Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara historis dan teologis, akhlak dapat memadu perjalan hidup manusia agar
selamat di dunia dan akhirat. Tidakkah berlebihan bila misi utama kerasulan Muhammad
SAW. adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sejarah pun mencatat bahwa
faktor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan akhlaknya
yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah dalam Al-Quran.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diminta
agar akhlak dan keluhuran budi Nabi Muhamad SAW. itu dijadikan contoh dalam
kehidupan di berbagai bidang. Mereka yang mematuhi permintaan ini dijamin
keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, maka adapun rumusan masalah
yaitu :
a. Pengertian Akhlak
b. Macam-macam Akhlak

C. Tujuan Masalah

a. Tujuan umun
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan tentang Macam-macam Akhlak, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak

2. Untuk mengetahui macam-macam akhlak

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu " Al-Khulk " yang berarti
tabeat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, kelakuan.
Pengertian Akhlak Menurut Imam Ghozali adalah suatu sifat yang tetap pada
jiwa, yang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
membutuhkan pikiran.
Pengertian Akhlak Menurut Muhammad bin Ali Asy Syariif Al Jurjani:
Akhlak adalah sesuatu sifat (baik atau buruk) yang tertanam kuat dalam diri yang
darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan ringan tanpa perlu
berpikir dan merenung.

B. Macam-macam Akhlak

a. Akhlak terhadap Allah dan Rasulullah


Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan
yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai
khalik. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak
kepada Allah SWT.

1. Pertama, karena Allah SWT lah yang menciptakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang dikeluarkan dari tulang punggung dan
tulang rusuk, hal ini sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam surat ,
sebagai berikut :

2
Artinya : Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia
diciptakan?(5). Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar(6). Yang
terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada(7).

2. Kedua, karena Allah SWT lah yang telah memberi perlengkapan panca
indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati sanubari,
disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia.
Firman Allah SWT dalam syrat An-Nahl ayat 78 :

Artinya : (78). Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan DIa memberikan kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.

3. Ketiga, karena Allah SWT lah yang menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak
dan lainnya. Firman Allah SWT dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :

Artinya : (12). Allah -lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-
kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-NYa, dan agar kamu
bersyukur, (13). Dan Dia menundukan apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya.

3
Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir.
4. Keempat, Allah SWT lah yang memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan daratan dan lautan. Firman Allah SWT dalam

surat Al-Israa ayat 70:


Artinya : (70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu
Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di ats banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Dari sedikit uraian diatas, kita memang benar perlu untuk berakhlak
kepada Allah SWT. Karena alasan-alasan di atas adalah tolak ukur yang
tepat dan terdapat perintah Allah SWT di dalamnya bahwa kita sebagai
seorang muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada Sang
Pencipta.
b. Macam-macam Akhlak Kepada Allah SWT :
1. Taat Terhadap Perintah-Nya
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah
Nya., padahal Allah SWT lah yang telah memberikan segala-galanya
pada dirinya. Allah SWT berfirman dala Al-Quran surat An-Nisa
ayat 65 :

4
Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum
mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada
rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau
berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.
Kendati demikian, taat keada Allah SWT merupakan konsekwensi
keimanan seorang muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya
ketaatan, maka ini merupakan salah satu indikasi tidak adanya
keimanan. Dalam Sebuah hadits, Rasulullah SAW juga menguatkan
makna ayat diatas dengan bersabda :
Tidak beriman salah seorang di antara kalian, hingga hawa nafsunya
(keinginannya) mengikuti apa yang telah dating dariku (Al-Quran
dan Sunnah). (HR. Abi Ashim Al-Syaibani)
2. Tawakal
Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha, dalam surat Al-
Mulk ayat 15 di jelaskan, bahwa manusia di syariatkan berjalan di
muka bumi utuk mecari rezeki dengan berdagang, bertani dan lain
sebagainya.
3. Memiliki Rasa Tanggung Jawab Atas Amnanah Yang Di Embankan
Padanya
Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah
SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab terhadap amanah yang
diberikan padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan ini-pun
merupakan amanah dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang
mukmin senantiasa meyakini apapun yang Allah SWT berikan
padanya, maka itu merupakan amanah yang kelak akan diminta
pertanggung jawaban dari Allah SWT. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda.Dari Umar R.A, Rasulullah SAW
bersabda :
Setiap kalian adalah peminpin, dan setiap kalian bertanggung jawab
terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang Amir (presiden/imam/ketua)

