Anda di halaman 1dari 2

ELATPANJANG: Sebagai ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, saat ini, Kota Selatpanjang

mengalami krisis air bersih. Baik dalam memenuhi kebutuhan air minum ataupun air buat cuci,
mandi dan masak.

Penyebabnya dikota sagu ini sudah sekian lama tidak diguyur hujan. Daerah yang terkenal memiliki
air tanah merah itu memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap air hujan.

Akibat dari krisis air yang melanda daerah ini membuat harga air galon menjadi mahal. Untuk air
minum dalam kemasan galon saja jika biasanya hanya Rp5.000 kini menjadi Rp8.000.

"Sudah dua pekan air untuk minum susah dicari. Kalau biasanya di setiap warung sibuk menjajakan
air minum kemasan galon, namun kini harus berkeliling mencarinya. Terkadang tak jarang harus
membeli sampai ke pengolahan air hujan menjadi air minum baru dapat," ungkap Al (25) warga
Jalan Banglas kepada wartawan, Ahad (14/7).

Kesulitan air juga dialami Mul warga Jalan Rumbia Selatpanjang. Untuk memenuhi air untuk
kebutuhan mandi saja dia terpaksa harus meminta air kepada keluarganya di Jalan Rintis. Air yang
dimintanya pun bukan air putih atau bening seperti air hujan, namun adalah air merah dari air galian
sumur.

"Mau bagaimana lagi, air menjadi kebutuhan pokok kita. Kalau air untuk minum, masih bisa kami
cari walaupun juga susah. Terasa sekali susah mencari air setelah lama tak turun hujan," akunya.

Dari pantauan memang sudah lebih kurang 3 bulan tak turun hujan.

Walaupun sempat beberapa kali turun hujan, namun hujan gerimis yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan air dari masyarakat.

Sejumlah rumah yang hingga kini masih bertahan memenuhi kebutuhan air bersih adalah rumah
yang memiliki bak penampungan (banker) air hujan berukuran besar di bawah lantai rumah masing-
masing. Sementara yang mengandalkan bak atau penampungan berukuran kecil atas tanah
dipastikan sudah kering.

Jika dulu saat air kolam yang berada di samping Jalan Merdeka, Selatpanjang menjadi incaran
sejumlah warga yang membutuhkan air, namun kini kolam yang sudah kering i tu tidak boleh lagi
diambil airnya.

Bahkan larangan mengambil air kolam tersebut sudah dibuat oleh Pemerintah Kabupaten
Kepulauan Meranti.

Ternyata di luar Selatpanjang kondisi serupa juga dialami Kadarsiono salah satu masyarakat Desa
Sialang Pasung, Kecamatan Rangsang Barat. Dia mengatakan bahwa di desanya lebih parah lagi,
harga per galon air minum produksi Selatpanjang dibeli dengan harga Rp11.000.

"Sementara untuk memperoleh air cuci, masak, mandi harus meminta di masjid di desa. Susah saat
ini untuk mendapatkan air terutama di musim kemarau ini," keluhnya.
Sementara itu dengan kehadiran PT Meranti Tirta Investasi, pabrik pengolahan air bersih ternyata
juga belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih yang dibutuhkan masyarakat. Manager
Operasional PT Meranti Tirta Investasi, Syamsurizal mengakui kondisi itu.(rp)

Anda mungkin juga menyukai