Gladak Sroedji, Saksi Bisu Pertempuran 8 Februari 1949
Gladak Sroedji terletak di Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten
Jember. Mengapa dinamakan Gladak Sroedji? Tentunya, banyak orang yang bertanya tanya tentang hal ini. Masih ingatkah dengan peristiwa pertempuran Letkol Moch. Sroedji dan kawan kawan dengan pihak Belanda yang terjadi di Desa Karangkedawung, Kecamatan Tempurejo? Ya, peristiwa tersebut berkaitan erat dengan alasan dinamakannya Gladak Sroedji. Pasca Perjanjian Renville, Brigade III Damarwulan Divisi I TNI Jawa Timur mengadakan perang gerilya dari Jember menuju Blitar, kemudian kembali lagi. Perang gerilya tersebut berlangsung selama 51 hari dengan jarak yang ditempuh sekitar 500 km. Pada tanggal 7 Februari 1949, Brigade III Damarwulan telah berada di Dusun Pomo (Wuluhan). Ketika hari menjelang senja, mereka melanjutkan perjalanan menuju titik berikutnya, yaitu Desa Panduman (Arjasa) melalui Kecamatan Tempurejo. Pada tanggal 8 Februari 1949, setelah bergerak semalam suntuk, Letkol Sroedji dan pasukannya beristirahat sejenak di Desa Karangkedawung untuk melepas lelah. Sebelum beristirahat, Letkol Sroedji memberi instruksi kepada pasukan kawal Brigade untuk mengadakan stelling pengamanan, pasukan ditempatkan di ketinggian yang dianggap taktis. Ketika pasukan kawal Brigade sedang menuju ke tempat ketinggian yang taktis, tiba tiba mereka diserang oleh tentara Belanda dari arah Kebung Lengkong. Inilah, awal mula Pertempuran Karangkedawung. Letkol Sroedji dan pasukannya melakukan perlawanan tiada henti selama berhari hari. Namun akhirnya, Letkol Sroedji gugur dalam pertempuran tersebut. Secara teritorial, letak Gladak Sroedji tidak jauh dari titik akhir pertempuran Letkol Sroedji. Selain itu, Gladak Sroedji juga merupakan jalur dimana Letkol Sroedji dan pasukannya terdesak oleh serangan tentara Belanda. Itulah mengapa, dinamakan Gladak Sroedji.
Sumber : https://www.facebook.com/100.KOber/posts/151728118318275 http://sejarah.kompasiana.com/2012/10/08/letnan-kolonel-m-sroedji-493885.html