c. Materialitas
Inforjmasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil
atas dasar laporan keuangan.
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi
memeiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian yang
secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajaikan.
e. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan
laporan keuangan.
f. Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang
dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan
melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan
yang diperlukan dalam kondisi ketidak pastian, sehingga asset atau penghasilan tidak
disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.Namun
demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan asset atau
penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
g. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.Kesengajaan atau tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan kurang
mencukupi ditinjau dari segi relevansinya.
h. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar perioda untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerka keuangan.Pengguna juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan keuangan secara relative.
i. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat memengaruhi keputusan
ekonomi para penggunanya.Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan
dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namum demikian, evaluasi
biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga
tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat informasi laporan
keuangan.Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat
informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
a. Aset
Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari persitiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan dihatapkan akan diperoleh oleh entitas. Dalam
menentukan esistensi asset, hak milik tidak esensial.Misalnya, property yang diperoleh
melalui sewa adalah aset jika entitas mengendallikan manfaat yang diharapkan mengalir dari
property tersebut.
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir
ke entitas dan asset tersebut memunyai nilai atau biayayang dapat diukur dengan andal. Aset
tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandanga
tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah perioda pelaporan berjalan.Sebagai
alternative, transaksi tersebut menimbulkan beban dalam laporan laba rugi.
b. Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumberdaya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa memunyai kewajiban
(obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
Kewajiban dapat berupa kewajiban hokum dan kewajiban konstruktif.Kewajiban dapat
dipaksakan menurut hokum sebagai kosekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan
perundangan.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika: (1) oleh
praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup
spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas dakan menerima
tanggung jawab terentu, dan (2) akibat entitas telah menimbulkan ekspekstasi kuat dan sah
kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan asset
lain, pemberian jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau konversi
kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti
kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumberdaya mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang
harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi kewajiban.Ekutitas
disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, entitas yang berbentuk perseroan terbatas
subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba,
dan keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas.
d. Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama perioda pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan bunga, dividen, royalty, dan sewa.
Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.Ketika keuntungan diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara
terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi.
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban.
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.
e. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi kepada penanaman modal.
Mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.Beban timkbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar datau
berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan dan asset tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin atau mungkin
tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam
laporan laba rugi biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos
tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban
diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara
andal.
f. Laba auatu rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.Hal tersebut bukan
merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan dan prinsip pengakuan yang terpisah
tidak diperlukan.SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi asset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut
merupakan hasil dari penerapan matching concept.
4. Persyaratan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan,
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca
atau laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria: (a) ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau ke dalam entitas, dan (2) pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Kegagalan untuk mengakui pos yang mememuhi kriteria tersebut tidak dapat
digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau catatan materi
penjelasan.
5. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu kepada pengertian derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalit kea tau dari dalam entitas. Pengajian derajat ketidakpastian yang melekat pada arus
manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang
tersedia pada akhir perioda pelaporan saat penyusunan laporan keuangan. Penilaian ini
dibuat secara individu untuk pos-pos yang signifikan secara individual dan kelompok suatu
populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara individual.
b. Keandalan Pengukuran
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan andal.Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos diketahui.Dalam kasus lainnya
biaya atau nilai tersebut diestimasi.Penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian
esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan.Namun
demikian, jika estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos tersebut diakui dalam
neraca atau laba rugi.
Suatu pos pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan dapat memenuhi syarat
untuk diakui di masa depan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Suatu pos yang gagal memenuhi keriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan,
materi penjelasan, atau skedul tambahan.Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika
pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas oleh pengguna laporan keuangan.
6. Konsep pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasive)
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran asset, kewajiban, dan beban dalam SAK ETAP
didasarkan pada prinsip pervasive dari kerangka penyajian dan pengukuran laporan
keuangan. Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraph 9.4 memberikan pandauan untuk membuat pertimbangan dan
paragraph 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam memutuskan kebijakan
akuntansi yang sesuai dengan keadaan tersebut. Pada tingkat kedua hirarki tersebut
mensyaratkan entitas untuk menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasive.
7. Pengukuran unsur laporan keuangan (biaya historis dan nilai wajar)
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur
asset, kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini terasuk
pemilihan dasar perngukuran tertentu.
Dalam pengukuran yang dipergunakan adalah biaya historis dan nilai wajar.
a. Biaya historis
Biaya historis adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari
pembayaran yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat peroleh.Kewajiban dicatat
sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari asset non-kas yang
duterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
b. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu saet, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
8. Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan
dasar akrual.Dasar akrual pos-pos diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan
beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk pos-pos tersebut.
9. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban atau penghasilan dengan beban,
kecuali disyaratkan oleh SAK ETAP.Pengukuran nilai asset secara neto dari penilaian
penyisihan bukan merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atau keusangan persediaan
dan penyisihan atas piutang tak tertagih.Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk
membeli dan menjual asset tidak lancar (termasuk investasi dan asset operasional) maka
entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat asset dan beban penjualan yang terkait.
Penyajian Laporan Keuangan
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved
statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan. Terdiri dari:
1. Penyajian Wajar,
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
suatu entitas. Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan asset,
kewajiban, penghasilan, dan beban.
Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas.Entitas yang menggunakan
SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK
ETAP dalam catatan laporan keuangan.Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat
menyusun laporan keuangan.Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam
setahun. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang sama.
Pos-pos yang material disajikan terpisah.
b. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi kepada penanaman modal.
Mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.Beban timkbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar datau
berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan dan asset tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin atau mungkin
tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam
laporan laba rugi biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos
tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan laba rugi dan saldo laba (digabung) dapat disajikan sebagai pengganti laporan laba
rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan ekuitas hanya berasal dari: (1) laba rugi,
(2) pembayaran dividen, (3) koreksi kesalahan perioda lalu, dan (4) perubahan kebijakan
akuntansi. Jika entitas menyusun laporan laba rugi dan saldo laba, maka laporan laba rugi
dan laporan perubahan ekuitas tidak perlu dibuat karena susah digantikan oleh laporan laba
rugi dan saldo laba.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan (1) laba rugi tahun berjalan, (2) pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas, (3) pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan,
(4) rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir perioda dari komponen ekuitas (laba rugi,
pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, dan jumlah investasi, dividen,
dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, serta perubahan kepemilikan entitas anak yang
tidak mengakibatkan pengendalian).
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif
lain. Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rigi entitas dan peruabahan saldo
laba untuk satu perioda laporan. Laporan laba rugi dan saldo laba (gabungan) dapat disajikan
sebagai pengganti laporan perubahan ekuitas jika memenuhi syarat SAK ETAP (lihat Bab
3.13 dan 6.4)
4. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.Aktivitas
operasi hanya disajikan secara tidak langsung.Bunga dan dividen, baik dibayarkan atau
diterima, harus diungkap secara terpisah dan konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi,
atau pendanaan.Pajak penghasilan diungkapan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat
secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas operasi dan pendanaan.Transaksi non kas tidak
dapat disajikan dalam laporan arus kas. Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk: (1) arus kas
aktivitas operasi dengan metoda tidak langsung, dan (2) arus kas mata uang asing tidak diatur.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijaklan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya.Mengungkapkan informasi yang disyaratkan.Memberikan
informasi yang relevan walau tidak disyarakatkan.Mengungkapkan informasi tentang sumber
Utama ketidakpastian estimasi.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk pengungkapan modal.Mengungkapkan dasar
penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar
pengukurannya.Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK ETAP.Informasi
tentang sumber utama ketidakpastian estimasi.Mengungkapkan informasi tambahan yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang berisi informasi narasi atau rincian jumlah atau
informasi yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.Mengungkapkan dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar pengukuran.Memberikan
informasi tambahan yang relevan, namun tidak disyaratkan SAK ETAP.Informasi tentang
sumber utama ketidakpastian estimasi.Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP (lihat
paragraf 3.3)
ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat paragraf 8.5)
informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
pengungkapan lain.
dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, yang terdiri dari perubahan estimasi dan
Koreksi kesalahan periode lalu.Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan
dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangannya.Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau
keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP.Namun, jika dampak tidak
material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalamSAK ETAP. Jika transaksi,
peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan menggunakan
judgementnya mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi:
(1) relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan
(2) andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas
(3) mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya
(4) netral yaitu bebas dari bias
(5) mencerminkan kehati-hatian
(6) bersifat lengkap dalam semua hal yang material
Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):
persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan
terkait; dan
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan Bab 9.5
Panyajian Lain-Lainnya
1. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah
Tidak diatur secara khusus. Untuk entitas anak: (1) investor harus mencatat investasi pada
entitas anak dengan menggunakan metoda ekuitas, (2) investasi pada perusahaan anak pada
awalnya diakui sebagai biaya perolehan (termasuk biaya transaksinya) dan selanjutnya
disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan darn
beban dari entitas anak.
2. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK ETAP.Kebijakan akuntansi
harus diterapkan secara konsisten. Referensi dalam kebijakan akuntansi, estimasi, dan
kesalahan adalah: (1) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, (2) konsistensi dan
perubahan kebijakan akuntansi, (3) perubahan estimasi akuntansi, dan (4) kesalahan.
Ketika tidak ada pengaturan secara spesifik atas suatu transaksi atau peristiwa, maka entitas
tetap harus menyusun kebijakan akuntansi yang menhasilkan informasi yang relevan dan
andal. Referensi yang digunakan adalah: (1) persyaratan dalam SAK ETAP lain yang serupa
dan terkait, (2) definisi sesuai dengan konsep pengakuan dan pengukuran asset, kewajiban,
pendapatan, dan beban sesuai dengan konsep dan prinsip pervasive, (3) persayaratan dan
pandauan dalam SAK non ETAP atau pengaturan oleh badan penyusun standar lain yang
memunyai kerangka yang sama dan tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten.Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan
karena persyaratan SAK-ETAP atau menghasilkan informasi yang lebih andal dan
relevan.Perubahan kebijakan akuntansi sesuai dengan persyaratan.Perubahan estimasi
akuntansi akunansi diakui secara prospektif.Kesalahan perioda lalu dilakukan secara
retropestif, koreksi terhadap saldo awal asset, kewajiban, dan ekuitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau
menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan.Perubahan kebijakan akuntansi
dilakukan sesuai dengan persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif.Perubahan
estimasi akuntansi diakui secara prospektif.Kesalahan perioda lalu dilakukan secara
retrospektif, jika tidak praktis maka diakui sebagai koreksi saldo awal asset, kewajiban, dan
ekuitas yang paling mungkin dikoreksi. Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):
persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan
terkait; dan
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan Bab 9.5.
