PENDAHULUAN
Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Surabaya,
jumlah penduduk angkatan kerja pada tahun 2010 adalah berjumlah
1.336.662 jiwa dan meningkat menjadi 1.475.147 jiwa pada tahun 2011.
Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2011 adalah sebanyak
1.399.193 jiwa. Jumlah ini meningkat 5,5% dari tahun sebelumnya. Hal ini
disebabkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
cukup besar di kota ini.1 Pada tahun 2011, Walikota Surabaya dalam
1
BPS Kota Surabaya. Statistik Daerah Surabaya 2012. P:13
1
menjalankan pemerintahan Kota Surabaya didukung oleh 19.469 Pegawai
Negeri Sipil (PNS).2
2
BPS Kota Surabaya. Statistika Daerah Kota Surabaya 2012. P: 2
2
juga sebagai pusat perekonomian di Indonesia timur. Sebagian besar
penduduknya yang bergerak di bidang jasa, industri, dan perdagangan
menjadi salah satu alasan. Wajar bila banyak perusahaan besar berkantor
pusat di Surabaya. Kawasan bisnis yang menjadi pusat-pusat perkantoran
untuk mendukung aktivitas perdagangan pun bermunculan.
3
http://property.okezone.com/read/2012/11/06/471/714483/ruang-perkantoran-di-surabaya-
kian-dilirik, 19 juni 2013, 2:07.
3
1.1.3 Isu Polusi di Surabaya
Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua yang juga merupakan kota
metropolitan yang semakin padat oleh penduduk. Populasi penduduk yang
kian meningkat tanpa disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana
umum oleh pemerintah serta kesadaran masyarakat untuk mengatasi
permasalahan yang diakibatkan oleh populasi penduduk tersebut dapat
menimbulkan berbagai komplikasi pada berbagai aspek kehidupan,
terutama pada lingkungan sekitar. Hal ini dapat dilihat dengan adanya
permasalahan polusi, baik di udara, air, maupun tanah.
4
perbaikan lingkungan. Salah satunya dengan menerapkan standarisasi
bangunan berprinsip hijau atau Green Building. Dengan demikian
terciptalah kota yang tidak hanya ramah terhadap penghuni komunitasnya
namun juga ramah lingkungan.
5
tenant kantor sewa sehingga mampu menjaga alur kegiatan
masing-masing
Dalam segi tata ruang, adalah bagaimana konsep penataan ruang
dianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagai
kegiatan pemanfaatan ruang pada bangunan kantor sewa. Penataan
ruang dilakukan secara terpadu menyeluruh mencakup antara lain
pertimbangan aspek waktu, modal, optimasi, daya dukung
lingkungan, dan daya tampung lingkungan. Dalam
mempertimbangkan aspek waktu, suatu perencanaan tata ruang
memperhatikan adanya aspek prakiraan, ruang lingkup wilayah
yang direncanakan, persepsi yang mengungkapkan berbagai
keinginan serta kebutuhan dan tujuan pemanfaatan ruang. Penataan
ruang harus diselenggarakan secara terpadu sehingga memenuhi
proses dan prosedur yang berlaku secara teratur dan konsisten.
Dari segi bentuk/fasad, adalah bagaimana konsep sebuah
bangunan kantor sewa dapat menciptakan sebuah citra komersial
dengan mempertimbangkan konsep arsitektur hijau di dalamnya
dan kontekstual dengan lingkungan di sekitarnya.
Dari segi privasi, adalah bagaimana konsep sebuah bangunan
kantor sewa dimana privasi dari aktivitas masing-masing manusia
yang berada di dalam fungsi yang berbeda dapat terjaga dan tidak
saling berbentrokan.
Dari segi arsitektur hijau, adalah bagaimana konsep sebuah
bangunan kantor sewa dapat mewadahi aktivitas di dalamnya
dengan desain yang hemat energi, berteknologi tinggi serta
ramah lingkungan sehingga pengeluaran energi minimal,
pengguna memperoleh kenyamanan maksimal serta dapat
membantu memperbaiki lingkungan.
6
1.3 Tujuan Dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam bangunan
komersial sebagai bentuk desain, yang antara lain berkaitan dengan
fungsi, konfigurasi, bentuk dan elemen di dalamnya.
Menyediakan bangunan komersial yang mampu menampung
berbagai aktivitas dengan identifikasi masalah penyatuan fungsi
menjadi suatu wadah yang selaras dan saling mendukung.
1.3.2 Sasaran
Menyusun dan merumuskan konsep perancangan bangunan kantor
sewa yang berlokasi di kawasan komersial perkantoran kota
Surabaya, berfungsi majemuk dengan fasilitas penyedia jasa yang
berkorelasi di dalamnya sehingga tercipta efisiensi fungsi
bangunan.
