Anda di halaman 1dari 20

tsf farmasi unsoed 2012

Bagian dari mata kuliah Teknologi Sediaan Farmasi

Skip to content

Home
Bahan Kuliah TSF
Latihan Soal dan Quiz
Petunjuk Tugas Terstruktur TSF
Selamat Datang

MATERIAL PABRIKASI GOLONGAN METAL


korek lagi yuuuuuukksz tentang. FAKTOR X PENYEBAB KOROSI DAN
PENGENDALIANNYA PADA ALAT INDUSTRI FARMASI

Pencampuran Bahan Obat Yang Tepat Untuk


Obat Berkualitas
Posted on May 22, 2012 by tsffaunsoed2009

4 Votes

PENCAMPURAN BAHAN OBAT YANG TEPAT UNTUK OBAT BERKUALITAS

Novia Ayu (G1F009005)

Soraya Diliwiyani (G1F009006)

Mitha Maulidya (G1F009008)

Jurusan Farmasi FKIK Universitas Jenderal Soedirman, Jln dr. Soeparno Purwokerto
Abstrak: Proses pencampuran termasuk kedalam proses yang diperlukan dalam pembuatan
sediaan obat. Pencampuran diperlukan untuk menghasilkan distribusi dua atau lebih bahan,
sehomogen mungkin. Pada prinsipnya bahan yang dicampurkan harus mengalami 3 jenis
gerakan (gerakan konveksi, difusi, dan geseran) dimana pada jenis pencampuran tertentu hal
tersebut tidak semuanya terjadi. Ukuran, bentuk, dan distribusi ukuran partikel serta
konsentrasi dan sifat alirannya sangat mempengaruhi efek pencampuran. Beberapa metode
dalam proses pencampuran diantaranya Pencampuran Reaksi, Polimerisasi, Pencampuran
secara Mekanik. Dalam ruang lingkup farmasi terutama industri farmasi mengaplikasikan
proses pencampuran pada berbagai bentuk zat kimia diantaranga Pencampuran cairan,
Pencampur untuk cairan kental berviskositas tinggi dan massa kental, Pencampuran batch,
Pencampuran bahan padat. Jenis peralatan dalam pencampuran diantaranya pencampur
Ribbon, pencampur kubus, pencampur kerucut ganda dan pencampur V (Twin-Shell-
blender).

Kata Kunci: Pencampuran; Pencampuran cairan; Pencampuran bahan padat

Terminologi pencampuran (mixing) sinonim dengan terminologi blending yang berkaitan


dengan segregation atau demixing. Mixing merupakan tahap awal atau dasar dalam
kebanyakan urutan proses di industri farmasi. Pencampuran diperlukan untuk menghasilkan
distribusi dua atau lebih bahan, sehomogen mungkin. (Dhadhang dan Teuku, 2012).

Proses pencampuran termasuk juga kedalam proses yang diperlukan dalam pembuatan
sediaan obat. Peristiwa elementer pada pencampuran adalah penyisipan antar partikel jenis
yang satu diantara partikel jenis yang lain. Distribusi yang dihasilkan benar-benar merupakan
kebetulan, sehingga kemungkinan keberadaan untuk setiap partikel tunggal pada satu lokasi
tertentu dari pencampur adalah sama (Voight, 1971).

