Anda di halaman 1dari 6

Contoh 1:

PT Vendor peroleh kontrak penggandaan buku agenda dari PT BUMN (Persero) dgn nilai
kontrak Rp 100jt, di luar pajak2.
Pertanyaan:
a. Apakah transaksi di atas termasuk transaksi barang atau jasa?
b. Bgm aspek akuntansi dan pajak dari transaksi di atas?

Jawab:
a. Transaksi di atas bisa berbentuk barang dan/atau jasa tergantung dari kontraknya yg
berisi kesepakatan PT Vendor dan PT BUMN. Hukum kontrak mengacu pada Psl 1320
KUHPerdata

b1. Jurnal transaksi barang di PT BUMN


Db. Biaya ATK 100,000
Db. PPN Masukan 10,000
Kr. Utang PPh Pasal 22 1,500
Kr. Utang PPN Masukan 10,000
Kr. Utang usaha 98,500
b2. Jurnal transaksi barang di PT Vendor
b2.a. Saat kirim tagihan
Db. Piutang usaha 108,500
Db. UM PPh 22 1,500
Kr. PPN Keluaran 10,000
Kr. Penjualan barang 100,000
b2.b. Saat terima tagihan
Db. Kas 98,500
Db. PPN Keluaran 10,000
Kr. Piutang usaha 108,500

c1. Jurnal transaksi jasa di PT BUMN


Db. Biaya jasa cetak 100,000
Db. PPN Masukan 10,000
Kr. Utang PPh Pasal 23 2,000
Kr. Utang PPN Masukan 10,000
Kr. Utang usaha 98,000
c2. Jurnal transaksi jasa di PT Vendor
c2.a. Saat kirim tagihan
Db. Piutang usaha 108,000
Db. UM PPh 23 2,000
Kr. PPN Keluaran 10,000
Kr. Penjualan barang 100,000
c2.b. Saat terima tagihan
Db. Kas 98,000
Db. PPN Keluaran 10,000
Kr. Piutang usaha 108,000

Contoh 2:
PT MM.com "jual produk" fashion dari PT MDS kpd konsumen dgn hrg Rp 10jt.
Apakah PT MM.com menjual barang atau jasa?

Jawab:
A. Jurnal Akuntansi:
1. Jika PT MM.com menjual barang sesuai hrg di MDS, dibuat jurnal sbb.:
a. Saat beli dari MDS
Db. Persediaan 10,000
Kr. Diskon pembelian 4,000
Kr. Utang usaha 6,000
Keterangan:
Jika harga beli persediaan langsung di-offset dgn diskon pembelian, jurnal di atas dimodif
menjadi sbb.:
Db. Persediaan 6,000
Kr. Utang usaha 6,000
a1. Saat pelunasan utang usaha
Db. Utang usaha 6,000
Kr. Kas 6,000
b. Saat jual ke konsumen
Db. Kas 10,000
Kr. Penjualan 10,000
Db. HPP 6,000
Kr. Persediaan 6,000

2. Jika PT MM.com menjual jasa perdagangan kpd MDS, dibuat jurnal sbb.:
a. Saat penerimaan uang pelanggan
Db. Kas 10,000
Kr. Uang titipan 10,000
b. Saat pengakuan pendapatan jasa
Db. Piutang usaha 4,000
Kr. Pendapatan jasa 4,000
c. Saat transfer dana ke MDS
Db. Uang titipan 10,000
Kr. Piutang usaha 4,000
Kr. Kas 6,000

B. Jurnal Akuntansi Pajak (asumsi: semua transaksi blm termasuk pajak2):


1. Jika PT MM.com menjual barang sesuai hrg di MDS, dibuat jurnal sbb.:
a. Saat beli dari MM Dept Store
Db. Persediaan 10,000
Db. PPN Masukan 600
Kr. Diskon pembelian 4,000
Kr. Utang usaha 6,600
Keterangan:
Jika diskon tercantum di dalam FP, PPN-nya = 10% x (10.000 - 4.000). Jika diskon di atas
tdk tercantum dilm FP, PPN-nya menjadi = 10% x 10.000.
a1. Saat pelunasan utang usaha
Db. Utang usaha 6,600
Kr. Kas 6,600
b. Saat jual ke konsumen
Db. Kas 11,000
Kr. PPN Keluaran 1,000
Kr. Penjualan 10,000
Db. HPP 6,000
Kr. Persediaan 6,000

