C = Perkembangan kemajuan teknologi
D = Loyalitas pemasok
E = Loyalitas pelanggan
F = Pertumbuhan jumlah penduduk
G = Hambatan masuk industri tinggi
2. Ancaman
H = Kenaikan harga bahan baku
I = Tingkat persaingan industri tinggi
J = Banyak produk subtitusi
K = Kekuatan tawar-menawar konsumen tinggi

Manager Operasional
EKSTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT

A 2 3 3 1 2 2 3 3 2 2 23 0.105
B 2 3 1 3 2 2 1 2 3 3 22 0.100
C 1 1 3 3 3 1 1 2 3 1 19 0.086
D 1 3 1 3 2 1 2 3 1 1 18 0.082
E 3 1 1 1 1 1 3 3 3 2 19 0.086
F 2 2 1 2 3 2 1 1 2 3 19 0.086
G 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 25 0.114
H 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 25 0.114
I 1 2 2 1 1 3 1 1 3 1 16 0.073
J 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2 15 0.068
K 2 1 3 3 2 1 1 1 3 2 19 0.086
Total 312 1

116
Pemasok
EKSTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
A 3 1 1 2 3 2 3 3 3 2 23 0.105
B 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 18 0.082
C 3 3 3 3 1 3 1 2 2 3 24 0.109
D 3 2 1 3 2 1 2 3 3 2 22 0.100
E 2 1 1 1 3 3 3 1 2 2 19 0.086
F 1 2 3 2 1 3 3 1 2 3 21 0.095
G 2 3 1 3 1 1 3 1 3 1 19 0.086
H 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 15 0.068
I 1 2 2 1 3 3 3 3 2 2 22 0.100
J 1 3 2 1 2 2 1 3 2 3 20 0.091
K 2 1 1 2 2 1 3 2 2 1 17 0.077
Total 220 1

Konsumen
EKSTERNAL A B C D E F G H I J K TOTAL BOBOT
A 3 1 3 3 3 1 1 2 2 1 20 0.091
B 1 3 2 1 3 3 2 2 1 1 19 0.086
C 3 1 1 3 3 1 2 2 3 3 22 0.100
D 1 2 3 2 3 3 1 2 3 3 23 0.105
E 1 3 1 2 3 3 1 2 3 3 22 0.100
F 1 1 1 1 1 3 2 1 2 2 15 0.068
G 3 1 3 1 1 1 3 3 3 1 20 0.091
H 3 2 2 3 3 2 1 2 2 1 21 0.095
I 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 22 0.100
J 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 16 0.073
K 3 3 1 1 1 2 3 3 1 2 20 0.091
Total 220 1

117
Peluang
Peluang Bobot Rating Bobot Skor
A 0.101 3.5 0.354
B 0.092 4 0.368
C 0.095 3.75 0.358
D 0.092 3.75 0.345
E 0.090 3.75 0.337
F 0.084 4 0.336
G 0.101 3.5 0.354
0.656 26.25 2.452

Ancaman
Ancaman Bobot Rating Bobot Skor
H 0.098 1.75 0.171
I 0.086 1.25 0.108
J 0.075 1.75 0.131
K 0.085 1.75 0.149
0.344 6.5 0.559
1.000 32.75 3.012

118
119

Anda mungkin juga menyukai