5
atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas
apa yang dipimpinnya. Seorang suami merupakan pemimpin bagi
keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.
Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian
adalah pemimpin, dan bertanggujng jawab atas aa yang dipimpinnya.
(HR. Muslim).
4. Ridlo terhadap ketentuan Allah SWT
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah
SWT, adala ridla terhadap segala ketentuan yang telah Allah SWT
berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga
yang berada maupun keluarga yang kurang mampu, bentuk fisik yang
Allah SWT berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada
hakekatnya, sikap seorang muslim senantiasa yakin terhadap apaun
yang Allah SWT berikan padanya. Baik yang berupa kebaikan, atau
berupa keburukan. Rasulullah SAW bersabda :
Sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala
urusannya adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan
kebaikan, ia bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan
hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar,
karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.
(HR. Bukhari).
Apalagi terkadangsebagai seorang manusia, pengetahuan atau
pendangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi,
sesuatu yang kita anggap baik, justru buruk, sementara sesuatu yang
dipandang buruk ternyata malah memiliki nilai kebaikan bagi diri kita.
5. Senantiasa Bertaubat Kepada-Nya
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari
sifat lalai dan lupa. Karena hal ini merupakan sifat dan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah SWT manakala kita
sedang terjerumus kedalam kelupaan sehingga berbuat kemaksiatan

6
kepada Nya adalah dengan segera bertaubat kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman :
Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampunterhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang
dapat mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui.
6. Obsesinya Adalah Keridloan Illahi
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan
memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktifitasnya, hanya kepada
Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktifitas untuk mencari
keridloan atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang,
untuk mencapai keridloan Allah SWT tersebut, terpaksa harus
mendapatkan ketidaksukaan dari para manusia lainnya. Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW pernah menggambarkan kepada kita :
Barang siapa yang mencari keridloan Allah dengan adanya
kemurkaan manusia, maka Allah akan memberikan keridloan manusia
juga. Dan barang siapa mencari keridloan manusia dengnan cara
kemurkaan Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada
manusia. (HR. Tirmidzi Al-Qodloi dan Ibnu Asakir).
Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang terdapat
dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan iman,
otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridloan manusia. Ia tidak
akan peduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang
penting ia dipuji oleh orang lain.
7. Merealisasikan Ibadah Kepada-Nya
Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang mulim
terhadap Allah SWT adalah merealisasikan ibadah kepada Allah
SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdloh, ataupun ibadah yang ghairu
mahdloh. Karena, pada hakekatnya seluruh aktivitas sehari-hari adalah
ibadah kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman :

7
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.
Oleh karenanya, sebagai aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan
lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki
cukup mahdloh saja, seperti puasa, shalat, haji dan lain sebagainya.
Perealisasian ibadah yang paling penting untuk dilakukan pada saat ini
adalah beraktifitas dalam rangkaian tujuan untuk dapat menerakpak
hukum Allah SWT di muka bumi ini. Sehingga islam menjadi
pedoman hidup yang direalisasikan oleh masyarakat islam pada
khhususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada umumnya.
8. Banyak Membaca Al-Quran
Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang
muslim terhadap Allah SWT adalah dengan memperbanyak membaca
dan mentadaburi ayat-ayat, yang merupakan firman-firman Nya.
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering
menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mecintai Allah
SWT, tentulah ia akan selalu menyebut-nyebut asma Nya dan juga
senantiasa akan membaca firman-firman Nya. Apalagi manakala kita
mengetahui keutamaan membaca Al-Quran yang demikian besarnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengatakan kepada kita :
Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya Al-Quran itu dapat
memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya. (HR.
Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda :
Orang (mumin) yang membaca Al-Quran dan ia lancar dalam
membacanya, maka ia akan bersama malaikat yang mulia lagi suci.
Adapun orang mumin yang membaca Al-Quran sedang ia terbata-
bata membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia
akan mendapatkan pahala dua kali lipat. (HR. Bukhori Muslim).

8
c. Akhlak Kepada Rasulullah SAW :

Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim di
haruskan untuk berakhlak kepada Nabi SAW. Karena dari beliaulah kita banyak
mendapatkan warisan yang bisa kita warikan lagi turun-menurun ke anak cucu
kita.
Saat Rasulullah SAW wafat, beliau meninggalkan dua warisan yang berharga,
yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Orang yang berpegang teguh pada keduanya
dipastikan tidak akan tersesat selamanya. Saat ini, tidak sedikit orang yang
melupakan, bahkan mematikan sunnah beliau. Tidak hanya itu, mereka kemudian
malah beralih pada tradisi dan adat istiadat yang justru tidak sesuai dengan
syariat.

d. Macam Akhlak Kepada Rasulullah SAW


1. Menghidupkan Sunnah
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda yang menerangkan
bahwa, kita sebagai umat muslim diperintahkan untuk menghidupkan
sunah-sunah yang telah beliau wariskan. Barangsiapa yang
menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan
oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala
orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala
mereka sedikit pun. (HR Ibnu Majah)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi : Barang
siapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah dimatikan,
sesudahku (sesudah aku meninggal dunia), maka bagi orang tersebut
pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya, tanpa dikurangi
sedikit pun dari pahala mereka. (HR. At-Tirmidzi).
2. Taat
Hai orang-orang yg beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul-

