Anda di halaman 1dari 52

LATAR BELAKANG

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional International


Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang berakuntabilitas public (SAK IFRS)
maupun standar untuk entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP).Penerapannya relative
rumit (karena masalah kebiasaan) sehingga banyak perusahaan yang terdaftar di bursa efek
(listing) melakukan delisiting karena sulit menerapkan SAK IFRS dan memilih untuk
menerapkan SAK ETAP.Jadi, SAK ETAP sangat penting.Standar berkembang seiring dengan
praktik yang berkembang. Standar Akuntansi di Indonesia terdiri dari 4 (empat) pilar:
(1) Standar Akuntansi Keuangan (SAK berbasis IFRS),
Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan
publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas
lainya.Berbasis transaksi, bukan basis industri. Bertujuan: memberikan informasi yang
relevan bagi user laporan keuangan
Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012. Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS
(kecuali IFRS terbaru). Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian
depan: (1) Substansi /konseptual; (2) Redaksional; dan (3)Tanggal efektif. Secara gradual,
IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.Setelah
konvergensi IFRS, PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS
(2) SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)
Diterbitkan pada 17 Juli 2009 dan berlaku efektif pada 01 Januari 2011.PSAK IFRS dan
SAK ETAP disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI). Terdiri dari 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi,
Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Hasilnya adalah PSAK dan ISAK
(3) Standar Akuntansi Syariah
PSAK Syariah disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah.Berbasis transaksi yang
digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga non syariah.Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI. Pada PSAK (IFRS) 100 PSAK 106. Terdiri dari:
Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Akuntansi Murabahah,
Musyarakah, Mudharabah , Salam, Istishna.
(4) Standar Akuntansi Pemerintah
Diterbitkan berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 24/2005 dan Peraturan Pemerintah No.
71/2010) yang berbasis akrual. SAP disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (PP).
Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD: (1) instansi
pemerintah pusat; (2) Instansi pemerintah daerah; dan (3) BLU (digabung), BUMN (sbg
investasi). Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45 (pelaporan
keuangan entitas nirlaba).
Penerbitan standar akutansi melalui suatu proses yang panjang (due process) yang melibatkan
berbagai
stakeholder.
PSAK berbasis IFRS
Disusun untuk emiten, perusahaan public, perbankan, asuransi, dan BUMN. Dapat
diterapkan oleh ETAP atau entitas lain. Berbasis transaksi dan bukan industry.Tujuannya
untuk memberikan informasi yang relevan bagi user.Adopsi di Indonesia pada 01 Januari
2012. PSAK berkembang mengikuti IFRS dengan perbedaan-perbedaan yang dijelaskan
seperti: (1) substansi/konseptuan, (2) redaksional, (3) tanggal efektif). FASB (USGAAP)
berbasis industrial (industrial based) yang berpihak pada agen (manajemen). IFRS berbasis
traksaksi (transactional based) yang berpihak pada pengguna khususnya principle
(pemegang saham). PSAK ETAP adalah adopsi dari IFRS for Small Medium Enterprise
(SME).
Mengapa IFRS?
Adopsi IFRS dilakukan karena kewajiban sebagai anggota IFAC yang tercantum pada
Statement Membership Obligation (SMO). Juga merupakan hasil kesepakatan sebagai
anggota G20 yang ditandatangi di Washington USA pada 15 November 2008 dengan ujuan
untuk strengthening transparency and accountability, yang ditindaklanjuti dengan
penandatangan di London, UK pada 02 April 2009 dengan tujuan strengthening financial
supervision and regulation (to call on the accounting standard setters to work urgently with
supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a
single set of high-quality global accounting standards).
Manfaat IFRS
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil, menengah, mampu untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga
dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank)
untuk pengembangan usaha.Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS sehingga
lebih mudah dalam implementasinya.Tetap memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan. Adopsi SAK berbasis IFRS diharapkan:
(1) akan meningkatkan daya banding laporan keuangan;
(2) meningkatkan kualitas informasi, khususnya di pasar modal internasional;
(3) mengurangi hambatan asrus modal internasional karena interpertasi laporan keuangan
yang sama dan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan;
(4) menurunkan biaya pelaporan multinational corporation;
(5) menurunkan biaya analisis laporan keuangan bagi analis;
(6) meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan best practices.
Karakteristik IFRS
Principle based (IFRS) versus ruled based (FASB). Justifikasi professional yang dilakukan
untuk: (1) interpretasi dan aplikasi berfokus pada spririt penerapan prinsip; (2) membutuhkan
penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi yang mencerminkan realitas ekonomi; dan (3)
membutuhkan professional judgement. Penilaian dilakukan dengan menggunakan fair value,
nilai pasar aktif atau penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai.Pengungkapan
diperluas bukan hanya kuantitatif tetapi juga kualitatif dengan menambah dan memperluasa
catatan-catatan atas laporan keuangan.
IFRS menggunakan Principles Base :
(1) Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus
pada spirit penerapan prinsip tersebut.
(2) Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
(3) Membutuhkan professional judgment pada penerapan standar akuntansi.
(4) Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai.
(5) Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun
kualitatif.
SAK ETAP (IFRS for SME)
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP
adalah entitas yang: (1) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP menggunakan
acuan IFRS for Small Medium Enterprises (SME) yang lebih sederhana antara lain:
(1) Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.
(2) Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
(3) Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
(4) Laporan keuangan sesuai SAK ETPA menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja, dan arus kas entitas yang berguna bagi pengguna luas.
Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil dan menengah dapat menyusun
laporan keuangannya sendiri dan dapat diausit untuk mendapatkan opini audit.Informasi
keuangan yang sederhana tetapi memberikan informasi yang andal.SAK ETAP disusun
dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia.
Entitas signifikan
Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
(1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau
(2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang adan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi.
(3) Harus menggunakan PSAK IFRS based
(4) Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan
penggunaan SAK ETAP.
Mengapa SAK ETAP Harus Diterapkan?
PSAK IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil mengingat penentuan
fair value memerlukan biaya yang tidak murah. PSAK IFRS rumit dalam implementasinya
seperti kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun
implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi). PSAK IFRS
menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional judgement.
PSAK IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat .SAK ETAP sebagai solusi utk SME
(ETAP).
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih
awal yaitu 1 Januari 2010. Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan
prospektif. Diberlakukan Prospektif dengan cara:
(1) Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP.
(2) Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK ETAP.
(3) Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos
sesuai SAK ETAP.
(4) Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai SAK ETAP.
(5) ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK IFRS atau menggunakan SAK ETAP.
(6) Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009 menggunakan satu PSAK yaitu PSAK
yang berlaku per 31 Desember 2009.
(7) ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK IFRS tidak boleh dikemudian hari
berubah menggunakan SAK ETAP.
(8) Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi persyaratan sebagai
ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.
(9) ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus menggunakan PSAK
IFRS dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP.
Konsep dan Prinsip Pervasif SAK ETAP
1. Tujuan laporan keuangan,
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuanga (dapat dipahami, relevan,
materialitas, keandalan, substansi mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan,
dapat dibandingkan, tepat waktu, dan keseimbangan antara biaya dan manfaat).
3. Posisi keuangan: asset, kewajiban, ekuitas,
4. Kinerja keuangan: pendapatan dan beban,
5. Pengakuan dan pengukuan unsur-unsur laporan keuangan,
6. Dasar akrual,
7. Saling hapus tidak diperkenankan.
Prinsip Pengakuan
Aset diakui sebagai manfaat ekonomi dikemudian hari yang mengalir ke entitas dan nilainya
dapat diukur secara andal.Kewajiban diakui jika entitas menstransfer sumberdaya dikemudian
hari akibat peristiwa masa alu dan nilainya dapat diukur dengan andal.Pengakuan penghasilan
dan beban sebagai akibat langsung pengakuan asset dan kewajiban.Kebijakan akuntansi
adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
Perbedaan Pokok SAK ETAP dengan SAK IFRS
1. PSAK ETAP tidak menggatur pajak tangguhan,
2. PSAK ETAP hanya menggunkan metoda tidak langusng untuk laporan arus kas,
3. PSAK ETAP menggunakan model biaya untuk investasi asosiasi dan menggunakan
metoda ekuitas untuk anak perusahaan,
4. PSAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55,
5. PSAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk asset tetap, asset tidak berwujud,
dan property investasi dan tidak boleh menggunakan model revaluasi.
SAK ETAP adalah bentuk mini dari SAK IFRS dengan (1) terdapat pengurangan opsi dan
pengungkapan; (2) tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda; (3) targetnya
adalah perusahaan menengah ke atas, termasuk anak dari perusahaan terbuka. IFRS for
SMEs, merupakan bentuk mini dariFull IFRS.
Pada SAK ETAP terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan.Tidak terdapat pengakuan
dan pengukuran yang berbeda dengan Full IFRS, kecuali borrowing cost dibebankan
langsung dan tidak dikapitalisasi, dan terdapat pengaturan mengenai ekuitas. Target dari
IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke atas, termasuk entitas anak dari perusahaan
terbuka.
Rangkuman Perbedaan SAK ETAP dengan SAK Besar (IFRS)
1. SAK ETAP sebagian besar sama dengan SAK 2004.
Semangat sama dan disclosure. Untuk entitas yanfg tidak berakuntabilitas public (tidak
listing.)Untuk tujuan umum pelaporan keuangan bagi pengguna eksternal.
2. Konsep dan Prinsip Pervasif
Conceptual frameworksama. Biaya historis dan nilai wajar (LOCOM).Konsep dasar
penyusunan dan pelaporan keuangan terdiri dari (1) Tujuan Laporan Keuangan; (2)
Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan; (3) Unsur-Unsur Laporan Keuangan; dan (4)
Konsep Pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan. Pengukuran unsur
Laporan Keuangan dengan biaya historis dan nilai wajar. Konsep dasar: (1) penyajian yang
wajar; (2) kepatuhan terhadap SAK ETAP; (3) Kelangsungan Usaha; (4) frekuensi pelaporan;
(5) konsistensi penyajian; (6) informasi komparatif; (7) materialitas dan agregasi; (8) laporan
keuangan lengkap.
3. Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian sama dengan PSAK 2004, kecuali tidak ada lagi: (1) asset keuangan; (2) property
investasi yang diukur dengan nilai wajar; (3) asset bilogik yang diukur dengan biaya
perolehan dan nilai wajar; (4) kewajiban berbunga jangka panjang; (5) asset dan kewajiban
pajak tangguhan; (6) kepentingan non pengendalian.
4. Informasi di Laporan Laba Rugi tidak ada lagi item extra ordinary.
5. Ada beberapa penyesuaian seperti dihapusnya PSAK 27 tentang Koperasi.
6. Laporan Arus Kas hanya menggunakan metoda tidak langsung saja dan seluruh
transaksi kas atau tunai harus dilaporkan.
7. Laporan Perubahan Ekuitas sama dengan PSAK kecuali yang terkait pendapatan
komprehensif lain. Laporan Perubahan Ekuitas tidak harus ada bila tidak ada perubahan
ekuitas dari tahun lalu.
8. Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi kebijakan akuntansi, estimasi dan
kesalahan, serta bila ada perubahan metoda alasan dan dampak perubahan pada Laporan
Keuangan sebelumnya harus dijelaskan.
9. Laporan Keuangan Konsolidasi dengan menggunakan metoda ekuitas.
10. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan (dibandingkan dengan SAK 2004):
a) Instrumen Keuangan Dasar: investasi pada efek tertentu.
b) Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Entitas Anak: Entitas Asosiasi dengan metoda
biaya dan Entitas Anak dengan metoda ekuitas.
c) Investasi pada Joint Venture: sama dengan PSAK tetapi hanya metoda biaya yang
dipergunakan.
d) Properti investasi: metoda akuntansi menggunakan model biaya.
e) Persediaan: Penilaian dengan Lifo dan Average dan pencatatan dengan perpetual dan
periodic.
f) Aset Tetap: total harga perolehan.
g) Imbalan kerja: metoda iuran pasti dan imbalan pasti.
h) Aset Tidak Berwujud: sama dengan PSAK 2004, kecuali akibat penggabungan usaha.
Goodwill tidak diatur.
i) Sewa (leasing): tidak diatur, masih penggunakan PSAK 30 (1990).
j) Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi: sama dengan PSAK (ETAP Bab 18).
k) Ekuitas: sama dengan PSAK Kecuali untuk Reorganisasi dan Selisih Penilaian
Kembali.
l) Pendapatan: sama dengan PSAK.
m) Biaya Pinjaman: langsung dibebankan.
n) Penurunan Nilai Aset: sama dengan PSAK, penurunan goodwill tidak diatur, dan
penurunan nilai piutang dengan PSAK 31.
o) Imbalan Kerja: sama dengan PSAK kecuali untuk manfaat pasti kecuali untuk metoda
Projected Unit Credit. Iuran Pasti: perusahaan membayar program pension untuk
karyawannya sehingga tidak perlu di present value kan. Imbalan Pasti: perusahaan
mengelolah sendiri dana pension karyawannya, harus ada staf aktuaria.
p) Pajak Penghasilan: menggunakan Tax Paybale Concept dan tidak ada pengakuan dan
pengukuran untuk pajak tangguhan.
q) Mata Uang Pelaporan: sama dengan PSAK. Mata uang fungsional, harus ada pelaporan
bila menggunakan mata uang asing.
r) Peristiwa Setelah Akhir Periode: sama dengan PSAK.
s) Pengungkapan Pihak-Pihak Memunyai Hubungan Istimewa: Sama dengan PSAK7.
t) Aktivitas Khusus: Tidak diatur.
u) PSAK lainnya: tidak diatur.
v) Ketentuan Transisi: Retropespektif dan prospektif yang diterapkan secara prospective
catch-up (dampak ke saldo laba).
w) Tanggal Efektif: Berlaku efektif untuk Laporan Keuangan yang dimulai tanggal 1
Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010.
Rerangka Konseptual
KDPPLK SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama
Unsur-unsur laporan keuangan Sama
Konsep pengakuan Sama
Konsep pengukuran: Konsep pengukuran:
biaya historis biaya historis
biaya kini nilai wajar
nilai realisasi bersih
nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada
Penyajian Laporan Keuangan
SAK IFRS SAK ETAP
Kepatuhan terhadap SAK Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Pengungkapan atas PSAK misleading
Komponen laporan keuangan: Komponen laporan keuangan:
Lap posisi keuangan/neraca Neraca
Lap laba rugi komprehensif Lap laba rugi
Lap perubahan ekuitas Lap perubahan ekuitas
Lap arus kas Lap arus kas
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas laporan keuangan Tidak ada
Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama
Neraca Neraca
Pos minimal yang disajikan Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
Klasifikasi aset dan liabilitas Sama
Pengungkapan Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif Laporan laba rugi
Laba rugi dan pendapatan kompresensif lain Laba rugi
Pos minimal Pos minimal lebih sedikit
Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas
Pos minimal Pos minimal lebih sedikit
Pengungkapan distribusi dividen dan Tidak ada
dividen per saham Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba
Tidak diperkenankan dapat menggantikan lap laba rugi dan laporan
perubahan ekuitas
Laporan arus kas Laporan arus kas
Arus kas operasi disajikan dengan metoda Arus kas operasi disajikan dengan metoda
langsung atau tidak langsung tidak langsung
Arus kas valas, bunga & dividen, pajak Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak, ventura penghasilan, dan transaksi nonkas
bersama & entitas asosiasi, perubahan Tidak ada
kepemilikan, dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan
Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi
Sumber estimasi ketidakpastian Sumber estimasi ketidakpastian
Modal
Dividen dan informasi umum entitas
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK IFRS SAK ETAP
Laporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran dari
laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
SAK IFRS SAK ETAP
Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi
Pemilihan kebijakan akuntansi Pemilihan kebijakan akuntansi
PSAK serupa Bagian SAK serupa
Conceptual framework Conceptual framework
Other pronouncements, literatur dan praktik SAK umum
Dampak penerapan PSAK yang akan berlaku Other pronouncements, literatur dan praktik
Tidak ada
Estimasi akuntansi Sama
Kesalahan Sama
Instrumen Keuangan
SAK IFRS SAK ETAP
Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan (marketable
securities)
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba Diperdagangkan
rugi Tersedia untuk dijual
Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Maksud dan kemampuan Maksud
Persediaan
SAK IFRS SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi neto (mana Sama
lebih rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang Sama
Persediaan pialang-pedagang komoditi Tidak ada
menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa Sama
Investasi Pada Entitas Asosiasi
SAK IFRS SAK ETAP
Pengaruh signifikan Pengaruh signifikan
Faktor kuantitatif dan kualitatif Faktor kuantitatif
Hak suara potensial Tidak ada
Metode ekuitas Metoda biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang tersedia Tidak ada
untuk dijual
Investasi Pada Joint Venture
SAK IFRS SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama asset Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas Pengendalian bersama entitas
Metode ekuitas atau proporsional Metoda biaya
konsolidasi
Investasi Pada Entitas Anak
SAK IFRS SAK ETAP
Pengendalian, termasuk entitas bertujuan khusus Pengendalian, tidak mengatur entitas bertujuan
khusus
Metode ekuitas dan harus dikonsolidasikan Metoda ekuitas dan tidak dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi tidak Tidak ada
menyebabkan hilangnya pengendalian (transaksi
ekuitas)
Properti Investasi dan Aset Tetap
SAK IFRS SAK ETAP
Properti investasi Properti investasi
Model biaya Model biaya
Model nilai wajar
Aset tetap Aset tetap
Model biaya Model biaya (revaluasi harus ada izin
Model revaluasi pemerintah)
Aset Tidak Berwujud
SAK IFRS SAK ETAP

