Anda di halaman 1dari 3

DAMPAK PEMAKAIAN ENERGI TERHADAP LINGKUNGAN

Dampak terhadap udara dan iklim

Selain menghasilkan energi, pebakaran sumber energi fosil (seperti: minyak bumi dan batu
bara) juga melepaskan gas gas, antara lain:

Karbon dioksida (CO2)


Nitrogen oksida (Nox)
Sulfur dioksida (SO2)

Dan yang dapat menyebabkan pencemaran udara seperti:

Hujan asam
Smog (ASBUT/ asap dan kabut)
Pemanasan global.

Selain merupakan bahan bakar fosil yang menghasilkan pencemaran paling tinggi, batu bara
juga menghasilakn karbon dioksida terbanyak persatuan energi.

1. Emisi CO2
Merupakn pemancaran atau pelepasan gas karbo dioksida (CO2) ke udara. Karbon dioksida
tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan
efek rumah kaca dan pemanasan global.
Langkah untuk mengurangi emisiCO2 tersebut antara lain: efesiensi penggunaan energi di
berbagi sektor, seperti industri, transportasi dan rumah tangga.
2. Emisi Nox
Merupakan pelepasan gas Nox ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi Nox berasal dari
kegiatan manusia (seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik, dan transportasi),
dan sissanya berasal dari proses alami (seperti kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik).
Di udara, sebagan Nox tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam.
3. Emisi SO2
Merupakan pelepasan gas sulfur dioksida keudara yang berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil dan peleburan logam. Seperti kadar Nox diudara, setengah dari konsentrasi SO2 juga baerasal
dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi keudara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang
menyebabkan terjadinya hujan asam.
4. Emisi CH4
Merupakan pelepasan gas metana keudara yang bersal dari gas bumi yang tidak dibakar,
karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca
yang menyebabkan pemanasan global.
5. Hujan asam
Emisi gas Nox danSO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam
nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Penyebaran perubahan zata zat
pencemar disebut transmisi. Jika daria wan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam, (pH
nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan normal), yang dikenal sebagia huajn asam.
Secara sederhana reaksi pembentkan huaj asam sebagai berikut: hujan asm menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sunagi) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya
tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asma kan
menyebabkan terganggunaya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Pencegahan:
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue
gas desulfuridation (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong. Wet
scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari
cerobong ke tower tersebut.
6. Pemanasan global
Pemaanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan bumi selama beberapa
kurun waktu. Pemanasan pada permukaan bumi dikenal dengan istilah efek rumah kaca atau green
hause Effect. Proses ini berawal dari sinar matahari yang menembus lapisan udara dan memanasi
permukaan bumi.. pemanasan global di sebabkan oleh meningkatnya kadar rumah kaca (CO2, CH4
dll) di udara. Gas gas tersebut menyerap sinar matahari yang di pantulkan oleh bumi sehingga suhu
atmosfer menjadi naik yang menyebabkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
7. Smog
Merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas Nox, SO2, O3, di
udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor da kegiatan industri.
a. Smog fotokimia, disebabkan oleh beberapa hasil pembakaran bahan kimia yang
dikatalisasi oleh kehadiran cahaya matahari. Smog ini mengandung hasil oksidasi
nitrogen, seperti nitrogen dioksida, ozon troposferik, VOCs (volatile organic compounds),
dan peroxyacyl nitrat (PAN). Smog fotokimia biasanya terjadi di daerah industri atau kota
padat kendaraan yang menghasilkan emisi berat dan terkonsentrasi. Tetapi smog
fotokimia tidak hanya menjadi masaah dikota kota industri, sebab bisa menyebar
kedaerah non industri.
b. Smog klasik, merupakan smog yang terjadi di London setelah terjadinya revolusi industri
yang menghasilkan pencemaran besar besaran dari pembakaran batu bara. Pembakaran
ini menghasilkan campuran asap dan sulfur dioksida. Gunung berapi yang juga
menyebabkan berlimpahnya sulfur dioksida diudara, menghasilkan smog gunung berapi,
atau vog (vulcanic smog).

Konservasi dan penghematan energi

Konservasi energi adalah penggunaan energi disertai usaha usaha mencari teknologi baru
dengan memanfaatkan sumber energi terbarui (seperti sinar matahari, tenaga air, panas bumi) dengan
lebih efisien.

Untuk jangka panjang hal itu dapat berarti, menggunakan energi sedemikian rupa sehingga
dapat menekan kerugian energi seminimal mungkin. Sedangkan untuk jangka pendek, konservasi
energi dapt dilakukan melalui langkah langkah penghematan energi.

Terdapat 4 instrumen untuk melaksanakan konservasi energi, yaitu:

Instrumen informasi, bertujuan untuk menungkatkan kesadaran konservasi energi, mencakup


kampanye hemat energi, antara lain penyuluhan hemat energi, pelatihan konservasi energi dan
pendidikan.
Instrumen insentif, merupakan faktor pendorong para pengguna energi agar berupaya
melaksanakan program konservasi energi, mencakup program, antara lain: keringanan pajak,
keringanan bea masuk, dan pinjaman lunak.
Instrumen pengaturan, bertujuan agar program konservasi energi dapat dilaksanakan secara
menyeluruh dan terpadu.
Instrumen harga energi, merupakan alat yang sangat efektif untuk mendorong pemanfaatan
energi secara efisien. Proyek konservasi energi dipandang kurang penting, karena harga
minyak bumi masih murah dan terjangkau masyarakat, sehngga mereka tidak melihat
perlunya konservasi energi sepanjang mereka tidak terbebani harga minyak bumi.

Anda mungkin juga menyukai