Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSAAN BRONKITIS AKUT

No. Dokumen : SOP/C.VII/100/PKM-MBR/ 2016


No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 01/04/2016
Halaman : 1/2

UPTD Urusan Ni Putu Ega Pragantini,SKM


Puskesmas Mamboro Nip. 19790626 200012 2 001
1. Pengertian Penatalaksanaan bronkitis akut adalah penatalaksaan pada pasien
dengan suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru)
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanan pasien dengan bronkitis akut
di UPTD Urusan Puskesmas Mamboro.
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPTD Urusan Puskesmas
Mamboro Nomor : 445/087/PKM-MBR TAHUN 2016 Tentang
Pengkajian
4. Referensi Pedoman Pelayanan Klinis UPTD Urusan Puskesmas Mamboro
Tahun 2016
5. Prosedur / Langkah- 1. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memanggil pasien
langkah 2. Dokter/petugas yang diberi kewenangan melakukan anamnesis
tambahan yang dapat membantu menegakkan diagnosis yang
meliputi batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3
minggu, dahak berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau
kehijauan, demam (biasanya ringan), rasa berat dan tidak
nyaman di dada, sesak nafas dan rasa berat bernapas.
3. Dokter/petugas yang diberi kewenangan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis bronkitis akut.
4. Dokter/petugas yang diberi kewenangan menuliskan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemerikaan penunjang,
diagnosis serta terapi kedalam buku rekm medik pasien.
5. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memberikan terapi
yang dituliskan dalam resep. Adapun terapi yg diberikan adalah
pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP
(dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein
(obat Doveri) dapat diberikan 10 mg, diminum 3 x/hari,
pemberian ekspektoran: GG (Glyceryl Guaiacolate),
bromheksin, atau ambroksol, pemberian antipiretik:
parasetamol (asetaminofen), pemberian bronkodilator :
salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, atau aminofilin, serta
pemberian antibiotika jika dijumpai tanda-tanda infeksi.
6. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memberikan edukasi
kepada pasien berupa informasi tentang bronkitis akut yaitu
memotivasi pasien untuk menghindari merokok, menghindari
iritan lainnya yang dapat terhirup, mengontrol suhu dan
kelembaban lingkungan, nutrisi yang baik, dan cairan yang
adekuat.
7. Dokter/petugas yang diberi kewenangan menyerahkan resep
dan mempersilahkan pasien untuk mengambil resep di apotek.
6. Hal-hal yang perlu Keadaan umum pasien
diperhatikan
7. Unit Terkait 1. Poli Umum
2. Poli Anak
3. Laboratorium
4. Apotek
8. Dokumen Terkait 1. Rekam Medis
2. Buku Register Dewasa
3. Buku Register Anak
4. Buku Register Laboratorium
9. Rekaman historis Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
perubahan diberlakukan
1 Format SOP Disesuaikan dengan SK 3 Mei 2017
Kepala Puskesmas No.
445/016/PKM-MBR
TAHUN 2017Tentang
Pengendalian dan
Standarisasi Format
Dokumen
PENATALAKSAAN BRONKITIS AKUT

No. Dokumen : DT/C.VII/100/PKM-MBR/ 2016


Daftar No. Revisi :0
Tilik Tanggal Terbit : 1 April 2016
Halaman : 1/1
UPTD Urusan Ni Putu Ega Pragantini,SKM
Puskesmas Mamboro Nip. 19790626 200012 2 001

Unit : UPTD Urusan Puskesmas Mamboro


Nama Petugas :
Tgl. Pelaksanaan :

KEGIATAN Tidak
Ya Tidak
(Apakah............) Berlaku
1. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memanggil pasien
2. Dokter/petugas yang diberi kewenangan melakukan
anamnesis tambahan yang dapat membantu menegakkan
diagnosis yang meliputi batuk (berdahak maupun tidak
berdahak) selama 2-3 minggu, dahak berwarna jernih, putih,
kekuning-kuningan atau kehijauan, demam (biasanya
ringan), rasa berat dan tidak nyaman di dada, sesak nafas dan
rasa berat bernapas.
3. Dokter/petugas yang diberi kewenangan melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis bronkitis akut.
4. Dokter/petugas yang diberi kewenangan menuliskan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemerikaan penunjang,
diagnosis serta terapi kedalam buku rekm medik pasien.
5. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memberikan terapi
yang dituliskan dalam resep. Adapun terapi yg diberikan
adalah pemberian obat antitusif (penekan batuk): DMP
(dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali sehari. Kodein
(obat Doveri) dapat diberikan 10 mg, diminum 3 x/hari,
pemberian ekspektoran: GG (Glyceryl Guaiacolate),
bromheksin, atau ambroksol, pemberian antipiretik:
parasetamol (asetaminofen), pemberian bronkodilator :
salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin, atau aminofilin, serta
pemberian antibiotika jika dijumpai tanda-tanda infeksi.
6. Dokter/petugas yang diberi kewenangan memberikan edukasi
kepada pasien berupa informasi tentang bronkitis akut yaitu
memotivasi pasien untuk menghindari merokok, menghindari
iritan lainnya yang dapat terhirup, mengontrol suhu dan
kelembaban lingkungan, nutrisi yang baik, dan cairan yang
adekuat.
7. Dokter/petugas yang diberi kewenangan menyerahkan resep
dan mempersilahkan pasien untuk mengambil resep di
apotek.

Compliance Rate (CR) : %

Palu,
Pelaksana / Auditor

Anda mungkin juga menyukai