Berasal dari internal dan eksternal Berasal dari eksternal


Umur manfaat terbatas dan tidak terbatas Umur manfaat terbatas
Goodwill Tidak ada
Model biaya dan model revaluasi Model biaya
Sewa
SAK IFRS SAK ETAP

Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa Perjanjian sewa


Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang Klasifikasi sewa: indikator yang tidak perlu
memerlukan judgment judgment (pengalihan aset, opsi beli, min 75%
umur ekonomis, min 90% nilai wajar, dan aset
bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease) Tidak ada
Kewajiban Diestimasi (Provisi), Kontijensi, Ekuitas, dan Pendapatan
SAK IFRS SAK ETAP
Kewajiban diestimasi (provisi), aset kontinjensi, Sama
dan kewajiban kontinjensi
Ekuitas Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa Sama
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
SAK IFRS SAK ETAP
Biaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai Penurunan nilai
Instrumen keuangan: incurred loss Pinjaman yang diberikan dan piutang:
Goodwill dan aset tidak berwujud dengan expected loss (aging schedule)
umur manfaat tidak terbatas Tidak ada
Unit penghasil kas Tidak ada
Imbalan Kerja
SAK IFRS SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham Tidak ada
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valan
SAK IFRS SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang Mata uang pelaporan: rupiah atau mata uang asing
asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan (mingguan)

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN untuk ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS


PUBLIK (SAK ETAP)
SAK IFRS Versus SAK ETAP
SAK IFRS merupakan hasil konvergensi dari IFRS sedangkan SAK ETAP merupakan adopsi
dari IFRS for SME. SAK ETAP dipergunakan untuk perusahaan yang belum go public,
bukan fidusia (bank, asuransi, dana pensiuan dan lain sebagainya), dikecualikan oleh otoritas
yang berwenang seperti Bank Indonesia mengharuskan BPR menggunakan SAK ETAP dan
bukannya SAK IFRS.
SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai kondisi di
Indonesia dan dibuat lebih ringkas.SAK ETAP masih memerlukan professional judgement
namun tidak sebanyak untuk PSAK IFRS.Dalam beberapa hal tidak ada perubahan
signifikan dibandingkan dengan PSAK lama contoh PSAK 16 (1994).Namun ada beberapa
hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.PSAK yang disederhanakan: (1) Pilihan pada alternatif
standar yang lebih sederhana; (2) penyederhaaan pengakuan dan pengukuran; (3) mengurangi
pengungkapan; (4) penyederhanaan; dan (5) standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan
(stand alone).
Ruang Lingkup SAK ETAP
Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas public yaitu:
(1) entitas yang tidak memiliki akuntabilitas public,
(2) menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal,
(3) entitas dengan akuntabilitas publilk signifikan boleh menggunakan SAK ETAP jika
diijinkan oleh otoritas berwenang. SE No.11/37/DKBU Bank Indonesia tanggal 31
Desember 2009 yang menetapkan standar akuntansi keuangan untuk BPR adalah SAK ETAP
dan SE No. 12/14/DKBU Bank Indonesia tanggal 1 juni 2010 yang menetapkan penggunaan
Pedoman Akuntansi Bank Perkreditas Rakyat (PA BPR) yang diberlakukan sejak 1 Januari
2010.
IFRS for SMEs, merupakan bentuk mini dari Full IFRS: (1) yerdapat pengurangan opsi dan
pengungkapan; (2) tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda dengan Full
IFRS, kecuali borrowing cost dibebankan langsung dan tidak dikapitalisasi, dan terdapat
pengaturan mengenai ekuitas
Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan menengah ke bawah. SAK ETAP,
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang (2) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (2) menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan adalah:
(1) Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau
(2) Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank
Perkreditan Rakyat
Entitas berakuntabillitas public adalah:
(1) Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.
(2) Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
(3) Bank umum besar (bukan emiten).
(4) Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga atas uang yang dipinjamkan
kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang milyuner.
(5) Laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan keuangan, misalnya: pemegang saham, kreditor, pekerja, dan masyarakat
dalam arti luas.
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai dengan SAK ETAP untuk menyediakan
informasi mengenaiposisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas yang berguna untuk
pengguna luas yang tidak dalam posisi meminta laporan untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu, misalnya diberikan kepada: Bank, Pemilik, dan Penyandang dana
Isi SAK ETAP
Terdiri dari 30 Bab & Daftar Istilah
1. Bab 1 Ruang lingkup
2. Bab 2 Konsep dan prinsip pervasif
3. Bab 3 Pernyajian laporan keuangan
4. Bab 4 Neraca
5. Bab 5 Laporan laba rugi
6. Bab 6 Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan ...
7. Bab 7 Laporan arus kas
8. .......
9. Bab 29 Ketentuan Transisi
10. Bab 30 Tanggal Efektif
11. Daftar Istilah
Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
1. Tujuan penyajian Laporan Keuangan.
2. Karakteristik kualitatif informasi.
3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
4. Persyaratan pengakuan unsur-unsur laporan keuangan.
5. Dasar pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasive).
6. Dasar Akrual.
7. Saling hapus.
Prinsip Pengakuan
1. Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari besar kemungkinan akan mengalir
kepada entitas dan nilainya dapat diukur secara andal.
2. Kewajiban diakui jika besar kemungkinan entitas harus mentransfer sumber daya
dikemudian hari akibat peristiwa masa lalu dan nilainya dapat diukur dengan andal.
3. Pengakuan penghasilan dan beban sebagai akibat langsung pengakuan aset dan
kewajban
Konsep Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan
1. Tujuan penyajian laporan keuangan
Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh
siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu.
2. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan,
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya
untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan.