9
Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang
demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.
Allah SWT menyeru hamba-hamba-Nya yg beriman dengan seruan
Hai orang-orang yg beriman sebagai suatu pemuliaan bagi mereka
karena merekalah yg siap menerima perintah Allah SWT dan menjauhi
larangan-Nya. Dengan seruan iman merekapun menjadi semakin siap
menyambut tiap seruan Allah SWT. Kewajiban taat kepada Allah dan
kepada Rasul-Nya adalah dengan melaksanakan perintah-perintah -Nya
serta larangan-larangan -Nya.
Kaum muslimin harus taat kepada Ulil Amri apabila dalam memerintah
mereka menyeru kepada yg maruf dan mencegah yg munkar. Akan
tetapi jika mereka menyuruh kepada hal-hal yg dapat melalaikan
kewajiban untuk taat kepada Allah SWT atau bahkan menyuruh
perbuatan yang melanggar aturan Allah SWT maka tiap kita kaum
muslimin tidak boleh menaatinya. Rasulullah SAW telah bersabda yg
artinya Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yg maruf dan
tidak ada ketaatan terhadap makhluk dalam maksiat terhadap sang
Khaliq.
3. Membaca Shalawat dan Salam
Selawat atau Shalawat (bahasa Arab: )adalah bentuk jamak dari
kata salat yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. Membaca
shalawat untuk Nabi SAW, memiliki maksud mendoakan atau
memohonkan berkah kepada Allah SWT untuk Nabi SAW dengan
ucapan, pernyataan serta pengharapan, semoga beliau (Nabi SAW)
sejahtera (beruntung, tak kurang suatu apapun, keadaannya tetap baik
dan sehat).
Salam berarti damai, sejahtera, aman sentosa dan selamat. Jadi saat
seorang muslim membaca selawat untuk Nabi SAW, dimaksudkan
mendoakan beliau semoga tetap damai, sejahtera, aman sentosa dan
selalu mendapatkan keselamatan.
Membaca Selawat harus disertai dengan niat dan dengan sikap hormat

10
kepada Nabi SAW. Orang yang membaca shalawat untuk Nabi SAW
hendaknya disertai dengan niat dan didasari rasa cinta kepada beliau
dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau. Dalam
penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan bahwa apabila
seseorang membaca shalawat tidak disertai dengan niat dan perasaan
hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya tidak lebih berat
ketimbang selembar sayap. Nabi saw bersabda : Sesungguhnya sahnya
amal itu tergantung niatnya.
Nabi SAW bersabda : Dan kalau kamu membaca shalawat, maka
bacalah dengan penuh penghormatan untuk ku. Siti Aisyah ra. berkata :
Barangsiapa cinta kepada Allah SWT, maka dia banyak menyebutnya
dan buahnya ialah Allah SWT akan mengingat dia, juga memberi
rahmat dan ampunan kepadanya, serta memasukannya ke surga bersama
para Nabi dan para Wali. Dan Allah SWT memberi kehormatan pula
kepadanya dengan melihat keindahan-Nya. Dan barang siapa cinta
kepada Nabi SAW maka hendaklah ia banyak membaca shalawat untuk
Nabi SAW dan buahnya ialah ia akan mendapat syafaat dan akan
bersama beliau di surga.
Selanjutnya Nabi SAW bersabda : Barang siapa membaca selawat
untukku karena memuliakanku, maka Allah SWT menciptakan dari
kalimat (shalawat) itu satu malaikat yang mempunyai dua sayap, yang
satu di timur dan satunya lagi di barat. Sedangkan kedua kakinya di
bawah bumi sedangkan lehernya memanjang sampai ke Arasy. Allah
SWT berfirman kepadanya : Bacalah selawat untuk hamba-Ku,
sebagaimana dia telah membaca selawat untuk Nabi-Ku. Maka Malaikat
pun membaca selawat untuknya sampai hari kiamat.
4. Mencintai Keluarga Nabi SAW
Rasulullah SAW bersabda, Wahai manusia sesungguhnya aku
tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian, yang pertama adalah
Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati (Keturunan)
Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya,

11
maka tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga
al-Haudh. (HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi,
Ahmad, Thabrani dan dishahihkan oleh Nashiruddin Al-Albany dalam
kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-Shahihah).
Marilah kita letakkan segala bentuk fanatisme yang ada di pundak kita
selama ini. Tidak dipungkiri lagi bahwa keluarga Nabi SAW yang
terkenal dengan sebutan Ahlulbait adalah manusia-manusia yang
mempunyai kelebihan dan keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki
oleh manusia lainnya setelah Rasulullah SAW. Akan tetapi sangat
disayangkan sekali bahwa banyak sekali kaum Muslimin yang
melupakan dan bahkan tidak mengetahui eksistensi mereka (keluarga
Nabi SAW).

e. Akhlak Individual Dan Sosial

Manusia adalah makhluk sosial (hubungan timbal-balik), yang tidak dapat


terlepas dari kehidupan sesama manusia lainnya, setiap yang dilakukan individu
akan berpengaruh pada masyarakat sekitarnya, begitu juga sebaliknya, apapun
yang terjadi dalam masyarakat akan berpengaruh pada individu.