Aturan akuntansi entitas harus sesuai dengan SAK-ETAP. Ketika ada yang belum diatur
oleh SAK-ETAP dapat menggunakan:
Persyaratan lain yang serupa dan terkait.
Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran asset, kewajiban, pendapatan, dan
beban harus sesuai dengan Konsep dan Prinsip Pervasif.
Standar lain (Non ETAP) yang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
3. Instrumen Keuangan Dasar
Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas. Ruang lingkup investasi pada efek tertentu,
dan klasifikasitrading, held to maturity, dan available for sale mengacu pada PSAK 50
(1998). Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajemen adalah (1) dimiliki
hingga jatuh tempo (held to maturity - HTM); (2) diperdagangkan (trading); (3) tersedia
untuk dijual (available for sale - AFS). HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi
amortisasi premi atau diskonto.Trading disajikan sebesar nilai wajar pada saat tanggal neraca
dan laba rugi diakui atas unreallised maupun realized. AFS dinilai pada nilai wajar pada
tanggal neraca dan laba rugi unrelaised dicatat sebagai kelompok ekuitas.
Perubahan kelompok dicatat pada nilai wajar pada saat terjadinya penurunan nilai HTM dan
AFS.Ditentukan secara individual yang ditetapkan sebagai penurunan nilai permanen atau
tidak.Jika permanen, maka biaya perolehan efek harus diturunkan hingga sebesar nilai
wajarnya dan diakui rugi dalam laporan laba rugi.Kenaikan selanjutnya untuk AFS harus
diakui secara ekuitas.Penyajian dalam neraca, efek trading sebagai asset lancar, sedangkan
efek HTM dan AFS sesuai keinginan manajemen.Khusus untuk utang, jika jatuh tempo dalam
tahun berikutnya harus sebagai asset lancar.Dalam laporan arus kas, efek trading sebagai
aktiviats operasi, sedangkan HTM dan AFS sebagai aktiviats investasi yang disajikan bruto.
Bab 10 tidak diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi, joint venture dan entitas anak.
Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
(1) Held to maturity;
HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto, perubahan
nilai wajar unrealised tidak diakui.
(2) Trading;
Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi diakui atas unrealised
maupun realised
(3) Available for sale
AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi unrealised dicatat sebagai
kelompok ekuitas. Perubahan kelompok:
Dinilai pada nilai wajar pada saat perubahan
Dari trading ke kelompok lain, maka unrealised gain loss dicatat sebagai penghaslan dan
tidak boleh dihapus.
Ke kelompok trading, maka unrealised gain loss diakui pada tanggal perubahan
Dari HTM ke AFS, maka unrealised gain loss diakui dalam kelompok ekuitas
Dari AFS ke HTM, maka unrealised gain loss tetap diakui di ekuitas dan diamortisasi
sesuai amortisasi premi dan diskonto
Penurunan nilai untuk AFS dan HTM:
Apakah penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehan terjadi secara permanen atau tidak.
Jika merupakan penurunan permanen maka biaya perolehan diturunkan ke nilai wajarnya
dan diakui sebagai biaya perolehan yang baru dan tidak boleh diubah lagi, rugi penurunan
nilai diakui dalam laba rugi yang telah direalisasi.
Perlakuan selanjutnya mengikuti SAK yang berlaku.
Penyajian di neraca (classified balance sheet):
Trading sebagai aset lancar
HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen,
kecuali akan jatuh tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar.
Laporan arus kas:
Trading: arus kas operasi
AFS dan HTM: arus kas investasi
4. Persediaan
Mencakup asset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, termasuk asset dalam proses
produksi, atau bahan perlengkapan proses produksi atau permberian jasa. Diukur dengan
nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan (cost) dan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi neto). Cost meliputi seluruh biaya pembelian,
biaya konservasi, dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan
kondisi sekarang. Alokasi biaya overhead menggunakan tingkat kapasitas normal atau
tingkat produksi actual ketika mendekati kapasitas normal. Joint cost dialokasikan secara
rasional dan konsisten. Penilaian dengan FIFO atau Average.Diakui sebagai beban saat
perndapat terkait diakui.
Sama dengan SAK IFRS. Mencakup asset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
termasuk asset dadlam proses produksi, atau bahan atau perlengkapan untuk proses produksi
atau pemberian saja. Diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan (cost) atau
nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual (nilai realilsasi neto). Cost mencakup seluruh biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi
sekarang. Alokasi biaya overhead tetap menggunakan tingkat kapasitas normal atau tingkat
produksi aktual ketika mendekati kapasitas normal.
Joint cost dialokasikan secara rasional dan konsisten. Teknik pengukuran biaya dengan
menggunakan biaya standar atau metoda eceran.Identifikasi khusus individual untuk
persediaan yang tidak dapat dipertukarjkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu. Rumus biaya: FIFO atau average, LIFO tidak
diperbolehkan. Persediaan diakui sebagai beban pada saat perolehannya.