c. Materialitas
Inforjmasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil
atas dasar laporan keuangan.
d. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi
memeiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian yang
secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajaikan.
e. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa, dan kondisi lain dicata dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan
laporan keuangan.
f. Pertimbangan sehat
Ketidak pastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang
dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan
melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan pertimbangan
yang diperlukan dalam kondisi ketidak pastian, sehingga asset atau penghasilan tidak
disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah.Namun
demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan asset atau
penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi.
g. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan
materialitas dan biaya.Kesengajaan atau tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi
menjadi tidak benar atau menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan kurang
mencukupi ditinjau dari segi relevansinya.
h. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar perioda untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerka keuangan.Pengguna juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan keuangan secara relative.

i. Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat memengaruhi keputusan
ekonomi para penggunanya.Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan keuangan
dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya
dalam pelaporan maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namum demikian, evaluasi
biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut juga
tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat informasi laporan
keuangan.Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat
informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
3. Definisi asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.
a. Aset
Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari persitiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan dihatapkan akan diperoleh oleh entitas. Dalam
menentukan esistensi asset, hak milik tidak esensial.Misalnya, property yang diperoleh
melalui sewa adalah aset jika entitas mengendallikan manfaat yang diharapkan mengalir dari
property tersebut.
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir
ke entitas dan asset tersebut memunyai nilai atau biayayang dapat diukur dengan andal. Aset
tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandanga
tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah perioda pelaporan berjalan.Sebagai
alternative, transaksi tersebut menimbulkan beban dalam laporan laba rugi.
b. Kewajiban
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas keluar dari sumberdaya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.
Karakteristik esensial dari kewajiban (liability) adalah bahwa memunyai kewajiban
(obligation) masa kini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu.
Kewajiban dapat berupa kewajiban hokum dan kewajiban konstruktif.Kewajiban dapat
dipaksakan menurut hokum sebagai kosekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan
perundangan.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas ketika: (1) oleh
praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup
spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas dakan menerima
tanggung jawab terentu, dan (2) akibat entitas telah menimbulkan ekspekstasi kuat dan sah
kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan asset
lain, pemberian jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau konversi
kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti
kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumberdaya mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang
harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi kewajiban.Ekutitas
disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, entitas yang berbentuk perseroan terbatas
subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan oleh pemegang saham, saldo laba,
dan keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas.
d. Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama perioda pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan bunga, dividen, royalty, dan sewa.
Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.Ketika keuntungan diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara
terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi.
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban.
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.
e. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi kepada penanaman modal.
Mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.Beban timkbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar datau
berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan dan asset tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin atau mungkin
tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam
laporan laba rugi biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos
tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban
diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan
dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara
andal.
f. Laba auatu rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban.Hal tersebut bukan
merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan dan prinsip pengakuan yang terpisah
tidak diperlukan.SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi asset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut
merupakan hasil dari penerapan matching concept.
4. Persyaratan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan,
Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca
atau laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria: (a) ada
kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari
atau ke dalam entitas, dan (2) pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Kegagalan untuk mengakui pos yang mememuhi kriteria tersebut tidak dapat
digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau catatan materi
penjelasan.
5. Dasar pengukuran unsur laporan keuangan,
a. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu kepada pengertian derajat
ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos tersebut akan
mengalit kea tau dari dalam entitas. Pengajian derajat ketidakpastian yang melekat pada arus
manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang
tersedia pada akhir perioda pelaporan saat penyusunan laporan keuangan. Penilaian ini
dibuat secara individu untuk pos-pos yang signifikan secara individual dan kelompok suatu
populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara individual.
b. Keandalan Pengukuran
Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan andal.Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos diketahui.Dalam kasus lainnya
biaya atau nilai tersebut diestimasi.Penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian
esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan.Namun
demikian, jika estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos tersebut diakui dalam
neraca atau laba rugi.
Suatu pos pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan dapat memenuhi syarat
untuk diakui di masa depan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Suatu pos yang gagal memenuhi keriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan,
materi penjelasan, atau skedul tambahan.Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika
pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas oleh pengguna laporan keuangan.
6. Konsep pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (pervasive)
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran asset, kewajiban, dan beban dalam SAK ETAP
didasarkan pada prinsip pervasive dari kerangka penyajian dan pengukuran laporan
keuangan. Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraph 9.4 memberikan pandauan untuk membuat pertimbangan dan
paragraph 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam memutuskan kebijakan
akuntansi yang sesuai dengan keadaan tersebut. Pada tingkat kedua hirarki tersebut
mensyaratkan entitas untuk menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasive.
7. Pengukuran unsur laporan keuangan (biaya historis dan nilai wajar)
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur
asset, kewajiban, penghasilan, dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini terasuk
pemilihan dasar perngukuran tertentu.
Dalam pengukuran yang dipergunakan adalah biaya historis dan nilai wajar.
a. Biaya historis
Biaya historis adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari
pembayaran yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat peroleh.Kewajiban dicatat
sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari asset non-kas yang
duterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.

b. Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu saet, atau untuk
menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
8. Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan
dasar akrual.Dasar akrual pos-pos diakui sebagai asset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan
beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk pos-pos tersebut.
9. Saling hapus
Saling hapus tidak diperkenankan atas asset dan kewajiban atau penghasilan dengan beban,
kecuali disyaratkan oleh SAK ETAP.Pengukuran nilai asset secara neto dari penilaian
penyisihan bukan merupakan saling hapus, misalnya penyisihan atau keusangan persediaan
dan penyisihan atas piutang tak tertagih.Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk
membeli dan menjual asset tidak lancar (termasuk investasi dan asset operasional) maka
entitas melaporkan keuntungan dan kerugian atas pelepasan asset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat asset dan beban penjualan yang terkait.
Penyajian Laporan Keuangan
Entitas harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved
statement) atas kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan. Terdiri dari:
1. Penyajian Wajar,
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
suatu entitas. Penyajian wajar mensyarakatkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi,
peristiwa, dan kondisi lain yang sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan asset,
kewajiban, penghasilan, dan beban.
Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas.Entitas yang menggunakan
SAK ETAP harus secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan terhadap SAK
ETAP dalam catatan laporan keuangan.Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat
menyusun laporan keuangan.Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali dalam
setahun. Informasi komparatif dengan periode sebelumnya dengan keunggulan yang sama.
Pos-pos yang material disajikan terpisah.

2. Kepatuhan terhadap SAK ETAP,


Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan
eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam
catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK
ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP.
3. Kelangsungan Usaha,
Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK ETAP
membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usahanya.
4. Frekuensi Pelaporan,
Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan (termasuk informasi komparatif)
minimum satu tahun sekali.
5. Konsistensi Penyajian,
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar perioda harus konsiseten
kecuali (a) terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan
penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai kriteria
pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, aatau (2) SAK ETAP mensyaratkan suatu
perubahan penyajian.
Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten, kecuali:
Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut menghasilkan
penyajian yang lebih andal dan relevan.
SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian.
Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat secara prospektif.
Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang direklasifikasi serta
alasannya.
6. Informasi Komparatif
Informasi harus diungkapkan secara komparatif dengan perioda sebelumnya kecuali
dinyatakan lain oleh SAK ETAP (termasuk informasi dalam laporan keuangn dan catatan atas
laporan keuangan).
7. Materialitas dan Agregasi,
Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan keuangan sedangkan yang tidak
material digabungkan dengan jumlah yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis.Kelalalian
dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat suatu pos dianggap material jia, baik
secara individuan maupun bersama-sama, dapat memengaruhi pengguna laporan keuangan
dalam penggambilan keputusan ekonomi.Besaran dan sifat unsur tersebut dapat menjadi
factor penentu.
8. Identifikasi Laporan Keuangan Lengkap
Terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan
atas laporan keuangan. Perubahan perioda laporan keuangan sehingga perioda laporan
berbeda, maka ETAP mengungkapkan:
Fakta tersebut.
Alasan penggunaan perioda yang lebih pendek atau lebih panjang.
Fakta bahwa jumlah informasi komparatif dalam laporan keuangan yang terkait tidak dapat
diperbandingkan.
Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak laporan perioda terakhir;
tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi
setiap komponen laporan keuangan;
mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang Pelaporan;
pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Catatan laporan keuangan:
domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar;
Penjelasan sifat operasi dan aktivitas Utama.
Laporan Keuangan Lengkap
Identifikasi laporan keuangan: nama entitas, tanggal atau cakupan perioda, mata uang
pelaporan, pembulatan, domisili atau bentuk hukum, sifat operasi, dan aktivitas Utama.
1. Neraca (Posisi Keuangan)
Informasi yang disajikan dalam Neraca (CALK)
kelompok aset tetap;
jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa,
pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
rincian persediaan;
kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya;
rincian kelompok ekuitas seperti modal dasar, modal disetor, tambahan modal disetor, agio
saldo laba dan pendapatan beban yang diakui langsung ke ekuitas;
PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan cadangan ekuitas;
Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara dengan PT
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Minimal mencakup pos-pos:
a. kas dan setara kas,
b. piutang usaha dan piutang lain-lain,
c. persediaan,
d. properti investasi,
e. aset tetap,
f. aset tidak berwujud,
g. utang usaha dan utang lainnya,
h. aset dan kewajiban pajak,
i. kewajiban diestimasi
j. ekuitas.
Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP. Penyajian:
Klasifikasi aset lancar, aset tidak lancar
Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang
Kecuali jika memberikan informasi yang andal dan relevan dapat berdasarkan likuiditas
Sama dengan SAK IFRS kecuali menghilangkan pos: (1) asset keuangan, (2) property
investasi yang diukur dengan nilai wajar, (3) asset biolojik yang diukur pada nilai perolehan
dan nilai wajar, (4) kewajiban berbunga jangka panjang, (5) asset dan kewajiban pajak
tangguhan, (6) kepentingan non pengendali.
Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari asset, kewajiban, dan ekuitas pada waktu
tertentu.Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah asset, kewajiban, dan ekuitas.
a. Aset adalah sumberdaya yang dikuasai entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkanakan diperoleh oleh entitas. Dalam
menentukan eksistensi asset, hak milik tidak esensial. Misalnya, property yang diperoleh
melalui sewa adalah asset jika entitas mengendalikan manfaat yang diharapkan mengalir dari
property tersebut.
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan, dalam jangka
waktu siklus operasi normal entitas;
b. dimiliki untuk diperdagangkan;
c. diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
d. berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau
digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.
e. Aset lainnya diklasifiaksikan tidak lancar
b. Kewajiban merupakan merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari
peristiswa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumberdaya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial kewajiban
(liability) adalah bahwa entitas memunyai kewajiban (obligation) masa kini untuk bertindak
atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat berupa kewajiban
hokum dan kewajiban konstruktif.Kewajiban dapat dipaksakan menurut hokum sebagai
konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangan.
Kewajiban konstruktif adalah kesajiban uang timbul dari tindakan entitas ketika: (1) oleh
praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup
spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa entitas akan menerima
tanggungjawab tertentu, dan (2) akibatnya entitas telah menimbulkan eskpekstasi kuat dan
sah kepada pihak lain bahwa entitas akan melaksanakan tanggungjawab tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas, penyerahan asset
lain, pemberian jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau konversi
kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti
kreditur membebaskan datau membatalkan haknya.
Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika:
diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus normal operasi entitas;
dimiliki untuk diperdagangkan;
kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan;
atau
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya
12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas adalah hak residual atas asset entitas setelah dikurangi kewajiban. Ekuitas
disubklasifikasikan dalam neraca. Misalnya, entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas
subklasifikasi dapat berupa dana yang dikontribusikan oleh pemegang saha, saldo laba, dan
keuntungan atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas.