Jika tidak ada perbedaan homogenitas di setiap lokasi dalam pencampuran, maka diperoleh
apa yang disebut homogenitas stokhastis (pencampuran random, homogenitas campuran
secara kebetulan). Tingkat pencampuran umumnya tergantung dari lamanya waktu
pencampuran. Namun demikian, pencampuran yang lama tidak menjamin dicapainya
homogenitas ideal, karena proses pencampuran dan pemisahan akan saling bersaing
mendominasi. Untuk memperoleh efek pencampuran yang optimal, pertukaran tempat dari
partikel per satuan waktu dan gerakan tiga dimensionalnya merupakan faktor yang sangat
menentukan. Pada prinsipnya bahan yang dicampurkan harus mengalami 3 jenis gerakan
(gerakan konveksi, difusi, dan geseran) dimana pada jenis pencampuran tertentu hal tersebut
tidak semuanya terjadi. Ukuran, bentuk, dan distribusi ukuran partikel serta konsentrasi dan
sifat alirannya sangat mempengaruhi efek pencampuran. Bobot jenis partikel baru berperan
sebagai besaran yang berpengaruh jika terdapat perbedaan bobot jenis yang besar. Gaya yang
menyebabkan terbentuknya aglomerat (gaya tarik menarik, lembab) dapat mengurangi efek
distribusi (Dhadhang dan Teuku, 2012).

Proses pencampuran memungkinkan bahan pengikat untuk berpindah diantara permukaan


pertikel bahan campuran untuk mencapai keseragaman. Tingkat keseragaman diperoleh
berdasarkan sifat alami (dasar) dari setiap komponen campuran dan teknik pencampurannya
serta pengaruh kondisi. Beberapa metode dalam proses pencampuran dapat diuraikan sebagai
berikut (Malik, 1990):

1. Pencampuran Reaksi

Metode pencampuran reaksi merupakan satu metode yang begitu inovatif. Penggunaan
metode ini memudahkan dalam penyamarataan sifat dan karakteristik bila terdapat material
baru yang memiliki ketidaksesuaian yang tinggi. Proses ini seringkali melibatkan
penambahan bahan reaktif ketiga, seperti bahan multifungsional co-polimer atau katalis trans-
reactive. Peningkatan kemampuan campuran reaktif untuk memperlihatkan efek emulsi rantai
plastik atau bahan copolimer tambahan yang terbentuk selama proses pencampuran.
Campuran yang lebih sempurna dengan tingkat produktif yang tinggi dapat diperoleh dengan
metode ini, tetapi harus melalui pengendalian proses produksi yang lebih intensif (Malik,
1990).

2. Polimerisasi

Metode polimerisasi digunakan untuk mempersiapkan terutama pada polimerisasi emulsi


(Malik, 1990).

3. Pencampuran secara Mekanik

Biasanya pencampuran mekanik hanya memproduksi campuran kasar. Sifat campuran sangat
dipengaruhi oleh kecepatan dan suhu pencampuran. Keseragaman campuran hanya dapat
dicapai setelah tahap proses pencairan. Contoh mesin yang digunakan pada pencampuran
mekanik, antara lain (Animesh, 1995):

Two Roll Mill

Two-roll mill terdiri dari dua buah roll horizontal yang paralel dan berputar pada arah yang
berbeda. Jarak antara kedua roll dibuat dengan jarak tertentu sehingga dapat diatur/distel
karena memiliki bantalan blok pada sisi bagian depan secara berlawanan dengan setelan
screw. Roll balik berputar lebih cepat ketimbang roll maju sesuai perbandingan yang disebut
friction ratio. Friction rasio yang tinggi digunakan untuk menyaring campuran. Putaran roll
menarik campuran kearah jepitan, yang merupakan pembersih pada roll. Permukaan sisa
bagian roll digunakan untuk mengangkut kembali bahan mentah kearah jepitan untuk proses
pencampuran berikutnya. Sebagian besar kerja dilakukan dengan lambat pada roll bagian
depan selama proses penggabungan campuran. Air dingin dialirkan melalui rongga roll untuk
mendinginkan material masuk yang mengalami kontak langsung dengan permukaan roll
selama proses pencampuran (Animesh, 1995).