Bab 10 tidak diterapkan untuk WIP kontrak konstruksi dan efek tertentu. Mencakup: aset utk
dijual dalam kegiatan usaha normal, termasuk aset dalam proses produksi, atau bahan atau
perlengkapan untuk proses produksi atau pemberian jasa. Cost mencakup seluruh biaya
pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi
dan kondisi sekarang. Diukur pada nilai yang lebih rendah cost atau NRV.
(1) Biaya pembelian:harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya
lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.
Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
(2) Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variable. Alokasi biaya overhead produksi
tetap berdasarkan kapasitas normal.
(3) Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan secara rasional dan
konsisten. Jika by product tidak material dinilai pada harga jual dikurangi biaya penyelesaian
dan dikurangkan ke biaya produk utama.
(4) Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun
berjalan:
biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya produksi lainnya yang tidak normal;
biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap
produksi selanjutnya;
biayaoverhead administratif yang tidak berkontribusi untuk membuat persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang; dan
biaya penjualan.
(5) Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan biaya standar atau metode eceran. Rumus
biaya : FIFO atau average, LIFO tidak diperkenankan. Penurunan nilai persediaan diakui
sebagai beban pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca dilakukan pengujian.Persediaan
diakui sebagai beban pada saat pendapatan terkait diakui.
5. Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Perusahaan Anak
Entitas Asosiasi: jika investor memunyai pengaruh signifikan (20% lebih hak suara) untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik
pada suatu entitas namun tidak mengendalikan entitas tersebut. Dicataat dengan metoda cost
dikurangi dengan kerugian penurunan nilai. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik atas suatu
entitas, namun tidak mengendalikan atau megendalikan bersama atas kebijakan
tersebut.Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metoda biaya, dikurangi akumulasi
kerugian penurunan nilai.Metoda Akuntansi menggunakan metoda biaya.
Asosiasi anak: entitas yang dikendalikan oleh induk, karena memiliki lebih dari 50% hak
suara. Dicatat dengan metoda ekuitas dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan.
Metoda akuntanasi untuk entitas anak menggunakan metoda ekuittas .Pengendalian dianggap
ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak
lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.Pengendalian muncul ketita
entitas memiliki lebih dari setengah hak suara, kecuali dapat dibuktikan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalilan.Investasi pada anak dengan
menggunakan metoda ekuitas, dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan.
6. Investasi pada Joint Venture
Joint Venture adalah perjanjian antara venture untuk sepakat mengendalikan secara bersama-
sama suatu aktivitas ekonomi dalam bentuk (1) pengendalian operasi; (2) pengendalian
bersama asset; (3) pengendalian bersama entitas. Sama sengan SAK IFRS kecuali hanya
menggunakan metoda biaya. JV: adanya perjanjian kontraktual antara venture untuk sepakat
mengendalikan secara bersama-sama suatu aktiviats ekonomi dalam bentuk:
a. Pengendalian Bersama Operasi (PBO).
Masing-masing venture mencatat asset, kewajiban, pendapatan, dan beban.Masing-masing
venturer menggunakan aktiva tetapnya, dan mengelola sendiri persediaannya.Masing-masing
venturer juga memikul pengeluarannya, menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber
pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-
masing.Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban bersama.
b. Pengendalian Bersama Asset (PBA).
Venturer mengakui asset, kewajiban, pendapatan, dan beban sesuai porsinya.paraventurer
melakukan pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang
diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan joint
venture. pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih asset. setiap
venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian pendapatan dan beban
c. Pengendalian Bersama Entitas (PBE).
Dicatat menggunakan metoda biaya dikurangi akumulasi kerugian. Transaksi antara venture
dengan JV dikoreksi untuk menentukan keuntungan atau kerugian. Joint venture yang
melibatkan pendirian suatu perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap venturer
memiliki bagian. Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali
adanya perjanjian kontraktual antar venturer untuk membuat pengendalian bersama atas
aktivitas ekonomi tersebut. Investor mencatat investasi pada PBE at cost dikurangi rugi
penurunan nilai.
Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk bersama-sama mengendalikan suatu
aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama.
Transaksi penjualan dari venturer ke joint venture:
pengakuan porsi keuntungan atau kerugian harus mencerminkan substansinya.
Venturer harus mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian yang diatribusikan ke
venturer lainnya.
Venturer harus mengakui seluruh jumlah kerugian ketika kontribusi atau penjualan
memberikan bukti penurunan nilai.
Transaksi penjualan dari joint venturer ke venturer:
Venturer tidak boleh mengakui bagiannya atas laba rugi joint venture dari transaksi
tersebut sampai dengan venturer menjual kembali aset tersebut kepada pihak independen.
Kecuali kerugian harus segera diakui jika mencerminkan rugi penurunan nilai.
7. Propersi Investasi
Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk dijual dalam keadaan normal dan digunakan
untuk produksi dan penyediaan barang dan jasa atau tujuan administrasi.Biaya perolehan
diakui sebesar biaya pembelian dan setiap pengeluaran didistribusikan secara langsung.Jika
tidak memenuhi definisi maka direklasifikasi ke asset yang tepat.
Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa
pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk
proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan
sehari-hari. PI dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran
yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah perolehan awal maka PI dicatat pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model).