2. Laporan Laba Rugi


Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu yang menunjukan kinerja keuangan
selama periode tersebut. Pos minimal:
a. pendapatan,
b. beban keuangan,
c. bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan
d. laba rugi neto.
Analisis beban dapat disajikan berdasarkan fungsi atau berdasarkan sifat beban.
Pos luar biasa tidak diperkenankan
Menyajikan laporan laba rugi suatu perioda tertentu yang menunjukkan kinerja keuangan
selama perioda tersebut.Analisis beban disajikan berdasar fungsi atau berdasarkan sifat
bebas.Pos luar biasa tidak boleh untuk penyajian dan pengungkapan baik dalam laporan laba
rugi maupun pada catatan atas laporan keuangan.
Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana
disajikan dalam laporan laba rugi.Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar pengukuran lainnya seperti tingkat pengembalian investasi atau laba perlembar
saham.Unsur-unsur dalam laporan keuangan secara langsung terkait dengan pengukuran laba
adalah penghasilan dan beban.Menggunakan isitilah Laporan Laba Rugi saja. Mencakup
pos-pos: (1) pendapatan, (2) beban keuangan, (3) bagian dari laba atau rugi investasi yang
menggunakan metoda ekuitas, (4) beban pajak, (5) laba atau rugi neto.
a. Penghasilan
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama perioda pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan asset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues) dan keuntungan (gains).Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, imbalan bunga, dividen, royalty, dan sewa.
Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.Ketika keuntungan diakui dalam laporan laba rugi, biasanya disajikan secara
terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan
keputusan ekonomi.