Sejak lahir manusia sudah membutuhkan bantuan dari manusia lainnya,


misalnya, seorang bayi membutuhkan perawatan dari orang tuannya, pendidikan,
dan kebutuhan-kebutuhan untuk bertahan hidup baginya.

Dan Allah tidak mengkaruniai manusia dengan alat fisik-fisik yang cukup
untuk dirinya, melainkan ia menggali sendiri potensi dirinya untuk bertahan, dan
itu tidak terlepas dari bantuan manusia lainnya.

Karena manusia saling membutuhkan sesamanya, Islam mengajarkan


bahwa perasaan dalam diri di jadikan sebagai tolak ukur dalam mengukur
perasaan orang lain. Bila dalam diri seseorang telah meresap secara mendalam
suatu perasaan yang dapat merasakan apa-apa di rasakan oleh orang lain, maka
itu akan melahirkan suatu keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat

12
f. Macam-macam Akhlak Individual dan Sosial
1. Akhlak Saling Menyayangi
Setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya
sesame teman, tetapi kasih sayang kepada hal-hal yang bersifat umum,
seperti sesama manusia, terhadap manusia yang berbeda keyakinan,
terhadap keluarga dan bahkan terhadap alam. Berikut ini adalah tauladan
kasih sayang yang di sampaikan Rasul.
Kasih sayang Terhadap sesama muslim
Setiap muslim atau umat manusia di harapkan saling menyayangi.
Sesama umat harus saling berbagi dan menerima dengan niat ikhlas,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan bersama. Janaganlah kita acuh
terhadap sesama muslim, sehinga muslim lain menderita baik secara
lahir maupun batin.
Kasih sayang terhadap orang musrik
Toleransi terhadap umat beragama, pada saat ini masih merupakan hal
penting dalam kehidupan bersosial di Indonesia, karena di Negara kita
banyak perbedaan baik dalam keyakinan , ekonomi, social, maupun
budaya
Kasih sayang tehadap anak-anak
Anak-anak adalah amanah bagi orang tua dan masyarakat pada
umumnya. Terhadap anak-anak tersebut, haruslah kita berikan kasih
sayang yang cukup dan bekal ilmu supaya dapat berkembang secara
maksimal. Tugas orang tua untuk membimbing, dan memeberikan
pengawasan yang cukup . Terhadap kewajiban terhadap anak-anak ini,
2. Beramal Sholeh
Amal artinya melakukan/melaksanakan/membuat. Sedangkan
soleh artinya ialah kebaikan-kebaikan yang berbentuk perintah-perintah
dan larangan-larangan /halal dan haram yangberhak hanya ditentukan
oleh Allah swt,pencipta manusia kehidupan dan alam semesta.
Beramal sholeh dapat di artikan berbuat baik/ kebajikkan,
memeberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh

13
juga dapat berati melakukan sesuatu yang baik seprti memeberi nasehat,
bekerja untuk kepentingan masyarakat, dan mengajarkan suatu ilmu.
Beramal sholeh merupakan wujud akhlak social dalam rangka
mewujudkan kepeduliansosial, sehingga seseorang berbuat baik terhadap
orang lain. Hal demikian sangnat di perlukan, karena kalau kita
memebutuhkan bantuan orang lain, maka kita harus membantu juga orang
lain.
Terkait dengan anjuran agar kita beramal bagi orang yang tidak
mampu, Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dijalan Allah sebagian
rejeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada
hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab
dan tidak ada lagi syafaat. Dan Orang-orang kafir itulah orang-orang
yang zalim (QS Al-Baqarah 254)
3. Saling Menghormati
Saling menghormati adalah sikap sosial yang mendasar dan luas.
Sikap social ini lebih banyak tampil dalam wujud yang kelihatan, dan
umumnya bersifat langsung, dalam setiap perjumpaan kita satu sama lain.
Karena masing-masing hanya mengutamakan kepentingannya sendiri dan
mengabaikan kepentingan orang lain.
Wujud-wujud dari tindakan saling menghormati dapat berupa
tindakkan spontan dalam kehidupan sehari-hari, dalam setiap pertemuan
dan kebersamaan kita dengan orang lain. Sikap-sikap hormat diharapkan
muncul dari dalam diri sebagai style of life, pembawaan yang sudah
terpatri dalam diri kita dan menjadi citra diri kita, karena merupakan sikap
dasar kita yaitu bersikap rendah hati agar kita selalu saling menghormati
dimanapun kita berada, Sebagai contoh: setiap hari, setiap saat kita
berharapan dengan orang, dengan bebagi latar belakang yang berbeda.
Secara fisik kita bias berdekatan satu sama lain seperti di bus, mikrolet, di
lift, di rumah makan dan sebagainya.