Menggunakan metoda model biaya. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk: (1)
dijual dalam kegiatan normal, dan (2) digunakan untuk produksi atau penyediaan barang atau
jasa tujuan administrative. Biaya perolehan sebesar harga pembelian dan setiap pengeluaran
yang dapat didistribusikan secara langsung.Setelah [engakuan awal diukur pada biaya
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.Jika
tidak memenuhi definisi property investasi, maka direklasifikasi ke asset yang tepat.
8. Aset Tetap
Tanah dan Bangunan. Biaya perolehan sesuai dengan paragraph 15.7 (harga beli + biaya
yang dapat didistribusikan langsung + estimasi awal biaya bongkar), pengukuran setelah
pengakuan awal menggunakan metoda cost dan tidak diperkenankan menggunakan metoda
revaluasi. Penyusutan menggunakan metoda garis lurus atau saldo menurun atau jumlah
produksi.Penurunan nilai diatur tersendiri.
Sama dengan SAk IFRS kecuali tidak menggunakan pendekatan komponenisasi.Revaluasi
diijinkan jika dilakukan berdasar Peraturan Pemerintah.Tidak perlu reviu nilai residu.Tanah
dan bangunan dipisahkan. Biaya perolehan asset tetap berupa: harga beli, biaya yang
diatribusikan langsung, dan estimasi awal bongkar. Pengeluaran setelah pengakuan
awal.Pengukuran setelah pengakuan awal dengan metoda biaya, metoda revaluasi tidak
diperkenankan kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Aset tetap adalah asset berwujud yang (1) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi,
dan (2) diharapkan akan digunakan lebih dari satu perioda. Entitas harus menerapkan kriteria
pengakuan dalam menentukan pengakuan asset tetap. Oleh karena itu, entitas harus
mengakui biaya perolehan asset tetap sebagai asset tetap juka (1) kemungkinan bahwa
manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dan atau ke dalam entitas,
dan (2) pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Tanah dan
bangunan adalah asset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah meskipun
tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. Pada saat perolehan, aset tetap dicatat
sebesar biaya perolehan: (1) harga beli, dan (2)biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung atas perolehan aset tetap dan estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan
diakui beban keuangan.Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.Revaluasi aset tetap sesuai
dengan ketentuan pemerintah diperkenankan.Beban penyusutan diakui dalam laporan laba
rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset.Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi
sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat.Nilai residu tidak diatur.
Metoda penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa
depan aset. Metoda penyusutan: garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi.
Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat
ekonomi lainnya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya.
a. Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan asset tetap setara harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran
ditanggukan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan adalah nilai tunai semua
pembayaran masa yang akan datang.
b. Pertukaran Aset
Jika asset diperoleh melalui pertukaran dengan asset nonmoneter atau kombinasi asset
moneter dan asset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali (a)
transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, (b) nilai wajar asset yang diterima
atau asset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya
perolehan diukur pada jumlah tercatat asset yang diserahkan.
c. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu asset tetap yang memperpanjang umur manfaat
atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada jumlah tercatat asset tetap tersebut.
Penilaian kembali atau revaluasi asset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK
ETAP menganut penilaian asset berdasarkan biaya perolehan atau biaya
pertukaran.Penyimpangan dari ketentuan ini hanya mungkin dilakukan karena ketentuan
pemerintah.Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari
konsep biaya perolehan di dalam penyajian asset tetap serta pengaruh dari penyimpangan
tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai
tercatat asset tetap diakui dalam ekuitas dengan nama surplus revaluasi asset tetap.
Penyusutan: metoda (garis lurus, saldo menurun, dan jumlah unit produksi). Umur manfaat,
saat dimulainya penyusutan, berhenti penyusutan.Telaah ulang (umur manfaat, metoda
penyusutan, nilai residu).Kompensasi penurunan nilai (menjadi komponen laba rugi jika
kompensasi menjadi terutang).Penghentian pengakuan.
9. Aset Tidak Berwujud
Aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Prinsip umum:
manfaat mengalir ke entitas dan biaya perolehan dapat diukur secara andal. Umur manfaat
terbatas, biasanya dianggap 10 tahun dan diamortisasi.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali asset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan
usaha.
Definisi: asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Syarat
identifikasi: (1) dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi terpisah atau dapat dijual,
dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama dan (2) muncul
dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
Prinsip umum: manfaat ekonomi mengalir ke entitas, dan biaya perolehan dapat diukur
dengan andal. Pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan: harga beli dan biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung. ATB dihasilkan internal: diakui sebagai beban kecuali
sebagai bagian perolehan asset sesuai SAK ETAP. Beban yang sudah berlalu, tidak boleh
diakui sebagai biaya perolehan asset. Pengukuran setelah pengakuan awal: biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai.
Unsur manfaat: semua ATB dianggap umumnya terbatas, jika tidak mampu entitas
menentukan umur manfaat maka dianggap 10 tahun. Saat dimulainya amortisasi.Nilai residu
nol, kecuali jika ada komitmen pihak ketiga untuk membeli asset pada akhir masa
manfaatnya atau ada pasar aktif sehingga nilai residu dapat ditentukan dan pasar aktif
kemungkinan tetap aka nada sampai akhir masa manfaat. Telaah ulang: umur manfaat dan
metoda. Penurunan nilai diakui sessuai penurunan nilainya.Penghentian dan pelepasan.
Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.Aset tidak berwujud pada saat perolehan
diukur pada biaya perolehannya.Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui
dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai
beban tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari. Aset
tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi
dan rugi penurunan nilai.
Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat terbatas, jika tidak
mampu maka dianggap 10 tahun.Nilai residu dianggap nol, kecuali memenuhi persyaratan
dalam SAK ETAP.Metoda amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka
menggunakan metode garis lurus.Telaah ulang atas umur dan metoda amortisasi dilakukan
pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset, jika berubah maka mengikuti
perubahan sebagai estimasi akuntansi.Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. Aset
tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa
depan atas penggunaan atau pelepasan.
10. Penggabungan Usaha dan Goodwill
Tidak diatur.
11. Sewa
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa.Laporan keuangan lessee dan lessor
menggunakan PSAK 30 (1990) tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.Klasifikasi sewa
pembiayaan dan sewa operasi berdasarkan apakah sewa mengalihkan risiko dan manfaat
kepemilikan asset.Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk
hukumnya.Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh manfaat dan
risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi.Klasifikasi sewa
dilakukan pada awal sewa dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor
sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.Sewa
Pembiayaan jika salah satu:
Pengalihan kepemilikan aset sewaan pada akhir masa sewa
Opsi untuk membeli aset dengan harga yang cukup rendah
Masa sewa mencakup minimal 75% umur ekonomis aset
Nilai Pembayaran Sewa Minimum mencakup minimal 90% semua Nilai Wajar Aset
Aset bersifat khusus
a. Lessee Sewa Pembiayaan
Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai residu yang
harus dibayar lessee.Tingkat diskonto sewa pembayaran menggunakan tingkat bunga yang
dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa.Pembayaran sewa
dialokasikan pada pokok dan bunga. Untuk sale and lease back diakui sebagai dua transaksi
terpisah yang keuntungan dan kerugiannya diggabungkan dan diamortisasi. Aset sewaan
disusun sesuai dengan penyusutan asset tetap.
Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai
residu.Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa sewa. Bila tidak ada
pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya. Pembelian aset
sewaan sebelum berakhirnyamasa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian. Tingkat
diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal
sewa. Mencatat pembayaran minimum: pelunasan kewajiban dan beban keuangan
b. Lessee Sewa Operasi dikaui beban secara garis lurus
Tidak mencatat aset sewaan dam mencatat beban sewa secara straight line.
c. Lessor Sewa Pembiayaan
Jumlah penanaman neto sewa: jumlah piutang sewa ditambah nilai residu dikurangi
pendapatan sewa yang belum diakui, dan simpanan jaminan. Selisih piutang sewa ditambah
nilai residu dengan harga perolehan asset yang disewakan diakui sebagai pendapatan sewa
yang belum diakui yang dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan sesuai tingkat
pengembalian berkala.
Mencatat perolehan asset.Menyewakan aset dan mencatat investasi neto. Penanaman neto
sewa = jumlah piutang sewa + nilai residu pendapatan sewa belum diakui. Mencatat
pendapatan sebagai tingkat pengembalian berkala atas Investasi Neto Sewa
d. Lessor Sewa Operasi
Pendapatan sewa diakui dengan garis lurus, asset sewaan disusutkan sesuai dengan
penyusutan asset tetap.
e. Sales and Lease Back
Dicatat sebagai dua transaksi terpisah. Menimbulkan keuntungan atau kerugian
ditangguhkan. Amortisasi keuntungan/kerugian:
a. Proporsional dengan beban depresiasi aset sewaan (Sewa Pembiayaan)
b. Proporsional dengan beban sewa (Sewa Operasi)
12. Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi.
Merupakan kewajiban potensial yang belum pasti dan terjadi kewajiban kini akibat peristiwa
masa lalu. Kemungkinan adanya transfer manfaat ekonomi untuk menyelesaikannya.
Jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.Jika time value of money material, maka diakui
sebagai nilai kini.
Sama dengan SAK IFRS. Pengakuan awal: (1) adanya kewajiban kini sebagai akibat
peristiwa masa lalu. (2) kemungkinan entitas akan mentransfer manfaat ekonomis untuk
menyelesaikannya. (3) jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.
Kewajiban diestimasi diakui sebagai beban, kecuali diakui sebagai bagian perolehan asset
persediaan atau asset tetap. Pengakuan awal: hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan. Jika time value of
money material maka diakui sebesar nilai kini.Setiap tanggal pelaporan ditelaah ulang.Entitas
tidak mengakui kewajiban kontijensi dan asset kontijensi, namum harus membuat
penggungkapan.Kewajiban kontijensi adalah kewajiban potensial yang belum pasti.
Kewajiban diestimasi diakui jika entitas mempunyai kewajiban kini akibat peristiwa masa
lalu dan entitas besar kemungkinan harus mentrasnfer manfaat ekonomi pada saat
penyelesaian dan nilainya dapat diukur dengan andal.Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik
atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal
neraca.Diukur pada nilai kini jika dampaknya material.Kewajiban dan aset kontinjensi tidak
diakui karena tidak memenuhi prinsip pengakuan.