b. Beban
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu perioda pelaporan dalam
bentuk arus keluar atau penurunan asset, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
ekuitas yang tidak terkait dengan distrbusi kepada penanaman modal.
Mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang
biasa.Beban timkbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.Beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar datau
berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan dan asset tetap.
Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin atau mungkin
tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa. Ketika kerugian diakui dalam
laporan laba rugi biasanya disajikan secara terpisah karena pengetahuan mengenai pos
tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan laba rugi dan saldo laba (digabung) dapat disajikan sebagai pengganti laporan laba
rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan ekuitas hanya berasal dari: (1) laba rugi,
(2) pembayaran dividen, (3) koreksi kesalahan perioda lalu, dan (4) perubahan kebijakan
akuntansi. Jika entitas menyusun laporan laba rugi dan saldo laba, maka laporan laba rugi
dan laporan perubahan ekuitas tidak perlu dibuat karena susah digantikan oleh laporan laba
rugi dan saldo laba.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan (1) laba rugi tahun berjalan, (2) pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas, (3) pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan,
(4) rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir perioda dari komponen ekuitas (laba rugi,
pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, dan jumlah investasi, dividen,
dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, serta perubahan kepemilikan entitas anak yang
tidak mengakibatkan pengendalian).
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif
lain. Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rigi entitas dan peruabahan saldo
laba untuk satu perioda laporan. Laporan laba rugi dan saldo laba (gabungan) dapat disajikan
sebagai pengganti laporan perubahan ekuitas jika memenuhi syarat SAK ETAP (lihat Bab
3.13 dan 6.4)
4. Laporan Arus Kas
Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.Aktivitas
operasi hanya disajikan secara tidak langsung.Bunga dan dividen, baik dibayarkan atau
diterima, harus diungkap secara terpisah dan konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi,
atau pendanaan.Pajak penghasilan diungkapan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali dapat
secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas operasi dan pendanaan.Transaksi non kas tidak
dapat disajikan dalam laporan arus kas. Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk: (1) arus kas
aktivitas operasi dengan metoda tidak langsung, dan (2) arus kas mata uang asing tidak diatur.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijaklan akuntansi yang digunakan
termasuk dasar pengukurannya.Mengungkapkan informasi yang disyaratkan.Memberikan
informasi yang relevan walau tidak disyarakatkan.Mengungkapkan informasi tentang sumber
Utama ketidakpastian estimasi.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk pengungkapan modal.Mengungkapkan dasar
penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar
pengukurannya.Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK ETAP.Informasi
tentang sumber utama ketidakpastian estimasi.Mengungkapkan informasi tambahan yang
disajikan dalam laporan keuangan, yang berisi informasi narasi atau rincian jumlah atau
informasi yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.Mengungkapkan dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan termasuk dasar pengukuran.Memberikan
informasi tambahan yang relevan, namun tidak disyaratkan SAK ETAP.Informasi tentang
sumber utama ketidakpastian estimasi.Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan adalah
sebagai berikut:
pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK ETAP (lihat
paragraf 3.3)
ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (lihat paragraf 8.5)
informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian
setiap komponen laporan keuangan dan urutan penyajian pos-pos tersebut.
pengungkapan lain.
dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.
Kebijakan Akuntansi
Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, yang terdiri dari perubahan estimasi dan
Koreksi kesalahan periode lalu.Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan
dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan
laporan keuangannya.Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau
keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP.Namun, jika dampak tidak
material maka entitas tidak perlu mengikuti persyaratan dalamSAK ETAP. Jika transaksi,
peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dengan menggunakan
judgementnya mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi:
(1) relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi; dan
(2) andal yaitu dalam laporan keuangan yang menyajikan dengan jujur posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas
(3) mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya, serta
tidak hanya mencerminkan bentuk hukumnya
(4) netral yaitu bebas dari bias
(5) mencerminkan kehati-hatian
(6) bersifat lengkap dalam semua hal yang material
Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):
persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan
terkait; dan
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan Bab 9.5
Panyajian Lain-Lainnya
1. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Terpisah
Tidak diatur secara khusus. Untuk entitas anak: (1) investor harus mencatat investasi pada
entitas anak dengan menggunakan metoda ekuitas, (2) investasi pada perusahaan anak pada
awalnya diakui sebagai biaya perolehan (termasuk biaya transaksinya) dan selanjutnya
disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan darn
beban dari entitas anak.
2. Kebijakan Akuntansi, Estimasi, dan Kesalahan
Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK ETAP.Kebijakan akuntansi
harus diterapkan secara konsisten. Referensi dalam kebijakan akuntansi, estimasi, dan
kesalahan adalah: (1) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi, (2) konsistensi dan
perubahan kebijakan akuntansi, (3) perubahan estimasi akuntansi, dan (4) kesalahan.
Ketika tidak ada pengaturan secara spesifik atas suatu transaksi atau peristiwa, maka entitas
tetap harus menyusun kebijakan akuntansi yang menhasilkan informasi yang relevan dan
andal. Referensi yang digunakan adalah: (1) persyaratan dalam SAK ETAP lain yang serupa
dan terkait, (2) definisi sesuai dengan konsep pengakuan dan pengukuran asset, kewajiban,
pendapatan, dan beban sesuai dengan konsep dan prinsip pervasive, (3) persayaratan dan
pandauan dalam SAK non ETAP atau pengaturan oleh badan penyusun standar lain yang
memunyai kerangka yang sama dan tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
Kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten.Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan
karena persyaratan SAK-ETAP atau menghasilkan informasi yang lebih andal dan
relevan.Perubahan kebijakan akuntansi sesuai dengan persyaratan.Perubahan estimasi
akuntansi akunansi diakui secara prospektif.Kesalahan perioda lalu dilakukan secara
retropestif, koreksi terhadap saldo awal asset, kewajiban, dan ekuitas.
Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau
menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan.Perubahan kebijakan akuntansi
dilakukan sesuai dengan persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif.Perubahan
estimasi akuntansi diakui secara prospektif.Kesalahan perioda lalu dilakukan secara
retrospektif, jika tidak praktis maka diakui sebagai koreksi saldo awal asset, kewajiban, dan
ekuitas yang paling mungkin dikoreksi. Acuan dalam membuat pertimbangan (Bab 9.5):
persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang berhubungan dengan isu yang serupa dan
terkait; dan
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan
beban dan prinsip-prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan Bab 9.5.
Aturan akuntansi entitas harus sesuai dengan SAK-ETAP. Ketika ada yang belum diatur
oleh SAK-ETAP dapat menggunakan:
Persyaratan lain yang serupa dan terkait.
Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran asset, kewajiban, pendapatan, dan
beban harus sesuai dengan Konsep dan Prinsip Pervasif.
Standar lain (Non ETAP) yang tidak bertentangan dengan SAK ETAP.
3. Instrumen Keuangan Dasar
Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas. Ruang lingkup investasi pada efek tertentu,
dan klasifikasitrading, held to maturity, dan available for sale mengacu pada PSAK 50
(1998). Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajemen adalah (1) dimiliki
hingga jatuh tempo (held to maturity - HTM); (2) diperdagangkan (trading); (3) tersedia
untuk dijual (available for sale - AFS). HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi
amortisasi premi atau diskonto.Trading disajikan sebesar nilai wajar pada saat tanggal neraca
dan laba rugi diakui atas unreallised maupun realized. AFS dinilai pada nilai wajar pada
tanggal neraca dan laba rugi unrelaised dicatat sebagai kelompok ekuitas.
Perubahan kelompok dicatat pada nilai wajar pada saat terjadinya penurunan nilai HTM dan
AFS.Ditentukan secara individual yang ditetapkan sebagai penurunan nilai permanen atau
tidak.Jika permanen, maka biaya perolehan efek harus diturunkan hingga sebesar nilai
wajarnya dan diakui rugi dalam laporan laba rugi.Kenaikan selanjutnya untuk AFS harus
diakui secara ekuitas.Penyajian dalam neraca, efek trading sebagai asset lancar, sedangkan
efek HTM dan AFS sesuai keinginan manajemen.Khusus untuk utang, jika jatuh tempo dalam
tahun berikutnya harus sebagai asset lancar.Dalam laporan arus kas, efek trading sebagai
aktiviats operasi, sedangkan HTM dan AFS sebagai aktiviats investasi yang disajikan bruto.
Bab 10 tidak diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi, joint venture dan entitas anak.
Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
(1) Held to maturity;
HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi premi atau diskonto, perubahan
nilai wajar unrealised tidak diakui.
(2) Trading;
Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi diakui atas unrealised
maupun realised
(3) Available for sale
AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi unrealised dicatat sebagai
kelompok ekuitas. Perubahan kelompok:
Dinilai pada nilai wajar pada saat perubahan
Dari trading ke kelompok lain, maka unrealised gain loss dicatat sebagai penghaslan dan
tidak boleh dihapus.
Ke kelompok trading, maka unrealised gain loss diakui pada tanggal perubahan
Dari HTM ke AFS, maka unrealised gain loss diakui dalam kelompok ekuitas
Dari AFS ke HTM, maka unrealised gain loss tetap diakui di ekuitas dan diamortisasi
sesuai amortisasi premi dan diskonto
Penurunan nilai untuk AFS dan HTM:
Apakah penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehan terjadi secara permanen atau tidak.
Jika merupakan penurunan permanen maka biaya perolehan diturunkan ke nilai wajarnya
dan diakui sebagai biaya perolehan yang baru dan tidak boleh diubah lagi, rugi penurunan
nilai diakui dalam laba rugi yang telah direalisasi.
Perlakuan selanjutnya mengikuti SAK yang berlaku.
Penyajian di neraca (classified balance sheet):
Trading sebagai aset lancar
HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen,
kecuali akan jatuh tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar.
Laporan arus kas:
Trading: arus kas operasi
AFS dan HTM: arus kas investasi
4. Persediaan
Mencakup asset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, termasuk asset dalam proses
produksi, atau bahan perlengkapan proses produksi atau permberian jasa. Diukur dengan
nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan (cost) dan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi neto). Cost meliputi seluruh biaya pembelian,
biaya konservasi, dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan
kondisi sekarang. Alokasi biaya overhead menggunakan tingkat kapasitas normal atau
tingkat produksi actual ketika mendekati kapasitas normal. Joint cost dialokasikan secara
rasional dan konsisten. Penilaian dengan FIFO atau Average.Diakui sebagai beban saat
perndapat terkait diakui.
Sama dengan SAK IFRS. Mencakup asset untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
termasuk asset dadlam proses produksi, atau bahan atau perlengkapan untuk proses produksi
atau pemberian saja. Diukur pada nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan (cost) atau
nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual (nilai realilsasi neto). Cost mencakup seluruh biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi dan kondisi
sekarang. Alokasi biaya overhead tetap menggunakan tingkat kapasitas normal atau tingkat
produksi aktual ketika mendekati kapasitas normal.
Joint cost dialokasikan secara rasional dan konsisten. Teknik pengukuran biaya dengan
menggunakan biaya standar atau metoda eceran.Identifikasi khusus individual untuk
persediaan yang tidak dapat dipertukarjkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan
dipisahkan untuk proyek tertentu. Rumus biaya: FIFO atau average, LIFO tidak
diperbolehkan. Persediaan diakui sebagai beban pada saat perolehannya.
Bab 10 tidak diterapkan untuk WIP kontrak konstruksi dan efek tertentu. Mencakup: aset utk
dijual dalam kegiatan usaha normal, termasuk aset dalam proses produksi, atau bahan atau
perlengkapan untuk proses produksi atau pemberian jasa. Cost mencakup seluruh biaya
pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa persediaan ke lokasi
dan kondisi sekarang. Diukur pada nilai yang lebih rendah cost atau NRV.
(1) Biaya pembelian:harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya
lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.
Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
(2) Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variable. Alokasi biaya overhead produksi
tetap berdasarkan kapasitas normal.
(3) Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan secara rasional dan
konsisten. Jika by product tidak material dinilai pada harga jual dikurangi biaya penyelesaian
dan dikurangkan ke biaya produk utama.
(4) Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus menjadi beban tahun
berjalan:
biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya produksi lainnya yang tidak normal;
biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap
produksi selanjutnya;
biayaoverhead administratif yang tidak berkontribusi untuk membuat persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang; dan
biaya penjualan.
(5) Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan biaya standar atau metode eceran. Rumus
biaya : FIFO atau average, LIFO tidak diperkenankan. Penurunan nilai persediaan diakui