Gambar 1 Proses pencampuran pada mesin two roll mill (Animesh, 1995)
Internal Mixer

Alat penekan bertekanan tinggi seperti internal mixer digunakan untuk memanaskan dan
mestabilkan perubahan campuran. Alat ini terdiri dari dua buah rotor horizontal yang
terbungkus. Kerja yang dilakukan mesin ini terjadi antar rotor dan antara rotor dengan jaket.
Bentuk rotor ini menyerupai bentuk mesin pencampur axial sepanjang arah maju. Campuran
masuk ke ruang pencampur melalui saluran masuk vertikal yang ditempatkan pada pengarah
penekan yang bergerak secara hidrolik. Permukaan penekan sebelah bawah merupakan
bagian dari ruang pencampuran. Campuran yang sudah merata disalurkan melalui bagian
bawah dinding ruang pencampuran. Terdapat rongga yang kecil antara kedua rotor yang
biasanya dijalankan pada kecepatan yang berbeda antara rotor dan dinding ruang
pencampuran. Dari bentuk rotor dan gerakan penekan selama proses dapat dipastikan semua
partikel campuran mengalami shear stress yang intensif pada celah (rongga) antara kedua
rotor (Animesh, 1995).

Gambar 2 Proses Pencampuran pada Internal Mixer (Animesh, 1995)

Ruang lingkup farmasi terutama industri farmasi mengaplikasikan proses pencampuran pada
berbagai bentuk zat kimia sebahai bahan obat. Pencampuran ini mencakup zat cair, zat padat,
batch dan cairan kental.

A. Pencampuran cairan

Sifat aliran dan sifat pencampuran cairan diatur oleh 3 hukum atau dasar-dasar utama, yaitu
konservasi massa, konservasi ketetapan energi, dan hukum-hukum klasik gerakan. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa peralatan pengadukan dipasang sedemikian rupa sehingga
seluruh bagian cairan dapat dicapai dan tidak menghasilkan daerah mati (Dhadhang dan
Teuku, 2012; Voight, 1971).

Hasil adukan cairan yang lebih cepat akan diperoleh jika menggunakan tongkat pengaduk
berlainan jenis, yang seringkali tampak sebagai pengaduk baling-baling. Dengan demikian
dapat dibedakan antara pencampur gerakan lambat dan pencampur gerakan cepat. Pada
umumnya jumlah putaran akan berubah pada suatu daerah pada tertentu. Kadangkala
digunakan juga alat pompa untuk mencampurkan cairan. Skematik gambar 3 yang tampak
berikut ini adalah pengaduk batang (Gambar a). Pengaduk jangkar (Gambar b).
Pengaduk kisi (Gambar c) dan pengaduk lempeng (Gambar d). Kadangkala terdapat juga
kombinasi dari dua jenis pengaduk. Pengaduk baling-baling terhitung kedalam pengaduk
cepat (Voight, 1971).
Gambar 3. Macam-macam pengaduk (Voight, 1971)

Umumnya baling-baling dihubungkan dengan motor listrik dan menimbulkan gerak


pengadukan yang kuat. Yang penting adalah, bahwa pencampiran baling-baling tidak
dipasang vertikal dan sentral kedalam waduh pencampur. Posisi ini menyebabkan
terbentuknya pusaran (permukaan cairan akan terhisap kebawah berbentuk corong terhadap
pusatnya) mengakibatkan lebih dominannya pencampuran horizontal. Sebalikya pada posisi
sumbu miring eksentrik (Gambar 4) akan menghasilkan pencampuran horizontal maupun
vertikal yang optimal tanpa terbentuknya pusaran cairan. Lempeng yang terpasang radial
pada dasarnya dapat berfungsi sebagai pemutus pusaran dan mengoptimasikan proses
pencampuran, meskipun akan menuntut gaya yang lebih tinggi. Bangun semacam itu pada
pengaduk baling-baling yang dipasang sentral vertikal juga menjamin pencampuran
keseluruh arah. Sebagai pencampur cairan lainnya dapat juga digunakan piala pencampur
seperti yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga dan gastonomi (Voight, 1971).

Gambar 4. Pengaduk baling-baling (Voight, 1971)

Mekanisme pencampuran
Secara garis besar, mekanisme pencampuran cairan digolongkan menjadi 4, yakni transport
bulk, aliran turbulen, aliran laminar, dan difusi molekuler. Biasanya pada proses
pencampuran melibatkan lebih dari satru mekanisme-mekanisme tersebut (Dhadhang dan
Teuku, 2012).