13. Ekuitas
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk reorganisasi dan selisih penilaian kembali.Sesuai
dengan PSAK 1994 21.Dapat diterapkan untuk seluruh entitas usaha.Ekuitas sebagai bagian
hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi
mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan dan perundangan dan
akta pendirian yang berlaku. Klasifikasi instrumen keuangan: ekuitas atau kewajiban.
Akuntansi ekuitas untuk bukan PT adalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan SAK
yang relevan.Akuntansi ekuitas utk PT dicatat sesuai SAK ETAP. Bentuk hokum entitas dan
ekuitas:
a. Entitas Perorangan
Entitas perorangan bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terbagi atas saham.Harta
kekayaan pribadi pemilik entitas terikat pada utang piutang usaha perorangan.
b. Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terdiri atas saham.
c. Firma
Modal Firma tidak terbagi atas saham dan para anggota Firma bertanggungjawab renteng atas
kewajiban Firma sebagai suatu persekutuan perorangan.
d. Commandtaire Vennootschap (CV)
Modal suatu persekutuan CV harus dipisahkan antara Modal Pesero Aktif dan Modal Pesero
Komanditer.Pesero Aktif adalaj pesero yang bertindak aktif sebagai pengurus CV.Pesero
Komanditer adalah pesero tidak aktif sebagai pengurus CV dan hanya bertanggungjawab
sebatas modal CV yang menjadi bagiannya.
e. Perseroan Terbatas (PT)
Modal perseroan terbatas terdiri atas saham.Tanggungjawab pesero terbatas pada jumlah
modal saham yang disetor jika PT telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia.
f. Koperasi
Koperasi adalah badan hokum. Modal pokok koperasi adalah simpanan pokok anggota,
mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali bila anggota
keluar dari keanggotaan koperasi. Ekuitas koperasi atau kekayaan bersih koperasi adalah
simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk
cadangan.
14. Pendapatan
Macam : (1) Penjualan barang, (2) Penyediaan jasa, (3) Kontrak kontruksi, (4) Penggunaan
aset oleh pihak lain yang menghasilkan dividen, bunga atau royalty.
Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau masih harus diterima
setelah diskon dan potongan volume.Perbedaan nilai kini dengan nilai nominal pembayaran
diakui sebagai pendapatan bunga. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama
tidak diakui sebagai pendapatan. Kontrak konstruksi: metode persentase penyelesaian
Sama dengan SAK IFRS. Lingkupnya: (1) penjualan barang, (2) pemberian jasa, (3) kontrak
konstruksi, (4) penggunaan asset oleh pihak lainnya yang menghasilkan bunga, royalty, atau
dividen. Tidak termasuk: (1) perjanjian sewa, (2) dividen yang diterima dari investasi
perusahaan anak dan asosiasi, (3) perubahan nilai wajar investasi efek tertentu.
Pencatatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima
secara bruto.Nilai yang menjadi bagian pihak ketiga harus dikeluarkan dari pendapatan. Jasa
keagenan hanya diakui sebesar komisi keagenan saja, jumlah yang diperoleh atas namapihak
principal bukan merupakan pendapatan entitas. Untuk pembayaran tangguh maka
pendapatan diakui sebesar nilai tunai (nilai wajar) , selisih diakui sebagai pendapatan bunga.
Ketika terjadi pertukaran, entitas mengakui pendapatan hanya ketika barang atau jasa yang
tidak serupa diukur dengan nilai wajar, kecuali (1) traksaksi pertukaran tidak memiliki
substansi komersial, (2) nilai wajar dari asset yang diterima ataupun asset yang dilepas tidak
dapat diandalkan. Dalam transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak bisa diukur padad
nilai wajar, entitas menggunakan jumlah tercatat dari asset yang dilepas.Entitas menerapkan
kriteria pengakuan pendapatan secara terpisah untuk setiap transaksi pendapatan.Namun
entitas dapat menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda untuk setiap komponen
teridentifikasi dalam suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk merefleksikan
substansi transaksi.Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua atau lebih
transaksi secara bersama-sama ketika kedua atau lebih transaksi mengacu pada rangkaian
transaksi secara keseluruhan.
a. Penjualan Barang
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu perjualan barang jika semua kondisi berikut
terpenuhi: (1) entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
barang kepada pembeli; (2) entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan
manajerial sampai kepada tingkat manajerial yang biasanya diasosiasikan dengan
kepemilikan maupun control efektif atas barang yang terjual; (3) jumlah pendapatan dapat
diukur dengan andal; (4) ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan (5) biaya yang telah atau akan terjadi
sehubungan dengan traksaksi dapat diukur secara andal.
b. Penyediaan Jasa
Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan
tahapan penyelesaian dari transaksi pada akhir perioda pelaporan (metoda persentase
penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi kondisi
berikut: (1) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; (2) ada kemungkinan besar bahwa
manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas; (3)
tingkat penyelesaian transaksi pada akhir perioda pelaporan dapat diukur secara andal, dan
(5) biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara
andal.
c. Kontrak Konstruksi
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapatan kontrak dan biaya kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan
beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir perioda
pelaporan (metoda persentase penyelesaian). Estimasi yang andal membutuhkan estimasi
tingkat penyelesaian, biaya masa depan, dan kolektabilitas tagihan yang andal.