sebagai beban pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca dilakukan pengujian.Persediaan
diakui sebagai beban pada saat pendapatan terkait diakui.
5. Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan Perusahaan Anak
Entitas Asosiasi: jika investor memunyai pengaruh signifikan (20% lebih hak suara) untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik
pada suatu entitas namun tidak mengendalikan entitas tersebut. Dicataat dengan metoda cost
dikurangi dengan kerugian penurunan nilai. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional stratejik atas suatu
entitas, namun tidak mengendalikan atau megendalikan bersama atas kebijakan
tersebut.Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan metoda biaya, dikurangi akumulasi
kerugian penurunan nilai.Metoda Akuntansi menggunakan metoda biaya.
Asosiasi anak: entitas yang dikendalikan oleh induk, karena memiliki lebih dari 50% hak
suara. Dicatat dengan metoda ekuitas dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan.
Metoda akuntanasi untuk entitas anak menggunakan metoda ekuittas .Pengendalian dianggap
ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak
lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.Pengendalian muncul ketita
entitas memiliki lebih dari setengah hak suara, kecuali dapat dibuktikan secara jelas bahwa
kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalilan.Investasi pada anak dengan
menggunakan metoda ekuitas, dan laporan keuangan anak tidak dikonsolidasikan.
6. Investasi pada Joint Venture
Joint Venture adalah perjanjian antara venture untuk sepakat mengendalikan secara bersama-
sama suatu aktivitas ekonomi dalam bentuk (1) pengendalian operasi; (2) pengendalian
bersama asset; (3) pengendalian bersama entitas. Sama sengan SAK IFRS kecuali hanya
menggunakan metoda biaya. JV: adanya perjanjian kontraktual antara venture untuk sepakat
mengendalikan secara bersama-sama suatu aktiviats ekonomi dalam bentuk:
a. Pengendalian Bersama Operasi (PBO).
Masing-masing venture mencatat asset, kewajiban, pendapatan, dan beban.Masing-masing
venturer menggunakan aktiva tetapnya, dan mengelola sendiri persediaannya.Masing-masing
venturer juga memikul pengeluarannya, menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber
pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-
masing.Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban bersama.
b. Pengendalian Bersama Asset (PBA).
Venturer mengakui asset, kewajiban, pendapatan, dan beban sesuai porsinya.paraventurer
melakukan pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih aset yang
diserahkan oleh venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan joint
venture. pengendalian bersama dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih asset. setiap
venturer membukukan bagian aset, kewajiban, bagian pendapatan dan beban
c. Pengendalian Bersama Entitas (PBE).
Dicatat menggunakan metoda biaya dikurangi akumulasi kerugian. Transaksi antara venture
dengan JV dikoreksi untuk menentukan keuntungan atau kerugian. Joint venture yang
melibatkan pendirian suatu perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana setiap venturer
memiliki bagian. Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali
adanya perjanjian kontraktual antar venturer untuk membuat pengendalian bersama atas
aktivitas ekonomi tersebut. Investor mencatat investasi pada PBE at cost dikurangi rugi
penurunan nilai.
Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk bersama-sama mengendalikan suatu
aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama.
Transaksi penjualan dari venturer ke joint venture:
pengakuan porsi keuntungan atau kerugian harus mencerminkan substansinya.
Venturer harus mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian yang diatribusikan ke
venturer lainnya.
Venturer harus mengakui seluruh jumlah kerugian ketika kontribusi atau penjualan
memberikan bukti penurunan nilai.
Transaksi penjualan dari joint venturer ke venturer:
Venturer tidak boleh mengakui bagiannya atas laba rugi joint venture dari transaksi
tersebut sampai dengan venturer menjual kembali aset tersebut kepada pihak independen.
Kecuali kerugian harus segera diakui jika mencerminkan rugi penurunan nilai.
7. Propersi Investasi
Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk dijual dalam keadaan normal dan digunakan
untuk produksi dan penyediaan barang dan jasa atau tujuan administrasi.Biaya perolehan
diakui sebesar biaya pembelian dan setiap pengeluaran didistribusikan secara langsung.Jika
tidak memenuhi definisi maka direklasifikasi ke asset yang tepat.
Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa
pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk digunakan untuk
proses produksi atau penyediaan jasa atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan
sehari-hari. PI dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap pengeluaran
yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah perolehan awal maka PI dicatat pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost model).
Menggunakan metoda model biaya. Tanah dan bangunan yang tidak digunakan untuk: (1)
dijual dalam kegiatan normal, dan (2) digunakan untuk produksi atau penyediaan barang atau
jasa tujuan administrative. Biaya perolehan sebesar harga pembelian dan setiap pengeluaran
yang dapat didistribusikan secara langsung.Setelah [engakuan awal diukur pada biaya
perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.Jika
tidak memenuhi definisi property investasi, maka direklasifikasi ke asset yang tepat.
8. Aset Tetap
Tanah dan Bangunan. Biaya perolehan sesuai dengan paragraph 15.7 (harga beli + biaya
yang dapat didistribusikan langsung + estimasi awal biaya bongkar), pengukuran setelah
pengakuan awal menggunakan metoda cost dan tidak diperkenankan menggunakan metoda
revaluasi. Penyusutan menggunakan metoda garis lurus atau saldo menurun atau jumlah
produksi.Penurunan nilai diatur tersendiri.
Sama dengan SAk IFRS kecuali tidak menggunakan pendekatan komponenisasi.Revaluasi
diijinkan jika dilakukan berdasar Peraturan Pemerintah.Tidak perlu reviu nilai residu.Tanah
dan bangunan dipisahkan. Biaya perolehan asset tetap berupa: harga beli, biaya yang
diatribusikan langsung, dan estimasi awal bongkar. Pengeluaran setelah pengakuan
awal.Pengukuran setelah pengakuan awal dengan metoda biaya, metoda revaluasi tidak
diperkenankan kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Aset tetap adalah asset berwujud yang (1) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administrasi,
dan (2) diharapkan akan digunakan lebih dari satu perioda. Entitas harus menerapkan kriteria
pengakuan dalam menentukan pengakuan asset tetap. Oleh karena itu, entitas harus
mengakui biaya perolehan asset tetap sebagai asset tetap juka (1) kemungkinan bahwa
manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dan atau ke dalam entitas,
dan (2) pos tersebut memunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Tanah dan
bangunan adalah asset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat secara terpisah meskipun
tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan.
Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. Pada saat perolehan, aset tetap dicatat
sebesar biaya perolehan: (1) harga beli, dan (2)biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung atas perolehan aset tetap dan estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka diakui setara nilai tunainya dan
diakui beban keuangan.Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai.Revaluasi aset tetap sesuai
dengan ketentuan pemerintah diperkenankan.Beban penyusutan diakui dalam laporan laba
rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset.Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi
sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat.Nilai residu tidak diatur.
Metoda penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa
depan aset. Metoda penyusutan: garis lurus, saldo menurun atau jumlah unit produksi.
Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat
ekonomi lainnya. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya.
a. Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan asset tetap setara harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran
ditanggukan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolehan adalah nilai tunai semua
pembayaran masa yang akan datang.
b. Pertukaran Aset
Jika asset diperoleh melalui pertukaran dengan asset nonmoneter atau kombinasi asset
moneter dan asset nonmoneter, maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali (a)
transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, (b) nilai wajar asset yang diterima
atau asset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Dalam kasus tersebut, biaya
perolehan diukur pada jumlah tercatat asset yang diserahkan.
c. Pengeluaran Setelah Pengakuan Awal
Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu asset tetap yang memperpanjang umur manfaat
atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang akan datang dalam
bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus
ditambahkan pada jumlah tercatat asset tetap tersebut.
Penilaian kembali atau revaluasi asset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena SAK
ETAP menganut penilaian asset berdasarkan biaya perolehan atau biaya
pertukaran.Penyimpangan dari ketentuan ini hanya mungkin dilakukan karena ketentuan
pemerintah.Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai penyimpangan dari
konsep biaya perolehan di dalam penyajian asset tetap serta pengaruh dari penyimpangan
tersebut terhadap gambaran keuangan entitas. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai
tercatat asset tetap diakui dalam ekuitas dengan nama surplus revaluasi asset tetap.
Penyusutan: metoda (garis lurus, saldo menurun, dan jumlah unit produksi). Umur manfaat,
saat dimulainya penyusutan, berhenti penyusutan.Telaah ulang (umur manfaat, metoda
penyusutan, nilai residu).Kompensasi penurunan nilai (menjadi komponen laba rugi jika
kompensasi menjadi terutang).Penghentian pengakuan.
9. Aset Tidak Berwujud
Aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Prinsip umum:
manfaat mengalir ke entitas dan biaya perolehan dapat diukur secara andal. Umur manfaat
terbatas, biasanya dianggap 10 tahun dan diamortisasi.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali asset tidak berwujud yang diperoleh dari penggabungan
usaha.
Definisi: asset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak memunyai wujud fisik. Syarat
identifikasi: (1) dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi terpisah atau dapat dijual,
dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan baik invidual atau bersama dan (2) muncul
dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya.
Prinsip umum: manfaat ekonomi mengalir ke entitas, dan biaya perolehan dapat diukur
dengan andal. Pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan: harga beli dan biaya-biaya yang
dapat diatribusikan secara langsung. ATB dihasilkan internal: diakui sebagai beban kecuali
sebagai bagian perolehan asset sesuai SAK ETAP. Beban yang sudah berlalu, tidak boleh
diakui sebagai biaya perolehan asset. Pengukuran setelah pengakuan awal: biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai.
Unsur manfaat: semua ATB dianggap umumnya terbatas, jika tidak mampu entitas
menentukan umur manfaat maka dianggap 10 tahun. Saat dimulainya amortisasi.Nilai residu
nol, kecuali jika ada komitmen pihak ketiga untuk membeli asset pada akhir masa
manfaatnya atau ada pasar aktif sehingga nilai residu dapat ditentukan dan pasar aktif
kemungkinan tetap aka nada sampai akhir masa manfaat. Telaah ulang: umur manfaat dan
metoda. Penurunan nilai diakui sessuai penurunan nilainya.Penghentian dan pelepasan.
Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.Aset tidak berwujud pada saat perolehan
diukur pada biaya perolehannya.Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui
dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai
beban tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud dikemudian hari. Aset
tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai perolehan dikurangi akumulasi amortisasi
dan rugi penurunan nilai.
Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat terbatas, jika tidak
mampu maka dianggap 10 tahun.Nilai residu dianggap nol, kecuali memenuhi persyaratan
dalam SAK ETAP.Metoda amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka
menggunakan metode garis lurus.Telaah ulang atas umur dan metoda amortisasi dilakukan
pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset, jika berubah maka mengikuti
perubahan sebagai estimasi akuntansi.Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya. Aset
tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa
depan atas penggunaan atau pelepasan.
10. Penggabungan Usaha dan Goodwill
Tidak diatur.
11. Sewa
Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa.Laporan keuangan lessee dan lessor
menggunakan PSAK 30 (1990) tentang Akuntansi Sewa Guna Usaha.Klasifikasi sewa
pembiayaan dan sewa operasi berdasarkan apakah sewa mengalihkan risiko dan manfaat
kepemilikan asset.Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi dan bukan bentuk
hukumnya.Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansi seluruh manfaat dan
risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi.Klasifikasi sewa
dilakukan pada awal sewa dan tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor
sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.Sewa
Pembiayaan jika salah satu:
Pengalihan kepemilikan aset sewaan pada akhir masa sewa
Opsi untuk membeli aset dengan harga yang cukup rendah
Masa sewa mencakup minimal 75% umur ekonomis aset
Nilai Pembayaran Sewa Minimum mencakup minimal 90% semua Nilai Wajar Aset
Aset bersifat khusus
a. Lessee Sewa Pembiayaan
Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai residu yang
harus dibayar lessee.Tingkat diskonto sewa pembayaran menggunakan tingkat bunga yang
dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa.Pembayaran sewa
dialokasikan pada pokok dan bunga. Untuk sale and lease back diakui sebagai dua transaksi
terpisah yang keuntungan dan kerugiannya diggabungkan dan diamortisasi. Aset sewaan
disusun sesuai dengan penyusutan asset tetap.
Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran sewa ditambah nilai
residu.Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa sewa. Bila tidak ada
pengalihan: yang lebih rendah antara masa sewa dan umur manfaatnya. Pembelian aset
sewaan sebelum berakhirnyamasa sewa menyebabkan keuntungan atau kerugian. Tingkat
diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal
sewa. Mencatat pembayaran minimum: pelunasan kewajiban dan beban keuangan
b. Lessee Sewa Operasi dikaui beban secara garis lurus
Tidak mencatat aset sewaan dam mencatat beban sewa secara straight line.