14
4. Berlaku Adil
Keadilan dapat di artikan sebagai sikap berpihak pada yang benar,
tidak memihak salah satunya, dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain
yang dimaksud adil di sini ialah memberi hak kepada yang berhak tanpa
membeda-bedakan antara orang-orang yang berhak itu, dan melakukan
tindakan kepada orang yang salah sesuai dengan kejahatannya dan
kelalaiannya, tanpa mempersukarnya atau bersikap pilih kasih kepadanya
Mengapa kita harus adil? Karena dalam kehidupan sosial, kita
suatu saat akan dimintai untuk mendamaikan dua belah pihak yang
berselisih, seperti perselisihan dalam keluarga, masyarakat bahkan dalam
bernegara. Oleh sebab itu, dalm upaya menjadi pendamai, kita harus
berbuat adil. Banyak sekali Ayat Al-Quran yang memerintahkan kita
berbuat adil diantaranya adalah :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memeberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi
pengajaran kepada much agar kamu mendapat pelajaran ( QS An-
Nahl:90)
Dan Jika Kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlaha
perkara itu di antra mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai
orangng-orang yang adil (QS Al-Maidah:42)
5. Menjaga Persaudaraan
Menjaga persaudaraan dapat di artikan membuat hubungan
persahabatan atau pertemanan menjadi sangat karib seperti layaknya
saudara ( adik dan kakak yang seayah dan seibu. Dalam kehidupan
bermasyarakat,kita hanya berhubungan dengan saudara, tetapi juga
tetangga, teman di kampus, teman di kantor, dan orang lain dalm banyak
tempat dan kesempatan.
6. Berani Membela Kebenaran
Berani membela kebenaran berarti keteguhan dalam menghadapi
bahaya atau sesuatu yang membahayakan dalam rangka menegakkan

15
kebenaran berdasarkn ketentuan Allah SWT,berani membela kebenaran
juga dapat diartikan mersa takut pada beberapa hal yang memang harus
ditakuti yaitu hal-hal yang jahat dan jelek seperti kejahatan,criminal dan
kejelekan seperti aib,dan kemiskinan.
Mengapa kita umat Islam harus berani membela
kebenaran?Banyak kejadian dalam kehidupan social yang mulai jauh dari
sikap berani membela kebenaran. Sebagai contoh terhadap tindakan
kejahatan seperti perampokan, pembunuhan, pencurian, korupsi dan lain-
lain, semakin sedikit orang yang membela. Orang seperti cuek dan takut
untuk membela korban, dan kebanyakan hanya melihat hanya takut, atau
membiarakan urusan menjadi tanggung jawab kepolisian. Sedangkan
kejelekan pada saat ini juga sudah menjadi kebanggan seperti kaya karena
korupsi, dan membuka aib orang lain.
7. Tolong Menolong
Tolong menolong dapat di artikan saling membantu, meminta
bantuan. Tolong menolong merupakan bagian tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup
sendirian. Sejak manusia lajir sudah membutuhka bantuan orang lain,
begitu pula saat dewasa dan bekerja, bahkan saat mati manusia
memebutuhkan orang lain karena manusia tidak dapat menguburnya
dirinya sendiri.
Kehidupan social dan bermasyarakat akan dapat mandiri dan kuat
apabila ada kerja sama dan tolong menolong di antara anggota masyarakat
khusus umat islam. Dalam agama islam, kerja sama dan tolong menolong
dalam rangka berbuat kebaikan demi kemajuan, dan kesejahteraan
masyarakat sangat dianjurkan oleh Allah, sebagaimana firman-Nya:

Saling tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikkan dan


taqwa, dan jangan kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan (QS Al-Maidah:2)

16
dan orang orang yang beriman. Lelaki dan perempuan, sebagian
mereka(adalah) menjadi penolong bagi sebagian lain. Mereka menyuruh
mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan
Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Taubah(9): 71)