d. Metoda Persentase Penyelesaian
Entitas melakukan penelitian dan (jika perlu) mengubah estimasi pendapatan dan biaya saat
transaksi jasa atau kontrak konstruksi berlangsung.Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
atau kontrak ditentukan dengan menggunakan metoda yang dapat mengukur dengan andal
sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan. Metoda yang mungkin mencakup: (1) proporsi
biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang dibandingkan
dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan
baku atau pembayaran dimuka; (2) survey atas kerja yang diselesaikan, atau (3) penyelesaian
proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja. Pembayaran tahapan pekerjaan dan
pembayaran di muka akan diterima dari pelanggan seringkali mencerminkan pekerjaan yang
telah selesai.
e. Bunga, Royalti, dan Dividen
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan asset oleh entitas lain yang
menghasilkan bunga, royalty, dan dividen atas dasar ketika: (1) ada kemungkinan besar
bahwa manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas, dan
(2) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Entitas harus mengakui
pendapatan atas dasar berikut: (1) bunga harus diakui secara akrual; (2) royalty harus diakui
dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dan perjanjian yang relevan; (3)
dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran kas telah
terjadi.
15. Biaya Pinjaman
Langsung dibebankan.Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari
kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya pinjaman mencakup: (1) bunga untuk bank
overdraft dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang; (2) amortisasi dikonto atau
premium yang terkait dengan pinjaman; (3) amortisasi biaya tambahan yang timbul
sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman; (4) beban pembiayaan sesuai dengan
pembiayaan sewa yang diakui sesuai dengan PSAK ETAP Bab 17; (5) perbedaan nilai tukar
yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing.
Pengakuan: entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba
rugi periode terjadinya (berbeda dengan PA BPR).
16. Penurunan Nilai Aset (Impairment)
Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat
ditagih.
Persediaan: harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjual
Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang
turun nilainya.
Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali tidak mengatur penurunan nilai goodwill. Lingkup:
a. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang;
Penurunan pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang
tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain
pengalaman, prospek industry, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus
kas, kemampuan membayar agunan yang dikuasai.
b. Persediaan;
Harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.Entitas harus menilai pada
setiap tanggal pelaporan, apakah nilai persedian turun.Dengan membuat penilaian untuk
membandingkan jumlah tercatat setiap jenis persediaan dengan harga jual dikurangi biaya
untuk menyelesaikan dan menjual.Jika suatu jenis persediaan atau kelompok jenis persediaan
turun lainnya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaan
antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika
tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
setiap jenis persediaan maka diperkenankan untuk mengelompokkan jenis persediaan dalam
produk yang sama. Entitas mengakui penurunan nilai ketika sudah tidak ada lagi kondisi
terjadinya penurunan nilai.
c. Asset Lainnya;
Entitas menilai pada setiap tanggal pelaporan, apakah terdapat indikasi adanya asset yang
turun nilainya.Jika ada indikasi terjadi penurunan, entitas harus mengestimasi nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual asset tersebut.Jika tidak terdapat indikasi penurunan nilai,
tidak diperlukan untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.Sumber
informasi yang digunakan berasal dari internal maupun eksternal.Aset dilakukan penilaian
secara tunggal, jika tidak mampu maka dilakukan secara kelompok. Hirarki keandalan bukti
nilai wajar adalah sebagai berikut: (1) harga perjanjian dari transaksi yang wajar; (2) harga
pasar aktif; (3) harga transaksi sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (4) harga transaksi
terkini sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (5) berdasarkan informasi terbaik yang
tersedia untuk merefleksikan jumlah yang dapat diperoleh entitas.
Entitas mengakui rugi penurunan nilai pada laba rugi tahun berjalan.Entitas mengakui
kewajiban atas rugi yang melebihi jumlah tercatat, manakala hal ini disyaratkan oleh SAK
ETAP.Beban penyusuan atau amortisasi perioda setelah penurunan nilai disesuaikan.Ketika
terjadi pemulihan kerugian penurunan nilai maka entitas mengakui segera dalam laporan laba
rugi.Beban penyusutan atau amortisasi setelah pemulihan harus disesuaikan.
17. Imbalan Kerja
Terdiri dari imbalan jangka pendek, imbalan pascakerja (manfaat pasti dan iuran pasti),
imbalan kerja jangka panjang, dan pesangon pemutusan kerja.Entitas harus mengeakui
seluruh imbalan kerja yang menjadi hak pekerja pada periode berjalan.
Diakui sebagai kewajiban dikurangi jumlah yang telah dibayar. Diakui sebagai beban, kecuali
disyaratkan lain. Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit
credit, jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan dengan mengabaikan
beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang akan datang, dan mortalitas pekerja.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk manfaat pasi menggunakan PUC dan jika tidak bisa
dapat menggunakan metoda yang disederhanakan. Lingkup: (1) Jangka Pendek; (2) Imbalan
pascakerja; (3) imbalan kerja jangka panjang lainnya; (4) pesangon pemutusan kerja. Prinsip
umum: entitas mengakui biaya kerja yang menjadi hak pekerja akibat jasa yang diberikan
kepada entitas selama perioda pelaporan yaitu sebagai kewajiban setelah dikurangi jumlah
yang telah dibayarkan, dan sebagai beban kecuali bab lain mensyaratkan diakui sebagai
perolehan asset.