c. Lessor Sewa Pembiayaan
Jumlah penanaman neto sewa: jumlah piutang sewa ditambah nilai residu dikurangi
pendapatan sewa yang belum diakui, dan simpanan jaminan. Selisih piutang sewa ditambah
nilai residu dengan harga perolehan asset yang disewakan diakui sebagai pendapatan sewa
yang belum diakui yang dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan sesuai tingkat
pengembalian berkala.
Mencatat perolehan asset.Menyewakan aset dan mencatat investasi neto. Penanaman neto
sewa = jumlah piutang sewa + nilai residu pendapatan sewa belum diakui. Mencatat
pendapatan sebagai tingkat pengembalian berkala atas Investasi Neto Sewa
d. Lessor Sewa Operasi
Pendapatan sewa diakui dengan garis lurus, asset sewaan disusutkan sesuai dengan
penyusutan asset tetap.
e. Sales and Lease Back
Dicatat sebagai dua transaksi terpisah. Menimbulkan keuntungan atau kerugian
ditangguhkan. Amortisasi keuntungan/kerugian:
a. Proporsional dengan beban depresiasi aset sewaan (Sewa Pembiayaan)
b. Proporsional dengan beban sewa (Sewa Operasi)
12. Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi.
Merupakan kewajiban potensial yang belum pasti dan terjadi kewajiban kini akibat peristiwa
masa lalu. Kemungkinan adanya transfer manfaat ekonomi untuk menyelesaikannya.
Jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.Jika time value of money material, maka diakui
sebagai nilai kini.
Sama dengan SAK IFRS. Pengakuan awal: (1) adanya kewajiban kini sebagai akibat
peristiwa masa lalu. (2) kemungkinan entitas akan mentransfer manfaat ekonomis untuk
menyelesaikannya. (3) jumlah kewajiban dapat diukur secara andal.
Kewajiban diestimasi diakui sebagai beban, kecuali diakui sebagai bagian perolehan asset
persediaan atau asset tetap. Pengakuan awal: hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan. Jika time value of
money material maka diakui sebesar nilai kini.Setiap tanggal pelaporan ditelaah ulang.Entitas
tidak mengakui kewajiban kontijensi dan asset kontijensi, namum harus membuat
penggungkapan.Kewajiban kontijensi adalah kewajiban potensial yang belum pasti.
Kewajiban diestimasi diakui jika entitas mempunyai kewajiban kini akibat peristiwa masa
lalu dan entitas besar kemungkinan harus mentrasnfer manfaat ekonomi pada saat
penyelesaian dan nilainya dapat diukur dengan andal.Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik
atas pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal
neraca.Diukur pada nilai kini jika dampaknya material.Kewajiban dan aset kontinjensi tidak
diakui karena tidak memenuhi prinsip pengakuan.
13. Ekuitas
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk reorganisasi dan selisih penilaian kembali.Sesuai
dengan PSAK 1994 21.Dapat diterapkan untuk seluruh entitas usaha.Ekuitas sebagai bagian
hak pemilik dalam entitas harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi
mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan dan perundangan dan
akta pendirian yang berlaku. Klasifikasi instrumen keuangan: ekuitas atau kewajiban.
Akuntansi ekuitas untuk bukan PT adalah sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan SAK
yang relevan.Akuntansi ekuitas utk PT dicatat sesuai SAK ETAP. Bentuk hokum entitas dan
ekuitas:
a. Entitas Perorangan
Entitas perorangan bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terbagi atas saham.Harta
kekayaan pribadi pemilik entitas terikat pada utang piutang usaha perorangan.
b. Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata bukan suatu badan hokum, dan modalnya tidak terdiri atas saham.
c. Firma
Modal Firma tidak terbagi atas saham dan para anggota Firma bertanggungjawab renteng atas
kewajiban Firma sebagai suatu persekutuan perorangan.
d. Commandtaire Vennootschap (CV)
Modal suatu persekutuan CV harus dipisahkan antara Modal Pesero Aktif dan Modal Pesero
Komanditer.Pesero Aktif adalaj pesero yang bertindak aktif sebagai pengurus CV.Pesero
Komanditer adalah pesero tidak aktif sebagai pengurus CV dan hanya bertanggungjawab
sebatas modal CV yang menjadi bagiannya.
e. Perseroan Terbatas (PT)
Modal perseroan terbatas terdiri atas saham.Tanggungjawab pesero terbatas pada jumlah
modal saham yang disetor jika PT telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia.
f. Koperasi
Koperasi adalah badan hokum. Modal pokok koperasi adalah simpanan pokok anggota,
mirip saham atas nama, tak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali bila anggota
keluar dari keanggotaan koperasi. Ekuitas koperasi atau kekayaan bersih koperasi adalah
simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk
cadangan.
14. Pendapatan
Macam : (1) Penjualan barang, (2) Penyediaan jasa, (3) Kontrak kontruksi, (4) Penggunaan
aset oleh pihak lain yang menghasilkan dividen, bunga atau royalty.
Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau masih harus diterima
setelah diskon dan potongan volume.Perbedaan nilai kini dengan nilai nominal pembayaran
diakui sebagai pendapatan bunga. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama
tidak diakui sebagai pendapatan. Kontrak konstruksi: metode persentase penyelesaian
Sama dengan SAK IFRS. Lingkupnya: (1) penjualan barang, (2) pemberian jasa, (3) kontrak
konstruksi, (4) penggunaan asset oleh pihak lainnya yang menghasilkan bunga, royalty, atau
dividen. Tidak termasuk: (1) perjanjian sewa, (2) dividen yang diterima dari investasi
perusahaan anak dan asosiasi, (3) perubahan nilai wajar investasi efek tertentu.
Pencatatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima
secara bruto.Nilai yang menjadi bagian pihak ketiga harus dikeluarkan dari pendapatan. Jasa
keagenan hanya diakui sebesar komisi keagenan saja, jumlah yang diperoleh atas namapihak
principal bukan merupakan pendapatan entitas. Untuk pembayaran tangguh maka
pendapatan diakui sebesar nilai tunai (nilai wajar) , selisih diakui sebagai pendapatan bunga.
Ketika terjadi pertukaran, entitas mengakui pendapatan hanya ketika barang atau jasa yang
tidak serupa diukur dengan nilai wajar, kecuali (1) traksaksi pertukaran tidak memiliki
substansi komersial, (2) nilai wajar dari asset yang diterima ataupun asset yang dilepas tidak
dapat diandalkan. Dalam transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak bisa diukur padad
nilai wajar, entitas menggunakan jumlah tercatat dari asset yang dilepas.Entitas menerapkan
kriteria pengakuan pendapatan secara terpisah untuk setiap transaksi pendapatan.Namun
entitas dapat menerapkan kriteria pengakuan yang berbeda untuk setiap komponen
teridentifikasi dalam suatu transaksi tunggal jika hal ini diperlukan untuk merefleksikan
substansi transaksi.Sebaliknya, entitas menerapkan kriteria pengakuan pada dua atau lebih
transaksi secara bersama-sama ketika kedua atau lebih transaksi mengacu pada rangkaian
transaksi secara keseluruhan.
a. Penjualan Barang
Entitas harus mengakui pendapatan dari suatu perjualan barang jika semua kondisi berikut
terpenuhi: (1) entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang signifikan dari kepemilikan
barang kepada pembeli; (2) entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik keterlibatan
manajerial sampai kepada tingkat manajerial yang biasanya diasosiasikan dengan
kepemilikan maupun control efektif atas barang yang terjual; (3) jumlah pendapatan dapat
diukur dengan andal; (4) ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir masuk ke dalam entitas; dan (5) biaya yang telah atau akan terjadi
sehubungan dengan traksaksi dapat diukur secara andal.
b. Penyediaan Jasa
Jika hasil transaksi yang melibatkan penyediaan jasa dapat diestimasi secara andal, maka
entitas harus mengakui pendapatan yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan
tahapan penyelesaian dari transaksi pada akhir perioda pelaporan (metoda persentase
penyelesaian). Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal jika memenuhi kondisi
berikut: (1) jumlah pendapatan dapat diukur secara andal; (2) ada kemungkinan besar bahwa
manfaat ekonomis yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas; (3)
tingkat penyelesaian transaksi pada akhir perioda pelaporan dapat diukur secara andal, dan
(5) biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi dapat diukur secara
andal.
c. Kontrak Konstruksi
Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka entitas harus mengakui
pendapatan kontrak dan biaya kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan
beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir perioda
pelaporan (metoda persentase penyelesaian). Estimasi yang andal membutuhkan estimasi
tingkat penyelesaian, biaya masa depan, dan kolektabilitas tagihan yang andal.
d. Metoda Persentase Penyelesaian
Entitas melakukan penelitian dan (jika perlu) mengubah estimasi pendapatan dan biaya saat
transaksi jasa atau kontrak konstruksi berlangsung.Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
atau kontrak ditentukan dengan menggunakan metoda yang dapat mengukur dengan andal
sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan. Metoda yang mungkin mencakup: (1) proporsi
biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang dibandingkan
dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
sekarang tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan
baku atau pembayaran dimuka; (2) survey atas kerja yang diselesaikan, atau (3) penyelesaian
proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja. Pembayaran tahapan pekerjaan dan
pembayaran di muka akan diterima dari pelanggan seringkali mencerminkan pekerjaan yang
telah selesai.
e. Bunga, Royalti, dan Dividen
Entitas harus mengakui pendapatan yang muncul dari penggunaan asset oleh entitas lain yang
menghasilkan bunga, royalty, dan dividen atas dasar ketika: (1) ada kemungkinan besar
bahwa manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir pada entitas, dan
(2) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Entitas harus mengakui
pendapatan atas dasar berikut: (1) bunga harus diakui secara akrual; (2) royalty harus diakui
dengan menggunakan dasar akrual sesuai dengan substansi dan perjanjian yang relevan; (3)
dividen harus diakui ketika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran kas telah
terjadi.
15. Biaya Pinjaman
Langsung dibebankan.Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul dari
kewajiban keuangan suatu entitas. Biaya pinjaman mencakup: (1) bunga untuk bank
overdraft dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang; (2) amortisasi dikonto atau
premium yang terkait dengan pinjaman; (3) amortisasi biaya tambahan yang timbul
sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman; (4) beban pembiayaan sesuai dengan
pembiayaan sewa yang diakui sesuai dengan PSAK ETAP Bab 17; (5) perbedaan nilai tukar
yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing.
Pengakuan: entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai beban pada laporan laba
rugi periode terjadinya (berbeda dengan PA BPR).
16. Penurunan Nilai Aset (Impairment)
Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang tidak dapat
ditagih.
Persediaan: harga jual dikurangi biaya menyelesaikan dan menjual
Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang
turun nilainya.
Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali tidak mengatur penurunan nilai goodwill. Lingkup:
a. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang;
Penurunan pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yang
tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain
pengalaman, prospek industry, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus
kas, kemampuan membayar agunan yang dikuasai.
b. Persediaan;
Harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual.Entitas harus menilai pada
setiap tanggal pelaporan, apakah nilai persedian turun.Dengan membuat penilaian untuk
membandingkan jumlah tercatat setiap jenis persediaan dengan harga jual dikurangi biaya
untuk menyelesaikan dan menjual.Jika suatu jenis persediaan atau kelompok jenis persediaan
turun lainnya, maka entitas harus mengakui kerugian dalam laporan laba rugi atas perbedaan
antara jumlah tercatat dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual. Jika
tidak praktis untuk menentukan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan menjual
setiap jenis persediaan maka diperkenankan untuk mengelompokkan jenis persediaan dalam
produk yang sama. Entitas mengakui penurunan nilai ketika sudah tidak ada lagi kondisi
terjadinya penurunan nilai.
c. Asset Lainnya;
Entitas menilai pada setiap tanggal pelaporan, apakah terdapat indikasi adanya asset yang
turun nilainya.Jika ada indikasi terjadi penurunan, entitas harus mengestimasi nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual asset tersebut.Jika tidak terdapat indikasi penurunan nilai,
tidak diperlukan untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.Sumber
informasi yang digunakan berasal dari internal maupun eksternal.Aset dilakukan penilaian
secara tunggal, jika tidak mampu maka dilakukan secara kelompok. Hirarki keandalan bukti
nilai wajar adalah sebagai berikut: (1) harga perjanjian dari transaksi yang wajar; (2) harga
pasar aktif; (3) harga transaksi sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (4) harga transaksi
terkini sebagai dasar untuk estimasi nilai wajar; (5) berdasarkan informasi terbaik yang
tersedia untuk merefleksikan jumlah yang dapat diperoleh entitas.
Entitas mengakui rugi penurunan nilai pada laba rugi tahun berjalan.Entitas mengakui
kewajiban atas rugi yang melebihi jumlah tercatat, manakala hal ini disyaratkan oleh SAK
ETAP.Beban penyusuan atau amortisasi perioda setelah penurunan nilai disesuaikan.Ketika
terjadi pemulihan kerugian penurunan nilai maka entitas mengakui segera dalam laporan laba
rugi.Beban penyusutan atau amortisasi setelah pemulihan harus disesuaikan.
17. Imbalan Kerja
Terdiri dari imbalan jangka pendek, imbalan pascakerja (manfaat pasti dan iuran pasti),
imbalan kerja jangka panjang, dan pesangon pemutusan kerja.Entitas harus mengeakui
seluruh imbalan kerja yang menjadi hak pekerja pada periode berjalan.
Diakui sebagai kewajiban dikurangi jumlah yang telah dibayar. Diakui sebagai beban, kecuali
disyaratkan lain. Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung berdasarkan projected unit
credit, jika tidak mampu dapat menggunakan yang disederhanakan dengan mengabaikan
beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang akan datang, dan mortalitas pekerja.
Sama dengan SAK IFRS, kecuali untuk manfaat pasi menggunakan PUC dan jika tidak bisa
dapat menggunakan metoda yang disederhanakan. Lingkup: (1) Jangka Pendek; (2) Imbalan
pascakerja; (3) imbalan kerja jangka panjang lainnya; (4) pesangon pemutusan kerja. Prinsip
umum: entitas mengakui biaya kerja yang menjadi hak pekerja akibat jasa yang diberikan
kepada entitas selama perioda pelaporan yaitu sebagai kewajiban setelah dikurangi jumlah
yang telah dibayarkan, dan sebagai beban kecuali bab lain mensyaratkan diakui sebagai
perolehan asset.