Dalam rangka bekerja sama dalam sholat, dapat mewujudkan dalam


kegiatan sholat berjamaah sehingga memperkuat rasa persatuan,
silahturahmi dan memperbanyak pahala. Selain itu tolong-menolong
dalam sholat dapat dilakukan dalam rangaka memakmuran masjid dengan
memperbanyak kegiatan di masjid atau membangun masjid. Kegiatan
membayar Zakat pada dasarnya juga termasuk kegiatan tolong menolong
yaitu orang yang mampu dalam harta memberikan bantuan untuk orang
yang membutuhkan bantuan seperti anak yatim, fakir miskin atau
termasuk 8 kelompok yang berhak mendapatkan zakat.
8. Musyawarah
Musyawarah dapat di artiakan rapat atau berunding untuk
memperoleh keputusan atau petunjuk yang terbaik. Manusia dan umat
Islam dari awal penciptanya sudah beraneka ragam. Di Indonesia
misalnya, manusia Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa,
keyakinan dan tempat tinggal. Di dalam agama Islam Sendiri, Tidak dapat
di pungkiri juga terdapat berbagai kelompok seperti NU, Muhammadiah,
Persis dan lain-lain. Sedangkan dalam masyarakat juga terdapat
perbedaan dalam status social, pendidikan, kekayaan, dan lain-lain.
Dalam hal banyaknya perbedaan ini, maka bagai mana mereka dapat
menyatukan pendapat untuk mencari keputusan yang terbaik? Maka
jawabanya adalah melalui musyawarah.

17
g. Akhlak Terhadap Lingkungan
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam
lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.

Dalam ajaran Islam, akhlak kepada alam seisinya dikaitkan dengan tugas
manusia sebagi khalifah di muka bumi.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS. Al
Baqarah[2] : 30).

Akhlak manusia terhadap alam bukan hanya semata-mata untuk


kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan
memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi kebutuhannya sehingga
kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat terjaga.

Berakhlak dengan alam sekitarnya dapat dilakukan manusia dengan cara


melestarikan alam sekitarnya sebagai berikut :

1. melarang penebangan pohon-pohon secara liar;


2. melarang perburuan binatang secara liar;
3. melakukan reboisasi;
4. membuat cagar alam dan suaka margasatwa;
5. mengendalikan erosi;
6. menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai;

18
7. memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan
kepada seluruh lapisan masyarakat;
8. memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-
pelanggarnya.

Manusia di bumi sebagai khalifah, mempunyai tugas dan kewajiban


terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik.

Allah berfirman :

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. Al Qashash[28] :77)
Adapun akhlak manusia terhadap alam yang wajib dilaksanakan adalah
sebagai berikut.
1. Memerhatikan dan merenungkan penciptaan alam. Allah berfirman :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal. (QS. Ali Imran[3] : 190)
2. Memanfaatkan alam beserta isinya, karena Allah ciptakan alam dan
isinya ini untuk manusia. Allah berfirman :
Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi
Allah, padahal kamu mengetahui.(QS. Al Baqarah[2] : 22)

19
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS Al Baqarah[2] : 29)
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan". (QS. Al Baqarah[2] : 36)
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.(QS. Al Baqarah[2] : 168)11
Manusia diberi hak utnuk mengelola alam ini, mengkomsumsi yang
dibutuhkan, tetapi di tangan manusia pula diletakan tanggung jawab
pemeliharaan kelestarian alam. Oleh karena tu manusia tidak boleh
sewenang-wenang terhadap alam, karena akan berdampak merusak
ekosistem yang pada gilirannya akan menyulitkan kehidupan manusia
itu sendiri. Dalam perspektif ilmu akhlak, maka manusia pun harus
berakhlak kepada alam. Masuk dalam kategori alam adalah hewan
(makhluk yang bernyawa) dan alam fisik, seperti bumi, air, dan
tumbuh-tumbuhan. Berakhlak kepada Alam alah bagaimana
merperlakukan hewan dan alam fisik dengan baik. Di antara akhlak
kepada binatang adalah sebagai berikut :
3. Tidak mengekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan yang
berpotensi merusak tatanan siklus alamiah.
4. Tidak membuang limbah secara sembarangan yang dapat merusak
lingkungan alam.
h. Akhlak Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

Negara merupakan suatu wadah tempat berlindung para bangsa,yang di


dalamnya tedapat peraturan-peraturan yang mengikat baik tertulis maupun secara

20
lisan.Disitulah kita menumphkan kemerdekaan kita,kemerdekan yang telah diraih
para pahlawan yang tak mengenal darah juangnya.Maka patutlah para pemuda
meneruskan perjuangan mereka yang telah rela meberikan darahnya untuk tanah
air ini untuk kebahagiaan kita menghuni tanah air ini.

Agar tidak terjadi deviasi antar tanggung jawab dunia serta akhirat coba
kita lihat lagi ayat suci yang dikumandangkan Allah :

Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.

Maka dengan pedoman ayat inilah manusia menentukan jalan


hidupnya,sebenarnya semua tindakan kita akan di catat oleh malaikatnya Allah
tidak ada perhitungan satu pun yang keliru balasannya maka sungguh manusia
hidup mereka hanya untuk beribadah pada hakikatnya,seorang khalifah pun
memimpin hanya semata beribadah bangsa yang bertanggung jawab kepada
negerinya hanya semata berlutut menyadari kodratnya sebagai manusia yang
tiada arti dihadapan tuhannya.

