DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor publik
yaitu:
1) Akuntansi Anggaran
2) Akuntansi Komitmen
3) Akuntansi Dana
4) Akuntansi Kas
5) Akuntansi Akrual
1) Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan
jumlah yang dianggarkan dengan jumlah akrual dan dicatat berpasangan (double entry).
Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi
sektor publik khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi
dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah akun belanja yang
dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut
direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian
menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran
dapat membandingkan secara sistematik dan kontiniu jumlah anggaran dengan realisasi
anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah menekankan peran anggaran dalam siklus
perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi teknik akuntansi anggaran adalah anggaran dan
realisasi harus selalu dibandingkan, sehingga dapat dilakukan koreksi apabila terdapat
varians (selisih). Namun akuntansi anggaran lebih menekankan kepada bentuk dari
akun akun keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat
kompleks. Akan lebih mudah dan lebih komprehensif apabila akun akun yang ada
menunjukkan pendapatan dan biaya actual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan
biaya dianggarkan.
2) Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada
saat faktur diterima dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi
komitmen dapat digunakan bersama sama dengan menggunakan akuntansi kas dan
akuntansi akrual. Akuntansi komitmen tersebut hanya menjadi subsistem dari sistem
akuntansi utama yang dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi
ketika organisasi melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti bahwa transaksi tidak
diakui ketika kas telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur diterima atau
dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih awal yaitu ketika order diterima atau
dikeluarkan.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran.
Agar manajer dapat mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar
anggaran yang telah dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang
telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yan diterima dan dibayarkan ia
dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (over commit). Tentu saja manajer yang
teliti akan tahun bahwa akun akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang
mana faktur belum diterima dan dengan itu membuat catatan sendiri agar ia tidak
melakukan pemborosan (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus pada order yang dikeluarkan. Order yang
diterima terkait dengan pendapatan tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan.
Meskipun akuntansi komitmen dapat memperbaiki pengendalian terhadap anggaran
namun banyak masalah dalam pengadopsian akun tersebut ke dalam akun akun
keuangan. Akun yang dicatat hanya didukung oleh order yang dikeluarkan. Umumnya,
tidak ada kewajiban hukum untuk patuh pada order yang terjadi dan order tersebut
dapat dengan mudah dibatalkan. Hal ini menjadi sulit dalam mengakui biaya biaya
untuk periode akuntansi yang bersangkutan yang mendasarkan pada order yang
dikerluarkan.
Teori akuntansi dana pada awalnya dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk
tujuan organisasi bisnis. Saat itu ia melihat perusahaan pribadi dengan perusahaan
badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah;
- Perusahaan perorangan/pribadi kurang menguntungkan dibanding perusahaan yang
dimiliki publik/perseroan terbatas.
- Adanya kesalahan dalam memaknai entitas.
5) Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi
akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya,
akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial,
politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara properiority fund (full accrual)
dan governments fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur
dalam properiority fund, sedangkan expenditure difokuskan pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan atau dialokasikan
selama periode akuntansi.
Karena governments fund tidak memiliki catatan modal dan utang (dicatat dan
dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur,
bukan expense.
Berbeda dengan governments fund, yang menjadi kepentingan properiority
fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan
untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi
(incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan
pembayaran dilakukan.
Pada governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual
basis. Expenditure di accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu pada
saat diterima bukan pada saat diperoleh.
Pendapatan seperti PPN, PPh, dan fee retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah satu
pengecualian adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena jumlahnya dapat
diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual basis dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya
adalah untuk menentukan cost of service dan charging of service yaitu untuk
mengetahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik
serta penentuan harga pelayanan yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda dengan
tujuan pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang dapat digunakan untuk
mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan (proper
matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan karenan pada sektor swasta
orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan laba (profit oriented)
sedangkan pada sektor publik orientasi difokuskan pada optimalisasi pelayanan publik
(public service oriented).
Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan kas dan hak untuk
mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk membayarkan kas. Oleh
karena itu, dengan system akrual pendapatan dan biaya diakui pada saat diperoleh
(earned) atau terjadi (incured) tanpa memandang apakah kas tersebut diterima atau
dikeluarkan.
Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di lingkungan mereka,
terutama perubahan dari cash basis ke accrual basis. New Zealand merupakan contoh
negara yang sukses menerapkan sistem accrual basis yang sudah dilakukan sejak tahun
1991. Sistem akuntansi yang diterapkan di Negara ini telah mampu memberikan
kontribusi yang besar dalam menghasilkan informasi yang lebih komprehensif
dibandingkan dengan sistem cash basis dalam hal kuantitas dan kualitasnya. Tujuannya
pengenalan accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besar
pada organisasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Sementara itu,
beberapa negara Uni Eropa lainnya masih mengendalikan pengeluarannya dengan
menggunakan cash basis.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa reformasi ke arah accrual basis ternyata
tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang terjadi di Italia, pengenalan
terhadap accrual basis memberikan kontribusi yang kurang signifikan terhadap
transparasi, efisiensi, dan efektifitas organisasi publik di Negara tersebut. Perubahan
dari cash basis ke accrual basis memang tidak dapat dilakukan secara terburu
buru. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosiologi Negara tersebut.
Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah pemberian laporan keuanga kepada
pihak ekternal organisasi. Dimensi kualitas laporan keuangan sektor publik menjadi
sangat penting bagi pihak pihak yang menjadikan laporan keuangan sebagai dasar
untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik.
Namun demikian untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan
handal terdapat beberapa kendala (contrainst) yaitu objektifitas, konsistensi, daya
banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan dan materialitas.
Kesimpulan
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh
organisasi sektor publik untuk memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik
akuntansi keuangan tersebut akuntansi anggaran, akuntansi komitmen, akuntansi kas,
akuntansi akrual, dan akuntansi dana. Masing masing teknik akuntansi tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan dan sebenarnya di antara kelima teknik tersebut
tidak bersifat mutually exclusive. Teknik akuntansi keuangan yang cukup mudah dan
sederhana serta banyak digunakan adalah akuntansi kas. Akan tetapi, seiring dengan
adanya reformasi sektor publik, terjadi pula pergeseran dari sistem akuntansi kas
menjadi sistem akuntansi akrual atau akrual modifikasian. GASB bahkan
merekomendasikan untuk tidak lagi menggunakan akuntansi kas menggantinya dengan
sistem akuntansi dana.