a. Imbalan Jangka Pendek


Imbalan jangka pendek, diakui pada nilai terdiskonto dalam laporan laba rugi saat terjadinya
atau diakui sebagai bagian perolehan asset.Imbalan kerja jangka pendek, diakui pada nilai
tidak terdiskonto dalam laporan laba rugi bila terjadinya diakui sebagai bagian perolehan
asset sesuai SAK ETAP. (1) upah, gaji, iuran jaminan social; program bagi laba bonus; dan
cuti berimbalan.
b. Imbalan Pascakerja
Manfaat pasti dan iuran pasti. Multi pemberi kerja: harus dikategorikan manfaat pasti atau
iuran pasti. Imbalan yang dijamin sebagai iuran pasti kecuali jika memenuhi syarat
paragraph 23.11 harus diakui sebagai manfaat pasti. Manfaat pasti dilakukan jika mampu
menggunakan metoda PUC untuk menghitung nilai kini kewajiban imbalan pasti.Tingkat
diskonto menggunakan tingkat menggunakan tingkat bunga pasar obligasi perusahaan
kualitas tinggi pada tanggal pelaporan, atau tingkat suku bunga obligasi pemerintah. Jika
tidak mampu, dapat menggunakan metoda PUC yang disederhanakan, sesuai dengan
paragraph 23.17. Jika terdapat surplus saat asset dari program dibandingkan dengan
kewajiban, maka entitas mengakui surplus sebagai asset hanya jika dapat dipulihkan melalui
pengurangan iuran masa depan atau pengembalian dari program. Biaya imbalan kerja diakui
sebagai beban atau sebagai bagian perolehan asset sesuai SAK ETAP.Entitas harus mengakui
keuntungan atau kerugian actuarial yang terjadi dan mengakui dalam laporan laba rugi atau di
ekuitas sebagai pilihan kebijakan akuntansi yang diterapkan konsisten (full recognition, tidak
ada penggunaan koridor 10%). Imbalan Jangka Panjang Lainnya: (1) Cuti hari raya jangka
panjang; (2) imbalan pengabdian; (3) bonus atau bagi hasil melebihi 12 bulan sejak tanggal
pelaporan; (4) kompensasi yang ditunda. Entitas mengakui imbalan kerja lainnya sebagai
kewajiban yang diukur pada nilai neto nilai dari kewajiban dikurangi dengan nilai wajar asset
program pada tanggal pelaporan dan mengakui beban atau bagian perolehan asset.
c. Pesangon Pemutusan Kerja
Harus ada komitmen kuat entitas untuk memutus masa kerja pekerja atau memberikan PKK
sebagai akibat penawaran untuk pengurangan jumlah pekerja secara sukarela.Entitas
mengakui PKK sebagai beban pada saat terjadinya PKK.Diukur dengan estimasi terbaik
pembayaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan.]
Metoda penghitungan nilai Imbalan Kerja dengan menggunakan Metoda Penilaian Aktuaria
Jika entitas mampu (tanpa biaya dan usaha yang tidak semestinya), maka entitas
menggunakan metoda projected unit credit (CPU) untuk mengukur kewajiban imbalan pasti
dan beban yang terkait. Jika imbalan pasti didasarkan pada tingkat gaji akan datang, metoda
CPU mensyaratkan entitas untuk mengukur kewajiban manfaat pasti dengan dasar yang
mencerminkan kenaikan gaji akan datang. Metoda CPU mensyaratkan entitas untuk
membuat berbagai asumsi actuarial dalam mengukur kewajiban imbalan pasti termasuk
tingkat diskonto, tingkat imbal hasil asset program, tingkat kenaikan gaji, perputaran pekerja,
dan kecenderungan tingkat biaya kesehatan (untuk program manfaat pasti kesehatan).
PAda metoda penilaian aktuaria, jika entitas tidak mampu menggunakan metoda CPU untuk
mengukur kewajiban dan biaya program imbalan pasti, diperkenankan melakukan
penyederhanaan sebagai berikut: (1) mengabaikan estimasi kenaikan gaji akan datang; (2)
mengabaikan jasa akan datang dari pekerja dini; (3) mengabaikan kemungkinan mortalitas
pekerja kini selama masa jasa antara tanggal pelaporan dan tanggal pekerja diekspektasikan
mulai menerima manfaat pascakerja (yaitu diasumsikan semua pekerja kini akan menerima
manfaat pascakerja). Tetapi, mortalitas setelah jasa (usia harapan hidup) akan tetap perlu
dipertimbangkan. Entitas yang mengambil manfaat dari penyederhanaan pengukuran di atas
harus memasukkan manfaat yang sudah menjadi vested dan belum vested dalam mengukukr
kewajiban imbalan pasti. Vested adalah ha katas imbalan kerja para pekerja.
SAK ETAP tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan aktuaris independen untuk
melakukan actuarial komprehensif yang diperlukan untuk menghitung kewajiban imbalan
pasti.Tidak ada persyaratan untuk penilaian actuarial komprehensif harus secara
tahunan.Dalam perioda diantara penilaian actuarial komprehensif (jika asumsi actuarial
Utama tidak berubah secara signifikan) kewajiban imbalan pasti dapat diukur dengan
menyesuaikan pengukuran perioda lalu untuk perubahan demografi pekerja seperti jumlah
pekerja dan tingkat gaji.
18. Pajak Penghasilan
Menggunakan tax payable concept dan tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak
tangguhan.Beban pajak diakui atas seluruh pajak penghasilan perioda berjalan dan perioda
sebelumnya yang belum dibayar.Jika terdapat kelebihan maka diakui sebagai asset.Tidak ada
persayaratan pajak tangguhan.Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan
periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai
aset. Pajak tangguhan tidak diatur.Akuntansi pajak dan SPT tetap menggunakan kebijakan
sesuai peraturan perpajakan.Diakui atas seluruh pajak penghasilan perioda berjalan dan
perioda sebelumnya yang belum dibayar.Tidak ada persyaratan pajak tangguhan.
19. Mata Uang Pelaporan
Sama dengan SAK IFRS, menggunakan mata uang fungsional dan pelaporan transaksi mata
uang asing dalam mata uang fungsional.
Mata uang pencatata dan mata uang fungsional.Pada umumnya, Rupiah (Rp) sebagai mata
uang pelaporan dan pencatatan, ketika menggunakan mata unga selain Rupiah harus
memeuhi kriteria sebagai mata uang fungsional. Mata uang pencatatan harus sama dengan
mata uang fungsional. Indikator penentuan mata uang fungsional (mata uang tertetu seperti
Dollar Amerika (USD)): (1) indicator kas aurs Utama; (2) indicator harga jual; (3) indicator
biaya. Penentuan saldo awal mata uang fungsional seolah-olah digunakan sejak tanggal
transaksi terjadi (retrospektif).Perubahan mata uang pencatatan.
Menggunakan mata uang rupiah.
Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang
fungsional.
Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya.
Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan dengan mengukur seolah-olah
mata uang fungsional telah digunakan sejak terjadinya transaksi.
Laporan keuangan harus disajikan kembali jika entitas merubah mata uang pelaporan.
20. Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transkasi dalam mata uang asing ditranslasi dengan menggunakan kurs tunai (spot rate) pada
tanggal transkasi. Pada setiap akhir perioda pelaporan, entitas harus: (1) pos moneter dalam
mata uang asing disajikan dengan menggunakan kurs penutut; (2) pos nonmoneter yang
diukur dengan biaya perolehan historis dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi; (3) pos
nonmoneter yang diukur dengan nilai wajar dalam mata uang asing dilaporkan dengan nilai
wajar ditentukan. (4) Gain loss diakui pada beban tahun berjalan, gain loss yang terkait
langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke ekuitas.
21. Persitiwa Setelah Akhir Perioda Pelaporan (Post Balance Sheet)
Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca
a. Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian
b. Peristiwa yang tidak memerlukna penyesuaian.
Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh diakui sebagai kewajiban pada
akhir perode laporan.
Sama dengan SAK IFRS.Peristiwa setelah tanggal pelaporan yang memerlukan
penyesuaian.Peristiwa setelah tanggal pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian.
Dividen: jika diumumkan setelah tanggal pelaporan sebelum tanggal pelaporan maka tidak
diakui sebagai kewajiban pada tanggal pelaporan. Tanggal penyelesaian laporan keuangan
diungkapkan.Peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan perlu adanya penyesuaian.
22. Pengungkapan Pihak-Pihak yang Memunyai Hubungan Istimewa
Sama dengan PSAK 7. Pengungkapan disyaratkan sesuai katergori sebagai berikut: (1) pihak
yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama, atau pengaruh signifikan, (2) entitas
anak, joint venture, entitas asosiasi; (3) personil manajemen kunci entitas dan entitas induk;
(4) pihak-pihak yang memunyai hubungan istimewa lainnya.
Entitas tidak boleh menyatakan bahwa traksaksi dengan pihak hubungan istimewa dibuat
dalam syarat yang setara dengan transaksi pertukaran antara pihak-pihak yang paham dan
berkeinginan melakukan transaksi yang wajar, kecuali syarat tersebut dapat dibenarkan.
23. Aktivitas Khusus
Tidak diatur
24. PSAK Lainnya
Tida diatur
25. Ketentuan Transisi
Retrospektif atau prospektif yang diterapkan secara catch-up (dampak ke saldo laba).
Tanggal efektif: Belaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari
2011, penerapan dini pada tanggal 1 Januari 2010.
DAFTAR REFERENSI
Affanfy, D. P. 2012. Pelatihan dan Pendampingan Guru-Guru Akuntansi Dalam
Pembelajaran SAK ETAP. PAFEB UMC, JAFEB UB, IAI Cabang Malang. 22 Desember
2012.
Martani, D. 2011. Implementasi Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).Riau.15 Maret 2011.
Suprihadi.2012. Lokakarya Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) dan Tantangan Akuntan di Masa Depan.IAI Cabang Malang dan
ICATAS JAFEB UB. Universitas Brawijaya. Malang. 13 Juli 2012
Suprihadi. 2012. Pelatihan dan Pendampingan Guru-Guru Akuntansi Dalam Pembelajaran
SAK ETAP. PAFEB UMC, JAFEB UB, IAI Cabang Malang. Universitas Ma Chung. Malang.
22 Desember 2012.

Anda mungkin juga menyukai