2. Jika PT MM.com menjual jasa perdagangan kpd MDS, dibuat jurnal sbb.:
a. Saat penerimaan uang pelanggan
Db. Kas 11,000
Kr. Uang titipan 11,000
b. Saat pengakuan pendapatan jasa
Db. Piutang usaha 4,320
Db. UM PPh 23 [2% x 4.000] 80
Kr. Pendapatan jasa 4,000
Kr. PPN Keluaran (kpd MDS) 400
c. Saat transfer dana ke MDS
Db. Uang titipan 11,000
Kr. Piutang usaha 4,320
Kr. Kas 6,680

Contoh 3:
PT BL "menjual" produk PT Merchant kpd konsumen melalui situs BL.com. Hrg jual dr
PT M sebesar Rp 1 juta, tapi "didiskon" oleh PT BL shg konsumen cukup bayar Rp 800ribu.
Stlh terima pembayaran, PT BL minta PT M kirim barang ke konsumen. PT BL akan transfer
Rp 1jt kpd PT M sblm dipotong 3% komisi. Jadi, total dana yg ditransfer Rp 970.000.
Bgm perlakuan akt dan pajak di PT BL?

Jawab:
1. Saat terima pembayaran pelanggan (Rp 000)
Db. Bank 800
Kr. Uang titipan 800
2. Saat pengakuan pendapatan jasa
Db. Piutang usaha 30
Kr. Pendapatan jasa 30
3. Saat transfer dana ke PT M
Db. Utang titipan 800
Db. ???? *) 200
Kr. Piutang usaha 30
Kr. Bank 970

*) Di dalam KDPPLK, penentuan apakah jurnal debit ini diisi dgn pos biaya atau pos aset,
tergantung dari apakah pengeluaran tsb memiliki future economic benefit. Kriteria
pengakuan aset adalah:
a. Measurable, dan
b. Future economic benefit.
Jika tidak dapat dipastikan future economic benefit, pos tsb diisi dgn biaya. Jika dpt dipas-
tikan ada future economic benefit, pos tsb diisi dgn pos aset, yg mungkin merujuk pd PSAK
19: Aset Takberwujud).
Dari sudut perpajakan, pencatatan pos biaya (promosi) atau pun pos aset takberwujud
akan memunculkan masalah:
1) Biaya promosi hrs memenuhi ketentuan Psl 6 PMK 2/PMK.03/2010
2) Aset takberwujud hrs diamortisasi sesuai Psl 11A UUPPh utk masa 4, 8, 16, atau 20th
sesuai dgn masa terdekat menurut masa manfaat akuntansi

Sebagai alternatif, biaya promosi di atas direklas ke biaya honor lainnya shg perlu ada
objek pemotongan PPh 21. Jurnal pajaknya menjadi sbb.:
Db. Utang titipan 800
Db. Biaya honor lainnya 200
Kr. Piutang usaha 30
Kr. Bank 970
Db. Biaya PPh 21 [200.000 x 50% x 5% x 120%} 6
Kr. Utang PPh 21 6

Berdasarkan jurnal di atas, terjadi penghematan PPh


a. PPh Badan yg dihemat dari biaya honor lainnya yg deductible 50
[25% x Rp 200.000]
b. PPh 21 yg hrs ditanggung dari biaya honor lainnya 6
c. Total tax saving [a - b] 44

Contoh 4:
PT Lakupon menjual voucher yg bisa ditukar ke berbagai merchant yg sdh kerja sama dgn
PT Lakupon. Misalnya, Tn Badu menggunakan voucher tsb utk bersantap di PT Resto dgn
nilai transaksi Rp 10jt. Bgm perlakuan akt dan pajak di PT Lakupon jika PT Resto hanya tagih
90% dari kupon dari PT Lakupon?

Jawab:
A. Jurnal akuntansi
1. saat kupon dibeli oleh konsumen
Db. Bank 10,000
Kr. Utang lainnya 10,000
2. Saat kupon terpakai
Sesuai PSAK 23: Pendapatan, PT Lakupon dapat akui pendapatan dg jurnal
Db. Piutang usaha 500
Kr. Pendptn jasa 500
3. Saat transfer ke PT Resto (sesuai kontrak, PT Lakupon peroleh imbalan jasa 5% x nilai tran-
saksi)
Db. Utang lainnya 10,000
Kr. Piutang usaha 500
Kr. Kas 9,500