Menyusun dan merumuskan konsep perancangan bangunan kantor
sewa di kota Surabaya dengan menahami dan menerapkan prinsip
arsitektur hijau dalam sistem bangunan sehingga tercipta bangunan
yang hemat energi dan ramah lingkungan.
1.4.1 Non-Arsitektural
Pembahasan ditekankan pada permasalahan di luar lingkup arsitektur yang
melatarbelakangi dan mendasari perancangan fisik yang sejauh ini
diusahakan dengan pendekatan asumsi dan logika sederhana. Dalam
perancangan bangunan ini konsumen diasumsikan sebagai kalangan
dengan stasus sosial menengah ke atas namun tidak menutupi
kemungkinan bagi masyarakat menengah ke bawah. Pembahasan lebih
kepada pemecahan lingkup arsitektur yang berkaitan dengan perancangan
bangunan.
7
1.4.2 Arsitektural
Meliputi pembahasan masalah arsitektur dalam kaitannya dengan fungsi
bangunan yang mewadahi kegiatan bisnis atau perkantoran dan sarana
rekreasi yang mendukung aktivitas pada kantor sewa. Prinsip-prinsip
sirkulasi yang rekreatif pada ruang dalam dan luar bangunan yang sesuai
standar-standar yang berlaku. Tinjauan terhadap fasad bangunan yang
mampu menampilkan citra bangunan komersial yang modern, inovatif,
dan dinamis.
Studi Pustaka
Mempelajari bahan pustaka mengenai bangunan komersil termasuk
di dalamnya referensi buku, hasil-hasil tulisan atau penelitian
pemerintah atau pun perorangan, untuk memperoleh data yang
berkaitan dengan permasalahan yang dibahas
Pengamatan Langsung/Observasi
Pengamatan terhadap objek studi untuk memperoleh data, baik
data keadaan sebenarnya maupun data pendukung dari bangunan
komersial yang sudah ada
Pengumpulan data dari studi kasus
8
Mengumpulkan data-data dari berbagai contoh bangunan dengan
fungsi yang sama sebagai dasar rumusan pembahasan selanjutnya
Pengumpulan data dari internet
Mencari data-data dan literatur contoh bangunan, persyaratan
bangunan dan informasi-informasi lainnya melalui situs-situs
internet yang berkaitan.
9
Bagaimana memanfaatkan lingkungan terutama iklim sebagai
kekayaan lokal dari suatu lingkungan.
Rental Office dengan Pendekatan Arsitektur Tropis Hemat Energi,
2884 S, Oleh : Edo Wahyu Revhenska, 04/175745/TK/29266, TGA
UGM.
Permasalahan :
Bagaimana merancang bangunan yang mana dalam pembangunan,
pemakaian maupun pemeliharaannya tidak menggunakan energi yang
terlalu besar (menghemat sumber energi yang semakin sedikit
jumlahnya).
Rental Office sebagai Pendukung Pertumbuhan Ekonomi di Riau,
3029 S, Oleh : Aryudi, 07/258896/ET/05782, TGA UGM.
Permasalahan :
Bagaimana konsep perancangan pada fasad dan pencitraan bangunan
yang dapat menampilkan fungsi utamanya.
Kantor Sewa di Yogyakarta dengan Prinsip Greenship dari Green
Building Council Indonesia (GBCI), 3302 S, Oleh : Alifa Maharani,
08/269275/TK/34381, TGA UGM.
Permasalahan :
Bagaimana konsep perancangan kantor sewa dengan menerapkan
prinsip Greenship di Kota Yogyakarta sehingga nyaman, fungsi
optimal dan juga ramah lingkungan.
Kantor Sewa di Mega Kuningan dengan Pendekatan Aristektur Hemat
Energi, 3395 S, Oleh : Atika Nur Fitriana, 08/268719/TK/34016, TGA
UGM.
Permasalahan :
Bagaimana konsep perancangan ruang perkantoran di pusat Kota
Jakarta dengan tipe high-rise building untuk mencapai efisiensi.
Dengan demikian dapat dilihat perbedaan antara tulisan yang terkait dengan
bahan perbandingan yang merupakan contoh tulisan yang telah ada
10
sebelumnya. Adapun kesamaan yang melatarbelakangi adalah aspek potensi
kota yang dijadikan site.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang konsep perencanaan dan
perancangan kantor sewa untuk memenuhi kebutuhan ruang
kerja/perkantoran di kota Surabaya. Permasalahan umum dan khusus pada
konsep kantor sewa. Tujuan perencanaan dan perancangan kantor sewa.
11
1.9 Kerangka Pemikiran
12