1. Transport bulk

Merupakan gerakan sejumlah bahan yang relatif banyak yang dicampurkan dari satu tempat
ke tepat lain dalam suatu sistem.

2. Pencampuran turbulen

Gejala pencampuran turbule merupakan akibat langsung dari aliran cairan turbulen yang
ditandai oleh turun-naiknya kecepatan cairan secara acak pada setiap titik dalam sistem.

3. Pencampuran laminer

Garis lurus atau aliran laminer sering terjadi jika cairaan yang snagat kental diproses

4. Difusi molekuler

Mekanisme paling maksimal dalam pencampuran sampai tingkat molekuler adalah difusi
yang disebabkan oleh gerakan termal molekul-molekul.

B. Pencampur untuk cairan kental berviskositas tinggi dan massa kental

Alat pencampuran ini terdiri dari bagian yang sangat kasar dan membutuhkan gaya yang
sangat besar. Bangun semacam itu mirip dengan mesin yang digunakan dalam pabrik roti.
Yang paling populer adalah mesin penguli seperti tampak secara skematis pada Gambar 5
(Voight, 1971).

Gambar 5. Mesin penguli (Voight, 1971)

C. Pencampuran batch

Jikan bahan yang akan dicampurkan volumenya dibatasi sedemiakian rupa sehingga dapat
ditempatkan dengan baik dalam suatu mikser yang sesuai, maka pencampuran batch biasanya
yang paling layak. Sistem untuk pencampuran batch biasanya terdiri dari komponen utama
(Dhadhang dan Teuku, 2012):

1. Sebuah tangki atau wadah lain yang sesuai untuk emnahan bahan yang akan dicampur
2. Suatu sarana untuk memasukkan energi ke dalam sistem untuk mengadakan
pencampuran cepat yang memadai. Energi dapat dimasukkan ke dalam massa zat zair
dengan perantara alat pendorong, aliran udara atau semburan zat cair

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih mikser/peralatan (Dhadhang dan


Teuku, 2012):

1. Sifat fisik bahan yang akan dicampur, seperti kerapatan, viskositas dan kemampuan
bercampur
2. Pertimbangan ekonomi menyangkut pemrosesan, misalnya waktu yang dibutuhkan
untuk mencampur dan tenaga pelaksana yang diperlukan
3. Biaya peralatan dan perawatannya

D. Pencampuran bahan padat

Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel penting karena sangat menentukan besarnya
gaya, gravitasi dan inersial yang dapat menyebabkan gerakan relatif antarpartikel terhadap
gaya permukaan yang menahan gerakan tersebut. Sebagai akibat gaya antarpartikel yang
tinggi, jika dibandingkan dengan gaya gravitasi, hanya sedikit serbuk-serbuk yang ukutan
partikelnya rata-rata kurang dari 100 m yang mengalir bebas.

Kerapatan partikel, elastisitas, kekasaran permukaan, dan bentuj juga mempengaruhi pada
sifat-sifat bulk serbuk. Dari semua ini, bentuk partikel merupakan variabel yang paling sulit
untuk digambarkan, dan biasanya dinyatakan dengan kuantitas skalar yang dikenal dengan
faktor bentuk.

Mekanisme pencampuran

Pencampuran zat padat dilakukan dengan kombinasi satu atau lebih mekanisme(Dhadhang
dan Teuku, 2012).

1. Pencampuran konvektif

Dapat dianggap sebagai analog transpor bulk dalam pencampuran cairan. Tergantung pada
tipe mikser yang digunakan, pencampuran konvektif dapat terjadi dengan memutar bidang
serbuk dengan pisau-pisau pedang atau dayung, dengan sekrup yang berputar, atau dengan
metode lain dengan memindahkan suatu massa yang relatif besar dari suatu bidang serbuk ke
bidang serbuk yang lain.

