Striktur Uretra
Striktur Uretra
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panjang urethra pria adalah sekitar 15-20cm. Urethra dibagi menjadi segmen
anterior dan posterior. Urethra anterior (dari distal ke proksimal) meliputi meatus,
fosa navicularis, urethra penis atau pendulous, dan uretra bulbar. Urethra posterior
(dari distal ke proksimal) termasuk urethra membranosa dan urethra prostat.
Sedangkan urethra pada wanita berukuran lebih pendek, kurang lebih 3,5-5cm
di bandingkan dengan urethra laki-laki. Setelah melewati diafragma urogenital,
urethra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan bagina (vagina
opening). Terdapat M. Spinchter urethrae yang bersifat volunteer dibawah kendali
saraf somatis. Namun, tidak seperti urethra pada pria, urethra pada wanita tidak
memiliki fungsi reproduktif.
Untuk mengangkat masalah yang ada, maka penulis menyusun beberapa rumusan
masalah. Rumusan masalah tersebut adalah:
1. ApapengertiandariStriktur Urethra?
2. ApaanatomidanfisiologidariStriktur Urethra?
3. Apaetiologidari gastritis Striktur Urethra?
4. ApapatofisiologidariStriktur Urethra?
5. BagaimanatandadangejaladariStriktur Urethra?
6. ApasajapenatalaksanaanStriktur Urethra?
7. Bagaimana test diagnostic untukStriktur Urethra?
8. ApasajakomplikasidariStriktur Urethra?
9. BagaimanaasuhankeperawatanpadaStriktur Urethra?
C. Tujuan Masalah
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan,
metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab ini berisi pengertian Stiktur Urethra, anatomi dan fisiologi dari Stiktur
Urethra, etiologi dari Stiktur Urethra, patofisiologi dan pathway dari Stiktur
Urethra, tanda dan gejala dari Stiktur Urethra, penatalaksanaan dari Stiktur
Urethra, test diagnostic dari Stiktur Urethra, komplikasi dari Stiktur Urethra,
konsep asuhan keperawatan dari Stiktur Urethra.
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut
dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)
Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena
perbedaan panjangnya uretra. (C. Long, Barbara;1996 hal 338)
Striktur Urethra adalah suatu kondisi penyempitan lumen urethra. Keadaan ini
menyebabkan gangguan dalam berkemih, mulai dari aliran berkemih yang kecil
sampai tidak dapat mengeluarkan urine dari dalam tubuh. (Muttaqin A, 2011, hal 232)
C. Anatomi Fisiologi
Uretraadalahsebuahsaluran yang
berjalandarileherkandungkemihkelubangluar, dilapisioleh membrane mukosa
yang bersambungdenganmembran yang melapisikandungkemih. Meatus
urinariusterdiriatasserabutototmelingkar,
membentuksfingteruretrapadawanitasekitar 2,5-3,5cmsedangkanpadapria 17-
22,5cm. halinilah yang menyebabkankeluhanpenyumbatankeluaran urine yang
lebihseringterjadipadapria.
Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani
(sperma). Urethra dilengkapi dengan sfingter urtehra interna yang terletak
pada pembatasan buli-buli dan urethra anterior dan posterior. Sfingter urethra
interna dipersyarafi oleh sistem safat simpatis sehingga saat kandung kemih
penuh, sfingter ini akan terbuka.
Sfingter urethra eksterna terdiri dari otot polos bergaris yang di
persarafi oleh saraf somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan.
D. Etiologi
1. Kongenital
2. Trauma
- Spasmus otot
- Spasme otot
4.Infeksi
E. Patofisiologi
F. Manifestasi Klinis
Menurut C. Smeltzer, Suzanne (2002), tanda dan gejala pada pasien striktur urethra di
antaranya adalah:
- Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang
- Gejala infeksi
- Retensi urinarius
- Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis
Menurut Basuki B. Purnomo (2010) Derajat penyempitan uretra di bagi menjadi 3jenis,
yaitu:
- Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen.
- Sedang: oklusi 1/3 s.d diameter lumen uretra.
G. Komplikasi
1. ISK (Infeksi Saluran Kencing)
2. Gagal ginjal
3. Refluks Vesiko Urethra
4. Retensi Urine
H.Pencegahan
Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi urethral dengan tepat.
Pemakaian kateter urethral untuk drainage dalam waktu lama harus dihindari dan
perawatan menyeluruh harus dilakukan pada setiap jenis alat urethral termasuk kateter.
I. Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisis: warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7
atau lebih, dan ada bakteria.
b. Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.
c. BUN/kreatin: meningkat
d.Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui
panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.
e. Uroflowmetri: untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi
f. Uretroskopi: Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra
2. Medika mentosa
- Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.
- Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.
3. Pembedahan
- Sistostomi suprapubis
- Businasi (Vasodilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.
- Uretrotomi interna: memotong jaringan sikatrik uretra dengan pisau
otis/sachse. Otis dimasukkan secara blind ke dalam bulibuli jika striktur
belum total. Jika lebih berat dengan pisau sachse secara visual.
- Uretritimi eksterna: tondakan operasi terbuka berupa pemotonganjaringan
fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis diantara jaringan uretra yang
masih baik.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien agar dapat mengidentifikasi mengenai
masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. Pengkajian terhadap klien dengan gangguan urologi meliputi pengumpulan
datadan analisis data. Dalam pengumpulan data, sumber data klien yang diperoleh dari diri
klien sendiri, keluarga, perawat, dokter ataupun dari catatan medis.