Akhlak terhadap Negara terbagi dalam 2 katagori :


Akhlak para pemimpin atau pejabat
Akhlak warga atau rakyat biasa

a). Akhlak para pejabat


Yang disebut pemimpin adalah orang-orang yang punya tugas memikul
tanggung jawab sangat berat,hakikatnya setiap muslim adalah punya
tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan menjadi pemimpinnya
sendiri.Oleh sebab itu meskipun ada seorang yang memimpin kita,maka harus
tahu dulu apa yang ada dalam diri kita,karena merupakan tanggungan
individualistis.Berbeda dengan para pejabat yang memimpin maka
keseluruhan tanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya benar-benar harus
di tunjukan dengan sikap bijaksana dan yakin bahwa dirinya mampu

21
membimbing diri sendi keluarga serta para rakyatnya.Semuanya berawal dari
diri sendiri maka Allah berfirman :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.(Q.S.At-tahrim :6)

Sifat yang selayaknya dicontoh para pemimpin atau para pemerintah adalah
sifanya nabi Muhammad saw.yaitu sifat Shidiq,Amanah,Tabligh dan
Fathanah.
a. Sidiq yang berarti jujur,merupakan ungkapan emosi yang timbul dari
suara hati manusi,maka dengan membawa suara hati,manusia akan
tahu sifat allah,yang berarti selalu benar atas kehendaknya.
b. Amanah yang berarti terpercaya,Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang memegang amanah rakyatnya demi ridho allah,maka
jika pemimpin memegang konsep ini tidak ada lagi para penyeludup
seperti tikus-tikus Negara.Firman Allah :
Artinya : (yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari
orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan
(ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.
c. Tabligh,yang berarti menyampaikan,hal ini memanglah menjadi tuga
pokok pemimpin untuk menyampaikan terhadap raknyatnya pa belom
diketahi serta perkara apa sajah yang mampu member kemakmuran
bangsanya
d. Fathonah,yang berarti cerdas,seorang pemimpin harus mempunyai
kecerdasan yang dominan akar mampu menyusun strategi untuk untuk
menjadi pembinaan bagi masyarakatnya.
Dengan cerminan keempat sifat nabi ini semua pemerintah akan
sukses atas tanggungjawabnya,Ungkapan para pejabat akan terwujud

22
di masadepan yang merupakan masa yang sangat kompleks dimana
sebuah sunatullah dengan bertambahnya usia zaman dalam jumlah
penduduk,maka akan bertambah juga problematika yang terjadi
ditengah-tengah umat.Terlebih jika kita mengamati proses degradasi
moral yang telah berlangsung pada ini,tentunya tugas dari pimpinan-
pimpinan umat masa depan adalah teramat berat.Maka wajib setiap
umat muslim yang mukalaf tahu tentang bagaimana perjuangan nabi
Muhammadserta semua kajian pentas kepemimpinan dalam sejarah
islam,maka beberapa karakter yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin islam :
1) Memiliki akidah Islamiyah yang mapan
Seorang pemimpin harus menampilkan kepribadian yang kokoh dan
tidak mudah teombang ambing oleh sebuah pemikiran bagaikan kapas
terbang terbawa angin,tetapi haruslah mempunyai sebuah prinsif,dia
harus punya benteng sekaligus pengayom bagi umatnya dan pengantar
akidah dengan kemantapan merupakan indicator utama menjadi yang
akan mampu mepengaruhi indicator lainnya.
2) Tasamuh (Toleran)
Sifat ini bukan hanya dimiliki oleh seorang pejabat saja,tetapi setian
individu wajib memilki sifat tasamuh karena sebagai wadah bergaul
atau bersosialisasi dengan orang lain demi menghindari sifat talashub
(fanatic),talasub ini dominan menjadi pengahalang bersatunya umat
islam,jika dikaitkan dengan zaman sekarang maka akan menjadi
penghalang atas bersatunya sukuisme budaya Indonesia tersendiri
yang sangat kental dari dulu zaman rasulallah sampe skarangpun
masih demikian khusus diberbagai provinsi di Indonesia,maka dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi pemersatu
diindonesia inilah juga prinsif yang akan mengalahkan talashub.
3) Memiliki landasan kerjasama dan solidaritas
Kerjasama ini harus diletakkan pada kerangka yang luas,baik itu
dalam bentuk talawun islamy (kerjasama umat islam) maupun talawun

