Tugas Letnan Firman, Letnan Sudadi dan Sersan Tobing adalah tidak hanya
mengawal kereta-kereta dari Purwokerto hingga Yogya. Mereka juga harus mengawal
para penumpang yang mengungsi menuju Yogya. Ada isu bahwa Belanda akan
menyerang kota mereka sehingga pengungsian pun dirasa sangat perlu dilakukan,
terutama bagi masyarakat yang mudah termakan isu. Letnan Sudadi berangkat bersama
kereta pertama, sementara Letnan Firman dan Sersan Tobing mengawal kereta
terakhir. Di kereta terakhir ini tidak hanya ditumpangi oleh para pengungsi namun juga
ada berkas-berkas penting negara yang harus diamankan di ibu kota. Banyak halangan
selama perjalanan. Ternyata mengawal kereta tidak semudah yang dibayangkan apalagi
dengan musuh yang selalu mengintai. Berkali-kali kereta dihujani peledak dan peluru
dan bahkan ada gerbong yang sempat terbakar. Dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi itu, maka banyak pejuang, pegawai kereta api dan masyarakat yang gugur.
Kisah heroik tidak hanya mewarnai film yang disutradarai oleh Moechtar
Soemodimedjo ini, namun juga kisah cinta. Karena pada dasarnya film ini memang
termasuk jenis film romansa. Sepanjang perjalanan menuju Yogya, Letnan Firman
bertemu dengan Retno, perempuan yang disangka sebagai adik dari Kapten Pujo yang
ditemuinya beberapa jam sebelum keberangkatan. Namun ternyata ia salah, Retno yang
ditemuinya adalah Retno yang berbeda meski berparas sama. Di akhir cerita ia pun
mengetahui jika Retno adalah kembar. Dan disini ia sempat mengalami dilema, Retno
mana yang harus ia pilih.
KERETA TERAKHIR
DISUSUN OLEH :
IRINEDIAN SRIBUDAYA
XI 1 IPA
KERETA TERAKHIR
DISUSUN OLEH :
IRINEDIAN SRIBUDAYA
XI 1 IPA / 15