B. Jurnal akuntansi pajak


1. saat kupon dibeli oleh konsumen
Db. Bank 10,000
Kr. Utang lainnya 10,000
2. Saat kupon terpakai
Sesuai PSAK 23: Pendapatan, PT Lakupon dapat akui pendapatan dg jurnal
Db. Piutang usaha 500
Db. UM PPh 23 [2% x 500.000 yg dipotong oleh PT Resto] 10
Kr. Pendptn jasa 500
Kr. PPN Keluaran 50
3. Saat transfer ke PT Resto (sesuai kontrak, PT Lakupon peroleh imbalan jasa 5% x nilai tran-
saksi)
Db. Utang lainnya 10,000
Kr. Piutang usaha 500
Kr. Kas 9,500

Keterangan:
Dapat terjadi bhw PT Resto akan bekerja sama dgn PT Lakupon dlm skema bagi hasil. Sesuai
dgn PSAK 66: Pengaturan Bersama, skema bagi hasil tsb dapat tercakup di dalam JO (Joint
Operation) atau Operasi Bersama. Dgn demikian, kedua pihak harus memiliki joint control.
Aset, liabilitas, penghasilan, dan/atau biaya hrs diakui oleh anggota JO sesuai porsi yg di-
sepakati bersama

Dalam hal kupon sdh kedaluarsa shg tdk dapat digunakan lagi dan konsumen tdk dapat
kembalian kupon tsb, sesuai PSAK 23: Pendapatan, pengakuan pendapatan terjadi saat
kupon tsb daluarsa.

Google analytics
6

Tokopedia 4 Merchant

3 1 5

Bank 2 Konsumen

Contoh 5:
PT Distributor Mesin (DM) di Jkt jual mesin dgn model pemasaran melalui katalog atau
website. Buyer Pte Ltd (Sin) kirim PO utk beli mesin sesuai spesifikasi yg cocok dgn hrg beli
USD 120.000. Tapi, krn stok mesin sdg kosong di PT DM, PT DM kirim order ke Vendor
Corp (Jpn) dgn hrg USD 100.000. PT DM minta agar mesin tsb lgs dikirim ke Buyer tanpa
singgah ke gudang PT DM. Pembayaran Buyer USD 120.000 lgs ke PT DM dan PT DM lgs
transfer USD 100.000 ke Vendor.
Pertanyaan:
a. Apakah transaksi PT DM mrpk transaksi barang atau jasa?
b. Apakah transaksi PT DM terutang PPN?

Jawab:
a. Transaksi di atas merupakan transaksi barang dan bukti yg paling kuat adalah B/L.
b. Jurnal transaksi di PT DM
1) saat beli mesin
Db. HPP 100,000
Kr. Utang usaha 100,000
2) saat jual
Db. Piutang 120,000
Kr. Penjualan mesin 120,000

Contoh 6:
Sistem pemungutan pajak:
a. Official assessment system => PBB
b. Self assessment system => PPh dan PPN
c. Withholding system => taxation at source
1) passive income: bunga, dividen, royalti, sewa
2) employment
3) jasa
Contoh 6:
1. kesepakatan
2. B/L yg tdk ada di PT DM

Incoterms = International Commerce Terms (diterbitkan oleh ICC / Int'l Chambers of


Commerce
Tujuan: agar hak dan kewajiban masing-masing pihak tdk diperselisihkan
Contoh:
FoB shipping point
FoB destination
CIF

Contoh 7:
Sanksi pajak:
a. Administrasi
b. Pidana

Contoh 8:
"Image" dapat dikategorikan sbg jasa jika penekanan di kontrak ada pada jasa pembuatan
image. Dgn demikian, PPN atas JKP dari luar pabean tetap hrs dibayar pakai SSP sbg FP.
PPh 26 dapat dihemat krn taxing right (hak pemajakan) ada di Singapura jika penyedia jasa
dpt tunjukkan SKD (Surat Keterangan Domisili) dlm bentuk Form DGT1 yg sdh divalidasi
oleh IRAS (Inland Revenue Authority of Sin).
"Image" dpt dikategorikan sbg barang:
a. Berwujud => berarti dianggap impor barang dan byr pajaknya pake PIB/SSPCP
(sulit diimplementasikan krn tidak mungkin pakai PIB/SSPCP)
b. Tidak berwujud => berarti dianggap pemanfaatan royalti shg terutang PPh 26 20%
atau sesuai tax treaty (tidak mungkin tarif 0%). Pembayaran pajaknya
gunakan SSP.

Anda mungkin juga menyukai