23
insane (kerjasama antar umat manusia),dan hal ini merupakan karakter
kepemimpinan yang harus dimiliki juga melihat dari realisasi sekarng
maka akan banyak problematika yang muncul nanti.
4) Mampu menghilangkan kultur oganisasi
Organisasi suku,mas,sosial politik dan lain-lain hanya akan
menambah deretan persoalan sekaligus memperlebar jurang
perbedaan,untuk itu budaya kultur organisasi harus dihapuskan,dan
seorang pemimpin harus memiliki visi yang jauh (visioner) untuk
membentuk ummatan wahidah (umat yang bersatu).
5) Terbuka
Seorang pejabat haruslah terbuka terhadap dinamika internal
umatnya,kritik yang konstruktif dan democrat karena seorang
pemimpin yang berwawasan sempit lambat laun akan menjelma
menjadi dictator karena tidak ada control yang menjadi penyeimbang
terhadap berbagai kebijakan yang dikeluarkannya.
i. Akhlak warga negara

Tidak hanya pemimpin sajah yang memenuhi kewajiban sebagai warga


Negara pun harus senantiasa memenuhi kewajiban atas apa yang diperintahkan
pemimpinnya yang memenuhi criteria pemimpin menurut pandanga islam.dan ini
merupakan kewajiban akhlak muslim sebagai warga negara.Kewajiban itu
diantaranya :

1) Harus taat pada pemimpin/pemerintah,selama mereka memerintahkan atas


perkara yang positif dan masih dalam kategori perintah Allah serta Rasulnya.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya(Q.S. An-Nisa :59)

24
2) Mengoreksi dan mengevaluasi perjalanan Negara seperti hal nya dalam al-
quran :
Artinya :
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.
Isi kandungan ayat di atas bahwasanya islam perlu saling nasihat-
menasihati agar tercipta kehidupan negar yang dinamis.Budaya kritis ini
menjadi parameter keberuntungan umat islam.karena dalam islam yang salah
ya salah tidak ada penyelewengan dalam kebenaran.

3) Membela Negara,kewajiban membela Negara dan mempertahankan adalah


warga negaranya sendiri,atau masyarakat itu sendiri termasuk para
pemerintahannya,Bukan hanya kuasa pemerintah sajah yang memegang
tetapi semua penduduk harus ikut meras peduli dan melindungi.seperti
dikatakan dalam Al-quran :
Artinya : Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun
berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang
demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.
Melakukan sesuatu semata hanya karna mengharap ridho Allah,maka
penerapan untuk menjaga tanah air sendiri lakukan dengan prinsif surat At-
taubah ayat 41 di atas.
Disamping itu ada kewajiban lain yang terkait dengan akhlak terhadap
Negara bahwa setiap warga Negara bis menggunakan dan menuntut haknya
,Hak tersebut adalah :
a. Hak dalam berpolitik
1). Hak memilih

25
2). Hak musyawarah
3). Hak control rakyat
4). Hak memecat
5). Hak pencalon
6). Hak menjadi aparat Negara

b. Hak Asasi
1). Mendapatkan persamaan didepan hukum dan peradilan
2). Kebebasan pribadi :Hak beragama,hak memilih serta hak kesenangan
yang bersifat pribadi.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak merupakan bekal diri yang membawa kebaikan dan keberuntungan bagi
mereka yang mengerjakannya. Akhlak yang ditawarkan Islam berdasar pada nilai-
nilai Al-Quran dan Al-Hadis. Dalam pelaksanaannya, Akhlak Islam perlu dijabarkan
oleh pemikiran-pemikiran manusia melalui usaha ijtihad. Dengan akhlak Islam,
manusia diharapkan dapat menempuh jalan yang baik. Jalan yang sesuai ajaran-ajaran
Islam, pandangan akal tentang kebaikan dan keburukan. Memiliki akhlak islam,
manusia akan dapat kebersihan batin yang membawanya melakukan perilaku terpuji.
Dengan perilaku terpuji akan melahirkan keadaan antar umat menjadi harmonis,
damai serta sejahtera lahir dan batin. Sehingga setiap aktivitas akan dilakukan karena
untuk mendapatkan kerahmatan Allah yang akan membawa insan mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Dapat dikatakan bahwa Akhlak Islam
bertujuan memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia untuk mengetetahui
perbuatan yang baik dan buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha
melakukannya dan terhadap perbuatan yang buruk ia berusaha menghindarinya.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat, terima kasih atas partisipasi saudara serta
teman-teman, adapun kritik dan saran dari saudara serta teman-teman sekalian kami
ucapkan banyak terima kasih.

27
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers. Tiswarni. 2007.
Akhlak Tasawuf. Jakarta : Bina Pratama

Al Quran dan terjemahannya (Online)

(http://iingwelano.blogspot.co.id/2014/09/makalah-pengertian-akhlak-ruang-
lingkup.html)

www.quran30.net

www.theonlyquran.com

28

Anda mungkin juga menyukai