1. Pengumpulan data
a. Identitas Klien
Meliputi: Nama, Umur, Nomer registrasi, Jenis kelamin, status, alamat, tanggal
masuk ruangan dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan pada klien berbeda-beda anatara klien yang satu dengan yang lainnya.
Kemungkinan keluhan yang bisa timbul pada klien adalah keluhan rasa tidak
nyaman, nyeri, karena spasme kandung kemih atau karena adanya bekas insisi pada
waktu pembedahan. Hal ini ditunjukkan dari ekspresi klien dan ungkapan dari
klien sendiri.
c. Keadaan Umum
Pengukuran kesadaran, Penilaian GCS, ekspresi wajah klien dan suara serta
intonasi nada bicara klien.
d. Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari pada klien yang mengalami striktur urethra meliputi:
- Frekuensi makan
- Jenis kelamin
- Porsi makanan
- Kualitas minum
-Eliminasi meliputi: BAB (Warna, frekuensi, dan konsistensi) BAK (frekuensi,
banyaknya urine, warna urine).
-Personal Hygine (frekuensi mandi, mencuci rambut, gosok gigi, ganti
pakaian, menyisir rambut, menggunting kuku)
- Olah raga (frekuensi dan jenisnya)
- Rekreasi ( frekuensi dan tempat rekreasi)
2. Sistem kardiovascular
Mulai dikaji warna konjungtiva, warna bibir, ada tidaknya peninggian vena
jugularis dengan auskultasi dapat dikaji bunyi jantung pada dada dan
pengukuran tekanan darah dengan palpasi dapat dihitung frekuensi denyut
nadi.
3.Sistem pencernaan
Yang dikaji meliputi keadaan bibir, lidah, nafsu makan, peristaltik usus dan
BAB klien. Tujuan pengkajian ini untuk mengetahui secara dini adanya
penyimpangan pada sistem ini.
4. Sistem Perkemihan
Genitouria dapat dikaji dari ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada
daerah pinggang, observasi dna palpasi pada daerah abdomen bawah untuk
mengetahui adanya retensi urine dan kaji tentang keadaan alat-alat
genitouria bagian luar mengenai bentuknya, ada tidaknya nyeri tekan dan
benjolan serta bagaimana pengeluaran urine, lancar atau tidaknya saat
miksi, serta bagaimana warna urine.
6. Sistem Integumen
Yang perlu dikaji adalah keadaan kulitnya, rambutn, dan kuku, pemeriksaan
kulit meliputi: tekstur, kelembaban, turgor kulit, warna dan fungsi
perabaannya.
7. Sistem Neurosensori
Sistem neurosensori yang dikaji adalah fungsi serebral, fungsi saraf cranial,
fungsi sensori serta fungsi refleks.
8. Sistem Reproduksi
Perlu dikaji adanya gangguan di organ reproduksi yang menggangu
kegiatan sehari-hari klien, atau adanya prosedur pembedahan yang
menyebabkan gangguan di sistem lainnya.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien striktur uretra adalah sebagai berikut:
1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan post op cystostomi.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan post op cystostomi.
3. Resiko volume cairan berlebih berhubungan dengan larutan irigasi kandung
kemih diabsorbsi.
4. Resiko infeksi, hemoragi berhubungan dengan pembedahan.
5. Inkontinen, stress atau mendesak berhubungan dengan pengangkatan kateter
setelah bedah.
6. Resiko disfungsi seksual berhubungan dengan penyakitnya (striktur).
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah interpretasi
informasi.
D.Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan-
tindakan yang direncanakan oleh perawat. Dalam melaksanakan proses keperawatan harus
kerjasama dengan tim kesehatan-kesehatan yang lain, keluarga klien dan dengan klien
sendiri, yang meliputi 3 hal:
1. Melaksanakan tindakan keperawatan dengan memperhatikan kode etik dengan
standar praktek dan sumber-sumber yang ada.
2. Mengidentifikasi respon klien.
3. Mendokumentasikan/mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan dan respon
pasien.
E.Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan rencana keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien. Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam
menggunakan proses keperawatan. Adapun evaluasi klien dengan post op striktur uretra
yang dipasangi kateter tetap dilakukan berdasarkan kriteria tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dan asuhan keperawatan dikatakan berhasil apabila dalam evaluasi terlihat
pencapaian kriteria tujuan perawatan yang diberikan.
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan gangguan Striktur Urethra 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Striktur Urethra adalah suatu kondisi penyempitan lumen urethra. Keadaan ini
menyebabkan gangguan dalam berkemih, mulai dari aliran berkemih yang kecil
sampai tidak dapat mengeluarkan urine dari dalam tubuh. Striktur Uretra adalah
Penyempitan atau penyumbatan dari lumen uretra sebagai akibat dari pembentukan
jaringan fibrotik (jaringan parut) pada uretra dan/ atau pada daerah peri uretra.
Sussane, C Smelzer. (2002)Keperawatan Medikal Bedah (Brunner & Suddart) ed. VII, Vol 2,
Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Edisi 2.
Jakarta : Salemba Medika
Wong, L Donna. (2004) Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta: EGC
Haryono, Rudi (2013) Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Perkemihan, Edisi 2, Vol 4.
Yogyakarta: Rapha Publishing.