1. Pencampuran shear

Akibat gaya di dalam massa partikel, terbentuklah bidang-bidang licin. Tergantung pada sifat
aliran serbuk, hal ini dapat terjadi secara sendiri-sendiri atau sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan aliran laminer
1. Pencampuran difusiv

Pencampuran dengan difusi dinyatakan terejadi jika gerakan acak partikel dalam suatu
bidang (wadah) serbuk menyebabkan mereka relatif berubah posisi satu sama lain. Pertukaran
tempat partikel-partikel tunggal tersebut mengakibatkan berkurangnya intensitas pemisahan

Suatu pencampuran bahan padat dalam skala industri dilakukan dalam tong berputar, seeperti
yang digunakan dalam pencampuran semen dan pasir pada pekerjaan bangunan. Bangun
berbentuk rusuk panjang atau uliran dapat meningkatkan efek pencampuran. Jika dilihat
sepintas, zat padat multipartikel sebagai bulk farmasi atau granul tablet terlihat bersifat agak
seperti cairan. Bagi orang awam, zat padat multiparyikel tersebut kelihatan seperti aliran zat
cair jika dituangkan dari satu wadah ke wadah lain, dan seolah-olah memiliki volume bulk
yang konstan. Serbuk-serbuk yang tidak sama dapat dicampur pada tingkat partikel seperti
cairan-cairan yang saling bercampur (Dhadhang dan Teuku, 2012).

Sebaliknya, jika dibandingkan dengan pencampuran cairan, pencampuran bahan-bahan padat


dapat menimbulkan masalah-masalah yang sangat berbeda. Serbuk-serbuk yang telah
dicampur dengan baik sering mengalami pemisahan substansial selama penanganan rutin.
Pemisahan demikian dapat terjadi juga selama pencampuran. Sifat aliran umum serbuk
sampai batas tertentu menentukan kemudahan mencampur partikel utama, yaitu menentukan
betapa mudahnya massa serbuk dapat dipindahkan melalui tempat serbuk, dan betapa
mudahnya massa ini dihancurkan untuk mendapatkan pencampuran yang baik dari masing-
masing partikel (Dhadhang dan Teuku, 2012).

Pencampuran partikel yang permukaannya tidak konduktif (secara elektrik) sering berakibat
timbulnya muatan permukaan, seperti ditunjukkan oleh kecenderungan serbuk untuk
menggumpalkan setelah melalui proses agitasi. Selama pencampuran, harus dihindari
terjadinya muatan permukaan partikel karena akan cenderung mengurangi proses difusi
antarpartikel (Dhadhang dan Teuku, 2012).

Sejumlah kecil komponen terbentuk serbuk dapat diracik homogen. Suatu pencampuran
bahan padat dalam skala industri dilakukan dalam pencampuran semen dan pasir pada
pekerjaan bangunan. Bangun berbentuk rusuk panjang atau uliran dapat meningkatkan efek
pencampuran (Voight, 1971).

Pada pencampur sudu dan piringan terdapat sudu dan pengerok yang umunya bekerja
berlawanan dalam proses pencampuran. Juga dijumpai penggunaan pencampur siput. Jenis
peralatan lainnya adalah pencampur Ribbon (Gambar 13), pencampur kubus (Gambar 14)
pencampur kerucut ganda (Gambar 15) dan pencampur V (Twin-Shell-blender) (Gambar 16).
Dalam sistem yang disebut terakhir proses pencampuran berlangsung melalui distribusi bahan
secara kontinyu yang diakhiri dengan proses penyatuan kembali. Efek pencampuran yang
baik juga dapat dicapai dengan cara sentrifugasi dan cara pusingan serta melalui peniupan
udara kencang (Voight, 1971).
Gambar 6. Pencampur Ribbon (Voight, 1971)

Gambar 7. Pencampur kubus (Voight, 1971)

Gambar 8. Pencampuran kerucut ganda (Voight, 1971)


Gambar 9. Pencampur V (Voight, 1971)

Daftar Pustaka

Animesh Boses. 1995. The Technology and Comercial Staties of Powder-injection Molding
Journal of MetaHargy.

Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S. 2012. Telnologi Sediaan Farmasi. Laboratotium


Farmasetika Unsoed: Purwokerto.

Malik, K.A. 1990. Liquid Drying of Microorganisms Using A Simple Apparatus.


UNESCONVWFCC. Educatin Committee: Germany.

Voight, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.

Advertisements

Share this:

Twitter
Facebook

Related

Bagaimana Teknik Pencampuran Bahan Padat Dalam Teknologi Farmasi ?In "TSF
Mahasiswa 2010"

MIXING IN PHARMACEUTICALIn "TSF Mahasiswa 2010"

EFISIENSI TINGGI PENCAMPURAN BAHAN PADAT DALAM CAIRAN


MENGGUNAKAN HIGH SHEAR MIXINGIn "TSF Mahasiswa 2009"
This entry was posted in TSF Mahasiswa 2009. Bookmark the permalink.
MATERIAL PABRIKASI GOLONGAN METAL
korek lagi yuuuuuukksz tentang. FAKTOR X PENYEBAB KOROSI DAN
PENGENDALIANNYA PADA ALAT INDUSTRI FARMASI

65 Responses to Pencampuran Bahan Obat Yang Tepat Untuk Obat Berkualitas

Older Comments

1. Soraya Diliwiyani (G1F009006) says:

May 26, 2012 at 2:39 PM

Rate This

To: Herlina
untuk yang memiliki sifat alir yang buruk, metode pencampurannya mungkin dapat
diganti dengan pencampuran konvektif atau difusi.

2. Sarah Budianti says:

May 26, 2012 at 2:38 PM

Rate This

makasih banget artikelnya menarik,udah membantu saya juga


3. Rifsky Haryadi (ahli telematika pengganti roy suryo ) says:

May 26, 2012 at 2:34 PM

Rate This

Artikelnya menariik,tidak membosankan,juga bermanfaat


,,, Jempol 5 buat yang bikinn..semoga sukses




4. Soraya Diliwiyani says:

May 26, 2012 at 2:34 PM

Rate This

mas gembong (untuk pertanyaan yang belum dijwab)


hehehe
untuk suhu pencampuran tergantung pada jenis bahan obatnya mas. klo misal yang
dicampurkan ada sejenis minyak yang titik leleh dan titik didihnya memiliki range
tertentu maka suhunya juga harus di jaga agar bahan2 tersebut tetap stabil
5. Soraya Diliwiyani says:

May 26, 2012 at 2:30 PM

Rate This

soraya G1F009006
to: fissy
hehehe,,, ya nanti kami coba cari sumber yang lebih muda tahunnya,,
tp karena ini mengenai metode, biasanya memang buku2 yang agak jadu

hehhe

6. Soraya Diliwiyani says:

May 26, 2012 at 2:27 PM

Rate This

Soraya diliwiyani G1F009006


To Andrew & ayie:

makasih

7. ayie says:
May 26, 2012 at 8:46 AM

Rate This

bagus artikelnya
tapi bingung mau tanya apa? kebanyakan sudah terjawa di koment sebelumnya ^^

8. andrew goldfrid says:

May 25, 2012 at 4:17 PM

Rate This

gooood artikel

9. Mitha Lidya says:

May 25, 2012 at 3:06 PM

0
Rate This

ka andi :: thanks ya ka masukannya ^^


shofa n ka satrio :: makasih

10. Andi Pryakin says:

May 25, 2012 at 3:00 PM

Rate This

Mungkin akan lebih baik kalau judulnya itu Metode Pencampuran Bahan Obat Yang
Tepat Untuk Obat Berkualitas. karena secara garis besar dari isi tulisan ini membahas
metode pencampuran. terima kasih untuk informasinya. Tetap Berkarya.

Andi Pryakin
Teknik Sipil dan Lingkungan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

11. shofazizah says:

May 25, 2012 at 2:28 PM

Rate This
infonya bagus.. lanjutkan !!!

12. satrio says:

May 24, 2012 at 11:35 PM

Rate This

artikel yang baik, dan sangat informatif.

13. tsffaunsoed2009 says:

May 24, 2012 at 3:37 PM

Rate This

Tita : Sebelumua terima kasih untuk pertanyaannya,


saya akan coba menjawabnya, dalam proses pencampuran, untuk mendapatkan hasil
obat yang baik dan optimal maka perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu pertukaran
tempat dari partikel per satuan waktu dan gerakan tiga dimensionalnya. Pada
prinsipnya bahan yang dicampurkan harus mengalami 3 jenis gerakan (gerakan
konveksi, difusi dan geseran).

Novia Ayu R (G1F009005)

14. Mitha Lidya says:


May 24, 2012 at 2:56 PM

Rate This

mitha maulidya (G1F009008)


mayani:: campuran kasar disini maksudnya campuran bahan yang masih mempunyai
ukuran-ukran partikel yang besar-besar atau masih kasar,, sehingga bisa di
homogenkan dengan pencampuran mekanik
terimakasih ^^

15. Mitha Lidya says:

May 24, 2012 at 2:52 PM

Rate This

mitha maulidya (G1F009008)


mayani :: campuran kasar dsini maksudnya campuran yang masih mempunyai
ukuran-ukuran partikel yang masih besar-besar atau belum halus.. dan biasanya
dihomogenkan dengan pencampuran mekanik..
mkasih

Older Comments

Leave a Reply
Mencari Artikel

May 2012
M T W T F S S
Jun
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31

Tuliskan pendapat anda dengan sebenarnya

Bagaimana menurutmu keberadaan blog pembelajaran TSF ini dalam proses


pembelajaran ...

Sangat membantu Cukup membantu Kurang membantu Tidak


membantu

VoteView ResultsPolldaddy.com

Categories
o TSF 2009-B
o TSF 2010-B
o TSF Mahasiswa 2009
o TSF Mahasiswa 2010
o Uncategorized
Posting Terkini
o Pengumuman Rekapitulasi Nilai Akhir Tugas Terstruktur I TSF 2012
o DAFTAR ARTIKEL TUGAS 2 YANG MASUK DALAM
NOMINASI PENILAIAN
o dokumentasi dalam CPOB
o BEBERAPA KASUS PENGEMBALIAN OBAT
o CPOB BANGUNAN DAN FASILITAS
Halaman dan Artikel Tertinggi Dikunjungi
o KENAPA ALUMUNIUM LEBIH AWET DAN TAHAN TERHADAP
KOROSI (BERKARAT)
o FILTRASI DAN APLIKASINYA DALAM INDUSTRI
o MATERIAL PABRIKASI BERBAHAN LOGAM DAN PADUANNYA
o PENTINGNYA MENGETAHUI PROSES PENGAYAKAN DALAM
SEDIAAN FARMASI
o MATERIAL KEMASAN PRODUK SEDIAAN FARMASI
o Kualifikasi dan Validasi Berdasarkan CPOB
o TEKNOLOGI PENGEMASAN SEDIAAAN AMPUL
o Packaging Pharmaceutical Product
o Mengenal lebih dekat alat pengering "Freeze Dryer"
o PENGAYAKAN PULVIS DAN PULVERES

Blog Stats
o 1,140,427 hits
Dokumen
o July 2012
o June 2012
o May 2012
Penulis
o adiyugatama
o tsf farmasi unsoed 2012
Meta
o Register
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.com
Follow Blog via Email

Ketik alamat e-mail anda untuk disertakan sebagai anggota dan anda akan
mendapatkan informasi terkini tentang blog ini !

Join 52 other followers

Farmasi FKIK UNSOED


tsf farmasi unsoed 2012

Anda mungkin juga menyukai